Anda di halaman 1dari 15

EVOLUSI, TEORI EVOLUSI, PRINSIP

DAN PROSES EVOLUSI

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Umum

pada Program Studi Pendidikan Agama

Dosen Pengampu: ERWING, S.Pd.,M.Pd

Oleh:

ASMAR

(2169010627)

BIOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE


PENDIDIKAN BIOLOGI
2021-2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis bermunajat kehadirat Allah SWT, tuhan Yang


Maha Esa sembari mengagkat tangan, bermohon kiranya memberikan
taufiq, hidayah, rahmat dan karunianya serta kelapangan berpikir dan
waktu, sehingga penulis dapat menyusun dan  menyelesaikan makalah ini.
Dengan judul “EVOLUSI”.

Evolusi dalam pengertian yang paling luas adalah pandangan bahwa


realitas adalah kondisi perubahan secara terus-menerus. Evolusi dalam Biologi
berarti proses kompleks pewarisan sifat organisme yang berubah dari generasi ke
generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi berusaha memahami faktor-
faktor yang mendorong terbentuknya berbagai makhluk hidup yang ada di dunia
saat ini. karena itu beberapa hal yang penting yang berkaitan dengan evolusi akan
kita bahas disini

Penulis juga menyadari bahwa materi dan teknik yang digunakan


dalam makalah ini masih memiliki beberapa kekurangan. Oleh karena itu kritik
dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan agar makalah ini menjadi lebih
sempurna. Atas kritik dan sarannya diucapkan trimakasih.

Watampone, 9 November 2021

          

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
D. Manfaat 2

BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Evolusi 3
B. Teori Evolusi 3
C. Prinsip dan Proses terjadinya Evolusi 7

BAB III SIMPULAN DAN SARAN 9


A. Simpulan 9
B. Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Evolusi merupakan salah satu teori maupun cabang dalam khasanah ilmu
pengetahuan. Teori tersebut menyatakan terjadinya sebuah perubahan pada
makhluk hidup atau spesies secara gradual (perlahan-lahan). Perubahan yang
dihasilkan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menghasilkan spesies
atau makhluk hidup yang baru. Teori evolusi menjadi sebuah teori yang tenar
ketika dipopulerkan oleh seorang ilmuan Inggris Chalres Darwin (1809-1882).
Teori evolusi Darwin dihasilkan dari sebuah ekspedisi yang Darwin lakukan pada
saat pelayaran menjelajahi daratan maupun lautan Amerika Selatan. Teori evolusi
Darwin merupakan penyempurna dari teori evolusi sebelum-sebelumnya. Teori
evolusi sudah jauh hari muncul zaman yunani kuno. Pertama kali teori tersebut
dipopulerkan oleh Thales (600 SM), yang menyatakan air adalah induk asal usul
serta sumber adanya sesuatu. Anaximander (611–547 SM0, menyatakan makhluk
hidup berasal dari lumpur yang dipanasi oleh sinar matahari. Aristoteles (384–322
SM), menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati (Abiogenesis),
Heraklitus, menyatakan bahwa segala sesuatu dirubah menjadi bentuk baru. Hal
tersebut menjadi tonggak sejarah perkembangan teori evolusi. Namun seiring
dengan perjalanan waktu teori evolusi mengalami penyempurnaan atau modifikasi
hingga sampai saat ini. Seperti halnya teori evolusi Darwin menjadi teori evolusi
sintesis modern.

Dari gagasan tentang teori evolusinya, Darwin tidak pernah menyatakan ataupun
mengungkapkan bahwa manusia berasal dari kera. Akan tetapi dengan
pengklasifikasian kera (primat) yang masuk kedalam ordo manusia telah memicu
kesimpulan bahwa manusia merupakan keturunan kera. Teorinya tersebut telah
merebak ditengah masyarakat bersamaan dengan karyanya yang telah menyebar
keseluruh penjuru dunia. Didalam stigma masyarakat bahwa teori evolusi
merupakan teori yang menjelaskan mekanisme perubahan yang terjadi pada
manusia yang berubah dari kera.

1
Pembahasan kebenaran atau kesahihan teori evolusi hingga sampai saat ini
menjadi sebuah pembahasan yang belum menemukan sebuah konklusi. Berbagai
klaimpun terjadi diantara kubu yang menganggap bahwa pendapat masing-masing
yang paling benar. Hal demikian terlihat jelas terutama dari kalangan evolusionis
(pendukung) ataupun kreasionisme (penentang). Dari kalangan evolusionis
menganggap bahwa teori tersebut merupakan sebuah kebenaran yang tak dapat
disangkal dengan berbagai bukti-bukti yang telah diselesaikan. Sedangkan dari
kalangan yang kontra terhadap teori evolusi, menganggap bahwa teori evolusi
merupakan sebuah ajaran atau paham (teori) yang sesat, karena tidak sesuai dan
telah menyimpang dari ajaran-ajaran agama samawi. Terutama ketika
dikorelasikan dengan teks-teks kitab suci agama samawi (Yahudi, Kristen dan
Islam).

