KEGIATAN BELAJAR 2
B. Menyiapkan Petunjuk Penggunaan Peralatan Laboratorium Kimia
1. Pendahuluan
Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain
tersedianya sarana prasarana pendidikan yang memadai dan sumberdaya
manusia pendidikan yang berkompeten. Keduanya merupakan komponen input
yang sangat penting dalam mendukung kegiatan pembelajaran, khususnya
pembelajaran kimia. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan baik dari
segi kuantitas, kualitas, maupun sistem pengelolaannya. Salah satu sarana
pendidikan yang berfungsi sebagai penunjang dalam pelaksanaan proses
pembelajaran kimia di sekolah/madrasah, terutama yang berhubungan
dengan kegiatan praktikum kimia adalah Laboratorium Kimia.
Namun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak sekolah
yang tidak memiliki sarana laboratorium yang lengkap. Hal tersebut
disebabkan oleh mahalnya alat sarana dan prasarana pendidikan, terlebih
untuk harga peralatan laboratorium sain merupakan faktor yang paling
banyak dikeluhkan oleh pihak sekolah (Iskandar Zulkarnain, 2007). Hasil
studi yang dilakukan oleh Mamat Supriatna (2008) terhadap 18 laboratorium
sains SMA Negeri binaan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan (P4TK) kimia yang tersebar pada 7 provinsi di Indonesia,
antara lain ditemukan bahwa: (1) 33,33% dari SMA Negeri binaan memiliki
sarana dan prasarana laboratorium yang memadai, (2) kualitas pengelolaan
laboratorium di SMA Negeri binaan masih tergolong rendah, dan (3) pengelolaan
laboratorium pada umumnya masih dilakukan oleh guru bidang studi dan
beberapa SMA Negeri binaan tidak memiliki teknisi laboratorium.
Laboratorium memiliki peranan penting dalam kurikulum dan
pendidikan sains, sebagaimana diungkapkan oleh Hofstein & Naaman
(2007: 105) bahwa "Laboratory activities have long had a distinctive and
central role in the science curriculum and science educators have
suggested that many benefits accrue from engaging students in science
laboratory activities'". Sementara itu, Tobin (Hofstein & Lunetta, 1993: 32)
mengemukakan "Laboratory activities appeal as a way of allowing
front of the room, with the entire room used for all activities; (2)
separate areas at opposite ends of the laboratory for demonstration-
discussion and laboratory activities; and (3) a perimeter arrangement
tables and work counters along two or three walls, demonstration desk and
pupil tables along another watt, and research and related activities
grouped at other locations.
4) Penyaring buchner
Penyaring Buchner digunakan untuk proses penyaringan yang
tidak dapat dilakukan dengan penyaring biasa. Penyaringan biasa
dilakukan dengan memanfaatkan gaya grafitasi, sedangkan pada
penyaring buchner, filtrat dipisahkan dari sistem campuran dengan
cara disedot atau divakum. Corong Buchner biasanya terbuat dari
bahan porselin, akan tetapi ada juga yang terbuat dari bahan gelas
atau plastik, corong buchner memiliki alas dalam datar dan
terdapat pori-pori. Pada saat akan dilakukan penyaringan maka
pada permukaan alas dalam ini diberi kertas saring yang sudah
dipotong berbentuk bulat seperti alas tersebut. Agar dapat
melekat pada alas, maka pada alas dalam dibasahi dengan pelarut
yang sama dengan larutan yang akan disaring.
a) Labu Takar
Digunakan untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk cair
pada proses preparasi larutan. Alat ini tersedia berbagai
macam ukuran.
b) Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk
cair. Alat ini mempunyai skala, tersedia bermacam-macam
ukuran. Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut
dalam kondisi panas. Perhatikan meniscus pada saat
pembacaan skala.
c) Gelas Beker
Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala, namun
ralatnya cukup besar). Digunakan untuk tempat larutan dan
d) Pengaduk Gelas
Digunakan untuk mengaduk suatu campuran atau larutan kimia
pada waktu melakukan reaksi kimia. Digunakan juga untuk
menolong pada waktu menuangkan/mendekantir cairan dalam
proses penyaringan.
