Anda di halaman 1dari 13

Nama : Indah Veronica Hasibuan

Kelas : 4a keperawatan
Npm : 18.156.01.11.016
FORM KESEHATAN
PEKERJA

Nama Perusahaan : PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA tbk


Jenis Produk yang dihasilkan : Sampoerna
Alamat : Jawa barat
Tanggal Pengkajian : 19 November 2011

A. BEBAN KERJA

1. Umur :
25-35 : 30 org
36-46 : 45 org
47-57 : 25 org

2. Jenis Kelamin :
Laki-laki : 70 org
Perempuan 30 org

3. Berapa jam dalam sehari bekerja : 10 jam

4. Berapa jam istirahat : 1/2 jam

5. Pengaturan waktu kerja (rotasi, mutasi, pengurangan jam kerja terpapar faktor risiko dll)
:
Karena masa pandemi terjadi pengurangan jam kerja yang biasanya 10 jam /hr menjadi 8
jam/hr

6. Ergononi Kerja
a. Kekuatan otot :
Kekuatan otot masih bisa mengerjakan namun beberapa dari karyawan tersebut
mengalami penurunan dalam bekerja dikarenakan kondisinya yang tak memungkinkan
b. Bentuk dan ukuran tubuh :

Bentuk tubuh karyawan rata-rata paling dominan adalah kurus dan gemuk sekitar 20%

c. Sikap tubuh selama bekerja :

Saat bekerja kebanyakan duduk dengan posisi yang salah dan terlalu membungkuk ke
depan

d. Kejadian selama dan setelah bekerja (kelelahan kerja) :


Selama dan setelah bekerja para karyawan merasa sangat lelah dengan pekerjaan yang
dilakukan selama 8 jam/hr dengan istirahat hanya 1/2 jam. Para karyawan merasa sangat
sesak napas dengan pekerjaan yang memaksakan tubuh untuk tetap bekerja di kondisi
yang tidak memungkinkan

B. KAPASITAS KERJA
1. Pendidikan Pekerja :
Rata dari mereka tingkat pendidikan pekerja hanya sebatas lulusan SMA. Mereka yang
lulus bekerja. Namun ada juga yang lulus SMP langsung bekerja di tempat tersebut

2. Pelatihan dalam bidang pekerjaan :


Di sana tidak memerlukan pelatihan khusus, namun mereka hanya di mentori oleh senior
yang ahli dalam masing-masing bidang yang dilakukan

3. Kejadian selama dan setelah bekerja :


Selama bekerja terdapat kejadian dari para karyawan tersebut, bahkan saat bekerja terdapat
karyawan yang langsung di bawakan ke rumah sakit

4. Penyakit yang dialami (3 bulan terakhir) :

 PPOK : 15 orang (15%)


 Diare : 5 orang (5%)

 ISPA : 25 orang/ kasus (25%)

 Batuk : 35 orang (35%)


 Sisanya tidak ada laporan keluhan penyakit 20 orang (20%)

C. LINGKUNGAN KERJA
1. Lingkungan Fisik
Didalam lingkungan kerja, pada ruangan tidak begitu bersih dan tidak begitu
nyaman,terdapat kebisingan,penerangan tidak begitu terang, terdapat kelembapan di
daerah ruangan tersebut,tidak ada getaran, terdapat bahan kimia, terdapat asap gas
pabrik yang tebal, terdapat uap dan debu. Serta tidak terdapat binatang vector. Serta
kondisi toilet tidak begitu bersih,bau,dan penerangan yang kurang cukup. Pada
pembuangan limbah, limbah biasanya diolah menjadi pupuk kompos yang berguna
untuk tanamana dan sisanya dibuang ke sungai
2. Lingkungan psikologis :
a. Suasana tempat kerja : Ramai
b. Hubungan antar pekerja : baik
c. Hubungan pekerja dengan majikan : baik
3. Alat Pelindung Kerja
a. Jenis APD yang ada :

Terdapat Jenis apd yang lengkap namun para karyawan tidak menggunakan dengan
taat, mereka selalu melanggarnya apalagi dengan kondisi pandemi. Menurut mereka
sangat tidak nyaman, lebih nyaman Ketika tidak memakainya

b. Penggunaanya :
Sekitar 40 % mereka menggunakan apd, namun sisanya tidak menggunakan
dikarenakan tidak nyaman dan risih.
D. PELAYANAN KESEHATAN KERJA
1. Pelayanan Promotif
Di dalam pelayanan kesehatan kerja tidak terdapat pembinaan , pendidikan ataupun
pelatihan kesehatan. Tidak ada perbaikan gizi. Serta tidak terdapat program olahraga,setiap
pagi mereka langsung bekerja tanpa berolah raga terlebih dahulu. Tidak ada pembinaan cara
hidup sehat serta tidak ada program penanggulangan penyakit. Di dalam perusahaan
terdapat klinik kecil yang berisi 1 dokter dan 1 perawat namun Tidak terdapat media
informasi yang dapat diberitahukan .

