DISUSUN OLEH
1
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Makkiyah dan Madaniyyah .........................................................4
2.6 Ciri-ciri dari Surah atau Ayat yang Menandakan Al-Madaniyah ................ 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
1.3 TUJUAN PENULISAN
5. Untuk mengetahui ciri-ciri yang terdapat dalam surah atau ayat-ayat Al-
Makkiyah
6. Untuk mengetahui ciri-ciri yang terdapat dalam surah atau ayat-ayat Al-
Madaniyah
1. Teori Geografis
Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang turun di Makkah, baik
waktu turunnya sebelum Rasulullah SAW hijrah maupun sesudahnya. Sedangkan
pengertian Madaniyah adalah ayat yang turun di Madinah baik waktu turunnya
sebelum Rasulullah SAW hijrah maupun sesudahnya.
Namun, pada kenyataanya ada beberapa ayat Al-Qur’an yang tidak turun di
wilayah Makkah ataupun Madinah, seperti tempat turunnya Q.S At-Taubah: 42
adalah di Tabuk, Q.S Az-Zukhruf: 45 di Baitul Maqdis (Palestina) pada malam
Isra Mi’raj.
Hal ini merujuk pada H.R At-Thabrani dari Abu Umamah: Rasulullah SAW
bersabda; Al-Quran di turunkan di 3 tempat: Makkah, Madinah, dan Sham.
Walid berkata: Maksudnya Baitul Maqdis? Kathir Berkata; Tetapi penafsirannya
di Tabuk adalah lebih baik
2. Teori Historis
Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang turun sebelum
Rasulullah SAW hijrah meskipun ayat tersebut turun di luar kota Makah, semisal
di Mina, Arafah atau Hudaibiyah dan lainnya. Sedangkan pengertian Madaniyah
adalah ayat yang turun sesudah Rasulullah SAW hijrah, meskipun ayat tersebut
diturunkan di Badar, Uhud, Arafah atau Makah. Banyak sekali yang mendukung
Teori ini. Mulai dari Ulama Klasik, Modern, hingga ulama kontemporer saat ini.
Adapun yang menjadi kelebihan rumusan teori ini adalah karena mencakup
keseluruhan ayat atau surah Al-Qur’an, sehingga dapat dijadikan ketentuan dan
iii
rujukan yang memadai. Adapun Teori ini merujuk pada H.R Abu Amr Uthman
bin Sa’id ad-Darimi yang disandarkan pada Yahya bin Salam.
Ayat yang diturunkan di Makkah dan ayat yang diturunkan dalam perjalanan
menuju Madinah sebelum Nabi SAW tiba di Madinah, maka ia termasuk kategori
ayat Makkiyah. Dan ayat yang diturunkan kepada Nabi SAW dalam
perjalanannya setelah beliau tiba di Madinah, maka ia masuk kategori ayat
Madaniyah.
3. Teori Subjektif
Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang berisi pangilan kepada
penduduk Mekkah dengan panggilan “wahai manusia”, “wahai orang-orang yang
ingkar”, “wahai anak adam”. Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang
berisi panggilan kepada penduduk Madinah dengan panggilan “wahai orang-orang
yang beriman” Kelebihan teori ini ialah rumusannya dimengerti, dan lebih cepat
dikenali dengan kriteria panggilan (nida, khitab) yang khas dari keduanya
tersebut.
Ada dua cara untuk mengenali ayat yang termasuk kategori Makkiyah dan
Madniyyah.
1. Cara Sima’iy : adalah pengetahuan ayat Makkiyah dan Madaniyah yang
diperoleh berdasarkan riwayat.
2. Cara Qiyasiy : adalah pengetahuan ayat Makkiyah dan Madaniyyah
berdasarkan kriterianya yang menonjol, kandungannya, redaksi dan uslubnya,
dan lain sebagainya.
iii
2.3 Macam Makkiyah dan Madaniyyah
iii
2.6 Ciri-ciri dari Surah atau Ayat yang Menandakan Al-Madaniyah
a. Dengan ilmu ini kita dapat membedakan dan mengetahui ayat mana yang
Mansukh dan Nasikh. Yakni apabila terdapat dua ayat atau lebih mengenai
suatu masalah, sedang hukum yang terkandung di dalam ayat-ayat itu
bertentangan. Kemudian dapat diketahui bahwa ayat yang satu Makkiyah,
sedang ayat lainnya Madaniyah; maka sudah tentu ayat yang Makkiyah
itulah yang di nasakh oleh ayat yang Madaniyah, karena ayat yang
Madaniyah adalah yang terakhir turunnya.
b. Dengan ilmu ini pula, kita dapat mengetahui Sejarah Hukum Islam dan
perkembangannya yang bijaksana secara umum. Dan dengan demikian,
kita dapat meningkatkan keyakinan kita terhadap ketinggian kebijaksanaan
islam di dalam mendidik manusia baik secara perorangan maupun secara
masyarakat.
c. Ilmu ini dapat meningkatkan keyakinan kita terhadap kebesaran, kesucian,
dan keaslian al-Qur’an, karena melihat besarnya perhatian umat islam
sejak turunnya terhadap hal-hal yang berhubungan dengan al-Qur’an,
sampai hal-hal yang sedetail-detailnya; sehingga mengetahui ayat-ayat
yang mana turun sebelum hijrah dan sesudahnya; ayat-ayat yang
diturunkan pada waktu Nabi berada di kota tempat tinggalnya
(domisilinya) dan ayat yang turun pada waktu Nabi sedang dalam
bepergian atau perjalanan; ayat-ayat yang turun pada malam hari dan siang
hari; dan ayat-ayat yang turun pada musim panas dan musim dingin dan
sebagainya.
d. Dapat mengetahui situasi dan kondisi lingkungan masyarakat pada waktu
turunnya Al Qur’an, khususnya masyarakat Makkah dan Madinah.
iii
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
iii
DAFTAR PUSTAKA