e) Botol Pencuci
Bahan terbuat dari plastic. Merupakan botol tempat akuades,
yang digunakan untuk mencuci, atau membantu pada saat
pengenceran.
f) Corong
Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang terbuat dari
plastic. Digunakan untuk menolong pada saat memasukkan
cairan ke dalam suatu wadah dengan mulut sempit, seperti :
botol, labu ukur, buret dan sebagainya.
g) Erlenmeyer
Alat ini bukan alat pengukur, walaupun terdapat skala pada
alat gelas tersebut (ralat cukup besar). Digunakan untuk
tempat zat yang akan dititrasi. Kadang-kadang boleh juga
digunakan untuk memanaskan larutan.
h) Tabung Reaksi
Terbuat dari gelas. Dapat dipanaskan. Digunakan untuk
mereaksikan zat zat kimia dalam jumlah sedikit.
i) Kuvet
Bentuk serupa dengan tabung reaksi, namun ukurannya lebih
kecil. Digunakan sebagai tempat sample untuk analisis dengan
spektrofotometer. Kuvet tidak boleh dipanaskan. Bahan dapat
dari silika (quartz), polistirena atau polimetakrilat.
k) Kawat Kasa
Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alas saat
memanaskan alat gelas dengan alat pemanas/kompor listrik.
l) Penjepit
Penjepit logam, digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada
saat pemanasan, atau untuk membantu mengambil kertas
saring atau benda lain pada kondisi panas.
m) Spatula
Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alat Bantu
mengambil bahan padat atau kristal.
n) Kertas Lakmus
Merupakan indikator berbentuk kertas lembaran-lembaran
kecil, berwarna merah dan biru. Indikator yang lain ada yang
berbentuk cair missal indikator Phenolphtalein (PP), methyl
orange (MO) dan sebagainya. Merupakan alat untuk mengukur
atau mengetahui tingkat keasaman (pH) larutan.
o) Gelas Arloji
Terbuat dari gelas. Digunakan untuk tempat zat yang akan
ditimbang.
p) Cawan Porselein
Alat ini digunakan untuk wadah suatu zat yang akan diuapkan
dengan pemanasan.
r) Sikat
Sikat dipergunakan untuk membersihkan (mencuci) tabung.
s) Pipet Ukur
Adalah alat yang terbuat dari gelas, berbentuk seperti gambar
di bawah ini. Pipet ini memiliki skala. Digunakan untuk
mengambil larutan dengan volume tertentu. Gunakan propipet
atau pipet pump untuk menyedot larutan, jangan dihisap
dengan mulut.
t) Pipet Gondok
Pipet ini berbentuk seperti dibawah ini. Digunkan untuk
mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label
yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada
bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk
menyedot larutan.
u) Buret
Terbuat dari gelas. Mempunyai skala dan kran. Digunakan
untuk melakukan titrasi. Zat yang digunakan untuk menitrasi
(titran) ditempatkan dalam buret, dan dikeluarkan sedikit demi
sedikit melalui kran. Volume dari zat yang dipakai dapat dilihat
pada skala.
10 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
11 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
12 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
KEGIATAN BELAJAR 3
C. Menyiapkan Penuntun Kegiatan Praktikum
1. Pendahuluan
Penuntun kegiatan praktikum untuk siswa biasanya di tuangkan
dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS). Secara umum Lembar Kerja Siswa
merupakan suatu lembar kertas yang berisi suatu kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa untuk mempelajari, menyelidiki, atau memahami
suatu konsep yang sedang dipelajari. Kegiatan siswa dapat bersifat
mandiri atau kelompok. Kegiatan siswa dapat juga dirancang dengan
bimbingan guru, hal ini bergantung pada tingkat kesulitan konsep yang
dipelajari.