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Evolusi
2. Teori Evolusi
3. Prinsip dan Proses terjadinya Evolusi
C. Tujuan
1. Mengetahui Apa itu Evolusi
2. Mengetahui Teori Evolusi (Pencetus)
3. Mengetahui Prinsip dan Proses terjadinya Evolusi
D. Manfaat
1. Secara teoritis, dapat menambah pengetahuan tentang evolusi, teori
evolusi serta prinsip dan proses terjadinya evolusi bagi mahasiswa Biologi
khususnya. Dan juga dapat di jadikan referensi penelitian yang selanjutnya
secara mendalam guna mengembangkan ilmu pengetahuan.
2. Secara praktis dapat bermanfaat bagi masyarakat umum dan secara
khususnya dapat dijadikan sebabgai referensi dalam pengkajian tentang
teori evolusi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evolusi

Evolusi berarti proses kompleks pewarisan sifat organisme yang berubah


dari generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi secara umum
tidak dapat terlepas dari kehidupan masa lampau. Hal yang saat ini merupakan
hasil dari proses masa lampau. Evolusi juga berarti perubahan pada sifat-sifat
terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen
yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi
dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan
mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen
akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies
yangbereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh
rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi
terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau
langka dalam suatu populasi.

B. Teori Evolusi

1. Charles Darwin

Charles Robert Darwin (1809-1882) adalah seorang peminat ilmu alam


dari inggris. Pada tahun 1831, ia mengikuti pelayaran HMS Beagle untuk
memetakan jalur pelayaran. Selama pelayaran, Darwin banyak mendapat
fosil, batuan dan berbagai makhluk hidup. Ketika sampai di kepulauan
Galapagos, Darwin menjumpai berbagai macam  makhluk yang menarik
perhatiannya, terutama burung-burung Finch. Burung Finch banyak juga

3
ditemukan di Inggris, namun burung Finch yang terdapat di Galapagos
memiliki bentuk paru yang beragam. Darwin menyadari bahwa struktur
yang bervariasi ini karena terbentuk karena adaptasi lingkungan tertentu.
Darwin meyakini bahwa struktur paru burung Finch bersesuaian dengan
keanekaragaman makanan yang tersedia. Selain burung Finch, Darwin
juga mengamati kura-kura raksasa. kedua kura-kura ini memiliki sedikit
perbedaan morfologi yang disebabkan oleh perbedaan habitat. dari
pengamatannya, Darwin memperoleh ide tentang evolusi yang didasarkan
atas pokok-pokok pikirannya, yaitu :

a) Makhluk hidup bervariasi dan beberapa variasi  sifatnya dapat diturunkan.


Tidak ada dua individu yang sama persis dalam suatu spesies (kecuali
kembar identik)

b) Setiap populasi cenderung bertambah banyak, karena setiap makhluk


hidup mampu berkembangbiak. Untuk berkembangbiak perlu adanya
makanan yang cukup. Dan jumlah individu yang dilahirkan lebih banyak
dari pada yang dapat bertahan hidup.
c) Kenyataan menunjukkan bahwa pertambahan populasi tidak berjalan
terus-menerus.
d) Individu-individu berkompetisi untuk memperoleh sumber daya agar
mampu bertahan hidup.
e) Sifat-sifat yang diwariskan milik beberapa individu membuat mereka
dapat bertahan hidup dan bereproduksi pada keadaan lingkungan tertentu.
f) Akibat dari seleksi lingkungan tersebut, hanya individu yang adaptif
terhadapa lingkungan yang dapat hidup dan menurunkan sifat adaptif
tersebut. Seleksi alam akhirnya akan mengubah sifat dalam populasi,
bahkan menghasilkan spesies baru.
2. Teori evolusi Aristoteles (384-322 SM).

Aristoteles adalah seorang filosof yang berasal dari Yunani, yang


mencetuskan teori evolusi. Ia mengatakan bahwa evolusi yang terjadi

4
berdasarkan metafisika alam, maksudnya metafisika alam dapat mengubah
organisme dan habitatnya dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih
kompleks.

