UJI LOGAM
Oleh :
GANDI KURNIAWAN
18.1.03.01.0029
2021
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM UJI LOGAM
Sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Praktikum Uji Logam di Program Studi Teknik Mesin
Universitas Nusantara PGRI Kediri.
2
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala berkat, rahamat serta
hidayah-Nya yang selalu Terlimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Ilmu Logam.
Dalam penulisan Laporan Praktikum Ilmu Logam ini, penulis mendapatkan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Hesti Istiqlaliyah, ST., M., Eng. selaku Kepala Prodi Teknik Mesin Universitas
Nusantara PGRI Kediri.
2. Bapak Dosen Pengampu Mata Kuliah Praktikum Logam Bapak Ali Akbar, M.T.
3. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada kelompok Kami
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
4. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah
ini dapat saya selesaikan.
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang tulus dan
ihklas kepada semua pihak yang penulis sebutkan di atas. Tak ada gading yang tak retak, untuk
itu Kamipun menyadari bahwa Makalah yang telah Kami susun dan Kami kemas masih memiliki
banyak kelemahan serta kekurangan. Untuk itu penulis membuka pintu yang selebar-lebarnya
kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi
penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di dalam makalah ini terdapat hal-
hal yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca mohon dimaafkan
Penyusun
3
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................3
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................................4
1.2 Tujuan Praktikum..............................................................................................................................6
1.3 Manfaat..............................................................................................................................................7
1.4 Batasan Masalah................................................................................................................................7
1.5 Metodologi Pengambilan Data.........................................................................................................8
BAB II KAJIAN TEORI.............................................................................................................................9
2. Dasar Teori..........................................................................................................................................9
2.1 Metode Gores....................................................................................................................................9
2.2 Metode Pantul..................................................................................................................................10
2.3 Metode Indentasi.............................................................................................................................10
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM..................................................................................................12
3.1 Diagram Alir Praktikum Logam................................................................................................12
3.2 Persiapan alat dan bahan..................................................................................................................13
3.3 Uji kekerasan metode rockwell.......................................................................................................13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................................15
4.1 Proses pengujian kekerasan............................................................................................................15
BAB V PENUTUP....................................................................................................................................19
5.1 Kesimpulan......................................................................................................................................19
5.2 Saran................................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................20
HASIL PRATIKUM.................................................................................................................................21
4
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bahan logam banyak sekali digunakan untuk konstruksi, peralatan dan kebutuhan rumah
tangga. Untuk peralatan industri khususnya bahan logam tersebut sering kali dioperasikan
dilingkungan temperatur tinggi. Banyak pengujian dilakukan pada logam bertemperatur tuinggi,
karena bahan tersebut banyak dipakai dalam industri, misalnya untuk pembuatan engine, turbin-
turbin uap, dapur-dapur pembakaran, alat-alat penyulingan dll, yang mana mereka bekerja pada
temperatur tinggi. Baja merupakan bahan garapan yang mudah diubah wujudnya dan harga
relatif rendah, oleh karena itu baja paling banyak pemakaiannya. Berbagai jenis baja berbeda
menurut : kekuatan, kekerasan, kekenyalan, mampu keras, mampu las, mampu bentuk dingin dan
panas, serta daya tahan, karat (korosi) dll. Baja konstruksi mencakup 90% dari seluruh
pembuatan baja, baja konstruksi (jembatan, menara, bangunan tinggi), baja beton (dituang,
ditempa, dikempa). Baja konstruksi juga digunakan pada temperatur tinggi.
Pada umumnya semua logam tidak kehilangan tegangan serta kelakuannya dan bahan
memiliki kenaikan keuletan dengan kenaikan temperatur ruang. Para ahli mengatakan bahwa
fase atau struktur dari logam berubah dengan sendirinya mempunyai konsekuensi terhadap sifat-
sifat mekanisnya seperti: tarik, tekan, geser, puntir, lengkung, dan tekuk.
Hubungan antara kemampuan logam akibat panas ini maka bisa mengubah modulus
elastisitas dari logam akan menurun. Panas juga bisa mengubah ikatan ikatan antar atom,
sehingga bukan hanya menimbulkan fungsi-fungsi mekanis tapi juga sifat elektrikal (electrical
properties) dari logam tersebut. Logam di beri perlakuan panas pada suhu tertentu lalu di tarik.
Proses ini mengubah karakteristik suatu logam.
