Anda di halaman 1dari 58

MODUL 14

KEGIATAN BELAJAR 2
B. Menyiapkan Petunjuk Penggunaan Peralatan Laboratorium Kimia
1. Pendahuluan
Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain
tersedianya sarana prasarana pendidikan yang memadai dan sumberdaya
manusia pendidikan yang berkompeten. Keduanya merupakan komponen input
yang sangat penting dalam mendukung kegiatan pembelajaran, khususnya
pembelajaran kimia. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan baik dari
segi kuantitas, kualitas, maupun sistem pengelolaannya. Salah satu sarana
pendidikan yang berfungsi sebagai penunjang dalam pelaksanaan proses
pembelajaran kimia di sekolah/madrasah, terutama yang berhubungan
dengan kegiatan praktikum kimia adalah Laboratorium Kimia.
Namun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak sekolah
yang tidak memiliki sarana laboratorium yang lengkap. Hal tersebut
disebabkan oleh mahalnya alat sarana dan prasarana pendidikan, terlebih
untuk harga peralatan laboratorium sain merupakan faktor yang paling
banyak dikeluhkan oleh pihak sekolah (Iskandar Zulkarnain, 2007). Hasil
studi yang dilakukan oleh Mamat Supriatna (2008) terhadap 18 laboratorium
sains SMA Negeri binaan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan (P4TK) kimia yang tersebar pada 7 provinsi di Indonesia,
antara lain ditemukan bahwa: (1) 33,33% dari SMA Negeri binaan memiliki
sarana dan prasarana laboratorium yang memadai, (2) kualitas pengelolaan
laboratorium di SMA Negeri binaan masih tergolong rendah, dan (3) pengelolaan
laboratorium pada umumnya masih dilakukan oleh guru bidang studi dan
beberapa SMA Negeri binaan tidak memiliki teknisi laboratorium.
Laboratorium memiliki peranan penting dalam kurikulum dan
pendidikan sains, sebagaimana diungkapkan oleh Hofstein & Naaman
(2007: 105) bahwa "Laboratory activities have long had a distinctive and
central role in the science curriculum and science educators have
suggested that many benefits accrue from engaging students in science
laboratory activities'". Sementara itu, Tobin (Hofstein & Lunetta, 1993: 32)
mengemukakan "Laboratory activities appeal as a way of allowing

1|KEMENDIKNAS-DITJEN PMPTK- 2010


MODUL 14

students to learn with understanding and, at the same time, engage in a


process of constructing knowledge by doing science ".
Dalam Permendiknas RI Nomor 24 Tahun 2007 disebutkan bahwa komponen
fasilitas laboratorium kimia di sekolah/madrasah meliputi (1).Ruang
laboratorium kimia berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran kimia secara praktek yang memerlukan peralatan khusus.
(2). Ruang laboratorium kimia dapat menampung minimum satu
rombongan belajar. (3). Rasio minimum ruang laboratorium kimia 2,4
m2/peserta didik. (4). Untuk rombongan belajar dengan peserta didik
kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk
luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. (5).Lebar ruang
laboratorium kimia minimum 5 m. (6). Ruang laboratorium kimia
memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk
membaca buku dan mengamati obyek percobaan. Serta Ruang
laboratorium kimia dilengkapi sarana pembelajaran untuk kepentingan
praktikum kimia.
Pemanfaatan dan pengelolaan laboratorium kimia, sebagai fasilitas
sekolah harus memperhatikan faktor kondisi dan mutu fasilitas, karena kedua
faktor tersebut dapat berpengaruh secara langsung terhadap proses
pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Roehrich
& Patrick (2003: vii) bahwa:
School facility factors such as building age and condition, quality of
maintenance, temperature, lighting, noise, color, and air quality can
affect student health, safety, sense of self, and psychological state.
Research has also shown that the quality of facilities influences citizen
perceptions of schools and can serve as a point of community pride and
increased support for public education.
Setiap sekolah menengah harus mampu memanfaatkan dan mengatur
fasilitas yang ada untuk berbagai kegiatan laboratorium, sebagaimana
dikemukakan oleh Gardner (1991: 77) sebagai berikut.
Three general arrangements are used for these multipurpose
laboratories: (I) one-way facing tables with a demonstration desk a the

2|KEMENDIKNAS-DITJEN PMPTK- 2010


MODUL 14

front of the room, with the entire room used for all activities; (2)
separate areas at opposite ends of the laboratory for demonstration-
discussion and laboratory activities; and (3) a perimeter arrangement
tables and work counters along two or three walls, demonstration desk and
pupil tables along another watt, and research and related activities
grouped at other locations.

2. Uraian, Contoh dan Latihan

a. Cara Penggunaan Alat-alat Laboratorium Kimia


Setiap peralatan di laboratorium kimia memilki spesifikasi tertentu
terutama peralatan elektronik, dan selalu disertai petunjuk
penggunaan alat atau sering disebut manual alat. Manual alat ini
sangat penting karena dalam manual tersebut selain diuraikan
langkah-langkah penggunaan alat juga diuraikan peringatan-
peringatan yang harus dipatuhi, petujuk keselamatan, dan tidakan-
tindakan agar usia pemakaian alat tersebut dapat panjang (awet).
Untuk memahaminya, manual perlu dibaca dan dipahami dengan teliti
dan apabila terdapat bagian/istilah yang tidak dapat dimengerti dapat
ditanyakan atau dikonsultasikan dengan ahlinya. Untuk lebih detilnya
dijelaskan sebagai berikut;

1) Alat untuk mengekstrak (ekstraktor)


Pemisahan suatu senyawa dari campurannya atau lebih dikenal
dengan istilah pemurnian dapat dilakukan dengan berbagai
metoda. Metoda yang dapat ditempuh adalah metoda ekstraksi,
distilasi, atau dengan kromatografi.
Ektraksi merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan
senyawa dari sistem campuran. Berdasarkan fasanya, ektraksi
dikelompokkan menjadi ekstraksi cair-cair dan padat-cair. Ektraksi
cair-cair dilakukan untuk mendapatkan suatu senyawa dalam
campuran berfasa cair dengan pelarut lain yang fasanya cair juga.
Prinsip dasar pemisahan ini adalah pemisahan senyawa yang

3|KEMENDIKNAS-DITJEN PMPTK- 2010


MODUL 14

memiliki perbedaan kelarutan pada dua pelarut yang berbeda.


Alat yang digunakan adalah corong pisah.
Ekstraksi padat-cair dilakukan bila ingin memisahkan suatu
komponen dalam suatu padatan dengan menggunakan suatu
pelarut cair. Alat yang digunakan adalah ektraktor soxhlet.
Misalnya untuk mengekstrak minyak non-atsiri (senyawa yang
terdapat pada bahan alam yang tidak mudah menguap). Larutan
pengekstrak ditempatkan pada labu alas bulat (a). sampel yang
telah dibungkus dengan kertas saring ditempatkan pada tabung
ektraktor (b). Bagian ujung atas (c) merupakan pendingin Allihn
atau pendingin bola. Ekstraktor soxhlet ini merupakan ektraktor
kontinyu, pelarut pada labu (a) dipanaskan dan akan menguap,
terkondensasi pada pendingin (c), selanjutnya pelarut akan masuk
pada ektraktor (c). Apabila pelarut telah mencapai batas atas
kapiler pelarut yang telah kontak dengan sampel akan masuk pada
labu (a). Begitu seterusnya.

2) Alat untuk distilasi (distiler)


Distilasi adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan
titik didih komponen-komponen yang ada di dalam campuran.
Distilasi biasa dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki
perbedaan titik didih yang cukup besar. Sedangkan distilasi uap
dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki perbedaan
tekanan uap jenuh yang cukup antara komponen-komponen yang
ada pada campuran. Pada distilasi uap, uap yang digunakan
biasanya berupa uap air. Selain itu distilasi juga dapat dilakukan
pada tekanan di bawah tekanan atmosfer. Metode ini dikenal
sebagai distilasi pengurangan tekanan. Distilasi pengurangan
tekanan dilakukan apabila komponen akan mengalami dekomposisi
pada titik didihnya. Bila selisih titik didih komponen-komponen
yang ada pada campuran kecil maka komponen alat distilasi
ditambah dengan kolom vigreux.

4|KEMENDIKNAS-DITJEN PMPTK- 2010


MODUL 14

3) Alat untuk reflux


Reaksi kimia kadang dapat berlangsung sempurna pada suhu
di atas suhu kamar atau pada titik didih pelarut yang digunakan
pada sistem reaksi. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk
reaksi-reaksi yang berlangsung pada suhu tinggi adalah
seperangkat alat refluks. Beberapa alat refluks ditampilkan pada
gambar di samping. Ada beberapa tipe alat refluks.
Alat refluks paling sederhana [1] dilengkapi dengan labu alas
bulat (a) dan pendingin Liebig (b), [2] seperangkat alat refluks
dilengkapi dengan labu alas bulat (a), pendingin Liebig (b) dan
corong pisah (c), [3] seperangkat alat refluks dilengkapi dengan
labu alas bulat (a), pendingin Liebig (b), corong pisah (c), dan
pengaduk atau termometer (d).

4) Penyaring buchner
Penyaring Buchner digunakan untuk proses penyaringan yang
tidak dapat dilakukan dengan penyaring biasa. Penyaringan biasa
dilakukan dengan memanfaatkan gaya grafitasi, sedangkan pada
penyaring buchner, filtrat dipisahkan dari sistem campuran dengan
cara disedot atau divakum. Corong Buchner biasanya terbuat dari
bahan porselin, akan tetapi ada juga yang terbuat dari bahan gelas
atau plastik, corong buchner memiliki alas dalam datar dan
terdapat pori-pori. Pada saat akan dilakukan penyaringan maka
pada permukaan alas dalam ini diberi kertas saring yang sudah
dipotong berbentuk bulat seperti alas tersebut. Agar dapat
melekat pada alas, maka pada alas dalam dibasahi dengan pelarut
yang sama dengan larutan yang akan disaring.

5) Tabung pengembang (chamber)


Alat gelas ini digunakan pada percobaan kromatografi lapis
tipis (KLT). Digunakan untuk tempat eluen (larutan pengembang)
dan plat KLT yang telah dibubuhi (ditotol) sampel atau standar.

5|KEMENDIKNAS-DITJEN PMPTK- 2010


MODUL 14

6) Alat- alat dari gelas


Sebelum mulai melakukan praktikum di laboratorium,
praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan semua
peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia
serta menerapkan K3 di laboratorium. Berikut ini diuraikan
beberapa peralatan yang akan digunakan pada Praktikum Kimia.
Gambar 1 menunjukkan contoh peralatan gelas laboratorium.

