Anda di halaman 1dari 7

84

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan tentang kondisi nyata sekolah magang, rencana

tindak kepemimpinan, supervisi guru junior, penyusunan perangkat pembelajaran,

pengkajian aspek manajerial, dan peningkatan kompetensi berdasarkan AKPK

disekolah magang 2 diperoleh hasil ketercapaian tujuan on the job learning (OJL)

sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan kinerja sekolah di 8 standar nasional pendidikan

melalui kajian EDS dan profil sekolah menghasilkan deskripsi kinerja

sekolah di 8 standar nasional pendidikan melalui kajian Raport PMP dan

profil sekolah dalam bentuk kondisi nyata sekolah magang. Kondisi nyata

sekolah magang dideskripsikan berdasarkan yang sudah mencapai standar

nasional pendidikan nasional maupun yangbelum. Dari profil singkat dan

hasil pemetaan standar nasional pendidikan, dapat disimpulkan bahwa

kondisi nyata sekolah magang belum mencapai standar nasional

pendidikan terutama standar proses, standar sarana prasarana, serta standar

pendidik dan tenaga kependidikan.

2. Untuk meningkatkan kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan,

dan kompetensi social para calon kepala sekolah menghasilkan

peningkatan kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, dan

kompetensi social calon kepala sekolah. Hal ini dapat dibuktikan pada saat

pelaksanaan tindak kepemimpinan, kompetensi kepemimpinan diri yang


85

perlu ditingkatkan dalam hal kemampuan mengendalikan diri, bersikap

terbuka, memberdayakan teman sejawat, bekerja sama, merespek,

melayani, pro aktif dan inovatif terdapat peningkatan. Tingkat kemampuan

kepemimpinan diri dalam mengembangkan model-RPP Kurikulum 2013

melalui IHT memperlihatkan bahwa pada saat tahap identifikasi awal

79,8% peserta IHT menyatakan bahwa penulis sudah mempunyai

kompetensi kepemimpinan diri. Pada siklus pertama 84,2% peserta IHT

menyatakan penulis sudah memiliki kompetensi kepemimpinan diri. Pada

siklus kedua 94,3% peserta IHT menyatakan penulis sudah memiliki

kompetensi kepemimpinan diri. Peningkatan kemampuan sebesar 4,4%

pada siklus pertama dan 10,1% pada siklus ke dua menunjukkan adanya

hasil jerih payah penulis dalam menjalankan tugas mengembangkan

Rencana Tindak Kepemimpinan di SD Negeri Cimone 7 Kecamatan

Karawaci Kota Tangerang.

3. Untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan model-RPP

Kurikulum 2013 menghasilkan peningkatan kemampuan guru dalam

mengembangkan model-RPP Kurikulum 2013. Hal ini dapat dibuktikan

pada saat pelaksanaan tindak kepemimpinan yaitu pelaksanaan IHT

pengembangan RPP Kurikulum 2013, terdapat peningkatan kompetensi

guru dalam hal pengetahuan tentang konsep RPP Kurikulum 2013 dan

alasan digunakannya untuk pencapaian kompetensi hasil belajar,

merancang RPP Kurikulum 2013 di dalam RPP, keterampilan membuat

RPP Kurikulum 2013, mengoperasionalkan RPP Kurikulum 2013,


86

mengevaluasi efisiensi dan kefektifian RPP Kurikulum 2013 yang

digunakan serta merefleksinya, dan membuat rencana tindak lanjut. Dari

hasil analisis data, tingkat kemampuan kemampuan guru dalam

mengembangkan model-RPP Kurikulum 2013 melalui IHT

memperlihatkan bahwa pada saat tahap identifikasi kemampuan awal guru

dalam mengembangkan model RPP Kurikulum 2013 sebesar 76,6%.

Setelah pelaksanaan siklus pertama, kemampuan guru dalam

mengembangkan model-RPP Kurikulum 2013 menjadi 88,8%. Setelah

pelaksanaan siklus kedua kemampuan guru dalam mengembangkan

model-RPP Kurikulum 2013 menjadi 90,8%. Peningkatan kemampuan

sebesar 12,2% pada siklus pertama dan 2% pada siklus ke dua

menunjukkan adanya hasil jerih payah penulis dalam menjalankan tugas

mengembangkan Rencana Tindak Kepemimpinan di SD Negeri Cimone 7

Kecamatan Karawaci Kota Tangerang.

4. Untuk melaksanakan supervisi guru junior dalam hal melaksanakan pra

observasi, observasi dan post observasi menghasilkan peningkatan

kompetensi supervisi akademik penulis melalui supervise guru junior

dalam hal melaksanakan pra observasi, observasi dan post observasi.

Hasil pra-observasi yang mengacu kepada hasil penelaahan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran, secara keseluruhan sudah cukup, dimana 2

guru junior mencapai 65,9% dan 69%. Hasil observasi pada siklus 1

adalah 75,86% dan 78,4% guru junior dapat melaksanakan pembelajaran

dengan cukup baik. Sedangkan hasil observasi pada siklus 2 adalah


87

87,06% dan 87,93% guru junior dapat melaksanakan pembelajaran dengan

baik. Hasil post observasi pada siklus pertama adalah guru junior

mengatakan cukup puas dengan hasil pembelajaran yang baru saja

dilaksanakan. Sedangkan hasil observasi pada siklus kedua adalah guru

junior mengatakan sangat puas dengan hasil pembelajaran yang baru saja

dilaksanakan.