2. Pelayanan Promotif

Terdapat penilaian yang mengidentifikasi faktor bahaya kesehatan kerja dan juga terdapat
penilaian potensi bahaya kesehatan kerja
Di perusahaan ini terdapat klinik keci bagi karyawan disana yang mengeluhkan sesuatu,
namun tidak pemeriksaan kesehatan baik awal,berkala ataupun khusus. Mereka yang
mengunjungi klinik jika mereka merasakan sesuatu yang tidak nyaman saja. Untuk
pencegahan keracunan makanan bagi karyawan ada disana menyediakan kantin di luar
perusahaan namun lokasi kantin tidak memungkinkan.penempatan kerja lokasinya tidak
begitu jauh. Di perusahaan ini tidak terdapat sop yang harus dilakukan namun saat pandemi
sekarang ini terdapat prosedur keamanan yang harus dilakukan. Disini pun tidak terdapat
binatang-binatang penular seperti lalat. Namun diluar perusahaan memang terdapat
binatang-binatang yang dapat menularkan penyakit.

3. Pelayanan Kuratif
Terdapat pelayanan pengobatan dan perawatan di klinik, namun tidak terdapat tindakan
p3k. mereka yang mengalami kondisi gawat darurat langsung dibawakan kerumah sakit
yang terdekat dengan perusaan tersebut

4. Pelayanan Rehabilitatif
Di dalam pelayanan klinik tidak terdapat konsultasi psikologis, tidak ada alat bantu dengar
atau yang lainnya karena kondisi klinik hanya terbatas adanya. Di perusahaan tersebut
terdapat yang mengalami cedera biasanya di lakukan pemindahan penempatan posisi
kerjanya.

No Data Etiologi Problem


1. Peningkatan Risiko
DS:
paparan infeksi
organisme
 Pekerja mengatakan mengeluhkan sering batuk-
pathogen
batuk.
lingkungan
 Pekerja mengatakan tidak terlalu memeperhatikan
pentingnya penggunaan masker dan sarung tangan
 Pekerja mengatakan setiap jam istirahat, tidak
mencuci tangan sebelum makan
 Pekerja mengatakan kantinnya tidak begitu bersih
dan suka ada lalat mengerumuni kantin
 Pekerja mengatakan hampir dari keseluruhan
karyawan tidak mencuci tangan sesudah bekerja , saat
makan.
 Pekerja mengatakan terdapat karyawan melakukan
cuci tangan namun kurang benar

DO:

 80 orang pekerja dari 100 pekerja di ruangan


mengeluhkan sering batuk-batuk yaitu:
 Pekerja yang sering batuk terpajan langsung
dengan bahan produk (tembakau).
 Pekerja yang sering batuk mengalami batuk
menahun atau sekurang-kurangnya selama 2
tahun.
 Pekerja yang sering batuk positif didiagnosa
PPOK
 pekerja yang sering batuk merasa dada berat saat
bernafas.
 Riwayat penyakit pekerja ruangan dalam tahun
terakhir; PPOK :15 orang (15%), Diare :5 orang
(5%), ISPA :25 orang/ kasus (25%), Batuk : 35 orang
(35%)

 Hampir keseluruhan pekerja yang tidak


menggunakan masker dan sarung tangan di ruangan
sebanyak 100 orang.
 Sekitar 70 orang pekerja tidak mengetahui
pentingnya K3 bagi kesehatan dan keselamatan
mereka

2. Posisi tubuh Risiko


DS:
saat bekerja cedera
yang salah pada
 Pekerja mengatakan setiap kerja hampir
pekerja
keseluruhan membungkuk terkadang juga duduk
pun tidak tegak
 Pekerja mengatakan sebelum pandemic bekerja
10 jam dan istirahat hanya ½ jam, setelah adanya
pandemic keadaan berubah jam kerja hanya 8
jam/hari
 Pekerja mengatakan sering terjadi kasus pada
bagian punggung tulang belakang namun pekerja
tersebut tidak dipindahkan posisi kerja nya
 Pasien mengatakan sering merasakan pegal
khususnya pada bagian leher dan punggung
DO:
 Pekerja merasa pegal-pegal dibagian leher dan
punggung
 Pekerja tampak duduk dengan posisi yang salah/
terlalu membungkuk
 Pekerja tampak tidak merelaksasi Ketika sedang
pegal-pegal
 Tampak jarak waktu kerja dengan istrirahat sangat
minim

3. Keterbatasan Defisit
DS:
sumber daya Kesehatan
komunitas
 Pekerja mengatakan di perusahaan terdapat mini
hospital tapi tidak terdapat alat-alat yang lengkap
 Pekerja mengatakan bahwa mereka jarang
mengunjungi ke mini hospital karna jika
kondisinya tidak parah dan bisa disembuhkan
 Pekerja mengatakan tidak ada program
Kesehatan ataupun kegiatan olahraga sama sekali
DO
 Hampir keseluruhan pekerja yang tidak
menggunakan masker dan sarung tangan di
ruangan sebanyak 100 orang dari 100 orang
pekerja.
 Sekitar 70 orang pekerja tidak mengetahui
pentingnya K3 bagi kesehatan dan keselamatan
mereka
 Hampir dari seluruh pekerja tidak mendapatkan
fasilitas Kesehatan yang lengkap.
 Tampak perusahaan tidak mengadakan program
kesehatan