Akhir-akhir ini penggunaan Lembar Kerja Siswa dianjurkan di banyak
sekolah dan tampaknya semakin populer di kalangan para guru, karena
manfaatnya memang cukup banyak. Dengan Lembar Kerja Siswa, kondisi
belajar yang "berpusat pada guru" dapat diubah menjadi "berpusat pada
siswa”. Lembar Kerja dapat menuntun siswa menemukan sendiri konsep-
konsep yang sedang dipelajari, mengembangkan ketrampilan kerja ilmiah
pada diri siswa, mengembangkan sikap ilmiah dan membangkitkan minat
terhadap alam sekitarnya. Lembar Kerja Siswa dapat memudahkan guru
untuk memantau keberhasilan siswa.
Tentu saja agar Lembar Kerja Siswa dapat mencapai tujuan belajar
yang optimal, Lembar Kerja tersebut harus baik dalam arti memenuhi
persyaratan atau kriteria Lembar Kerja yang baik. Persyaratan tersebut
meliputi syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis. Syarat
didaktik mengharuskan Lembar Kerja Siswa dirancang dengan mengikuti
asas-asas pembelajaran yang efektif. Syarat konstruksi mengharuskan
Lembar Kerja Siswa dirancang dengan menggunakan kaidah bahasa yang
sesuai dengan pemakai. Sedangkan syarat teknis mengharuskan Lembar
Kerja Siswa dirancang dengan mengikuti tata letak dan perwajahan yang
baik.
13 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
14 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
15 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
Format: 1
LEMBAR KERJA SISWA
Judul Praktikum
Satuan Pendidikan: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Mata Pelajaran :................................
Kelas/Semester :................................
Pokok Bahasan :................................
Alokasi Waktu :................................
Kelompok : .....................................
Anggota Kelompok : 1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tanggal Kegiatan : ...................................…
Standar Kompetensi : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kompetensi Dasar : ....................................
Indikator : ....................................
Materi Pokok : ....................................
Pengalaman Belajar : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tujuan : .....................................
16 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
Format: 2
Kelompok : ...................................
Anggota Kelompok :
1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
4. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
A. PERMASALAHAN :....................................
B. TUJUAN :...................................
C. HIPOTESIS :.....................................
D. ALAT-ALAT : ...................................
E. KEGIATAN : ...................................
F. DATA PECOBAAN : ...................................
G. ANALISIS DATA : ..................................
H. KESIMPULAN : ...................................
17 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
Format: 1
LEMBAR KERJA SISWA
TITRASI LARUTAN ASAM-BASA
18 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
B. Cara Kerja
1. Dengan pipet ukur ambil 10 ml lrt HCl dan masukkan pada labu
erlenmeyer 125 ml,
3. sipakan buret seperti pada gambar berikut, buret telah berisi NaOH
yang telah diketahui molaritasnya, seperti gambar 2.
19 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
C. Kesimpulan :
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………….
KEGIATAN BELAJAR 4
D. Merawat Peralatan dan Bahan di Laboratorium Kimia
1. Pendahuluan
Penataan (ordering) alat dimaksudkan adalah proses pengaturan alat
di laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut
berkaitan erat dengan keteraturan dalam penyimpanan (storing)
maupun kemudahan dalam pemeliharaan (maintenance). Keteraturan
penyimpanan dan pemeliharaan alat itu, tentu memerlukan cara tertentu
agar petugas lab (teknisi dan juru lab) dengan mudah dan cepat dalam
pengambilan alat untuk keperluan kerja lab, juga ada kemudahan dalam
memelihara kualitas dan kuantitasnya. Dengan demikian penataan alat
laboratorium bertujuan agar alat-alat tersebut tersusun secara teratur,
indah dipandang (estetis), mudah dan aman dalam pengambilan dalam
arti tidak terhalangi atau mengganggu peralatan lain, terpelihara
identitas dan presisi alat, serta terkontrol jumlahnya dari kehilangan.
20 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
dapat dipakai segera. Untuk itu alat-alat lab harus dalam keadaan baik.
Alat-alat ini disusun secara teratur, sesuai dengan fungsinya masing-
masing.