Gambar 1. Peralatan gelas sederhana untuk praktikum kimia

a) Labu Takar
Digunakan untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk cair
pada proses preparasi larutan. Alat ini tersedia berbagai
macam ukuran.

b) Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk
cair. Alat ini mempunyai skala, tersedia bermacam-macam
ukuran. Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut
dalam kondisi panas. Perhatikan meniscus pada saat
pembacaan skala.

c) Gelas Beker
Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala, namun
ralatnya cukup besar). Digunakan untuk tempat larutan dan

6|KEMENDIKNAS-DITJEN PMPTK- 2010


MODUL 14

dapat juga untuk memanaskan larutan kimia. Untuk


menguapkan solven/pelarut atau untuk memekatkan.

d) Pengaduk Gelas
Digunakan untuk mengaduk suatu campuran atau larutan kimia
pada waktu melakukan reaksi kimia. Digunakan juga untuk
menolong pada waktu menuangkan/mendekantir cairan dalam
proses penyaringan.

e) Botol Pencuci
Bahan terbuat dari plastic. Merupakan botol tempat akuades,
yang digunakan untuk mencuci, atau membantu pada saat
pengenceran.

f) Corong
Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang terbuat dari
plastic. Digunakan untuk menolong pada saat memasukkan
cairan ke dalam suatu wadah dengan mulut sempit, seperti :
botol, labu ukur, buret dan sebagainya.

g) Erlenmeyer
Alat ini bukan alat pengukur, walaupun terdapat skala pada
alat gelas tersebut (ralat cukup besar). Digunakan untuk
tempat zat yang akan dititrasi. Kadang-kadang boleh juga
digunakan untuk memanaskan larutan.

h) Tabung Reaksi
Terbuat dari gelas. Dapat dipanaskan. Digunakan untuk
mereaksikan zat zat kimia dalam jumlah sedikit.

i) Kuvet
Bentuk serupa dengan tabung reaksi, namun ukurannya lebih
kecil. Digunakan sebagai tempat sample untuk analisis dengan
spektrofotometer. Kuvet tidak boleh dipanaskan. Bahan dapat
dari silika (quartz), polistirena atau polimetakrilat.

7|KEMENDIKNAS-DITJEN PMPTK- 2010


MODUL 14

j) Rak Untuk tempat Tabung Reaksi


Rak terbuat dari kayu atau logam. Digunakan sebagai tempat
meletakkan tabung reaksi.

k) Kawat Kasa
Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alas saat
memanaskan alat gelas dengan alat pemanas/kompor listrik.

l) Penjepit
Penjepit logam, digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada
saat pemanasan, atau untuk membantu mengambil kertas
saring atau benda lain pada kondisi panas.

m) Spatula
Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alat Bantu
mengambil bahan padat atau kristal.

n) Kertas Lakmus
Merupakan indikator berbentuk kertas lembaran-lembaran
kecil, berwarna merah dan biru. Indikator yang lain ada yang
berbentuk cair missal indikator Phenolphtalein (PP), methyl
orange (MO) dan sebagainya. Merupakan alat untuk mengukur
atau mengetahui tingkat keasaman (pH) larutan.

o) Gelas Arloji
Terbuat dari gelas. Digunakan untuk tempat zat yang akan
ditimbang.

p) Cawan Porselein
Alat ini digunakan untuk wadah suatu zat yang akan diuapkan
dengan pemanasan.

q) Pipet Pasteur (Pipet Tetes)


Digunakan untuk mengambil bahan berbentuk larutan dalam
jumlah yang kecil.

r) Sikat
Sikat dipergunakan untuk membersihkan (mencuci) tabung.

8|KEMENDIKNAS-DITJEN PMPTK- 2010


MODUL 14

s) Pipet Ukur
Adalah alat yang terbuat dari gelas, berbentuk seperti gambar
di bawah ini. Pipet ini memiliki skala. Digunakan untuk
mengambil larutan dengan volume tertentu. Gunakan propipet
atau pipet pump untuk menyedot larutan, jangan dihisap
dengan mulut.

t) Pipet Gondok
Pipet ini berbentuk seperti dibawah ini. Digunkan untuk
mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label
yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada
bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk
menyedot larutan.

u) Buret
Terbuat dari gelas. Mempunyai skala dan kran. Digunakan
untuk melakukan titrasi. Zat yang digunakan untuk menitrasi
(titran) ditempatkan dalam buret, dan dikeluarkan sedikit demi
sedikit melalui kran. Volume dari zat yang dipakai dapat dilihat
pada skala.

b. Fungsi Laboratorium Kimia


Permendiknas nomor 24 tahun 2007 menjelaskan fungsi laboratorium
kimia adalah sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran kimia
secara praktek yang memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah
dihadirkan di ruang kelas. Dengan kata lain, laboratorium kimia, berfungsi
sebagai tempat pembelajar dalam upaya meniru ahli kimia mengungkap
rahasia alam dalam bentuk proses pembelajaran. Oleh karena itu, kepala
sekolah, pengelola, guru kimia, dan unsur-unsur terkait lainnya harus
mampu mengelola dan memanfaatkan laboratorium kimia secara efektif
dan efisien, sehingga dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar
kimia bagi siswa.

9|KEMENDIKNAS-DITJEN PMPTK- 2010


MODUL 14

Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam


melakukan suatu kegiatan. Salah satu sarana pendidikan yang berfungsi
sebagai penunjang dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah
khususnya mata pelajaran kimia, terutama yang berhubungan dengan
kegiatan praktikum kimia adalah Laboratorium kimia. Pengertian
laboratorium menurut Wita Sutrisno (2007: 5) adalah (1) tempat yang
dilengkapi peralatan untuk melangsungkan eksperimen kimia atau
melakukan pengujian dan analisis, (2) bangunan atau ruangan yang
dilengkapi peralatan untuk melangsungkan penelitian ilmiah ataupun
praktik pembelajaran bidang kimia, (3) tempat kerja untuk
melangsungkan penelitian ilmiah, dan (4) ruang kerja seorang ilmuwan
dan tempat menjalankan percobaan bidang studi kimia.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka semua unsur yang terlibat
dalam pengelolaan laboratorium kimia harus memiliki kompetensi, yaitu
kemampuan, sikap, dan keterampilan yang harus dimiliki dan mampu
diterapkan oleh pengelola laboratorium kimia (kepala, teknisi, dan
laboran) sebagai tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas
pengelolaan laboratorium. Hoffinan (Hill & Houghton, 2001: 153)
menggunakan tiga dasar teori dalam mendefinisikan kompetensi, yaitu:
Pertama, "Competency is defined as observable performance". Kedua,
kompetensi adalah "Refers to the standard or quality of the outcome
of the person's performance". Ketiga, "Competence as an expression of
the underlying attributes of a person ".
Spencer & Spencer (Scotia, Catano, & Day, 2003: 7)
mendefinisikan kompetensi sebagai "An underlying characteristic of an
individual that is causally related to criterion-referenced effective
and/or superior performance in a job or situation". Katz (Robbins, 2001:
4-5) membagi tiga keterampilan manajemen yang mutlak diperlukan,
yaitu: keterampilan teknik, keterampilan personal, dan keterampilan
konseptual. Keterampilan teknis berkaitan dengan kemampuan
menerapkan pengetahuan atau keahlian khusus. Keterampilan personal
berkaitan dengan kemampuan bekerjasama, memahami, dan memotivasi

10 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

orang lain. Keterampilan konseptual berkaitan dengan kemampuan mental


untuk menganalisis dan mendiagnosis situasi yang rumit.
Dalam hubungannya dengan manajemen laboratorium terutama
laboratorium kimia, kompetensi pengelola laboratorium adalah
kemampuan, sikap, dan keterampilan yang harus dimiliki dan mampu
diterapkan oleh pengelola laboratorium kimia (kepala, teknisi, dan
laboran) sebagai tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas
pengelolaan laboratorium.
Stoner, Freeman, & Gilbert (1995: 7) menyebutkan "Management:
the process of planning, organizing, leading, and controlling the work of
organization members and of using all available organizational
resources to reach stated organizational goals". Menurut Daft (1991: 5)
"Management is the attainment of organizational goals in an effective
and efficient manner through planning, organizing, leading, and
controlling organizational resources''. Teori keefektivitasan berorientasi
pada tujuan. Efektivitas menunjukkan ketercapaian sasaran/tujuan yang
telah ditetapkan. Sebagaimana dikemukakan oleh Steers (Aan Komariah
& Cepi Triatna, 2005: 7) bahwa "Keefektifan menekankan perhatian pada
kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan yang telah
ditetapkan".
Manajemen laboratorium yang efektif adalah manajemen laboratorium
yang mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaan
laboratorium secara konsisten dan berkesinambungan serta mengelola
sumberdaya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Manajemen laboratorium kimia berkaitan dengan proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap kegiatan
laboratorium kimia di sekolah/madrasah.

c. Pengorganisasian Peralatan Laboratorium


Pendataan (inventory) peralatan laboratorium adalah merupakan
hal yang pokok dalam melakukan inventarisasi peralatan
Laboratorium. Dengan inventarisasi yang baik, maka pekerjaan

11 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

operasional yang akan dilakukan di Lab oleh setiap staf pengajar,


asisten maupun laboran akan berjalan dengan lancar. Dari data
inventarisasi yang ada kita dapat mengetahui dimana peralatan itu
berada, dan sekaligus dapat dilakukan pengecekan/ pemeriksaan.
Pengecekan ulang akan sangat membantu pihak-pihak yang
bersangkutan (misalnya pemerintah) dalam penginventarisasian harta
milik negara. Disamping itu juga dapat berfungsi sebagai landasan
untuk pemesanan/permintaan alat-alat laboratorium yang diperlukan.
Dalam Laboratorium, semua peralatan lab yang ada harus dibuat
inventarisasinya. Inventarisasi yang baik bertujuan untuk :
1) Pencegahan kehilangan atau penyalah gunaan
2) Mengurangi biaya operasi
3) Meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya
4) Menjamin kualitas kerja.
5) Memudahkan permintaan/penambahan alat dan mencegah
duplikasi/overlapping dalam banyaknya alat yang dipesan, atau
mencegah permintaan barang yang berlebihan/ melebihi jumlah
yang seharusnya dipakai.
6) Meningkatkan kerjasama dengan lab-lab yang lain. Orang akan
mengetahui bahwa alat-alat ada di lab dsb. Dengan penyebaran
informasi mengenai daftar peralatan yang ada pada setiap
laboratorium, seorang tenaga peneliti/staf pengajar/laboran akan
dapat mengetahui dengan pasti, pekerjaan yang dilakukan didalam
pelayanan terhadap lab.

