Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI I
TEKNIK PENGHITUNGAN JUMLAH MIKROB
Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Amin
NPM : F1D015032

Diketahui Praktikan
Asisten Praktikum

Uci Cahlia / F1D015030 Muhammad Amin / F1D015032

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bakteri merupakan organisme uniseluler yang tumbuh dengan cara pembelahan biner
yaitu satu sel membelah secara simetris. Untuk mempermudah perhitungan koloni diperlukan
pengetahuan mengenai morfologi bakteri tersebut sehingga media pertumbuhan yang akan
digunakan sesuai dengan sifat bakteri tersebut. Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan
pangan penting dilakukan untuk mengetahui mutu bahan pangan, dan proses yang akan
diterapkan pada bahan bahan pangan tersebut. Ada beberapa cara untuk mengukur atau
menghitung mikrob yaitu dengan perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara
langsung dan pendugaan massa sel secara tak langsung. Perhitungan jumlah sel dapat
dilakukan dengan 3 metode yaitu dengan hitungan mikroskopik, MPN (Mos Probable
Number), dan hitungan cawan.Dari ketiga metode tersebut metode hitungan cawan paling
banyak dan mudah digunakan (Brady, 1999).
Kuantitasi mikroba menunjukan jumlah koloni yang mampu di bentuk oleh mikroba
tertentu. Beberapa koloni bakteri ini, bagi tubuh manusia akan menyebabkan penyakit. Seteril
dari bakteri untuk makanan terutama minuman, sangat perlu di ketahui demi menjaga
kesehatan. Air minum dari berbagai tempat memepunyai jenis-jenis bakteri yang tidak sama
untuk air minum hasil penyulingan diharapkan sudah terbebas dari bakteri. Pertumbuhan
sering kali dinyatakan secara singkat sebagai kemampuan untuk menghasilkan 2 sel baru dan
hidup. Sel dikatakan hidup bila dapat menghasilkan sel baru. Bila tidak mempunyai
kemampuan ini lagi, Maka sel dinyatakan tidak hidup lagi atau mati. Analisis pertumbuhan
bakteri dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu, membandingkan jumlah sel, berat
kering, konsentrasi protein atau nitrogen dan kekeruhan (Dwidjoseputro, 1994).
Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas mikrobiologi air dalam
praktikum digunakan kelompok Coliform sebagai indikator. Kelompok Coliform mencakup
bakteri yang bersifat aerobik dan anaeorobik fakultatif, batang gram negatif dan tidak
membentuk spora. Coliform memfermentasikan laktosa dengan pembentukkan asam dan gas
dalam waktu 48 jam pada suhu 35°C (Hastowo, 1992).