Kelompokkanlah alat-alat ini dalam kelompok yang aman dan
terkendali. Setelah habis dipakai kembali dibersihkan dan disusun seperti
semula, semuanya alat-alat ini sebaiknya diberi penutup/cover (misal :
plastik transparant), terutama bagi alat-alat yang memang
memerlukannya. Alat-alat yang tidak ada penutupnya akan cepat
berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan.
1. Buret
Bagian-bagian buret yang harus dijaga misalnya adalah skala dan ujung
buret yang menuju kran. Seringkali buret yang sudah lama dipakai, warna
skalanya tidak nampak jelas. Jika anda menemukan kasus tersebut, gosokan
spidol yang tintanya tidak luntur air pada goresan-goresan skala agar mengisi
lekukannya hingga garis-garis skala tampak jelas. Hati-hati gosokan spidol
jangan melebar ke luar skala, sehingga menutupi permukaan buret. Demikian
ujung buret pada bagian kran mudah patah kalau menyenggol benda lain, juga
tutup kran seringkali macet. Olehkarena itu buret harus disimpan secara khusus
pada rak buret. Rak tersebut dapat menyangga kedua ujung buret, sehingga
bagian ujung yang mudah patah terlindungi. Di samping harus aman dalam
penyimpanan, buret harus terpelihara. Agar krannya tidak macet, maka sumbat
kran harus diolesi dengan vaselin.
2. pH meter
Ada dua macam pH meter yaitu pH meter yang memiliki pembacaan skala
menggunakan jarum dan ada pula menggunakan layar/panel LCD (liquid
Crystal Display) yang dinamakan pH meter digital. Ada pH meter yang khusus
mengukur harga pH suatu zat ada juga yang mampu mengukur harga pH dan
potensial zat (mV). Kedua jenis pH meter ini harus dioperasikan dengan
menggunakan sumber listrik baterei atau listrik arus AC (Alternating Current),
juga perangkat elektrode gelas dan panel skala pH dalam keadaan terpisah. Tipe
21 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
pH meter lainnya dinamakan pH-meter stick, dimana pada alat ini elektrode gelas
dan panel pH digabung menjadi satu kesatuan. pH meter stick ini dioperasikan
dengan batu baterei dan hanya berfungsi untuk mengukur pH. Demikian
kerusakan yang terjadi pada pH meter seringkali terletak pada panel/jarum skala
pH akibat penggunaan voltase listrik terlalu besar, dan pecahnya elektrode gelas
yang permukaannya pipih membentur wadah zat saat pengukuran atau
menyenggol benda lain saat penyimpanan. Oleh karena itu pH meter hendaknya
disimpan pada wadah primer (dus bawaan dari pabrik) dan ditempatkan pada
cabinet sebagai wadah sekunder. Pemeliharaan yang harus dilakukan terhadap
pH meter yaitu selalu menempatkan silika gel sebagai bahan penyerap uap air
pada wadah primer, juga elektrode gelas jangan sampai kering dari larutan KCl
jenuh. Demikian buku manual alat jangan sampai hilang, karena di dalamnya
berisi informasi tentang cara-cara mengoperasikan alat juga cara mengkalibrasi.
Untuk keperluan kalibrasi pH meter biasanya dari pabrik alat tersebut sudah
dikemas bahan kimia (serbuk) untuk membuat larutan buffer pH 4 dan pH 9 (pH
rendah dan pH tinggi).