12 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

KEGIATAN BELAJAR 3
C. Menyiapkan Penuntun Kegiatan Praktikum
1. Pendahuluan
Penuntun kegiatan praktikum untuk siswa biasanya di tuangkan
dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS). Secara umum Lembar Kerja Siswa
merupakan suatu lembar kertas yang berisi suatu kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa untuk mempelajari, menyelidiki, atau memahami
suatu konsep yang sedang dipelajari. Kegiatan siswa dapat bersifat
mandiri atau kelompok. Kegiatan siswa dapat juga dirancang dengan
bimbingan guru, hal ini bergantung pada tingkat kesulitan konsep yang
dipelajari.
Akhir-akhir ini penggunaan Lembar Kerja Siswa dianjurkan di banyak
sekolah dan tampaknya semakin populer di kalangan para guru, karena
manfaatnya memang cukup banyak. Dengan Lembar Kerja Siswa, kondisi
belajar yang "berpusat pada guru" dapat diubah menjadi "berpusat pada
siswa”. Lembar Kerja dapat menuntun siswa menemukan sendiri konsep-
konsep yang sedang dipelajari, mengembangkan ketrampilan kerja ilmiah
pada diri siswa, mengembangkan sikap ilmiah dan membangkitkan minat
terhadap alam sekitarnya. Lembar Kerja Siswa dapat memudahkan guru
untuk memantau keberhasilan siswa.
Tentu saja agar Lembar Kerja Siswa dapat mencapai tujuan belajar
yang optimal, Lembar Kerja tersebut harus baik dalam arti memenuhi
persyaratan atau kriteria Lembar Kerja yang baik. Persyaratan tersebut
meliputi syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis. Syarat
didaktik mengharuskan Lembar Kerja Siswa dirancang dengan mengikuti
asas-asas pembelajaran yang efektif. Syarat konstruksi mengharuskan
Lembar Kerja Siswa dirancang dengan menggunakan kaidah bahasa yang
sesuai dengan pemakai. Sedangkan syarat teknis mengharuskan Lembar
Kerja Siswa dirancang dengan mengikuti tata letak dan perwajahan yang
baik.

13 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

2. Uraian, Contoh, dan Latihan


Telah dikemukakan di atas bahwa Lembar Kerja Siswa harus
memenuhi tiga persyaratan pokok. Persyaratan pertama adalah syarat
didaktik. Syarat didaktik menghendaki agar Lembar Kerja Siswa yang baik
harus mengikuti asas-asas pembelajaran yang efektif. Asas-asas
pembelajaran yang dimaksud sebagai berikut.
 Memperhatikan perbedaan individual siswa. Lembar Kerja Siswa
yang baik dapat digunakan baik oleh siswa yang cepat maupun siswa
yang lamban.
 Merupakan alat bagi siswa untuk mencari tahu atau menemukan
konsep-konsep yang sedang dipelajari, bukan untuk memberi tahu.
 Memiliki variasi stimulus kegiatan, misalnya mengamati,
menggambar, menganalisis, dan sebagainya.
 Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,
moral dan estetika pada diri anak. Oleh sebab itu, kegiatan dalam
Lembar Kerja Siswa harus memungkinkan siswa berinteraksi dengan
orang lain, mengkomunikasikan hasil kerjanya, dsb.
 Memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siawa.
Syarat kedua perancangan Lembar Kerja Siswa yang baik adalah
syarat konstruksi. Syarat konstruksi ialah syarat yang berkenaan dengan
penggunaan bahasa, kalimat, kosa-kata, tingkat kesukaran dan kejelasan
bahasa yang harus tepat dengan penggunanya, dalam arti bahasa yang
digunakan dapat dipahami oleh siswa sebagai pemakai Lembar Kerja.
Syarat-syarat kontruksi tersebut antara lain:

 Menggunakan bahasa sesuai dengan tingkat usia siswa dan dengan


struktur kalimat yang benar dan jelas.
 Menunjukkan tata urutan pelajaran/konsep yang sesuai dengan
tingkat kemampuan siswa.
 Memiliki tujuan yang jelas.
 Tidak mengacu pada sumber-sumber informasi diluar jangkauan
kemampuan siswa.

14 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

 Menyediakan ruang yang cukup bagi siswa untuk menulis atau


menggambarkan sesuatu dari hasil kegiatannya.
 Menggunakan lebih banyak gambar/ilustrasi daripada kata-kata.
 Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka tetapi gunakan
serangkaian pertanyaan yang dapat memandu siswa menarik
kesimpulan.
 Lengkapi identitas untuk kemudahan administrasi, seperti pokok
bahasan, topik, kelas, semester, dsb.

Syarat ketiga perancangan Lembar Kerja Siswa adalah syarat teknis.


Syarat teknis mengacu pada perwajahan atau format Lembar Kerja. Syarat
ini menghendaki agar LKS ditulis menggunakan huruf cetak dengan jenis
huruf yang mudah dibaca. Ukuran huruf berbeda untuk topik dan sub topik
lainnya. Setiap baris tidak lebih dari sepuluh kata. Terdapat keseimbangan
antara gambar dan kata-kata.
Selain tiga persyaratan seperti dikemukakan di atas, Lembar Kerja
Siswa perlu diuji coba untuk melihat kekurangan dan kelebihannya.
Berdasarkan uji coba dapat dilakukan perbaikan-perbaikan. Lembar Kerja
sebaiknya dibuat secara bersama-sama antara guru dan teknisi
laboratorium itu sendiri karena merekalah yang berkecimpung dan terlibat
dalam pembelajaran sehingga Lembar Kerja Siswa tersebut lebih cocok
dengan kondisi riil siswa di sekolah. Berikut ini beberapa bentuk LKS yang
biasa ditemui di SMA.
a. Contoh LKS
Contoh LKS untuk siswa kelas XI SMA/MA tentang titrasi asam-basa
sebagai berikut:

15 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

Format: 1
LEMBAR KERJA SISWA
Judul Praktikum

Satuan Pendidikan: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Mata Pelajaran :................................
Kelas/Semester :................................
Pokok Bahasan :................................
Alokasi Waktu :................................

Kelompok : .....................................
Anggota Kelompok : 1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tanggal Kegiatan : ...................................…
Standar Kompetensi : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kompetensi Dasar : ....................................
Indikator : ....................................
Materi Pokok : ....................................
Pengalaman Belajar : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tujuan : .....................................

A. Alat dan Bahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


B. Langkah Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Data Pecobaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D. Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

16 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

Format: 2

LEMBAR KERJA SISWA


Judul Praktikum

Kelompok : ...................................
Anggota Kelompok :

1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
4. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
A. PERMASALAHAN :....................................
B. TUJUAN :...................................
C. HIPOTESIS :.....................................
D. ALAT-ALAT : ...................................
E. KEGIATAN : ...................................
F. DATA PECOBAAN : ...................................
G. ANALISIS DATA : ..................................
H. KESIMPULAN : ...................................

b. Penuntun Praktikum Titrasi Asam-basa


Contoh-contoh Lembar Kerja Siswa dengan menggunakan format di atas
disajikan pada paparan berikut ini.

17 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

Format: 1
LEMBAR KERJA SISWA
TITRASI LARUTAN ASAM-BASA

Satuan Pendidikan : ................................


Mata Pelajaran : ................................
Kelas/Semester : ................................
Pokok Bahasan : ................................
Alokasi Waktu : ................................
Kelompok : .................................
Anggota Kelompok : 1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tanggal Kegiatan : .................................
Kompetensi Dasar : 2.1. Mampu Menentukan pH beberapa larutan
berdasarkan pada hasil titrasi.
Indikator : Menganalisis proses titrasi asam-basa.
Materi Pokok : Titrasi Asam-Basa
Pengalaman Belajar : Siswa dapat melakukan percobaan untuk
menganalisis prinsip titrasi asam-basa.
Tujuan : Menentukan pH beberapa asam yang tidak diketahui
melalui percobaan.
A. Alat dan Bahan
1. Buret 5. Corong 9. Larutan HCl,

18 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

2. Statif 6. Pipet Gondok 10. larutan asam HY


3. Klem 7. Indikator PP
4. Erlenmeyer 8. Larutan NaOH

B. Cara Kerja

1. Dengan pipet ukur ambil 10 ml lrt HCl dan masukkan pada labu
erlenmeyer 125 ml,

2. tambahkan 5 tetes indikator fenolftalein,

3. sipakan buret seperti pada gambar berikut, buret telah berisi NaOH
yang telah diketahui molaritasnya, seperti gambar 2.

4. teteskan larutan NaOH setetes demi setetes, hingga larutan berubah


warna menjadi merah mudah seperti pada gambar 3,

5. ukur volume larutan NaOH yang diperlukan, lalu hitung berdasarkan


pada toeri titrasi asam basa, seperti gambar 4.

Figure 3 - As soon the


Figure 4 - Notice the
Figure 2 - Apparatus to liquid in the beacker
amount
titrate the vinegar. changes color, stop the
of titrating solution used.
dropping.

19 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

C. Kesimpulan :
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………. 

KEGIATAN BELAJAR 4
D. Merawat Peralatan dan Bahan di Laboratorium Kimia
1. Pendahuluan
Penataan (ordering) alat dimaksudkan adalah proses pengaturan alat
di laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut
berkaitan erat dengan keteraturan dalam penyimpanan (storing)
maupun kemudahan dalam pemeliharaan (maintenance). Keteraturan
penyimpanan dan pemeliharaan alat itu, tentu memerlukan cara tertentu
agar petugas lab (teknisi dan juru lab) dengan mudah dan cepat dalam
pengambilan alat untuk keperluan kerja lab, juga ada kemudahan dalam
memelihara kualitas dan kuantitasnya. Dengan demikian penataan alat
laboratorium bertujuan agar alat-alat tersebut tersusun secara teratur,
indah dipandang (estetis), mudah dan aman dalam pengambilan dalam
arti tidak terhalangi atau mengganggu peralatan lain, terpelihara
identitas dan presisi alat, serta terkontrol jumlahnya dari kehilangan.

Untuk memahami tentang penataan peralatan laboratorium dengan


baik diharapkan anda terlebih dahulu mempelajari bagian Pengenalan
dan Penggunaan Alat laboratorium. Dalam bagian ini hanya
diperkenalkan beberapa contoh alat secara terbatas untuk kepentingan
pembahasan tentang penataannya.