3. Teori evolusi Anaximander (500 SM)


Anaximander juga merupakan seorang filosof yang berasal dari Yunani. Ia
berpendapat bahwa manusia berawal dari makhluk akuatik mirip ikan dan
mengalami proses evolusi.
4. Teori evolusi Empedoclas (495-435 SM).
Empedoclas adalah seorang filosof Yunani. Ia mengemukakan teori bahwa
kehidupan berasal dari lumpur hitam yang mendapat sinar dari matahari
dan berubah menjadi makhluk hidup. Evolusi terjadi dengan dimulainya
makhluk hidup yang sederhana kemudian berkembang menjadi sempurna
dan akhirnya menjadi beraneka ragam seperti sekarang ini.
5. Teori evolusi Erasmus Darwin (1731-1802).
Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Robert Darwin, seorang tokoh
evolusi berkebangsaan Inggris. Teorinya adalah bahwa evolusi terjadi
karena bagian fungsional terhadap stimulasi adalah diwariskan. Ia
menyusun buku yang berjudul Zoonamia yang menentang teori evolusi
dari Lamarck.
6. Teori evolusi Count de Buffon (1707-1788).
Buffon berpendapat bahwa variasi-variasi yang terjadi karena pengaruh
alam sekitar diwariskan sehingga terjadi penimbunan variasi.
7. Teori evolusi Sir Charles Lyell (1797-1875).
Lyell adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Skotlandia dengan
bukunya yang terkenal berjudul Principles of Geology. Di dalam bukunya
tersebut Lyell berpendapat bahwa permukaan bumi terbentuk melalui
proses bertahap dalam jangka waktu yang lama.
8.  Teori evolusi Jean Baptise de Lamarck.
Jean Baptise de Lamarck (1744 – 1829) seorang ahli biologi kebangsaan
Perancis, memiliki suatu gagasan dan menuliskannya dalam bukunya

5
berjudul “Philoshopic”. Dalam bukunya tersebut Lamarck mengatakan
sebagai berikut.
Lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri dan sifat-sifat yang
diwariskan melalui proses adaptasi lingkungan.
Ciri dan sifat yang terbentuk akan diwariskan kepada keturunannya.
Organ yang sering digunakan akan  berkembang dan tumbuh membesar,
sedangkan organ yang tidak digunakan akan mengalami pemendekan atau
penyusutan, bahkan akan menghilang. Contoh yang dapat digunakan oleh
Lamarck adalah jerapah. Menurut Lamarck, pada awalnya jerapah
memiliki leher pendek. Karena makanannya berupa daun-daun yang
tinggi, maka jerapah berusaha untuk dapat menjangkaunya. Karena
terbiasa dengan hal ini maka semakin lama, leher jerapah menjadi semakin
panjang dan pada generasi berikutnya akan lebih panjang lagi. Teori
Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin (kakek dari Charles Darwin)
yang mengatakan bahwa populasi jerapah adalah heterogen, ada yang
berleher pendek dan ada yang berleher panjang. Jerapah-jerapah tersebut
berkompetisi untuk mendapatkan makanan. Dari persaingan tersebut
jerapah berleher panjang akan menang dan akan tetap hidup, sifat ini akan
diwariskan kepada keturunannya. Jerapah yang berleher pendek akan mati
dan perlahan-lahan mengalami kepunahan.
Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin (kakek dari Charles
Darwin) yang mengatakan bahwa populasi jerapah adalah heterogen, ada
yang berleher pendek dan ada yang berleher panjang. Jerapah-jerapah
tersebut berkompetisi untuk mendapatkan makanan. Dari persaingan
tersebut jerapah berleher panjang akan menang dan akan tetap hidup, sifat
ini akan diwariskan kepada keturunannya. Jerapah yang berleher pendek
akan mati dan perlahan-lahan mengalami kepunahan.
9. Carolus Linnaeus (1707-1778)
Membuat sebuah ketentuan cara mencari keteraturan posisi antar makhluk
hidup dengan mencari persamaan sifat, dan mengelompokkan yang mirip
ke dalam satu kelompok. Pengelompokan dilakukan secara berjenjang,