DIAGNOSA

1. Risiko Infeksi ( D.0142 ) B.D Peningkatan Paparan Organisme Pathogen


Lingkungan
2. Risiko Cedera ( D.0136 ) Posisi Tubuh Saat Bekerja Yang Salah Pada Pekerja
3. Defisit Kesehatan Komunitas (D.0110) B.D Keterbatasan Sumber Daya

INTERVENSI

1. Risiko Infeksi ( D.0142 ) B.D Peningkatan Paparan Organisme Pathogen Lingkungan

Intervensi utama

Pencegahan infeksi ( I.14539)


Tindakan

Observasi

 Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik


 Terapeutik
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
 Pertahankan Teknik aseptic pada pasien beresiko tinggi

Edukasi

 Jelaskan tanda dan gejala infeksi


 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
 Ajarkan etika batuk

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian imunisasi , jika perlu

Intervensi Pendukung

Manajemen Lingkungan ( I.14514 )

Tindakan

Observasi

 Identifikasi keamanan dan kenyamanan lingkkungan

Terapeutik

 Atur suhu lingkungan yang sesuai


 Sediakan pewangi ruangan, jika perlu
 Hindari paparan langsung dengan cahaya matahari atau cahaya yang tidak perlu
 Sediakan ruangan yang cukup dan aman
 Pertahankan konsistensi kunjungan tenaga kesehatan

Edukasi

 Ajarkan pasien dan keluarga/pengunjung tentang upaya pencegahan infeksi

2. Risiko Cedera ( D.0136 ) Posisi Tubuh Saat Bekerja Yang Salah Pada Pekerja

Intervensi Utama

Manajemen Keselamatan Lingkungan ( I.14513 )

Tindakan

Observasi

 Identifikasi kebutuhan keselamatan


 Monitor perubahan status keselamatan lingkungan

Terapeutik

 Hilangkan bahaya keselamatan lingkungan, jika memungkinkan


 Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan risiko
 Sediakan alat bantu keamanan lingkungan
 Fasilitasi relokasi ke lingkungan yang aman

Edukasi

 Ajarkan individu, keluarga, dan kelompok risiko tinggi bahaya lingkungan

Intervensi Pendukung
Edukasi Pengurangan Risiko ( I.12416 )

Tindakan

Observasi

 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

 Berikan Pendidikan Kesehatan sebelum melakukan prosedur


 Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
 Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

 Anjurkan menggunakan APD dengan benar


 Ajarkan pencegahan cedera melalui implementasi system keselamatam pasien

3. Defisit Kesehatan Komunitas (D.0110) b.d Keterbatasan Sumber Daya

Intervensi Utama

Promosi Perilaku Upaya Kesehatan( I.12472 )

Tindakan

Observasi

 Identifikasi perilaku upaya Kesehatan yang dapat ditingkatkan


Terapeutik

 Berikan lingkungan yang mendukung Kesehatan


 Orientasi pelayanan Kesehatan yang dapat dimanfaatkan

Edukasi

 Anjurkan mencuci tangan dengan air dan sabu


 Anjurkan menggunakan air bersih
 Anjurkan tidak merokok

Intervensi Tambahan

Edukasi Keselamatan Lingkungan ( I.12384)

Tindakan

Observasi

 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


 Identifikasi kebutuhan keselamatan berdasarkan tingkat fungsi fisik,kognitif, dan
kebiasaan
 Identifikasi bahaya dan keamanan di lingkungan (mis.fisik,biologi,dan kimia)

Terapeutik

 Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan


 Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi

 Anjurkan menghilangkan bahaya lingkungan


 Anjurkan menyediakan alat bantu
 Anjurkan menggunakan alat pelindung
 Ajarkan individu dan kelompok beresiko tinggi tentang bahaya lingkungan

Manajemen Lingkungan Komunitas ( I.14515 )

Tindakan

Observasi

 Identifikasi factor risiko Kesehatan yang diketahui

Terapeutik

 Libatkan partisipasi masyarakat dalam memelihara keamanan lingkungan

Edukasi

 Promosikan kebijakan pemerintah untuk mengurangi risiko penyakit


 Berikan Pendidikan Kesehatan untuk kelompok Kesehatan
 Informasikan layanan Kesehatan ke individu, keluarga, kelompok beresiko, dan
masyarakat

Kolaborasi

 Kolaborasi dengan tim multidisiplin untuk mengidentifikasi ancaman keamanan


masyarakat
 Kolaborasi dengan tim Kesehatan lain dalam program Kesehatan komunitas untuk
menghadapi risiko yang diketahui
 Kolaborasi dengan masyarakat dalam menjalan peraturan pemerintah

Anda mungkin juga menyukai