Beberapa peralatan lab yang dimiliki kiranya dapat disusun secara


teratur pada suatu tempat tertentu/rak atau pada bench (peralatan yang
disediakan). Peralatan berfungsi untuk melakukan suatu kegiatan
pekerjaan, penelitian atau study tertentu yang memerlukan adanya
bantuan peralatan. Karenanya alat-alat ini harus stand-by, sesewaktu

20 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

dapat dipakai segera. Untuk itu alat-alat lab harus dalam keadaan baik.
Alat-alat ini disusun secara teratur, sesuai dengan fungsinya masing-
masing.
Kelompokkanlah alat-alat ini dalam kelompok yang aman dan
terkendali. Setelah habis dipakai kembali dibersihkan dan disusun seperti
semula, semuanya alat-alat ini sebaiknya diberi penutup/cover (misal :
plastik transparant), terutama bagi alat-alat yang memang
memerlukannya. Alat-alat yang tidak ada penutupnya akan cepat
berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan.

2. Contoh, uraian dan latihan


a. Alat-alat Lab. Sederhana dan elektronik

1. Buret
Bagian-bagian buret yang harus dijaga misalnya adalah skala dan ujung
buret yang menuju kran. Seringkali buret yang sudah lama dipakai, warna
skalanya tidak nampak jelas. Jika anda menemukan kasus tersebut, gosokan
spidol yang tintanya tidak luntur air pada goresan-goresan skala agar mengisi
lekukannya hingga garis-garis skala tampak jelas. Hati-hati gosokan spidol
jangan melebar ke luar skala, sehingga menutupi permukaan buret. Demikian
ujung buret pada bagian kran mudah patah kalau menyenggol benda lain, juga
tutup kran seringkali macet. Olehkarena itu buret harus disimpan secara khusus
pada rak buret. Rak tersebut dapat menyangga kedua ujung buret, sehingga
bagian ujung yang mudah patah terlindungi. Di samping harus aman dalam
penyimpanan, buret harus terpelihara. Agar krannya tidak macet, maka sumbat
kran harus diolesi dengan vaselin.

2. pH meter
Ada dua macam pH meter yaitu pH meter yang memiliki pembacaan skala
menggunakan jarum dan ada pula menggunakan layar/panel LCD (liquid
Crystal Display) yang dinamakan pH meter digital. Ada pH meter yang khusus
mengukur harga pH suatu zat ada juga yang mampu mengukur harga pH dan
potensial zat (mV). Kedua jenis pH meter ini harus dioperasikan dengan
menggunakan sumber listrik baterei atau listrik arus AC (Alternating Current),
juga perangkat elektrode gelas dan panel skala pH dalam keadaan terpisah. Tipe

21 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

pH meter lainnya dinamakan pH-meter stick, dimana pada alat ini elektrode gelas
dan panel pH digabung menjadi satu kesatuan. pH meter stick ini dioperasikan
dengan batu baterei dan hanya berfungsi untuk mengukur pH. Demikian
kerusakan yang terjadi pada pH meter seringkali terletak pada panel/jarum skala
pH akibat penggunaan voltase listrik terlalu besar, dan pecahnya elektrode gelas
yang permukaannya pipih membentur wadah zat saat pengukuran atau
menyenggol benda lain saat penyimpanan. Oleh karena itu pH meter hendaknya
disimpan pada wadah primer (dus bawaan dari pabrik) dan ditempatkan pada
cabinet sebagai wadah sekunder. Pemeliharaan yang harus dilakukan terhadap
pH meter yaitu selalu menempatkan silika gel sebagai bahan penyerap uap air
pada wadah primer, juga elektrode gelas jangan sampai kering dari larutan KCl
jenuh. Demikian buku manual alat jangan sampai hilang, karena di dalamnya
berisi informasi tentang cara-cara mengoperasikan alat juga cara mengkalibrasi.
Untuk keperluan kalibrasi pH meter biasanya dari pabrik alat tersebut sudah
dikemas bahan kimia (serbuk) untuk membuat larutan buffer pH 4 dan pH 9 (pH
rendah dan pH tinggi).

3. Tabel Beberapa alat ukur


Demikian alat lab yang berfungsi sebagai alat ukur harus mendapat
perhatian lebih dalam mempertimbangkan penyimpanan, penataan dan
pemeliharaannya dibandingkan dengan alat lab bukan alat ukur. Tabel-5.1
memperlihatkan beberapa contoh fungsi alat ukur dan penyimpanannya.

Tabel-1. Alat-alat Ukur Kimia dan Cara Penyimpanannya

Penyimpanan
Nama Alat Gambar Alat Fungsi
/Pemeliharaan

Di ruang
timbang dengan
meja beton
(meja tidak
Neraca Mengukur terpengaruh
massa benda getaran) dan
Analitik
terhindar suhu
Digital tinggi

22 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

Penyimpanan
Nama Alat Gambar Alat Fungsi
/Pemeliharaan

dan

Neraca
Analitik

Ayun

Cabinet, kering,
pH
elektroda
Mengukur pH terlindungi dan
meter
larutan tidak kering dari
digital larutan KCl
jenuh

Mengukur
Gelas ukur Jumlah Lemari rak
Volume cairan
(shelves)

23 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

Penyimpanan
Nama Alat Gambar Alat Fungsi
/Pemeliharaan

Labu ukur Menentukan


konsentrasi Lemari rak
larutan baku
(shelves)

Rak pipet
Mengambil
Pipet ukur
volume cairan

Dalam laboratorium kimia terutama di Lembaga-lembaga Penelitian


dan Lab Industri banyak alat yang memiliki kualitas tinggi. Dalam hal ini
kualitas berkaitan dengan kecanggihan dan ketelitian (precison) alat.
Beberapa alat kimia canggih misalnya FT-NMR (Fourier Transform
Nuclear Magnetic Resonance Spectrometer), Atomic Absorption
Spectrophotometer (AAS), Fourier Transform Infra Red Spectrometer
(FT-IR), Ultra Violet-Visible Spectrometer (UV-Vis), Gas
Chromatoghaphy-Mass Spectrometer (GCMS), X-Ray Diffractometer
(XRD), Scanning Electrom Microscope (SEM), Raman spectrometer,
Analizaer elektrokimia dll. Beberapa alat canggih ditunjukkan pada
Tabel-5.2 berikut.

24 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

Tabel-2
Beberapa Contoh Instrumen Kimia Canggih & Cara Penyimpanannya

Nama Alat Gambar Alat Fungsi Penyimpanan

Menentukan ruang khusus


posisi atom
FT-NMR
dalam dg kondisi
molekul tertentu

Menentukan
struktur dan
ruang khusus
dinamika
Raman
senyawa
spectrometer dg kondisi
kompleks tertentu
logam
transisi

Menentukan ruang khusus


massa dan
GCMS
pemisahan dg kondisi
senyawa tertentu

Menentukan ruang khusus


FTIR vibrasi dg bebas uap
molekul air

Menentukan
logam trace
dari ruang khusus
Analizer lingkungan
Elektrokimia dan dg kondisi
mekanisme tertentu
reaksi
redoks

25 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

Nama Alat Gambar Alat Fungsi Penyimpanan

Menentukan
Student konsentrasi
ruang
Spectro- larutan
instrumen
photometer berdasarkan
serapan

Alat-alat kimia analisis canggih yang dikemukakan di atas tentunya tidak


tersedia di lab kimia sekolah, minimal anda mengetahui bahwa peralatan
canggih seperti itu penyimpanan dan penataannya memerukan ruangan
khusus dengan kondisi tertentu pula seperti kelembaban harus rendah.
Jika kondisi ruangan yang dipersyaratkan tidak terpenuhi, maka
ketelitian pengukuran yang dihasilkan alat itu menjadi rendah. Di
samping persyaratan ruangan, khusus untuk Lab Pengukuran yang
memiliki kewenangan legal sebagai Lab Terakreditasi, setiap alat harus
dikelola oleh seorang operator tertentu.

Peralatan canggih yang ditunjukkan pada Tabel di atas termasuk pada


peralatan keperangkatan (set). Peralatan seperti ini, baru dapat
dioperasikan apabila semua komponen alat tersebut lengkap. Oleh
karena itu sekecil apapun komponen yang dimiliki alat keperangkatan,
tidak boleh hilang dan cara memasangkan pada komponen induk harus
tepat. Atas dasar karakteristik dari peralatan keperangkatan, maka
tempat yang diperlukan untuk menyimpan alat tersebut relatif harus
lebih luas dari alat tunggal. Di samping itu alat keperangkatan yang
berfungsi sebagai alat ukur, tempat penyimpanannya harus dipilih yang
sifatnya permanen karena seringnnya membongkar pasang komponen alat
akan menyebabkan alat cepat rusak.

b. Prinsip Penyimpanan Alat dan bahan

26 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di


laboratorium :
1) Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar
alat yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch
perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak
menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya
berkurang.
2) Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan
bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada
setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
3) Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan
perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya
disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat,
pokok bahasan, golongan percobaan dan bahan pembuat alat seperti :
logam, kaca, porselen, plastik dan karet.
Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu
dimasukkan ke dalam kelompok bahan yang banyak digunakan.
Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar hal–hal di atas, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
(1) Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat
higroskopis dan dkimiasang lampu yang selalu menyala untuk
menjaga agar udara tetap kering dan mencegah tumbuhnya
jamur.
(2) Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set
yang tidak terpasang.
(3) Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer,
neraca lengan dan beaker glass.

27 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

(4) Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat
yang tingginya tidak melebihi tinggi bahu.
(5) Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan
disusun menurut abjad.
(6) Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan
terkunci, zat kimia yang mudah menguap harus disimpan di
ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik.
Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian
alat. Apabila alat itu sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada
tempat yang mudah diambil. Alat – alat yang boleh diambil oleh siswa
dengan sepengetahuan guru pembimbing, hendaknya diletakkan pada
meja demonstrasi atau di lemari di bawah meja keramik yang
menempel di dinding. Contoh alat yangdapat diletakkan di meja
demonstrasi adalah : kaki tiga, asbes dengan kasa dan tabung reaksi.
Penyimpanan dan pemeliharaan alat / bahan harus
memperhitungkan sumber kerusakan alat dan bahan. Sumber
kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan meliputi hal – hal berikut:
(1) Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban).
Kandungan ini memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat
dan membuat kusam logam lainnya seperti tembaga dan
kuningan. Usaha untuk menghindarkan barang tersebut terkena
udara bebas seprti dengan cara mengecat, memoles,
memvernis serta melapisi dengan khrom atau nikel. Kontak
dengan udara bebas dapat menyebabkan bahan kimia bereaksi.
Akibat reaksi bahan kimia dengan udara bebas seperti
timbulnya zat baru, terjadinya endapan, gas dan panas.
Dampaknya bahan kimia tersebut tidak berfungsi lagi serta
dapat menimbulkan kecelakaan dan keracunan.
(2) Air dan asam - basa
Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering
dan bersih, jauh dari air, asam dan basa. Senyawa air, asam

28 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

dan basa dapat


menyebabkan kerusakan alat seperti berkarat, korosif dan
berubah fungsinya. Bahan kimia yang bereaksi dengan zat kimia
lainnya menyebabkan bahan tersebut tidak berfungsi lagi dan
menimbulkan zat baru, gas, endapan, panas serta kemungkinan
terjadinya ledakan.
(3) Suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan :alat
memuai atau mengkerut, memacu terjadinya oksidasi, merusak
cat serta mengganggu fungsi alat elektronika.
(4) Mekanis
Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan dan
tekanan yang besar. Gangguan mekanis dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan alat / bahan.
(5) Cahaya
Secara umum alat dan bahan kimia sebaiknya dihindarkan dari
sengatan matahari secara langsung. Penyimpanan bagi alat dan
bahan yang dapat rusak jika terkena cahaya matahari langsung,
sebaiknya disimpan dalam lemari tertutup. Bahan kimianya
sebaiknya disimpan dalam botol yang berwarna gelap.
(6) Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut
sebagai segitiga api. Komponen tersebut yaitu adanya bahan
bakar, adanya panas yang cukup tinggi, dan adanya oksigen.
Oleh karenanya penyimpanan alat dan bahan laboratorium
harus memperhatikan komponen yang dapat menimbulkan
kebakaran tersebut.
Cara menyimpan alat laboratorium kimia dengan memperhatikan
bahan pembuat alat tersebut, bobot alat, keterpakaiannya, serta
sesuai pokok bahasannya. Penyimpanan alat menurut aturan tertentu
harus disepakati antara pengelola laboratorium dan diketahui oleh
pengguna /praktikan.