1.2 Tujuan Percobaan


Untuk mengetahui prinsip metode MPN, untuk mengetahui fungsi dari media EMBA,
BGLBB, LB dan untuk mengetahui proses terjadinya gelembung pada tabung durham di
setiap uji percoban MPN.
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perhitungan bakteri adalah suatu cara yang digunakan untuk menghitung jumlah
koloni bakteri yang tumbuh pada suatu media pembiakan. Secara mendasar ada dua cara
penghitungan bakteri, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara
perhitungan secara langsung, antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan
(preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting
chamber). Sedangkan perhitungan secara tidak langsung hanya mengetahui jumlah
mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viable count). Dalam
pelaksanaannya ada beberapa cara yaitu perhitungan pada cawan petri (total plate
count/TPC), perhitungan melalui pegenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat
(MPN methode), dan cara kekeruhan atau turbidimetri. Perhitungan jumlah suatu bakteri
dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri
dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan
uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor
penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan
metode cawan petri (metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada
anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang
merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel)
seperti yang dilakukan pada percobaan ini (Volk, 1993).
Perhitungan secara tidak langsung ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada cawan
petri (total plate count) TPC, perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil
atau terdekat (MPN metode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode
MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed
test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform
masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat
fermentatif coliform dalam sampel. Metode perhitungan MPN sering digunakan dalam
pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah seperti
Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang peranan penting dalam
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan dengan kemampuannya
dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah amonium menjadi nitrat. Output metode MPN
adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit
pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel. Namun pada umumnya, nilai MPN
juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya
per 100 mL atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga
pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi.
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan
manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih
tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fecal adalah bakteri indikator adanya pencemaran
bakteri patogen. Penentuan coliform fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah
koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi
coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain.
Salah satu anggota kelompok coliform adalah E.coli. Karena E.coli adalah bakteri coliform
yang ada pada kotoran manusia, maka E.coli sering disebut sebagai coliform fekal. Pengujian
coliform jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan uji E.coli karena hanya memerlukan uji
penduga yang merupakan tahap pertama uji E.coli (Dwidjoseputro, 1994).
Istilah bakteri indikator sanitasi dikenal dalam bidang mikrobiologi pangan. Bakteri
indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadannya dalam pangan menunjukkan bahwa air
atau makanan tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia yang mengingat banyaknya
jumlah mikroorganisme ini, maka perlu dilakukan suatu uji pemeriksaan terhadap bahan
pangan tersebut agar aman dikonsumsi. Bakteri-bakteri indikator sanitasi umumnya adalah
bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia sehingga dengan adanya bakteri
tersebut pada air atau makanan dapat menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih tahap
pengolahan air atau makanan pernah mengalami kontak dengan kotoran yang berasal dari
usus manusia dan oleh sebab itu kemungkinan terdapat bakteri patogen lain yang berbahaya.
Ada tiga jenis bakteri yang dapat digunakan untuk menunjukkan adanya masalah sanitasi,
yaitu Escherichia coli, kelompok Streptococcus (Enterococcus) fecal, dan Clostridium
perfringens. Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk
berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Terdapat berbagai macam cara untuk menghitung
jumlah mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar, ada dua cara yaitu secara langsung dan
secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah
dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai)
dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak
langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih
hidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada
cawan petri (total plate count/TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah
terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri).
Berbagai macam uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan pangan, meliputi uji
kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri
patogen untuk menenetukan tingkat keamanan dan uji indikator untuk menentukan tingkat
sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap tiap bahan pangan tidak sama
tergantung berbagai faktor, seperti jenis dan komposisi bahan pangan (Hastowo, 1992).
Dalam metode MPN digunakan medium cair, berbeda dengan metode cawan yang
menggunakan medium padat (Agar). Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang
positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya kekeruhan atau terbentuk gas
dalam tabung durham. Pendekatan lain untuk enumerasi bakteri hidup adalah dengan metode
MPN. Metode MPN didasarkan pada metode statistik (teori kemungkinan). Metode MPN ini
umumnya digunakan untuk menghitung jumlah bakteri pada air khususnya untuk mendeteksi
adanya bakteri koliform yang merupakan kontaminan utama sumber air minum. Ciri-ciri
utamanya yaitu bakteri gram negatif, batang pendek, tidak membentuk spora,
memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi dalam waktu 24 jam inkubasi
pada 37º C. Sampel ditumbuhkan pada seri tabung sebanyak 3 atau 5 buah tabung reaksi
untuk setiap kelompok. Apabila dipakai 3 tabung maka disebut seri 3, dan jika dipakai 5
tabung maka disebut 5 seri. Media pada tabung adalah Lactose Broth yang diberi indikator
perubahan pH dan ditambah tabung durham. Pemberian sampel pada tiap seri tabung
berbeda-beda. Untuk sampel sebanyak 10 ml ditumbuhkan pada media LBDS (Lactose Broth
Double Stegth) yang memiliki komposisi Beef extract (3 gr), peptone (5 gr), lactose (10
gr) dan Bromthymol Blue (0,2 %) per liternya. Untuk sampel 1 ml dan 0,1 ml dimasukkan
pada media LBSS (Lactose Broth Single Stegth) yang berkomposisi sama tapi hanya kadar
laktosa setengah dari LBDS yaitu 5 gr (Lay, 1992).
MPN (most Probable Number). Metode hitungan cawan dengan menggunakan
medium padat, tetapi pada metode MPN dengan menggunakan medium cair di dalam tabung
reaksi. Perhitungan MPN berdasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif, yakni yang
ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung
yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di
dalam tabung kecil (tabung durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad
renik yang membentuk gas. Untuk setiap pengenceran pada umumnya dengan menggunakan
3 atau 5 seri tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih
tinggi, tetapi alat gelas (tabung reaksi) yang digunakan juga lebih banyak. Perhitungan
bakteri hidup dilakukan dengan cara seri pengenceran. Cara ini secara luas digunakan untuk
menghitung bakteri hidup dalam berbagai cairan seperti air, susu, biakan cair dan sebagainya.
Karena pengenceran dikerjakan secara lipat ganda atau secara desimal, maka angka yang
diperoleh hanya angka perkiraan, yang biasa disebut Most Probable Number (MPN). Prinsip
untama dari metode MPN ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu sehingga
didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas/sesuai dan jika ditanam dalam tabung
menghasilkan frekuensi pertumbuhan tabung positif “kadang-kadang tetapi tidak selalu”.
Semakin besar jumlah sampel yang dimasukkan (semakin rendah pengenceran yang
dilakukan) maka semakin sering tabung positif yang muncul. Semakin kecil jumlah sampel
yang dimasukkan (semakin tinggi pengenceran yang dilakukan) maka semakin jarang tabung
reaksi positif yang muncul. Jumlah sampel/pengenceran yang baik adalah yang menghasilkan
tabung positif “kadang-kadang tetapi tidak selalu”. Semua tabung positif yang dihasilkan
sangat tergantung dari probabilitas sel yang terambil oleh pipet saat memasukkannya
kedalam media. Oleh karena itu homogenisasi sangat mempengaruhi metode ini. Frekuensi
positif (ya) atau negative (tidak) ini menggambarkan konsentrasi mikroorganisme pada
sampel sebelum diencerkan (Irianto, 2006).
Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator
penetuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya bukan penyebab dari
penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk dikultur dan
keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan organisme patogen seperti
bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang hidup dalam sistem
pencernaan manusia serta terkandung dalam feses. Organisme indikator digunakan karena
ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang tersebut akan mengekskresi organisme
indikator jutaan kali lebih banyak dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi
alasan untuk menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah maka
organisme patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama sekali. Bakteri
Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak patogen, mudah serta cepat dikenal
dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan, tidak berkembang biak saat bakteri
patogen tidak berkembang biak, jumlahnya dapat dikorelasikan dengan probabilitas adanya
bakteri patogen, serta dapat bertahan lebih lama daripada bakteri patogen dalam lingkungan
yang tidak menguntungkan. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan
(presumtive test), uji penetapan (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test).
Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah;
masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel. Karena
beberapa jenis bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji
konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium
selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan
mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri coliform:
berbentuk batang, Gram negatif, tidak-berspora (Fardiaz, 2002).
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat
juga merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena air dapat membawa
mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun. Bakteri coliform sebagai
suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk
spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktose dengan menghasilkan
asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35°C. Istilah “mikroorganisme indikator”
sebagaimana digunakan dalam analisis air mengacu pada sejenis mikroorganisme yang
kehadirannya di dalam air merupakan bukti bahwa air tersebut terpolusi oleh bahan tinja dari
manusia atau hewan berdarah panas, artinya terdapat peluang bagi berbagai macam
organisme patogenik,yang secara berkala terdapat dalam saluran pencernaan, untuk masuk ke
dalam usus (Pelczar, 1986).
Hasil laporan tahunan BPOM Kota Samarinda sebanyak 107 kasus keracunan yang
disebabkan keracunan makanan dan minuman. Penyebabnya karena tidak diperhatikan
kebersihan perorangan dan lingkungan dalam proses pengelolaan makanan. Sekitar 80%
penyakit yang tertular melalui makanan disebabkan oleh bakteri pathogen. Pengolahan
dengan bahan baku yang tidak higienis seperti air yang tidak dididihkan terlebih dahulu serta
pelayanan yang dijajakan langsung di pinggiran jalan memungkinkan adanya pencemaran
mikroba pada minuman ringan tersebut baik melalui bahan baku yang tidak higienis maupun
melalui lingkungan yang tidak bersih. Kondisi yang demikian memungkinkan minuman ini
dapat tercemar bakteri berbahaya seperti Escherichia coli yang dapat menyebabkan diare,
mual, dan gangguan pencernaan lainnya (Handayani, dkk.2017).
Es batu digunakan untuk minuman dan terbuat dari air. Nilai sanitasi dan
kehegienisan yang baik suatu minuman/makanan adalah tidak ditemukan adanya kuman E.
coli sebagai parameter karena E. coli merupakan flora normal usus yang keluar bersama tinja
dimana sebagai sumber infeksi terhadap makanan dan minuman. Dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat perlu dilaksanakan berbagai upaya kesehatan
termasuk pengawasan kualitas makanan dan minuman (Semiarti, dkk.2014).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada Hari Selasa, 13 Maret 2018 bertempat di
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Bengkulu.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Botol sampel, rak tabung reaksi, tabung reaksi, tabung durham, blue tip,
mikropipet, lampu bunsen, cawan petri, jarum inokulasi/ose, Vortex, Pipet volume,
Inkubator, Laminar air flow, autoclave, Almunium foil, kertas label, tisu.
3.2.2 Bahan
Lactose Borth (LB), Brilliant Green lactose Bile Broth (BGLBB), Eosin
Methylene Blue Agar (EMBA), Alkohol 96%, garam fisiologis, es rumput laut , media
NA.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Tahap Penduga
Disiapkan 15 tabung yang berisi media LB dan tabung durham steril, 5 tabung
seri 1 diisi 10ml media LB, 5 tabung seri,2 diisi dengan 9ml media LB, 5 tabung seri
diisi dengan 9,9ml media LB. Dipipet 10ml contoh air dan dimasukkan ke tiap tabung
seri 1, dipipet 1,0ml contoh air dan dimsukkan ketiap tabung seri 2, pipet 0, 1ml
contoh air dan dimasukkan ke tiap tabung seri 3. Diinkunasi selama 1x24jam pada
suhu 35oC, dihitung tabung yang positif pada setiap seri tabung, tabung yang negatif
diinkubasi lagi selama 1x24jam pada suhu 35oC, dihitung tabung yang positif pada
setiap seri tabung , tabung yang negatif tidak diinkubasi lagi, dihitung semua jumlah
tabung yang positif pada setiap seri tabung, nilai MPN tahap penduga dapat dilihat
pada tabel nilai MPN15 tabung.
3.3.2 Tahap Penguat
Disiapkan cawan petri yang berisi media padat EMB steril, dilakukan
penggresan kuadran dengan jarum ose, setiap tabung contoh air yang menunjukan
hasil posiif yang dilihat pada tahap penduga, diinkubasi selama 24jam pada suhu
37oC, diamati warna koloni yang terbentuk, koloni positif coliform, kalau koloni
berwarna merah metalik/ungu metalik.
3.3.3 Tahap Lengkap
Dibuat suspensi bakteri yang positif pada tahap penguat, dipipet 0,1ml
suspensi bakteri, disebarkan pada cawan petri yang berisi media NA steril, dan dipipet
1ml suspensi bakteri ke tabung reaksi yang berisi media BGLBB, diinkubasi selama
24jam pada suhu 37oC, diamati koloni yang tumbuh pada NA dengan pewarnaan
Gram, hasil positif coliform, kalau Gram negatif, hasil positif pada tabung yang berisi
BGLBB kalau terbentuk gas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Perhitungan Jumlah Bakteri dengan menggunakan metode MPN (Most Probable
Number) dengan menggunakan media BGLBB.
NO TABUNG INDEKS
KELOMPO AMBAN AMBANG
SAMPEL (+) MPN/100
K G ATAS BAWAH
10 1 0,1 ML
1 Air Galon 0 0 0 <1 - -
2 Air Sumur 0 0 0 <1 - -
Susu
3 2 0 0 9 1,0 36
Kedelai
Tahu
4 3 3 1 460 71,0 2400
Kuning
5 Kopi Cup 3 0 0 23 4,0 120
Es
6 Rumput 3 3 3 2400 - -
Laut
7 Pendap 3 1 0 43 7,0 210
8 Es Teh 3 3 3 >2400 - -
9 Es Tebu 3 3 3 >2400 - -
Tabel 2. Jumlah E.coli dan non E.coli.
Sampel Jumlah E.coli Jumlah non E.coli
Air galon - -
Air sumur - -
Susu Kedelai 8 -
Tahu Kuning TBUD -
Kopi cup - √
Es Rumput Laut TBUD -
Pendap TBUD -
Es Teh TBUD -
Es Tebu TBUD -
Gambar 1 Warna media sebelum diberi sampel es rumput laut berwarna hijau pekat

