Oleh :
Nama : Eka Putra Bagus Dewanta
NIM : 180210104011
Kelas :A
Kelompok : 5 (Lima)
Kadar
Jenis Tinggi Berat
No. Nama Umur Hb % Ket.
Kelamin Badan Badan
gr
1. E L 160 cm 45 kg 27 th 14 Normal
Tidak
2. B L 155,5 cm 88 kg 20 th 8
Normal
3. P L 165 cm 50 kg 23 th 13 Normal
4. V P 166 cm 50 kg 23 th 14 Normal
5. N P 163 cm 65 kg 25 th 15 Normal
Tidak
6. T P 160,5 cm 52,5 kg 21 th 6,7
Normal
VI. PEMBAHASAN
Hemoglobin terdiri dari kata "haem" dan kata "globin", secara harfiah
haem adalah Fe (besi) dan protoporfirin adalah mitokondria, globin adalah
rantai asam amino (1 pasang rantai α dan 1 pasang non α). (Devie, 2015)
Hemoglobin merupakan suatu jenis protein yang terkandung paling banyak di
dalam sel darah merah, hemoglobin berfungsi sebagai pengankut oksigen, juga
merupakan komponen yang memberikan warna merah pada darah. (Devie,
2015) menjelaskna bahwa hemoglobin terbentuk dari empat rantai polipeptida,
terususn atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta, masing masing rantainya terbuat
dari 141-146 asam amino. Dalam tiap rantai di hemoglobin mengandung grup
prostetik yang disebut heme, heme inilah yang menyebabkan warna merah pada
darah.
Lebih jelasnya menurut Hasanah (2018) hemoglobin terdiri dari globin,
apoprotein, dan empat gugus heme, satu molekul organik juga atom besi.
Komponen ini membentuk empat molekul protenin (globulin chain) yang
terhubung satu sama lain, pada orang dewasa yang normal hemoglobin tersusun
dari 2 alpha-globulin chains dan 2 betaglobulin chains.
Berbicara mengenai fungsi hemoglobin epriadi and Eldawaty (2019)
dalam penelitiannya menjelaskan bahwa hemoglobin berfungsi untuk
mengantur pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada jaringan tubuh,
hemoglobin terkandung banyak dalam sel darah merah dan sekaligus
merupakan komponen utama dalam sel darah merah.data mengenai fungsi
hemoglobin yang disampaikan ini juga sejalan dengan yang dituliskan oleh
sherwood (2012) dalam bukunya yang menejlaskan bahwa Hemoglobin
mempunyai beberapa fungsi diantaranya mengatur pertukaran O2 dan CO2
dalam jaringan tubuh, Mengambil O2 dari paru-paru kemudian dibawa
keseluruh jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar, dan Membawa
CO2 dari jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme menuju ke paru-paru untuk
dibuang.
Kadar hemoglobin merupakan ukuran keadaan pigmen respiratorik
yang terkandung di dalam butiran butiran darah merah, mengenai batas normal
kadar hemoglobin sesorang berdasarkan umur dan jenis kelamin, pada saat ini
telah dibuat oleh organisasi WHO. Sebenarnya tingkat batasan normal
hemoglobin pada setiap orang sangat sukar ditentukan hal ini dikarenakan
setiap suku dan bangsa memiliki kadar hemoglobin yang bervariasi.
Berdasrakan data tabel yang didaparkan dari asisten laboratorium yang
bersumber dari WHO angka standar Hb anak-anak (6-59 bulan) memiliki
standar Hb 110 gr/L atau lebih, anak-anak (5-11 tahun) memiliki standart Hb
115 gr/L atau lebih, anak-anak (12-14) memiliki standart Hb 120 gr/L atau
lebih, wanita tidak hamil (15 tahun atau lebih) memiliki standart Hb 120 gr/L
sedangkan wanita hamil memiliki standart Hb 110 gr/L, dan laki-laki (15 tahun
atau lebih) memiliki standart Hb 130 gr/L atau lebih.
Kadar hemolgobin yang dikandung dalam darah sangat dipengaruhi
oleh beragam faktor, menurut Estridge dan Reynolds (2012) kadar hemoglobin
dapat dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, logam berat, perokok, letak
geografis dan faktor penggunaan pakaian APD dalam pekerjaan. Faktor usia
dan jenis kelamin adalah faktor umum yang sering digunakan untuk mengukur
keadaan dan kadar hemoglobin dalam darah dan bahkan sudah digunakan oleh
WHO sebagai acuan penentu normal tidaknya kadar hemoglobin dalam darah.
Secara umunya seharusnya laki laki memiliki Kadar Hb yang lebih besar dari
perempuan karena biasanya laki laki memiliki sistem metabolik yang lebih akitf
dari perempuan, disampin juga perempuan selalu mengalami menstuasi yang
juga memicu turunnya kadar Hb dalam darah.
Faktor logam berat, logam berat dapat masuk kedalam tubuh dan
mempengaruhi keadaan hemoglobin pada manusia. Biasanya logam berat
masuk melalui pernapasan dan bereaksi secara langsung dengan darah. Contoh
umum yang sering terjadi dalam kehidupan sehari adalah terhidupnya timbal
(Logam berat), timbal berasal dari pencemaran udara umumnya berasal dari
sisa pembakaran kenadaraan bermotor bentuknya berupa partikel yang
terkandung dalam udara sehigga sangat mudah untuk terhirup. Timbal yang
masuk kedalam pernapasan ini akan terdistribusi dalam darah yang akirnya
akan berdampak pada sitem hematopoetik dan menyebabkan terhambatnya
pembentukan heme sehingga berpengaruh terhadap keadaaan Hb.