29 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

Untuk memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan


kembali alat di laboratorium, maka sebaiknya dibuatkan daftar
inventaris alat yang lengkap dengan kode dan jumlah masing-masing.
Alat yang rusak atau pecah sebaiknya ditempatkan pada tempat
tersendiri, dan dituliskan dalam buku kasus dan buku inventaris
laboratorium kimia.

c. Beberapa Tehnik Pendataan Bahan Kimia


Tehnik pendataan atau pengadministrasian bahan/zat kimia
dapat dilakukan secara manual atau secara komputerisasi (dalam
bentuk disket dsb) pada prinsipnya pengadministrasian ini ditujukan
untuk memudahkan cara pemesanannya/order, pemakaiannya,
penyimpanannya dan stock-opnamenya dsb.
Dalam tulisan ini disajikan beberapa format pengadministrasian
bahan kimia, antara lain :
1) Daftar usulan zat/bahan kimia
2) Kartu zat
3) Daftar penerimaan/pengeluaran zat
4) Daftar bahan kimia untuk kebutuhan peralatan
Disamping pendataan bahan kimia yang baik, juga dimungkinkan
untuk menatanya secara baik dalam tempat penyimpanan khusus,
sehingga bahan-bahan kimia tersebut berada dalam keadaan yang
aman (safety use and health).
1. Cara Penyimpanan Bahan Lab
Cara menyimpan bahan laboratorium kimia dengan memperhatikan
kaidah penyimpanan, seperti halnya pada penyimpanan alat
laboratorium. Sifat masing-masing bahan harus diketahui sebelum
melakukan penyimpanan, seperti :
a. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan
dalam botol plastik.
b. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan
dalam botol kaca.

30 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

c. Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung,


sebaiknya disimpan dalam botol gelap dan diletakkan dalam
lemari tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah rusak oleh
cahaya matahari secara langsung dalam disimpan dalam botol
berwarna bening.
d. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan
terpisah dari bahan lainnya.
e. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang
berukuran besar dan dapat pula menggunakan botol berkran.
Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya secukupnya saja
sesuai kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan
praktikum disimpam dalam botol kecil, jangan dikembalikan
pada botol induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya bahan
dalam botol induk karena bahan sisa praktikum mungkin sudah
rusak atau tidak murni lagi.
f. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik
masing-masing bahan.
2. Macam-Macam Bahan Laboratorium Kimia
 Bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium kimia
dapat berupa bahan kimia, bahan alami (berupa benda dan
makhluk hidup). Bahan kimia yang berbahaya dengan ciri mudah
terbakar, mudah meledak, korosif dan beracun. Contoh bahan
kimia berbahaya seperti asam khlorida, asam sulfat dan asam
phosphat. Bahan kimia yang kurang berbahaya seperti aquadest,
amilum, yodium dan gula.
Sedangkan bahan di laboratorium kimia merupakan bahan
praktikum yang bersifat habis pakai Bahan kimia di laboratorium
kimia berdasarkan sifat zat yang sesuai dengan simbolnya meliputi
kelompok:
1) Bahan yang mudah terbakar, seperti alkohol (C2H5OH), eter,
spiritus dan belerang (sulfur).

31 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

2) Bahan yang mudah menguap, seperti eter, alkohol dan


spiritus
3) Bahan yang tidak berbahaya, seperti amilum (tepung/pati),
glukosa, sukrosa (gula pasir), air dan minyak.
4) Bahan untuk reaksi kimia, seperti reagen biuret, reagen
Fehling A dan Fehling B, larutan lugol, larutan iodium dan
reagen Bennedict.

Gambar 5. Contoh Bahan Laboratorium Kimia

32 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

KEGIATAN BELAJAR 4
E. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI LABORATORIUM
1. Pendahuluan
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku
pada tahu 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan
salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi
perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh
seluruh negara anggota, termasuk Indonesia.
Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah salah
satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang nyaman, sehat,
bebas dari pencemaran lingkungan, sehinggga dapat mengurangi dan
atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efesiensi dan produkstifitas kerja,
termasuk kerja sebagai teknisi di laboratorium kimia dalam melayani
kegiatan praktikum.
Kegiatan praktikum dalam laboratorium kimia harus memperhatikan
aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang telah ditetapkan oleh
badan internasional. Kesehatan dan keselamatan kerja hendaklah
dipandang sebagai satu kesatuan utuh dalam penyelenggaraan suatu
praktikum kimia. Kesehatan dan keselamatan kerja dan kegiatan
praktikum merupakan dua sisi yang tak dapat dipisahkan. Dua hal
tersebut merupakan satu kesatuan yang sama pentingnya untuk
diperhatikan dan dilaksanakan. Melaksanakan yang satu, berarti
pula harus melaksanakan yang lain. Artinya jika kita akan
melaksanakan kegiatan praktikum di laboratorium kimia, maka
sudah menjadi kewajiban bagi kita pula untuk melaksanakan
segala hal yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan
kerja di laboratorium kimia.
Setiap detail dari kegiatan pelaksanaan praktikum harus
diteliti sedernikian rupa untuk melihat berbagai kemungkinan
terdapat hal yang membahayakan. Semua kemungkinan yang
mungkin muncul harus dicatat dan diantiskimiasi bentuk-bentuk

33 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

keselamatannya. Bahkan, hal-hal yang paling sepele sekalipun


tidak boleh diabaikan untuk diperhatikan. Pengamatan terhadap
berbagai hal yang membahayakan dapat diperkirakan sebelum
dimulainya suatu kegiatan pratikum dengan cara melihat sifat-
sifat dari bahan kimia yang akan digunakan. Tidak menutup
kemungkinan juga pengetahuan kita terhadap hal yang
membahayakan muncul ketika kegiatan praktikum sedang
berjalan.
Dengan demikian pengetahuan akan kesehatan dan
keselamatan kerja tetap akan menjadi perhatian sebelum,
selama, dan setelah melaksakanan kegiatan praktikum. Hal ini
berarti kesehatan dan keselamatan kerja telah menjadi ruh
dalam diri seorang yang selalu berhubungan dengan kerja di
laboratorium kimia. Ruh tentang kesehatan dan keselamatan kerja
sangat penting dihidupkan dalam setiap orang baik yang secara
langsung melaksanakan praktikum maupun orang-orang yang
berada di sekitar pelaksana praktikum kimia.
Pedoman tentang keselamatan praktikum yang dirancang
harus dapat mengidentifikasi dan mengenali semua kemungkinan
hal yang dapat menimbulkan keadaan berbahaya. Setelah hal
tersebut diidentifikasi maka selanjutnya dirusahakan untuk
menghilangkan potensi bahaya tersebut. Apabila hal tersebut
tidak memungkinkan untuk dihilangkan, maka paling tidak harus
berusaha untuk meminimalkan potensi bahaya tersebut.
Kecelakaan dalam praktikum di laboratorium pada umurnnya
disebabkan oleh kejadian-kejadian kecil dan sederhana. Oleh
karenanya, sumber-sumber yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan dapat dihindarkan dengan cara:
(1) Pengenalan cara kerja yang baik dalam menggunakan
peralatan, bahan, dan urut-urutan langkah praktikum.
(2) Memerhatikan jenis-jenis bahaya dalam praktikum berikut
cara-cara pencegahannya.

34 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

Perhatian terhadap keselamatan kerja di laboratorium kimia


harus ditekankan pada segala aspek yang dapat mengakibatkan
cedera. Cedera dapat ditimbulkan oleh bahan kimia beracun yang
digunakan dalam proses tertentu. Akibat dari cedera mungkin saja
tidak muncul seketika itu juga, akan tetapi dapat muncul secara
perlahan setelab sekian lama (biasanya dalam hitungan tahun).
Pengalaman pada masa yang telah lampau menunjukkan bahwa
bahaya baru dapat dirasa-kan setelah sekian tahun melakukan
kontak dengan bahan beracun berbahaya. Bahaya juga dapat
muncul jika kita melakukan kontak dengan bahan kimia beracun
berbahaya dalam konsentrasi di atas ambang yang diizinkan.
Beberapa bahan kimia yang dahulunya dianggap tidak
berbahaya sekarang telah diketahui akan potensi bahayanya.
Demikian juga beberapa bahan kimia yang dahulu belum diketanui
efek sampingnya, sekarang telah diketahui efek sampingnya
terhadap kesehatan. Indera penciuman manusia tidak sebegitu
sensitif terhadap bau-bauan dari uap senyawa kima. Ini juga meru-
pakan bahaya yang potensial terhadap kesehatan kita. Sehingga
jika kita di laboratorium mencium bau yang asing dari bahan kimia,
hal ini dapat digunakan sebagai pertanda bahwa uap bahan kimia
terlalu pekat (konsentrasi tinggi). Oleh karena itu, sangatlah
penting untuk mengenakan alat-alat pelindung keselamatan
kerja pada saat bekerja di laboratorium.