Penyimpanan
Nama Alat Gambar Alat Fungsi
/Pemeliharaan
Di ruang
timbang dengan
meja beton
(meja tidak
Neraca Mengukur terpengaruh
massa benda getaran) dan
Analitik
terhindar suhu
Digital tinggi
22 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
Penyimpanan
Nama Alat Gambar Alat Fungsi
/Pemeliharaan
dan
Neraca
Analitik
Ayun
Cabinet, kering,
pH
elektroda
Mengukur pH terlindungi dan
meter
larutan tidak kering dari
digital larutan KCl
jenuh
Mengukur
Gelas ukur Jumlah Lemari rak
Volume cairan
(shelves)
23 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
Penyimpanan
Nama Alat Gambar Alat Fungsi
/Pemeliharaan
Rak pipet
Mengambil
Pipet ukur
volume cairan
24 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
Tabel-2
Beberapa Contoh Instrumen Kimia Canggih & Cara Penyimpanannya
Menentukan
struktur dan
ruang khusus
dinamika
Raman
senyawa
spectrometer dg kondisi
kompleks tertentu
logam
transisi
Menentukan
logam trace
dari ruang khusus
Analizer lingkungan
Elektrokimia dan dg kondisi
mekanisme tertentu
reaksi
redoks
25 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
Menentukan
Student konsentrasi
ruang
Spectro- larutan
instrumen
photometer berdasarkan
serapan
26 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
27 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
(4) Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat
yang tingginya tidak melebihi tinggi bahu.
(5) Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan
disusun menurut abjad.
(6) Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan
terkunci, zat kimia yang mudah menguap harus disimpan di
ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik.
Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian
alat. Apabila alat itu sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada
tempat yang mudah diambil. Alat – alat yang boleh diambil oleh siswa
dengan sepengetahuan guru pembimbing, hendaknya diletakkan pada
meja demonstrasi atau di lemari di bawah meja keramik yang
menempel di dinding. Contoh alat yangdapat diletakkan di meja
demonstrasi adalah : kaki tiga, asbes dengan kasa dan tabung reaksi.
Penyimpanan dan pemeliharaan alat / bahan harus
memperhitungkan sumber kerusakan alat dan bahan. Sumber
kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan meliputi hal – hal berikut:
(1) Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban).
Kandungan ini memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat
dan membuat kusam logam lainnya seperti tembaga dan
kuningan. Usaha untuk menghindarkan barang tersebut terkena
udara bebas seprti dengan cara mengecat, memoles,
memvernis serta melapisi dengan khrom atau nikel. Kontak
dengan udara bebas dapat menyebabkan bahan kimia bereaksi.
Akibat reaksi bahan kimia dengan udara bebas seperti
timbulnya zat baru, terjadinya endapan, gas dan panas.
Dampaknya bahan kimia tersebut tidak berfungsi lagi serta
dapat menimbulkan kecelakaan dan keracunan.
(2) Air dan asam - basa
Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering
dan bersih, jauh dari air, asam dan basa. Senyawa air, asam
28 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
29 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
30 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
31 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
32 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
KEGIATAN BELAJAR 4
E. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI LABORATORIUM
1. Pendahuluan
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku
pada tahu 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan
salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi
perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh
seluruh negara anggota, termasuk Indonesia.
Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah salah
satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang nyaman, sehat,
bebas dari pencemaran lingkungan, sehinggga dapat mengurangi dan
atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efesiensi dan produkstifitas kerja,
termasuk kerja sebagai teknisi di laboratorium kimia dalam melayani
kegiatan praktikum.
Kegiatan praktikum dalam laboratorium kimia harus memperhatikan
aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang telah ditetapkan oleh
badan internasional. Kesehatan dan keselamatan kerja hendaklah
dipandang sebagai satu kesatuan utuh dalam penyelenggaraan suatu
praktikum kimia. Kesehatan dan keselamatan kerja dan kegiatan
praktikum merupakan dua sisi yang tak dapat dipisahkan. Dua hal
tersebut merupakan satu kesatuan yang sama pentingnya untuk
diperhatikan dan dilaksanakan. Melaksanakan yang satu, berarti
pula harus melaksanakan yang lain. Artinya jika kita akan
melaksanakan kegiatan praktikum di laboratorium kimia, maka
sudah menjadi kewajiban bagi kita pula untuk melaksanakan
segala hal yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan
kerja di laboratorium kimia.