Perlakuan panas (heat treatmeant) dapat di definishikan sebagai suatu kombinasi operasi
pemanasan dan pendinginan terhadap logam dan panduaan, di mana perlakuan panas ini di
berikan pada logam atau paduaan untuk memperoleh sifat-sifat tertentu. Pada proses perlakuan
panas pada baja karbon sedang, akan di hasilkan perubahan butir dan sifat mekanik materialnya.
Kekerasan suatu bahan merupakan salah satu sifat mekanik bahan yang terpenting, serta
bentuk pengujian yang sederhana, cepat, dan relatif murah di bandingkan beberapa bentuk
pengujian lain.
Definisi kekerasan sangat tergantung pada cara pengujian yang di lakulan, beberapa definisi
kekerasan adalah:
6
Dalam proses ini mempunyai beberapa tujuan antara lain :
a. Mendapatkan sifat mekanika material yang di inginkan dengan melakukan
proses heat treatment.
b. Mengetahui pengaruh perlakuan panas terhadap sifat fisik dan sifat
mekanik suatu material.
c. Membandingan kekerasan suatu material yang mendapat perlakuan panas
dengan material yang tidak dapat perlakuan panas.
d. Untuk mengurang kebutuhan daya pembentukan dan kebutuhan energi.
1.2.2 Pengujian Kekerasan
Pengertian uji kekerasan adalah pengujian yang paling efektif untuk menguji
kekerasan dari suatu material, karena dengan pengujian ini kita dapat dengan mudah
mengetahui gambaaran sifat mekanis suatu material. Meskipun pengukuran hanya dilakukan
pada suatu titik, atau daerah tertentu saja, nilai kekerasan cukup valid untuk menyatakan
kekuatan suatu material. Dengan melakukan uji keras, material dapat dengan mudah di
golongkan sebagai material ulet atau getas.
1.3 Manfaat
Beberapa manfaat dari pengujian ini antara lain:
a. Menambah pengetahuan bagi mahasiswa yang melakukan praktikum
tentang sifat-sifat logam.
b. Sebagai pelatihan dalam melakukan pengujian suatu bahan.
c. Mengestimasi nilai kekuatan tarik beberapa logam berdasarkan nilai
kekerasan brinellnya.
d. Memahami dan menguasai prosedur metode uji kekerasan Brinell, Vickers
dan Rockwell.
7
1.5 Metodologi Pengambilan Data
Pengambilan data yang di ambil adalah pengambilan data secara langsung melalui
pratikum yang di lakukan, kemudian data yang sudah didapat di analisa.
8
BAB II KAJIAN TEORI
2. Dasar Teori
Kekerasan suatu material merupakan sesuatu ketahanan material terhadap gaya penekanan
dan material lain yang lebih keras, (kekerasan merupakan ketahanan terhadap defomasi dan
merupakan ukuran ketahanan logam terhadap deformasi plastis atau defonnasi permanen,
Dieter 1987). Prinsip pengujian kekerasan yaitu pada permukaan meterial dilakukan
penekanan dengan indentor sesuai dengan parameter (diameter, beban, dan waktu).
Berdasarkan metode penekanan tersebut, dikenal 3 metode pengujian yaitu:
1. Tale 6. Orthoclase
2 Gyprum 7. Quartz
3. Celcite 8. Topaz
4. Plourite 9. Corundum
5. Apartite 10. Diamond
Bila suatu mineral mampu digores oleh orthoclase (6) tetapi tidak mampu digores
oleh Apartite(5), maka kekerasan mineral tersebut berada antara 5 dan 6. Berdasarkan hal
ini, jelas terlihat bahwa metode ini memiliki kekurangan utama berupa ketidak akuratan nilai
kekerasan suatu material. Bila kekerasan mineral-mineral diuji dengan metode lain,
9
ditemukan bahwa nilai nilainya berkisar antara 1-9 saja, sedangkan nilai 9-10 memiliki
rentang yang besar
Semakin tinggi pantulan tersebut, yang ditunjukan oleh dial pada alat pengukur,
maka kekerasan benda uji dinilai semakin tinggi.