2. Contoh, uraian dan latihan


a. Pengenalan Keadaan Berbahaya.
Sebelum melakukan kegiatan praktikum di laboratorium kimia, peserta didik
harus mengenali semua keadaan bahaya. Setelah itu baru mengambil
tindakan demi keselamatan kerja yang berkaitan denganya. Satu hal yang
juga tidak kalah pentingnya adalah mengenali tindakan-tindakan yang harus
dilakukan ketika terjadi suatu keadaan darurat/bahaya. Amati dan perhatikan
setiap proses yang dilakukan pratikum. Cobalah mengenal apa saja

35 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

kemungkinan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap keselamatan kerja


dan kesehatan.
Amati dan perhatikan juga bahan-bahan kimia yang akan digunakan dalam
praktikum, kemudian kenali sifat-sifat kimia dan sifat fisika bahan tersebut
serta potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya.
Bagaimana bahan kimia tersebut digunakan, bagaimana
jika bahan kimia tersebut mengenai kulit kita secara langsung,
dan bagaimana pula cara mencucinya perlu diperhatikan dengan
baik. Peralatan yarig akan digunakan juga harus diperhatikan,
karena potensi bahaya juga dapat datang dari peralatan yang
dipergunakan. Beberapa bahaya dapat juga ditimbulkan dari
adanya kombiiiasi antara cara kerja, bahan kimia, peralatan
yang digunakan, dan kngkungan di mana kita melakukan
praktikum.
Beberapa hal berikut mungkin dapat diperhatikan
mengurangi potensi timbulnya bahaya dalam di laboratorium:
1) Menggunakan bahan kimia sesedikit mungkin. Carilah
cara-cara untuk mereduksi/mengurangi penggunaan
bahan kimia berbahaya. Misalnya, untuk melakukan uji
kualitatif yang biasanya menggunakan tabung reaksi
berukuran 10 mL dapat digunakan tabung reaksi yang
ukuran 5 mL. Demikian juga dengan cara mereduksi
penggunaan larutan, misalnya biasanya digunakan 5 mL
larutan kemudian diganti dengan 2 mL larutan. Penggunaan
bahan kimia yang lebih sedikit dengan cara mengurangi
ukuran sampel atau dapat juga dengan mengurangi
konsentrasi larutan yang digunakan.
2) Sedapat mungkin hindari penggunaan bahan-bahan
kimia berbahaya/ bersifat toksik. Jika me-mungkinkan
juga bahan-bahan kimia berbahaya dapat digantikan
dengan bahan lain yang potensi bahayanya lebih kecil.
Misalnya, dengan mengganti pelarut benzena dengan

36 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

pelarut toluen,
3) Berada di lokasi yang jauh dari peralatan yang sedang
beroperasi atau dapat juga menggunakan peralatan
pengendali jarak jauh (remote control).
Pertimbangkanlah juga untuk menggunakan peralatan
yang beroperasi secara otomatis jika memang
praktikum tersebut sangat berbahaya untuk orang-orang
yang berada di dekat lokasi.
4) Gunakan juga penghalang/ tabir antara sumber bahaya
dengan posisi orang yang melakukan praktikum. Misahiya,
pada saat melakukan pemanasan cairan yang mudah
meletup, maka wadah larutan yang sedang dipanaskan
harus diberi tutup.
5) Mengenali dan menangani potensi bahaya kece-lakaan dari
sumbernya secara langsung. Misalnya jika terjadi percikan
api liar yang menjulur ke luar, maka penyemprotan bahan
pemadam kebakaran harus dari sumber api tersebut,
bukan pada lidah apinya.
6) Untuk hal-hal tertentu dapat digunakan monitor elektronik
sebagai pengganti pengamatan dengan mata secara
langsung, terutama untuk hal-hal yang memancarkan sinar
kuat atau sinar ultraviolet. Penggunaan monitor elektronik
dapat mengurangi risiko kerusakan retina mata untuk jangka
panjang.
7) Pada proses tertentu yang mengandung potensi
kecelakaan yang sangat tinggi, serahkan kepada para
operator yang telah terlatih dan memang khusus untuk
menjalankan langkah praktikum tersebut. Para operator
yang telah terlatih secara khusus tersebut tentu sudah
mengenali bahan-bahan dan proses berbahaya serta
kemudian meng-ambil langkah-langkah untuk menghindari
timbul-nya kecelakaan kerja.

37 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

8) Kebersihan ruangan harus selalu dijaga dengan baik.


Kebersihan tempat kerja berpengaruh pada kehati-hatian
dalam bekerja dan menghindarkan terjadinya kecelakaan
yang membawa akibat cedera. Tempat kerja yang kotor
dengan bahan kimia berbahaya dapat menimbulkan
kontak langsung dengan kulit, sehingga dapat memba-
hayakan kulit, terutama bahan kimia yang bersifat
9) Apabila kulit terkena bahan kimia, maka hendak-lah haru
segera dibersihkan agar tidak masuk ke dalam pori-pori
kulit. Jika bahan kimia tersebut tidak bereaksi
eksotennis denga air, maka dapat langsung dicuci dengan
air. Akan tetapi jika bahan kimia yang mengenai kulit
adalah bahan kimia yang bereaksi eksotermis dengan air,
maka sebelum dicuci dibersihkan dulu dengan kain serbet.
10)Sirkulasi udara di ruangan praktikum harus berjalan
dengan lancar. Oleh karena itu ventilasi harus dalam
jumlah yang memadahi. Apabila ventilasi udara tidak
memadahi, maka dapat dipasang kipas pembuang udara
(exhaust fan). Apabila dalam praktikum tersebut
digunakan gas-gas yang lebih berat daripada udara, maka
harus dipasang ventilasi di sebelah bawah. Kebersihan
udara dalam ruangan praktikum menjamin kesehatan
per-napasan orang-orang yang berada di dalamnya.
11)Menggunakan selalu peralatan keselamatan kerja di
laboratorium. Peralatan keselamatan kerja tersebut
meliputi: jas praktikum, sepatu (bukan sandal),
kacamata pehndung, sarung tangan, topi, dan lain-lain.
Untuk praktikum yang melibatkan radiasi harus
mengenakan jas khusus anttradiasi-
12)Jika memungkinkan selalu periksakan kondisi kesehatan
secara rutin kepada dokter yang memang khusus
menangani pelaksanaan praktikum. Organ-organ vital

38 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

seperti pernafasan, fungsi jantung, dan lain-lain akan


diperiksa sesuai standar keselamatan yang telah
ditentukan.
13)Kampanyekan selalu program kesehatan dan keselamatan
kerja di laboratorium. Jika memungkinkan tegakkan aturan
bahwa sebelum menggunakan fasilitas laboratorium maka
pengelola wajib memberikan penerangan/penjelasan
kepada praktikan tentang bahaya dan keselamatan kerja.
Demikian juga kepada para calon praktikan, wajib hadir
dalam acara penjelasan bahaya dan keselamatan kerja.
Tegakkan sanksi/ denda kepada para pihak yang nyata-
nyata dengan sadar telah melakukan pelanggaran
berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium.

b. Merancang Praktikum yang Aman.


Keselamatan kerja di laboratorium hendaknya menjadi
perhatian utama. Pekerjaan merancang praktikum yang
selamat dari bahaya kecelakaan ataupun bahaya lain yang
mungkin timbul, harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah
praktikum. Sebelum melakukan praktikum, pastikan bahwa
semua hal yang terkait keselamatan kerja telah dipenuhi.
Selama praktikum hendaknya tetap pada rambu-rambu yang
telah ditentukan demi terciptanya keselamatan kerja.
kernudian setelah selesai praktikum, adakanlah suatu evaluasi
untuk menilai apakah pekerjaan yang baru saja diselesaikan
tersebut betul-betul terhindar dari mara bahaya kecelakaan
kerja.
Beberapa hal yang dapat dijadikan pegangan untuk
terciptanya praktikum yang selamat antara lain:
1) Peralatan kerja ditempatkan sedemikian rupa se-hingga
tidak mengganggu pekerjaan. Penataan peralatan yang

39 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

mengganggu kerja dapat meng-akibatkan kecelakaan


yang dapat merusakkan peralatan tersebut dan juga
membahayakan diri sendiri.
2) Penataan lampu dan sumber cahaya sedemikian rupa
sehingga seluruh ruangan berpotensi men-dapat
penerangan yang memadai. Jika suatu bagian ruangan
terlalu gelap, dapat mengakibatkan sese-orang
menabrak atau menyenggol peralatan praktikum.
3) Mesin atau peralatan yang berputar yang mengakibatkan
getaran pada meja, jangan dipasang berdekatan
dengan peralatan praktikum. Hal ini supaya peralatan
aman dari getaran yang dapat raenyebabkan peralatan
goyang ataupun jatuh ke lantai.
4) Jenis lantai dan permukaan meja hendaknya ter-buat
dari bahan yang tahan bahan kimia. Permukaan meja dan
lantai yang tidak tahan bahan kimia akan cepat rusak
dan dapat menyebabkan peralat-an-peralatan
praktikum tidak dapat diletakkan dengan baik.
5) Ventilasi atau fasilitas sirkulasi udara harus ter-jamin
dan berfungsi dengan baik. Udara yang segar adalah
udara yang sehat. Jika sirkulasi udara kurang maka
uap bahan kimia tidak dapat segera keluar dari ruangan
yang memungkinkan prak-tikan menghimp uap bahan
kimia berbahaya.
6) Pada setiap ruangan laboratorium tempat prakti-kurr.
hendaknya selalu tersedia peralatan ke-selamatan
kerja. Peralatan keselamatan kerja minimal adalah: alat
pemadam api ringan (APAR), peralatan pencuci muka dan
mata (eye wash), dan peralatan mandi guyur (shower).

40 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

c. Peralatan Keselamatan Kerja di Laboratorium


Bekerja di laboratorium mempunyai resiko yang berbahaya bagi
pekerja yang bekerja di dalamnya. Oleh karena itu setiap pekerja
haruslah mengetahui sumber-sumber bahaya, simbol-simbol tanda
bahaya dan teknik penggunaan peralatan keselamatan kerja.
Yang disebut pekerja laboratorium adalah orang yang melakukan
pengujian di laboratorium untuk mengetahui karakteristik fisika dan
kimia, atau komposisi beragam material, bahkan menguji peralatan
laboratorium.
Laboratorium yang baik harus mempunyai peralatan keselamatan
kerja. Peralatan keselamatan kerja ini harus disesuaikan dengan
kebutuhan dalam laboratorium masing-masing. Misalnya kebutuhan
laboratorium kimia yang menyimpan berbagai macam zat kimia,
dengan kebutuhan laboratorium biologi yang tidak begitu banyak
menggunakan zat kimia, tentu saja berbeda.
Macam-macam Peralatan Kerja
1) Jas Lab
Setiap orang yang bekerja di laboratorium harus menggunakan
alat ini untuk mencegah bahaya kontaminasi atau menghindari
bahaya yang terjadi akibat percikan zat-zat kimia yang
berbahaya. *Catatan :
Untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu perlu "disposable
protective garment" = pakaian pelindung yang dapat dibuang
sesudah dipakai (Gbr. 6).

