Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Guru sebagai pendidik dituntut mendesain pembelajaran yang menghantarkan


peserta didik memenuhi kebutuhan abad 21. Dalam hal ini, kegiatan pembelajaran fisika
tak lepas dari peningkatan kompetensi/ keterampilan peserta didik. Peserta didik yang
memiliki keterampilan memecahkan masalah mampu membuat kesimpulan yang
terpercaya, memiliki wawasan yang luas, membuat keputusan yang bijak, menghasilkan
produk yang baik, dan penemuan yang kreatif. Keterampilan memecahkan masalah
maupun berpikir kreatif penting untuk mendukung peserta didik dalam upaya menggali
pemahaman suatu konsep. Proses penemuan konsep yang melibatkan keterampilan-
keterampilan yang mendasar melalui percobaan ilmiah dapat dilaksanakan dan
ditingkatkan melalui kegiatan praktikum di laboratorium.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraiakan dapat diindentifikasi beberapa
permasalahan sebagai berikut:

1. Kegiatan pembelajaran laboratorium konvensional terkadang tidak semua


dilaksanakan seperti percobaan radiasi benda hitam, kegiatan laboratorium memakan
waktu yang lama dalam alokasi waktu yang singkat. Sehingga perlu alternatif
pembelajaran laboratorium virtual.
2. Kurangnya kegiatan laboratorium menyebabkan berkurangnya keterampilan
memecahkan masalah dan penguasaan konsep peserta didik.

1.3 Manfaat Penelitian

 Bagi Peserta Didik

1. PhET Simulation dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan


memecahkan masalah dalam pembelajaran fisika.

2. PhET Simulation dapat menumbuhkan motivasi dan minat peserta didik untuk belajar
fisika

3. PhET Simulation dapat memudahkan peserta didik memahami konsep-konsep dalam


pembelajaran fisika.
 Bagi Guru Fisika

1. PhET Simulation membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran fisika.

2. PhET Simulation dapat digunakan guru sebagai acuan pembelajaran fisika abad 21
yang menarik, menyenangkan dan efektif.

 Bagi Sekolah

PhET Simulation dapat menjadi salah satu pilihan alternatif sebagai bahan ajar
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran fisika di abad 21.

 Bagi Peneliti

1. Sebagai pertimbangan bagi calon pendidik agar lebih kreatif dalam menggunakan
PhET 2. Simulation dalam pembelajaran fisika sebagai upaya peningkatan hasil belajar.

3. Memberikan referensi bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut
BAB IV

HASIL DAN PEMBEHASAN

4.1 Hasil Percobaan

1. Untuk suhu pada 3600 K

Pada hasil percobaan pada PHET simulation untuk radiasi benda hitam pada suhu 3600 K

Diperoleh bahwa

 Warna cahaya tampaknya adalah Orange masuk pada kategori cahaya Infrared
 Panjang gelombang nya adalah 0.805 μm
 Intensitas cahanya adalah 7.78 ×106 W /m 2
 Suhu yang digunakan adalah 3600 K

2. Untuk suhu 4300 K

Pada hasil percobaan pada PHET simulation untuk radiasi benda hitam pada suhu 4300 K

Diperoleh bahwa

 Warna cahaya tampaknya adalah Orange pucat masuk pada kategori cahaya Visible
 Panjang gelombang nya adalah 0.674 μm
 Intensitas cahanya adalah 18.92× 106 W /m2
 Suhu yang digunakan adalah 4300 K
3. Untuk suhu 5000 K

Pada hasil percobaan pada PHET simulation untuk radiasi benda hitam pada suhu 5000 K

Diperoleh bahwa

 Warna cahaya tampaknya adalah Putih kekuningan masuk pada kategori cahaya Visible
 Panjang gelombang nya adalah 0.580 μm
 Intensitas cahanya adalah 40.21 ×10 6 W /m2
 Suhu yang digunakan adalah 5000 K

4. Untuk suhu 5500 K

Pada hasil percobaan pada PHET simulation untuk radiasi benda hitam pada suhu 5500 K

Diperoleh bahwa

 Warna cahaya tampaknya adalah Putih


 Panjang gelombang nya adalah 0.527 μm
 Intensitas cahanya adalah 64.76 ×10 6 W /m2
 Suhu yang digunakan adalah 5500 K
4.2 Pembahasan

Dari hasil yang diperoleh pada simulasi diatas maka dapat dikemukakan bahwa suhu
yang semakin besar mengakibatkan atau mempengaruhi panjang dan intensitas dari gelombang
cahanya tersebut. Semakin tinggi suhu yang digunakan maka panjang gelombang dan intensitas
nya akan berbanding terbalik dengan suhunya.