5. Untuk menyusun perangkat pembelajaran yaitu silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar dan penilaian. Hasilnya Memiliki

keahlian dalam penyusunan perangkat pembelajaran (RPP, Bahan Ajar dan

Evaluasi) sesuai standar. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam

pembuatan RPP diawali dengan mengkaji silabus pembelajaran,

mengidentifikasi materi pembelajaran, menentukan tujuan, dan

mengembangkan kegiatan pembelajaran. Silabus, RPP, bahan ajar dan

instrument penilaian yang disusun adalah materi yang telah penulis

ajarkan di SD Negeri Cimone 7 Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang,

yaitu tema 4 Globalisasi sub tema 3 Globalisasi dan cinta tanah air yang

beralokasi waktu 6 x 35 menit. .Kompetensi Inti 3 Memahami

pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,

membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain. Kompetensi Inti 4

Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan

logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
88

sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan

berakhlak mulia Kompetensi Inti dan kompetensi dasar tersebut telah

dirumuskan dalam standar isi selanjut dikembangkan dalam silabus dan

akan di rinci dalam RPP dalam bentuk perumusan indicator, langkah-

langkah pembelajaran dan penilaiannya.

6. Untuk melaksanakan kajian menejerial di dua sekolahan yaitu sekolah

sendiri ( magang 1) dan sekolah lain ( magang 2 ). Hasilnya Memiliki

keahlian dalam melakukan kajian terhadap Sembilan aspek manajerial dan

dapat Memetakan kesenjangan sekolah sendiri dan sekolah magang lain

serta menyusun alternatif solusi untuk mengatasi kesenjangan. Adapun

Sembilan aspek manajerial yang penulis kaji di dua sekolah magang

adalah rencana kerja sekolah, pengelolaan keuangan sekolah, pengelolaan

pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan ketatausahaan sekolah,

pengelolaan saran prasarana, pengelolaan kurikulum, pengelolan peserta

didik, pemanfaatan TIK, serta monitoring dan evaluasi.

7. Untuk meningkatkan kompetensi berdasarkan AKPK yang kurang,

menghasilkan peningkatan kompetensi social calon kepala sekolah

berdasarkan AKPK yang kurang dengan mencari dan menemukan

keunggulan kompetensi social dari kepala sekolah magang ke 2. Dalam hal

ini, penulis belajar lebih banyak dari kepala sekolah SDN Pasar Baru

Cimone 6 tentang kompetensi Manajerial khusus bidang maanajerial

supervise akademik yang dimilikinya dan keberhasilannya. Hal terpenting

yang dapat penulis pelajari dari kompetensi manajerial khususnya


89

manajerial supervise akademik yang dimiliki kepala SDN Pasar Baru 3

Cimone 6 adalah kemampuan memprogram kegiatan supervise dan

memotivasi setiap PTK untuk bisa lebih meningkatkan kualitas

pembelajaran disekolah.

B. Saran – Saran

Berdasarkan hasil pembahasan tentang kondisi nyata sekolah magang,

rencana tindak kepemimpinan, supervisi guru junior, penyusunan perangkat

pembelajaran, pengkajian aspek manajerial, dan peningkatan kompetensi

berdasarkan AKPK disekolah magang 2 pada kegiatan On The Job Learning ada

beberapa saran berupa masukan atau kritikan terhadap program Diklat Penyiapan

Calon Kepala sekolah-IN ON IN, khususnya OJL sebagai berikut:

1. Saran untuk LPPKS

Untuk LPPKS diharapkan program sejenis ini dapat dikembangkan karena

manfaatnya dapat dirasakan oleh semua calon kepala sekolah dalam memberikan

bekal pengelolaan sekolah yang lebih optimal. Selain itu mengingat belum

semua kepala sekolah menguasai standard kompetensi yang dipersyaratkan secara

utuh maka alangkah baiknya jika program penyiapan kepala sekolah sejenis

diberlakukan pula bagi kepala sekolah yang sudah menjabat agar kepala sekolah

yang memenuhi standar dapat terwujud secara komprehensif. Dari segi materi dan

muatan program yang sudah ada cukup simple dan mudah dicerna, namun

alangkah lebih baiknya lagi jika ada penambahan materi masalah perilaku

organisasi dan kegiatan lainnya di kegiatan On The Job Learning yang

berhubungan dengan perilaku organiasi selain program yang sudah ada.


90

2. Saran Untuk BKPSDM

Untuk BKPSDM, perlu diadakan kegiatan tindak lanjut yang ber

kesinambungan atas kegiatan yang telah dilakukan oleh LPPKS. Tindak lanjutnya

harus berupaya meningkatkan kompetensi kepala sekolah secara menyeluruh dan

berkelanjutan. Bentuknya bisa melalui kegiatan sejenis atau pun kegiatan lain

yang dapat mendukung terpenuhinya standar yang dipersyaratkan secara utuh

dengan menggandeng pihak atau lembaga sejenis LPPKS yang memiliki

kompetensi dan terandalkan.

3. Saran Untuk Sekolah

Untuk Sekolah, pelaksanaan kegiatan IHT pembuatan RPP Kurikulum

2013, supervisi akademik terhadap guru, kajian manajerial dalam On The Job

Learning diharapkan menjadi inspirasi bagi sekolah untuk terus meningkatkan

kualitas pendidikan. Selain itu program kegiatan On The Job learning dapat

dijadikan sebagai pembelajaran bagi semua warga sekolah terutama kepala

sekolah, karena kepala sekolah sebagai pimpinan di sekolah berperan besar dalam

keberhasilan upaya penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik.

Anda mungkin juga menyukai