Gambar 6. Jaket Keselamat


di lab.

41 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

2) Sarung tangan
Daya tahan sarung tangan terhadap bahan kimia tergantung
pada bahan sarung tangan (misalnya: karet alam; karet neoprene;
karet nitrile; dll.), mutunya dan ketebalannya. Untuk melindungi
tangan dari bahan-bahan yang sangat panas dianjurkan memakai
"insulated glove" yang dibuat dari bahan sintetis. Catatan :
Untuk menjamin keselamatan pekerja, pakailah selalu sarung
tangan yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan

Gambar 6. Insulated gloves

Gambar 7. Insulated gloves

3) Pelindung Mata dan Muka


a. Safety glases with side shield = kacamata dengan pelindung
samping. Dianjurkan memakai kacamata yang dilengkapi
dengan pelindung samping. Kacamata resep biasa tidak cukup
melindungi mata.
b. Face shield = pelindung muka
Jika ada percikan-percikan yang berbahaya yang ditimbulkan
selama bekerja, dianjurkan untuk memakai pelindung muka.
Catatan:
* Untuk yang bekerja dengan cahaya Ultraviolet, sinar laser, api
pengelas ada kacamata khusus yang harus dipakai.

42 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

* Jangan memakai kontak lensa di lingkungan kerja


laboratorium, karena asap/uap dapat menumpuk/mengumpul
di bawah lensa dan menyebabkan kerusakan mata.

Gambar 8. Pelindung mata dan muka

4) Kran pencuci mata = Eyewash fountain.


Mata yang terkena cairan kimia, debu dan butiran-butiran
yang terbang harus dicuci segera dengan pencuci mata. Pencuci
mata mempunyai berbagai macam bentuk, yang pada umumnya
bentuk peralatan yang ada di laboratorium sebagai berikut:

Gambar 9.
Pencuci mata yang melekat
pada dinding laboratorium,

Pencuci mata Mandiri

43 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

Pencuci mata digunakan untuk mencuci mata atau


muka jika terkena bahan kimia. Pencucian muka atau
mata harus dilakukan segera setelah muka atau mata
terkena percikan cairan bahan kimia. Air dari pencuci
mata dialirkan selama mungkin untuk menghilangkan sisa-
sisa cairan bahan kimia yang menempel. Alat kese-lamatan
kerja ini harus diperiksa secara berkala ten-tang
kelayakan fungsinya. Apabila diketahui bahwa peralatan
keselamatan kerja ini tidak berfungsi seba-gaimana
mestinya, maka harus segera dilaporkan kepada pihak
pimpinan atau pengelola laboratorium kimia.

5). Safety Shower


Macam-macam bentuk pengaman siraman (safety shower)
yang pada umumnya terdapat di laboartorium adalah sebagai
berikut; (1) Pengaman siraman dengan pipa besi vertika, (2)
pengaman siraman yang terpasang pada langit-langit ruangan,
(3). Pengaman siraman yang terpasang pada dinding ruang
laboratorium kimia.
Pengaman siraman merupakan perangkat laboratorium
termasuk laboratorium kimia yang berfungsi sebagai alat
keselamatan kerja, dan selalu terpasang di ruang laboratorium
secara permanen. Peralatan pengaman siraman ini digunakan
jika ada seseorang yang bajunya terbakan. Jika korban mampu
lari menuju ke tempat safety shower, maka hendaknya korban
berlari sendiri. Tapi jika korban tidak mampu berlari, maka
teman yang berada di dekatnya harus menuntun korban
ke arah safety shower.
Jika tubuh terkena zat-zat yang berbahaya tubuh perlu
segera disiram dengan air.

44 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

Gambar 10. Pengaman Siraman

5) Alat pernapasan = Respirator/Masker (Gbr. 11)


Melindungi dari debu-debu, serat yang kecil yang
berbahaya atau dan uap atau gas yang beracun.

Gambar 11. Masker/Respirator

6) Pemadam Kebakaran Fire Extinguishers


Ada beberapa jenis pemadam kebakaran yang ada seperti
Air (water extinguisher), tepung (dry powder extinguisher), C02
(Carbon dioxide extinguisher), Halon, Busa, pasir, dll (Lihat
Tabel 3 dan tabel 4 dalam makalah "Fire safety".

45 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

Gambar 12. Carbon dioxide extinguisher Gambar 13. Dry powder


extinguiser

Gambar 14. Water extinguisher Gambar 15. Met.I.X.extinguisner

7) Selimut api = Fire Blankets (Gambar 16)


Digunakan pada saat terjadi kebakaran.
8) Tangga = Safety Ladders (gambar 17)
Digunakan untuk mengambil alat atau bahan kimia yang
terdapat ditempat yang tinggi untuk menghindari bahaya akibat
jatuhnya atau tumpahnya bahan-bahan tinggi untuk
menghindari bahaya akibat jatuhnya atau tumpahnya bahan-

46 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

bahan yang berbahaya. Tangga ini harus kuat dan tidak


bergerak waktu digunakan.

Gambar 16. Selimut Api Gambar 17. Safety Ladde

9) Karet pengisap = Pipet bulp


Alat ini dipakai untuk memipet zat-zat kimia. Jangan
pernah memipet zat kimia dengan mulut.

10) Lemari Asam


Lemari asam merupakan bagian dari peralatan kesehatan
dan keselamatan kerja di laboratorium kimia. Peralatan ini
menyerupai lemari yang pintunya dapat dibuka dengan cara
digeser naik-turun. Bagian pintu depan terbuat dari kaca
sehingga pengguna dapat melihat langsung kedalam lemari
asam ini. Lemari asam digunakan ketiak pengguna
labporatorium ingin menambahkan zat-zat yang bersifat
asam kuta dan mudah menguap, seperti asam sulfat pekat.
Uap asam sulfat sangat berbahaya jika terhirup melalui
hidung.
Prosedur penggunaan lemari asam yang baik dan benar
adalah sebagai berikut:

47 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

1) Sebelum menggunakan lemari asam, pastikan bahwa


udara bebas dapat masuk ke dalam lemari asam dan
lemari asam dapat berfungsi dengan baik.
2) Jangan meletakkan sesuatu peralatan atau benda apapun
yang dapat mengganggu masuknya udara kedalam lemari
asam.
3) Melakukan pekerjaan paling tidak berjarak 15 cm dari
pinggir lemari asam,
4) jagalah kebersihan lemari asam, segera singkirkan jika
ada kotoran yang menempel pada bidang lemari asam.

12). Sepatu Pengaman


Sepatu merupakan peralatan keselamatan kerja
pada bagian kaki. Sering kali dalam bekerja mengguna-
kan bahan kimia cair, akan beresiko terkena tumpahan
bahan kimia cair. Untuk itu dapat digunakan sepatu
sebagai alat pelindung kaki. Sepatu yang baik adalah
sepatu yang dapat menutup sampai bawah lutut. Atau
jika tidak memungkinkan, maka dapat juga digunakan
sepatu yang sampai di atas mata kaki. Sepatu pengaman
harus tertutup pada bagian atas telapak kaki, ini untuk
melindungi kaki jika ada tumpahan bahan kimia dari
atas meja.

Gambar 18 : Sepatu biasa dan sepatu boot yang aman dipakai ketika di
laboratorium.

48 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

13) Tanda Peringatan Keselamatan dan Bahaya


Tanda itu sangat penting untuk menghindari terjadinya
kecelakaan, seperti terlihat pada gambar 19,

Gambar 19. Hazard and Safety Sign

d.Pengenalan Tanda Bahaya dan Simbol Bahaya.


1). Hazard Bahaya
Kecelakaan kerja merupakan hal yang wajib untuk
dihindari. Untuk membantu pengguna laboratorium kimia,
maka pada beberapa tempat dipasang tanda-tanda
keselamatan kerja. Berikut ini beberapa tanda keselamatan
kerja yang sering dijumpai;
Accidental Hazard

 Jatuh dari tangga atau permukaan yang lebih tinggi


 Tertimpa sesuatu objek pada kepala, kaki atau bagian badan
(dari rak penyimpanan/gudang di bagian atas)
 Slip, terpeleset, jatuh karena lantai yang licin , basah,
berlubang atau rusak (terutama sewaktu membawa beban
atau bahan kimia)

49 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

 Terjeratnya pakaian, rambut, jari atau tangan dengan


pergerakan atau putaran peralatan, seperti centrifuge,
mixer, blender, dsb.
 Kontak kulit dengan permukaan, gas atau cairan yang sangat
beku (“Freeze burns”)
 Kontak dengan peralatan listrik
 Keracunan akibat kurang hati-hati dalam melakukan reaksi
kimia yang menimbulkan racun (padat, cair dan gas)
 Luka/cedera karena permukaan benda yang tajam atau
terkena sisa bahan kerja yang tajam
 Terbakar atau terkena ledakan ketika bekerja dengan bahan-
bahan padat, cair dan gas yang mudah terbakar/meledak
 Terbakar atau terkena ledakan ketika tidak hati-hati
mereaksikan bahan kimia yang mudah terbakar/meledak
 Terkena ledakan dari peralatan yang bertekanan tinggi
(seperti, peralatan vacuum).
 Luka/terbakar akibat permukaan peralatan, gas dan cairan
yang sangat panas.
 Terbakar karena cairan yang korosif.
 Terkena benda yang terlontar dari centrifuges atau
autoclave
 Cedera pada mata akibat kilau cahaya, terlontarnya benda,
terkena gas, atau sinar laser.
Physical hazards

Radiasi: bahaya ini dapat terjadi bergantung kepada tipe dan


proses peralatan di dalam laboratotium:
 Ionizing radiation: partikel-partikel Alpha, beta, sinar
gamma, sinar x, neutron

50 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

 Non-ionizing radiation: radiasi sinar Infra Merah, cahaya


nampak, sinar ultra violet, laser, radiasi microwave dan
frekuensi radio, radiasi medan elektromagnetik
 Getaran atau kebisingan suara dari perputaran peralatan
mekanis atau peralatan ulltrasound

Chemical hazards

Penggunaan berbagai jenis bahan kimia yang sifatnya berbahaya,


corrosive, irritating, toxic, neurotoxic, asphyxiating, allergenic,
carcinogenic, mutagenic, teratogenic, radioactive, dsb.