6
mulai dari jenjang yang paling rendah sampai jenjang yang paling tinggi.
Jenjang ditentukan dari pengelompokkan dengan kemiripan sifat-sifat
khusus, menempati takson terendah, sampai pada jenjang untuk
pengelompokkan makhluk hidup dengan kategori sifat-sifat umum pada
takson yang paling tinggi. Linnaeus juga membuat suatu cara penamaan
jenis makhluk hidup dengan sistem Binomial nomenklatur. Dengan
sumbangan ilmunya ini Linnaeus disebut sebagai pendiri Taksonomi,
suatu ilmu yang membahas tentang penamaan dan pengelompokkan
makhluk hidup yang sangat beraneka raga.
10.  Georges Cuvier (1769-1832)
Ahli anatomi, tetapi sangat perhatian terhadap paleontology (ilmu
mengenai fosil). Cuvier mendukung teori Katastropi yang mengatakan
bahwa makhluk hidup setiap strata tidak ada hubungan kekerabatan karena
setiap strata terbentuk akibat terjadinya bencana alam, seperti gempa bumi,
banjir, atau kemarau yang panjang. Jika strata lenyap oleh bencana,
muncul strata baru lengkap dengan makhluk hidup baru, yang berpindah
dari daerah lain. Dari temuan fosil dilembah Paris, Cuvier menyimpulkan
bahwa batuan yang membentuk bumi ini tersusun berupa lapisan-lapisan.
Setiap strata dihuni oleh berbagai makhluk hidup yang unik, berbeda
strukturnya dengan makhluk penghuni strata lainnya. Cuvier yakin bahwa
makhluk modern di lapisan bumi paling atas sangat berbeda dengan
makhluk di strata tua di lapisan bawah.
11. James Hutton (1726-1797)
Mengemukakan teori gradualisme, yang menyebutkan bahwa bentuk bumi
dan lapisan-lapisannya merupakan hasil perubahan yang berlangsung
secara bertahap, terus menerus, dan lamabat (dalam waktu lama)
12. Alfred Russel Wallace (1923-1913
Mengembangkan teori yang serupa dengan teori Darwin. Dasar teori
Wallace adalah penelitian biologi perbandingan di Brasilia dan Hindia
Belanda (sekarang di Indonesia), dan Malaya. Buku penelitinnya berjudul

7
“On the tendency of varieties to depart indefinitely from the original type”.
Teorinya sama dengan yang dikembangkan Darwin.

C. Prinsip Evolusi

Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan
hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat
terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme
menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan
menjadi lebih berkurang.

Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan


lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada
generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah
beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang
terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu,
hanyutan genetik merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan
acak pada frekuensi sifat suatu populasi.

Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan


diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi. Walaupun
perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini
akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme.
Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru. Dan
sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain
mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang
yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.

8
D. Proses Terjadinya Evolusi
a. Spesies baru bukan merupakan bentuk dari yang paling sempurna yang
langsung hidup, tetapi berasal dari bentuk sederhana yang belum
terspesialisasi.
b. Evolusi tidak selalu dari yang sederhana ke kompleks, ternyata banyak
contoh ”evolusi regresif” yaitu dari bentuk kompleks menuju bentuk
sederhana. Sebagai contoh adalah kasuari diturunkan dari burung bersayap
yang dapat terbang kemudian berkembang menjadi kasuari yang tidak bersayap
dan tidak dapat terbang.
c. Pada suatu saat evolusi terjadi lebih cepat dari yang lainnya. Bentuk-
bentuk baru muncul dan bentuk lama punah.
d. Laju kecepatan evolusi tidak berlangsung sama pada tiap-tiap organisme
yang berbeda. Umumnya evolusi mula-mula berlangsung cepat pada saat
spesies baru muncul dan kemudian diperlambat apabila kelompoknya
terbentuk.
e. Evolusi terjadi dalam populasi bukan dalam individu, oleh proses mutasi,
reproduksi diferensial dan seleksi alam.

9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Evolusi  juga berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi


organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi.
Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan
kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu
populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-
sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi
ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang
bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh
rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi
terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau
langka dalam suatu populasi.

B. Saran

Melalui makalah ini penulis berharap agar pembaca dapat


mengembangkan maksud dari evolusi dan ikut berperan dalam menggali evolusi
dimuka bumi karena seperti yang kita tahu bahwa evolusi adalah suatu hal yang
belum jelas  dan dapat dibuktikan secara langsung, namun janganlah dijadikan
sebuah momen untuk berperang dalam memikirkan karena akan menimbulkan
perpecahan.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://brainly.co.id/tugas/9031893

https://danaranizar.blogspot.com/2013/03/tugas-makalah-evolusi.html

http://eprints.ums.ac.id/37112/7/BAB%20I.pdf

http://mediainstanbelajar.blogspot.com/2017/04/makalah-biologi-evolusi-materi-
sekolah.html

https://www.gramedia.com/literasi/evolusi/

www.google.com

11

Anda mungkin juga menyukai