a. Metode Brinell
Pengujian Brinell Metode uji kekerasan yang di ajukan oleh J.A Brinell pada
tahun 1900an ini merupakan uji kekerasan lekukan yang pertamakali banyak digunakan
dan di susun pembakuannya (dieter, 1987). Uji kekerasan ini berupa pembentukan
lekukan pada permukaan logam menggunakan indentor. Indentor untuk brinell berbentuk
bola dengan diameter 10mm, diameter 5mm, diameter 2,5mm, dan diameter 1mm, itu
semua adalah diameter bola standar internasional. Bola brinell yang standar internasional
tersebut ada 2 bahan pembuatannya. Ada yang terbuat dari baja yang di keraskan/dilapis
chrom, dan ada juga yang terbuat dari Tungsten Carbide lebih keras dari baja, jadi
tungsten carbide biasanya dipakai untuk pengujian benda yang keras yang dikhawatirkan
akan merusak bola baja. Namun untuk pengujian bahan yang tingkat kekerasannya belum
diketahui, alangkah baiknya jika kita mengujinya terlebih dahulu menggunakan metode
rockwell,dengan menggunakan indentor kerucut intan, untuk menghindari rusaknya
indentor. Seperti yang kita ketahui bahwa intan adalah logam yang paling keras saat ini,
jadi intan tidak akan rusak jika di indentasikan ke material yang keras. Untuk bahan/
10
material pengujian brinell harus disiapkan terlebih dahulu. Material harus bersih dan
diusahakan halus (minimal N6 atau digerinda). Harus rata dan tegak lurus, bersih dari
debu, karat, dan terak.
b. Metode Vickers
Uji Vickers dikembangkan di inggris tahun 1925an. Dikenal juga sebagai
Diamond Pyramid Hardness test (DPH), uji kekerasan vickers menggunakan indentor
piramida intan, besar sudut antar permukaan piramida intan yang saling berhadapan
adalah 136 derajat . Ada dua rentang kekuatan yang berbeda, yaitu mikro (10g – 1000g)
dan macro (1kg – 100 kg).
c. Metode Rockwell
Pengujian Rockwell menggunakan indentor bola baja diameter standar (diameter
10mm, diameter 5mm, diameter 2.5mm, dan diameter 1mm) dan indentor kerucut intan.
Pengujian ini tidak membutuhkan kemampuan khusus karena hasil pengukuran dapat
terbaca langsung. Tidak seperti metode pengujian Brinell dan Vickers yang harus
dihitung menggunakan rumus dahulu.
Pengujian ini menggunakan 2 beban, yaitu beban minor/minor load (FO)= 10 kgf
dan beban mayor/mayor load (F1) = 60 kgf sampai dengan 150 kgf tergantung material
yang akan di uji dan tergantung menu Rockwell yang dipilih (ada HRC, HRB, HRG,
HRD, dll. yang pasti, untuk menguji material yang kekerasannya sama sekali belum
diketahui kita harus menggunakan Rockwell HRC. HRC menggunakan indentor kerucut
intan dan beban 150 kgf. Ini dimaksudkan untuk mencegah rusaknya indentor karena
kalah keras dibandingkan material yang di uji, seperti yang kita tahu bahwa intan adalah
logam paling keras saat ini. Beban minor sebesar 10 kgf diberikan dengan tujuan untuk
menyamaratakan semua permukaan benda uji. Dengan adanya sedikit penekanan tersebut
membuat material yang akan di uji tidak perlu di persiapkan sehalus dan semengkilap
mungkin, cukup bersih dan tidak berkarat. perbedaan kedalaman hasil indentasi
berdampak pada tingkat kekerasan material Semakin dalam indentasi semakin lunak
material yang kita uji.
11
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
12
3.2 Persiapan alat dan bahan
Persiapan alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ilmu logam, berikut
merupakan peralatan yang digunakan :
1. Amplas
3. Stopwatch
13
b) Set lampu ke rockwell
g) Main load diaplikasikan dengan memutar handle searah jarum jam kemudian
ditahan selama 12 detik
i) Turunkan benda uji dengan memutar handle wheel arah CCW (Counter
Clockwise)
k) Lihat tabel
14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
15
e. Ukur panjang diagonal luka dengan mikroskop
f. Lihat tabel pengujian rockwell
g. Letakkan benda uji ke meja kerja test
h. Lakukan preload dengan memutar handle wheel sampai garis set
i. Main load diaplikasikan dengan memutar handle searah jarum jam kemudian
ditahan selama 12 detik
G. Angkat main load dengan memutar handle arah CCW Data –data pengamatan
Alat uji kekerasan : Universal Hardness Tester
Type : CV-700
Indentor
Brinell
Vickers
Rockwell : Steel dengan diameter = 2,5 mm
16
H. Pembahasan
a. Menurut Rockwell : Metoda pengujian kekerasan Rockwell yaitu mengindentasi
material contoh dengan indentor kerucut intan atau bola baja. indentor ditekan ke
material dibawah beban minor/terkecil pada umumnya 10 kgf. Ketika keseimbangan
telah dicapai, suatu indikasi terlihat pada alat, yang mengikuti pergerakan indentor
dan demikian bereaksi terhadap perubahan kedalaman penetrasi oleh indentor, ini
merupakan angka posisi pertama. Beban kedua atau beban utama ditambahkan tanpa
menghilangkan beban awal, sehingga akan meningkatkan kedalaman penetrasi. Saat
keseimbangan kembali tercapai, beban utama dihilangkan tetapi beban awal masih
tetap diberikan. Dengan hilangnya beban utama maka akan terjadi recovery parsial
dan terjadi pengurangan jejak kedalaman.Peningkatan kedalaman penetrasi akhir
sebagai hasil aplikasi ini dan kehilangan beban utama digunakan untuk menentukan
nilai kekerasan Rockwell
HR = E e.