Biological hazards

Pemakaian berbagai jenis bahan biologi yang dapat menimbulkan


bahaya, jika tertelan, terhirup, kontak dengan kulit atau mata,
tersengat, dsb ( seperti virus, bakteri, jamur, parasit, serangga,
ular, dll).
Ergonomic, psychosocial and organizational factors

 Lelah pada otot, kebas, keram, disebabkan posisi kerja yang


cenderung tetap (seperti, terlalu lama berdiri atau jongkok)
 Keseleo, terkilir atau cedera, disebabkan mengangkat beban
tidak dengan posisi yang sesuai
 Lelah pada mata, karena terlalu lama bekerja dengan alat-alat
optik, mikroskop, teleskop, komputer, atau karena bekerja di
ruangan yang gelap atau kurang cahaya
 Cumulative trauma disorders (CTD), trauma kebosanan yang
terjadi karena pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang,
seperti pipet, menghitung satu per satu, dsb.

51 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

 Mual atau tidak tahan terhadap jenis bau tertentu sewaktu


bekerja dengan bahan kimia atau menguji bahan yang berasal
dari binatang.
 Sulit bekerja pada waktu-waktu tertentu, seperti bekerja di
malam hari, hari libur, dsb.

2). Mengenal Tanda bahaya


Kecelakaan kerja merupakan hal yang wajib untuk
dihindari. Untuk membantu pengguna laboratorium kimia,
maka pada beberapa tempat dipasang tanda-tanda
keselamatan kerja. Berikut ini beberapa tanda keselamatan
kerja yang sering dijumpai di laboratorium kimia
a) Harmful (Berbahaya).
Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit,
berlendir, mengganggu sistem pernafasan. Semua bahan kimia
mempunyai sifat seperti ini (harmful) khususnya bila kontak
dengan kulit, dihirup atau ditelan.
b) Toxic (beracun)
Produk ini dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius
bila bahan kimia tersebut masuk ke dalam tubuh melalui
pernafasan, menghirup uap, bau atau debu, atau penyerapan
melalui kulit.
c) Corrosive (korosif)
Produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi
pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit
mengelupas. Awas! Jangan sampai terpercik pada Mata.
d) Flammable (Mudah terbakar)
Senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan bahan yang
bereaksi dengan air atau membasahi udara (berkabut) untuk
menghasilkan gas yang mudah terbakar (seperti misalnya
hidrogen) dari hidrida metal. Sumber nyala dapat dari api

52 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

bunsen, permukaan metal panas, loncatan bunga api listrik,


dan lain-lain.
e) Explosive (mudah meledak)
Produk ini dapat meledak dengan adanya panas, percikan
bunga api, guncangan atau gesekan. Beberapa senyawa
membentuk garam yang eksplosif pada kontak (singgungan
dengan logam/metal)
f) Oxidator (Pengoksidasi)
Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran, sebab dapat
menghasilkan panas.

53 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

BAB III EVALUASI

3.1 Menyiapkan petunjuk penggunaan peralatan laboratorium kimia.


Pertanyaan
1. Apa saja yang perlu dilakukan jika ingin menggunakan suatu alat
yang sebelumnya belum pernah mengoprasikannya?
2. Bagaimana cara membaca hasil ukur pada buret agar dapat membaca
hasil ukur dengan cepat?
3. Jika ingin mengukur pH suatu larutan apa yang di perlukan? Dan
bagaimana caranya?
4. Peralatan apakah yang digunakan untuk mengetahui kadar logam Pb
dan Cu dalam larutan? Bagaimana cara?

3.2 Merawat peralatan dan bahan di laboratorium sekolah/madrasah

Pertanyaan
1. Apakah tujuan pokok dari perawatan alat? Jelaskan !
2. Apakah yang harus dilakukan agar pH meter, mikroskop dan neraca
analisis massa pakainya lebih lama?
3. Bagaimana langkah-langkah mengidentifikasi dan memperbaiki kerusakan
pada pH meter elektronik yang tidak bekerja?

3.3 Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium Fisika

1. Apa saja yang harus dilakukan teknisi laboratorium untuk menjaga


kesehatan lingkungan kerja?
2. Siapa yang bertanggung jawab terhadap kesehatan dan keselamatan
kerja di laboratorium Kimia?
3. Apa saja bahaya yang mungkin terjadi di laboratorium kimia?
4. Apakah peralatan keselamatan kerja di laboratorium kimia?
5. Apa saja jenis pemadam kebakaran? Bagaimana tiap jenis alat
pemadam kebakaran bekerja memadamkan kebakaran?

54 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

DAFTAR PUSTAKA

Aan Komariah & Cepi Triatna. (2005). Visionary leadership: Menuju sekolah
efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Ari Sudono. (2007). Laboratorium keliling: Win-win solution. Majalah Lembaga


Penjamin Mutu Pendidikan (LMPM) Sulawesi Tenggara, edisi: Ol/MP/2007.

Daft, R. L. (1991). Management (2nd ed). New York: Rinehart and Winston, Inc.

Gardner, D. E., (1991). Guide for planning educational facilities. Ohio:


Woodruff Avenue Publications, Inc.

Laboratory Safety Manual, WHO, Geneva, 1983..

Hill, J., & Houghton, P. (2001). A reflection on competency-based education:


Comments from Europe. Journal of Management Education, 25. 146-166.

Hofstein, A. & Lunetta, V. N. (2003). The laboratory in science education:


Foundations for the twenty-first century [Versi Elektronik].

Hofstein, A., & Naaman, R. M. (2007). The laboratory in science education: the
state of the art. Journal The Royal Society of Chemistry, 8 (2), 105-107.

Iskandar Zulkarnain. (2007). Sarana sekolah untuk meningkatkan kualitas


pendidikan. Diambil pada tanggal 30 Agustus 2007, dari http://
www.hupelita.com.html.

Mamat Supriatna. (2008). Studi penelusuran pengelolaan laboratorium sains


SMA sebagai analisis kebutuhan untuk program diktat pengelola
laboratorium: Studi deskriptif analitik terhadap laboratorium sains SMA
di sekolah binaan PPPPTK KIMIA. Diambil pada tanggal 1 Juli 2008, dari
http://www.p4tkkimia.org/jurnal/index.html?

Mahn, J.W.: Fundamentals of Laboratory Safety - Physical Hazards in the


Academic Laboratory, VNR, 1991.

Permendiknas. (2007). Peraturan Mendiknas RI, Nomor 24, Tahun 2007,


tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menegah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

Robbins, S. P. (2001). Organizational behavior (9th ed.). New Jersey: Prentice


Hall International, Inc.

55 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

Scotia, H. N., Catano, V. M., & Day, A. L. (2003). Leader competencies:


Proposing a research framework. Diambil pada tanggal 7 Agustus 2008,
dari http://www.cda-acd.forces.gc.ca/CFLI/engraph/research/pdl746.pdf.

Stoner, J. A. F., Freeman, R. E., & Gilbert, D. R., Jr. (1995). Management (6th
ed.). New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Stricoff, R.S., and Walters, D.B.: Laboratory Health and Safety Handbook,
Wiley-Interscience, 1995.

Wita Sutrisno. (2007). Pemeliharaan fasilitas laboratorium fisika untukdiklat


teknisi laboratorium. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan IP A.

56 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

LAMPIRAN:

a. Katalog Alat-alat Lab.

Katalog Alat-alat Lab

 Alkin P.T. (2003). Katalog Peralatan. Bandung : PO Box 1495 Jl.


Pasteur 15 Bandung
 Cole-Palmer. (2003-2004). Instruments Company. 625 East
Bunker Court. Vernon Hills, Illinois 60061 USA. Phone (078) 594-
7600. After June 20 1996. Phone (847) 549-7600 Fax. (847) 549-
1700.
 Catalog. (2003). Instruments for Research and Industry Tools For
Scientist. 12R Inc. PO Box 159 CD Cheltenham PA 19012.
 CP Instrument Company Limited. (2003/2004). Products For
Science. England.
 CP Instrument Company Limited. (2003). The Thermometry
Books. England.
 Depdikbud, (1993), Buku Katalog Alat Pendidikan IPA untuk SMP
dan SMA Jakarta : Dikdasmen-Dikmenum.
 Elex Media Komputindo Katalog. PT. (2003-2004). Kelompok
Gramedia. Jl. Palmerah Selatan 22 Lt. 6 Jakarta 10270 Telp.
5480888).
 EYELA. (2003). Price List. Tokyo (PT Indo Aktivina. WIsma Benhil
Lantai 7 Jl. Jenderal Sudirman Kav 36 Jakarta Pusat).
 Fisher. (2003). (PT. Sardo Ganesha Perdana Jl. Sunda 57 Telp.
59310 Bandung 40112).
 Fisons-Gallenkamp-Griffin & George. (PT. Amal Parlagutan Niaga
PO Box 2344 Jakarta 10001 Indonesia Telp. (021) 829-6312).
 Gama Gede. CV. (2003). Daftar Harga. Jl. Semar No. 10 bandung.
Tlp. (022) 619594, 637173. Fax. (022) 619504 Bandung 40172.
 Griffin & George. Daftar alat-alat Lab dan Alat-alat pelajaran
Praktek IPA/SLU untuk SLP dan SLA.
 Kontes.. (2003). Microflux Microscale Organic Chemistry Kits By
Kenneth L. Williamson, Mount Holyoke College Cloth. heath and
Company, Lexington, MA 02173.
 Medilab. CV. (2003). Pricelist Alat Laboratorium. Medilab
Laboratory abd Scientific Supplier. Pyrex, Wertheim,
Schott/jena, RRC, Hanna Instrument. Jl. Terusan Galunggung No.
11 Bandung 40263 Tlp. (022) 306669.
 Sargent-Welch. (2003-2004). Scientific Company International
Headquarters. NJ : 07080 USA PO Box 1002 South Plainfield. (CV
Sumber Karya Jl. Batu Ceper No. 2 B/C Telp. 363081 Bogor).

57 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14

b. Contoh Penulisan Spesifikasi Alat

Contoh penulisan spesifikasi alat

pH-meter

Range : pH -2.00 to 16.00 mV, rel mV + 2000 mV

temp. -9.9 to 110 oC

Resolution : pH 0.1/ 0.001 mV, rel mV 0.1 to + 399.9 mV; 1mV


otherwise temp. 0.1 oC

Accuracy : pH + 0.01 mV, rel mV + 0.2 to + 399.9 mV; 2 mV


otherwise temp. + 0.5 oC

Display : Custom dual LCD

Input impedance > 1012 

Temp. Compensation : Automatic (with ATC probe) or manual, 0 to


100 oC

Calibration points : Automatic at pH 1.68; 4.01; 7.00; 10.01 and


12.45

Power : Four 1.5 V AAA batteries (included) or 110 or 220 VAC (with
adapter sold separatory at left)

Batterey life : 50 hours continuous

Dimension : 8.9 cm W x 18.7 cm H x 4.4 cm D

Shpg wt : Meters 0.7 kG; Kits 1.7 kG.

58 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Anda mungkin juga menyukai