Gambar 2 setelah di inkubasi sampel pendap pada suhu 35oC untuk melihat bakteri pekal dan
non pekal.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil positif tanda adanya
mikrob yang ada di dalam tabung tetapi terdapat juga hasil negatif di dalam tabung tanda
tidak adanya mikrob. Pada kelompok 3, tabung seri I 10 ml yang menunjukkan hasil positif
tanda adanya mikrob sebanyak 2 tabung sedangkan pada tabung seri II 1 ml dan tabung seri
III 0,1 ml menunjukkan hasil yang negatif menandakan tidak adanya mikrob di dalam tabung
dan indeks MPN yang didapat yaitu 9. Berdasarkan jumlah E.coli dan jumlah non E.coli,
Kelompok 3 mendapatkan jumlah E.coli sebanyak 8 koloni sedangkan jumlah non E.coli
tidak ada. Pada kelompok 4, didapatkan hasil positif tanda adanya mikrob dari masing-
masing tabung seri I,II dan III . Pada tabung seri I 10 ml yang menunjukkan hasil positif
tanda adanya mikrob sebanyak 3 tabung, tabung seri II 1 ml yang menunjukkan hasil positif
tanda adanya mikrob sebanyak 3 tabung dan tabung seri III 0,1 ml yang menunjukkan hasil
positif tanda adanya mikrob sebanyak 1 tabung serta indeks MPN yang didapat yaitu 460.
Berdasarkan jumlah E.coli dan jumlah non E.coli, Kelompok 4 mendapatkan jumlah E.coli
yaitu TBUD yang artinya terlalu banyak untuk dihitung sedangkan jumlah non E.coli tidak
ada.
Pada kelompok 5, didapatkan hasil positif tanda adanya mikrob yang ada di dalam
tabung tetapi terdapat juga hasil negatif di dalam tabung tanda tidak adanya mikrob. Di
tabung seri I 10 ml yang menunjukkan hasil positif tanda adanya mikrob sebanyak 3
sedangkan tabung pada tabung seri II 1 ml dan tabung seri III 0,1 ml menunjukkan hasil yang
negatif menandakan tidak adanya mikrob di dalam tabung seri tersebut dan indeks MPN yang
didapat yaitu 23.
Berdasarkan jumlah E.coli dan jumlah non E.coli, Kelompok 5 tidak mendapatkan
adanya E.coli, Sedangkan jumlah non E.coli yang didapat belum diketahui secara pasti, tetapi
jumlah koloni yang didapatkan berada dibawah 300 koloni yang artinya masih bisa dihitung.
Hal ini sesuai dengan yang diyatakan oleh Widodo (2016) bahwa jika jumlah mikrob lebih
dari 300 koloni, dinyatakan dengan TBUD (Terlalu banyak untuk dihitung dan jika kurang
dari 30 dinyatakan dengan TSUD (Terlalu Sedikit Untuk Dihitung).
Pada kelompok 6, didapatkan hasil positif tanda adanya mikrob dari masing-masing
tabung seri I,II dan III. Pada tabung seri I 10 ml yang menunjukkan hasil positif tanda
adanya mikrob sebanyak 3 tabung, tabung seri II 1 ml yang menunjukkan hasil positif tanda
adanya mikrob sebanyak 3 tabung dan tabung seri III 0,1 ml yang menunjukkan hasil positif
tanda adanya mikrob sebanyak 3 tabung serta indeks MPN yang didapat yaitu >2400.
Pada kelompok 7, didapatkan hasil positif tanda adanya mikrob yang ada di dalam
tabung tetapi terdapat juga hasil negatif di dalam tabung tanda tidak adanya mikrob. Di
tabung seri I 10 ml yang menunjukkan hasil positif tanda adanya mikrob sebanyak 3 tabung,
tabung seri II 1 ml yang menunjukkan hasil positif tanda adanya mikrob sebanyak 1 tabung
sedangkan tabung seri III 0,1 ml menunjukkan hasil negatif tanda tidak adanya mikrob serta
indeks MPN yang didapat yaitu 43. Jumlah koloni bakteri yang didapat pada batas atas yaitu