17
Pengukuran dilakukan pada pinggir specimen
Hal ini disebabkan material yang diuji memiliki penampang kecil,sehingga
diambil titik yang hampir berdekatan dengan pinggir specimen.Akibatnya,daerah
hasil indentasi pada pinggir specimen memiliki nilai yang berbeda dengan hasil
pengujian yang dilakukan pada bagian tengah specimen.
Permukaan bawah benda uji yang tidak rata
Hal mempengaruhi dalam melakukan pengambilan data,sebab permukaan
yang tidak rata ini menyebabkan benda uji terangkat keatas.Walaupn sedikit
besarnya,namun hal ini mempenagruhi nilai kekerasan yang diperoleh.
Hasil dari pembersihan karat tidak benar-benar bersih
Mempengaruhi pengambilan data diagonal atau diameter jejak,permukaan
yang tidak merata ini menyulitkan dalam pengambilan data pada proses penglihatan
nilai melalui mikroskop.
Kesulitan dalam penggunaan alat
Hal ini ditunjukkan ketika melakukan penempatan specimen pada posisi yang
pas pada mikroskop di skala nol-nya,akibatnya penempatan specimen uji tidak pas
dengan skala nol sehingga mempengaruhi perbandingan dengan literarut.
Pengukuran diagonal dan diameter jejak pada suatu titik saja
Hasil akan lebih akurat jika diameter jejak diukur di tiap titik kemudian
diambil rata-ratanya,begitupun juga dengan pengukuran diagonal dimana hasil lebih
akurat dengan nilai rata-rata dari dua diagonal tersebut.
Pengujian titik dilakukan hanya pada satu titik saja (keminiman data).
Baik pada pengambilan data nilai kekerasan serta pengukuran jejak.Hasil lebih akurat
jika dilakukan ke beberapa titik dan membuat rata-ratanya.
18
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jadi, pengujian rocwell adalah pengujian menggunakan mesin uji kekerasan
rockwell yang berkerja dengan menekan spesimen menggunakan indentor intan berupa
kerucut maupun bola, adapun penggunaan indentor menyesuaikan dengan jenis material
yang akan di uji, material yang keras akan menggunakan indentor intan kerucut dan yang
lebih lemah menggunakan indentor bola baja.Pada alat uji rockwell mampu memberikan
nilai kekerasan secara otomatis dan mudah digunakan di dunia industri
1. Faktor factor yang menyebabkan terjadinya kesalahan saat melakukan pengujian
kekerasan:
a. Permukaannya specimen yang terlalu kecil
b. Permukaaan benda uji yang berkarat
c. Pengukuran dilakukan pada pinggir specimen
d. Permukaan bawah benda uji yang tidak rata
e. Hasil dari pembersihan karat tidak benar-benar bersih
f. Kesalahan paralaks ketika pengambilan data
g. Kesulitan dalam penggunaan alat
h. Pengukuran diagonal dan diameter jejak pada suatu titik saja
i. Pengujian titik dilakukan hanya pada satu titik saja (keminiman data).
5.2 Saran
Dalam praktikum ini masih banyak kekurangan baik dari peserta maupun alat
yang digunakan saat praktikum yang masih sedikit kurang memadai akibatnya proses
praktikum berjalan sedikit terhambat. Untuk kedepannya semoga alat yang digunakan
pada saat praktikum mendapatkan peningkatan baik dari segi kualitas maupun segi
kuantitas agar praktikum lebih efisien dan berjalan dengan lancar sesuai dengan standart
prosedur yang sesungguhnya.
19
20
DAFTAR PUSTAKA
21
HASIL PRATIKUM
22