Dapat dilihat pada gambar, posisi kurva dengan Suhu lebih Tinggi berada di ataskurva
dengan Suhu lebih Rendah. Dapat disimpulkan bahwa kurva dengan Suhu lebih Tinggi memiliki
Intensitas maksimum yang lebih Tinggi. Dapat dilihat juga, posisi kurva dengan Suhu lebih
Tinggi berada di sebelah kiri kurvadengan Suhu lebih Rendah. Itu menunjukan bahwa kurva
dengan Suhu lebihTinggi/Intensitas Radiasi lebih tinggi memiliki panjang gelombang yang lebih
Pendek sehingga dapat dilihat oleh manusia.
Dari hasil penelitianWien tersebut menyatakan bahwa Intensitas Radiasi bergeserkearah
Panjang Gelombang yang lebih pendek saat temperature benda tersebut semakintinggi, sehingga
Panjang Gelombang Radiasi saat intensitasnya maksimum berbandingterbalik dengan Suhu
mutlak benda tersebut. Gejala pergeseran puncak intensitas maksimum dari hasil percobaan
tersebut diformulasikan oleh Wien dengan Hukum Pergeseran Wien dengan persamaan berikut:
λm. T =C
Dengan:
 λm= Panjang Gelombang pada Intensitas Maksimum
 T = Temperature mutlak (K)
 C= Tetapan Pergeseran Wien ( 2,9 ×10−3 mK

Sehingga dapat disimpulkan Jika Temperature mutlak sebuah benda semakin naik, maka
Panjang Gelombang akan semakin pendek, begitupun sebaliknya, jika temperatureBenda turun
saat memancarkan radiasi, maka Panjang Gelombang akan semakin panjang.Karena penelitian
tersebut, maka manusia dapat memperkirakan suhu sebuah Bendahanya dengan melihat Warna
yang terpancar dari permukaan Benda tersebut dan dengan cara dihitung.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Radiasi benda-hitam memberikan pencerahan kepada keadaan kesetimbangan


termodinamika dari radiasi rongga. Jika setiap mode Fourier dari radiasi kesetimbangan pada
rongga kosong dengan dinding yang memantul sempurna dianggap sebagai derajat kebebasan
dimana energi dapat berpindah, maka menurut teorema ekuipartisi di fisika klasik, akan ada
jumlah energi yang sama di tiap mode. Karena jumlah mode-nya tak terbatas maka berakibat
pada kapasitas panas tak terbatas (energi tak terbatas pada suhu tidak nol berapapun), begitu juga
dengan spektrum radiasi terlepas yang naik tanpa hubungan dengan naiknya frekuensi, masalah
yang dikenal dengan bencana ultraungu. Namun, pada teori kuantum bilangan okupasi mode
dikuantisasi, memotong spektrum pada frekuensi tinggi sesuai dengan pengamatan eksperimen
dan menyelesaikan masalah

PhET Simulation memiliki kelebihan antara lain: (1) memiliki tampilan animasi yang
menarik; (2) sangat mudah dioperasikan; (3) gratis untuk diunduh (free download); (4) dapat
menyesuaikan spesifikasi laptop/PC karena menyediakan download paket simulasi, Java, dan
flash; (5) dapat digunakan dalam keadan online maupun offline; dan (6) menyajikan model-
model konseptual fisis yang mudah dimengerti peserta didik. Adapun kelemahan PhET
Simulation antara lain: (1) aplikasi dan game yang dijalankan sangat terbatas yaitu untuk file
berformat “Jar”; dan (2) perlu update flash player untuk flash yang tidak update secara otomatis.

5.2 Saran

Menurut peneliti metode ini akan lebih efektif dan efisien jika menganalisis data hasil

penyelidikan dengan LKPD berbantu PhET Simulation diharapkan dapat meningkatkan

penguasaan konsep dan keterampilan memecahkan masalah peserta didik dalam pembelajaran

eksperimen.
DAFTAR PUSTAKA

PhET Colorado. Interactive Simulations for Science and Math. Diakses dari
http://www.phet.colorado.edu. Pada tanggal 10 November 2021, pukul 9:37 WIB.

Sunardi dan Lilis Juarni. (2015). Fisika untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013 Revisi.
Yogyakarta : Yrama Widya.

Anda mungkin juga menyukai