Faktor Perokok, dalam rokok terkandung banyak zat yang telah kita
fahami bahwa sifatnya adalah racun, zat zat ini berupa Nikotin, NO, CO,
Hidrogen sianida, dan lain lain. Salah satu dari zat yang dihasilkan adalah CO
(Karbon monoksida) peru diketahui bahwa zat ini memiliki sifat berkalilipat
lebih mudah berikatan dengan Hb dibandingkan dengan oksigen, hasil dari
ikatan ini adalah karboksilhemoglobin (COHb) , kadar COHb yang randah
tidak akan menimbulkan masalah, tetapi ketika jumlahnya sangat bayak maka
dapat manimbulkan keracunan CO, karena gas CO ini menyebabkan rendahnya
penyerapan Oksigen oleh tubuh.
Faktor keadaan lingkungan atau faktor geografi, tempat tinggal dari
mahluk hidup juga dapat menyebabkan perbedaan keadaan hemoglobin dalam
darah, contohnya pada manusia yang tinggal pada daerah yang tinggi tubuhnya
akan cebderung aktif dalam menghasilkan sel darah merah yang bertujuan
meingkatkan suhu tubuh, juga supaya lebih banyak dalam mengikat oksigen
yang lebih rendah daripada orang yang tingal di dataran rendah, dan berlaku
sebaliknya bagi orang yang tinggal di dataran rendah atau pesisir.
Kegiatan pengukuran dalam praktikum kali ini menggunakan metode
sahli. Metode yang dilakukandengan penghidrolisisan hemoglobin dengan
menggunakan HCL yang kemudian berubah menjadi asal hematin dengan
warna menjadi coklat, warna inilah yang menjadi acuan ukur pada haemometer.
Dalam praktikum ini digunakan probandus sebanyak 6 orang terbagi menjadi 3
laki laki dan 3 perempuan. Pada probandus kedua laki laki didapati bahwa kadar
Hbnya sebesar 8%gr, merupakan kadar yang tidak nromal dan pada probandus
keenam degan jenis kelamin perempuan didapati Hbnya 6,7% gr juga
merupakan kadar yang tidak normal. Bentuk data yang dilampirkan ini
diaktakan tidak normal mengacu pada usia probadus dimana pada usia ini kadar
hemoglobin yang dimiliknya dinilai telalu sedikit bedasarkan kualifikasi dari
WHO.
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa setiap mahluk
hidup (Vertevrata) memiliki kadah Hb yang berbeda beda, yang tentunya
dipengeruhi oleh faktor faktor berupa usia, berat bedan, jenis kelamin,
logam berat, kebiasaan merokok, dan keadaan lingkungan. Lalu bentuk sel
darah merah pada vertebrata setelah diamati di bawah mikroskop memiliki
bentuk oval.
7.2 Saran
Saran untuk praktikan supaya lebih mempersiapkan diri kembali
sebelum praktium dimulai, dan tidak ada saran untuk laboran karena
video prosedur langka yang disajikan sudah jelas dan bisa untuk
dipahami
DAFTAR PUSTAKA
Azis. 2019. Marka Molekuler dalam Seleksi Ikan Lele Tahan Infeks Aeromonas
hydrophila. Surabaya: CV. Jakad Publishing.
Bijanti, R., M. G. A. Yuliani, R. S. Wahjuni, dan R. B. Utomo. 2010. Buku Ajar
Patologi Klinik Veteriner Edisi Pertama. Surabaya: Airlangga University
Press.
Chami, N., et al. 2016. Exome Genotyping Identifies Pleiotropic Variants Associated
with Red Blood Cell Traits. The American Journal of Human Genetics. 99(1):
8-21.
Estridge, B. H., and A. P. Reynolds. 2012. Basic Clinical Laboratory Technique.
USA: Delmar Cengage Learning
Firani, N. K. 2018. Mengenali Sel-Sel Darah dan Kelainan Darah. Malang: UB Press.
Götting, M., dan M. Nikinmaa. 2015. More Than Hemoglobin – The Unexpected
Diversity of Globins in Vertebrate Red Blood Cells. Journal of Physiological
Reports. 3(2): 1-8.
Hasanah, D. K. 2018. Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Gradivarium
Trisemester III di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember.
Skripsi. Jember: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
Moenek, D. Y. J. A., A. B. Oematan, dan N. N. Toelle. 2019. Total Leukosit dan
Diferensial Leukosit Darah Ayam Kampung yang Terpapar Ascaridia galli
Secara Alami. Jurnal PARTNER. 24(2): 991-997.
Natarajan, C., et al. 2016. Predictable Convergence in Hemoglobin Function has
Unpredictable Molecular Underpinnings. Science Journal. 354(6310): 336-
339.
Oktiyani, N., Fahriyan, dan A. Muhlisin. 2017. Akurasi Hitung Jumlah Eritrosit
Metode Manual dan Metode Otomatis. Medical Laboratory Technology
Journal. 3(2): 37-41.
Purba, E. M., dan Nurazizah. 2019. Prevalensi Anemia Pada Ibu Hamil dengan
Menggunakan Metode Sahli dan Metode Cyanmethemoglobin di Wilayah
Kerja Puskesmas Sialang Buah Tahun 2019. Excellent Midwifery Journal.
2(2): 21-29.
Sherwood, L. 2012. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta: EGC
LAMPIRAN
1. Foto Kegiatan
2. Abstrak Jurnal
3. Cover Buku