Setiap detail dari kegiatan pelaksanaan praktikum harus
diteliti sedernikian rupa untuk melihat berbagai kemungkinan
terdapat hal yang membahayakan. Semua kemungkinan yang
mungkin muncul harus dicatat dan diantiskimiasi bentuk-bentuk
33 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
34 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
35 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
36 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
pelarut toluen,
3) Berada di lokasi yang jauh dari peralatan yang sedang
beroperasi atau dapat juga menggunakan peralatan
pengendali jarak jauh (remote control).
Pertimbangkanlah juga untuk menggunakan peralatan
yang beroperasi secara otomatis jika memang
praktikum tersebut sangat berbahaya untuk orang-orang
yang berada di dekat lokasi.
4) Gunakan juga penghalang/ tabir antara sumber bahaya
dengan posisi orang yang melakukan praktikum. Misahiya,
pada saat melakukan pemanasan cairan yang mudah
meletup, maka wadah larutan yang sedang dipanaskan
harus diberi tutup.
5) Mengenali dan menangani potensi bahaya kece-lakaan dari
sumbernya secara langsung. Misalnya jika terjadi percikan
api liar yang menjulur ke luar, maka penyemprotan bahan
pemadam kebakaran harus dari sumber api tersebut,
bukan pada lidah apinya.
6) Untuk hal-hal tertentu dapat digunakan monitor elektronik
sebagai pengganti pengamatan dengan mata secara
langsung, terutama untuk hal-hal yang memancarkan sinar
kuat atau sinar ultraviolet. Penggunaan monitor elektronik
dapat mengurangi risiko kerusakan retina mata untuk jangka
panjang.
7) Pada proses tertentu yang mengandung potensi
kecelakaan yang sangat tinggi, serahkan kepada para
operator yang telah terlatih dan memang khusus untuk
menjalankan langkah praktikum tersebut. Para operator
yang telah terlatih secara khusus tersebut tentu sudah
mengenali bahan-bahan dan proses berbahaya serta
kemudian meng-ambil langkah-langkah untuk menghindari
timbul-nya kecelakaan kerja.
37 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
38 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
39 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
40 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
41 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
2) Sarung tangan
Daya tahan sarung tangan terhadap bahan kimia tergantung
pada bahan sarung tangan (misalnya: karet alam; karet neoprene;
karet nitrile; dll.), mutunya dan ketebalannya. Untuk melindungi
tangan dari bahan-bahan yang sangat panas dianjurkan memakai
"insulated glove" yang dibuat dari bahan sintetis. Catatan :
Untuk menjamin keselamatan pekerja, pakailah selalu sarung
tangan yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan
42 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
Gambar 9.
Pencuci mata yang melekat
pada dinding laboratorium,
43 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
44 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
45 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
46 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
47 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
Gambar 18 : Sepatu biasa dan sepatu boot yang aman dipakai ketika di
laboratorium.
48 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
49 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
50 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
Chemical hazards
Biological hazards
51 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
52 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
53 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
Pertanyaan
1. Apakah tujuan pokok dari perawatan alat? Jelaskan !
2. Apakah yang harus dilakukan agar pH meter, mikroskop dan neraca
analisis massa pakainya lebih lama?
3. Bagaimana langkah-langkah mengidentifikasi dan memperbaiki kerusakan
pada pH meter elektronik yang tidak bekerja?
54 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
DAFTAR PUSTAKA
Aan Komariah & Cepi Triatna. (2005). Visionary leadership: Menuju sekolah
efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Daft, R. L. (1991). Management (2nd ed). New York: Rinehart and Winston, Inc.
Hofstein, A., & Naaman, R. M. (2007). The laboratory in science education: the
state of the art. Journal The Royal Society of Chemistry, 8 (2), 105-107.
55 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
Stoner, J. A. F., Freeman, R. E., & Gilbert, D. R., Jr. (1995). Management (6th
ed.). New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.
Stricoff, R.S., and Walters, D.B.: Laboratory Health and Safety Handbook,
Wiley-Interscience, 1995.
56 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
LAMPIRAN:
57 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
pH-meter
Power : Four 1.5 V AAA batteries (included) or 110 or 220 VAC (with
adapter sold separatory at left)
58 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0