sebanyak 71 koloni bakteri sedangkan jumlah koloni bakteri yang didapat pada batas bawah
yaitu sebanyak 2 koloni bakteri. Berdasarkan jumlah E.coli dan jumlah non E.coli, Kelompok
7 mendapatkan jumlah E.coli yaitu TBUD yang artinya terlalu banyak untuk dihitung
sedangkan jumlah non E.coli tidak ada.
Pada kelompok 8, didapatkan hasil positif tanda adanya mikrob dari masing-masing
tabung seri I,II dan III . Pada tabung seri I 10 ml yang menunjukkan hasil positif tanda
adanya mikrob sebanyak 3 tabung, tabung seri II 1 ml yang menunjukkan hasil positif tanda
adanya mikrob sebanyak 3 tabung dan tabung seri III 0,1 ml yang menunjukkan hasil positif
tanda adanya mikrob sebanyak 3 tabung serta indeks MPN yang didapat yaitu >2400.
Berdasarkan jumlah E.coli dan jumlah non E.coli, Kelompok 8 mendapatkan jumlah E.coli
yaitu TBUD yang artinya terlalu banyak untuk dihitung. Sedangkan jumlah non E.coli tidak
ada.
Pada kelompok 9, didapatkan hasil positif tanda adanya mikrob dari masing-masing
tabung seri I,II dan III . Pada tabung seri I 10 ml yang menunjukkan hasil positif tanda
adanya mikrob sebanyak 3 tabung, tabung seri II 1 ml yang menunjukkan hasil positif tanda
adanya mikrob sebanyak 3 tabung dan tabung seri III 0,1 ml yang menunjukkan hasil positif
tanda adanya mikrob sebanyak 3 tabung serta indeks MPN yang didapat yaitu >2400.
Berdasarkan jumlah E.coli dan jumlah non E.coli, Kelompok 9 mendapatkan jumlah E.coli
yaitu TBUD yang artinya terlalu banyak untuk dihitung sedangkan jumlah non E.coli tidak
ada. Pada praktikum MPN ini juga tidak semua sampel yang dibawa praktikan mengandung
bakteri koliform. Hal ini dibuktikan oleh kelompok 1 dan 2 dengan adanya hasil negatif pada
setiap tabung seri I, II, dan III milik mereka tersebut. Ini membuktikan bahwa air sumur dan
air galon yang diuji tidak mengandung bakteri koliform.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telh dilakukan dapat disimpulkan bahwa prinsip metode
MPN dengan menggunakan 3 tahap yaitu, tahap penguat menggunakan media BGLB, tahap
penduga menggunakan media BGLBB dan tahap pelengkap dengan media EMBA, pada
sampel pendap terdapat bakteri koliform berupa E.coli namun TBUD (Tidak Bisa Untuk
Dihitung).
5.2 Saran
Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya dapat melakukan teknik penghitungan jumlah
sel mikrob dengan menggunakan metode selain MPN yaitu metode MMF ( Milipore
Membran Filter).
DAFTAR PUSTAKA
Brady. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Bandung : Binarupa Aksara.

Dwidjoseputro. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.

Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hastowo. 1992. MIKROBIOLOGI. Jakarta : CV Rajawali.


Handayani, dkk. 2017. Identifikasi Bakteri Escherichia coli menggunakan metode MPN.
Jurnal Ilmiah Manuntung,3(1),59-63, 2017.

Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Umum. Bandung : CV Yrama Widya.

Lay, B. 1992. Mikrobiologi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Pelczar. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Universitas Indonesia.

Semiarti, dkk. 2014. Uji Bakteriologis Es Batu Rumah Tangga yang digunakan penjual
Minuman di Pasar Lubuk Buaya Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 3 (2)

Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai