Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI I
IDENTIFIKASI BAKTERI
Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Amin
NPM : F1D015032

Diketahui Praktikan
Asisten Praktikum

Eliza Farestiani / F1D015038 Muhammad Amin / F1D015032

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme
ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta
memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal
sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat
memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif
sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel – organel lain seperti
mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot
dengan sel eukariot yang lebih kompleks (Colome, 2001).
Uji biokimia merupakan salah uji yang digunakan untuk menentukan spesies kuman
yang tidak diketahui sebelumnya. Setiap kuman memiliki sifat biokimia yang berbeda
sehingga tahapan uji biokimia ini sangat membantu proses identifikasi. Setelah sampel
diinokulasikan pada media differensial atau selektif, kemudian koloni kuman
diinokulasikan pada media uji biokimia. Ada 12 jenis uji yang sering digunakan dalam uji
biokimia walaupun sebenarnya masih banyak lagi media yang dapat digunakan (Adam,
2001).
Satu spesies mikroba akan memiliki “sidik jari” biokimia atau karakter biokimia
idenriras yang berbeda dengan spesies mikroba lainnya. Aktivitas metabolisme tidak
terlepas dari adanya enzim. Berdasarkan tempat bekerjanya, bakteri memiliki juga jenis
enzim yaitu endoenzim dan eksoenzim. Endoenzim yaituenzim yang berkerja dalam sel.
Sistem endoenzim selain bersifat anabolik dapat juga bersifat katabolik.Sedangkan
eksoenzim yaitu enzim yang disekresikan ke luar sel dan berdifusi kedalam media
(Sutedjo, 1996).
Sebagian besar eksoenzim bersifat hidroliktik, yang berarti bahwa eksoenzim
menguraikan molekul kompleks menjadi molekul yang molekul-molekul yang lebih
sederhana. Molekul-molekul yang lebih kecil ini kemudian dapat memasuki sel dan
digunakan untuk kepentingan sel (Hadioetomo, 1993).
Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari interaksi metabolit-
metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia. Kemampuan bakteri
menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energiyang dapat
digunakan untuk identifikasi. Identifikasi Bakteri dapat dilakukan dengan beberapa uji
antara lain uji dalam melakukan fermentasi, uji oksidase, produksi katalase, uji motilase
dan uji oksidase (Soeradji, 1987).

1.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari praktikum ini yaitu Untuk mengetahui uji-uji biokimia yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi bakteri dan untuk mengidentifikasi bakteri berdasarkan
kemampuan biokimianya.
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uji Fermentasi Gula
Fermentasi merupakan salah satu aktivitas biokimia yang dilakukan oleh
mikroba. Fermentasi adalah proses pengubahan senyawa makromolekul organik menjadi
senyawa yang lebih sederhana oleh aktivitas mikrobia pada kondisi anaerob. Fermentasi
dapat menghasilkan berbagai senyawa akhir, contohnya fermentasi karbohidrat yang dapat
menghasilkan berbagai senyawa asam seperti asam laktat dan propionet, ester-ester, keton
dan gas. Sebagian besar mikroorganisme memperoleh energi dari substrat berupa
karbohidrat yang selanjutnya difermentasi menghasilkan asam-asam organic (seperti asam
laktat, format, asetat), dengan disertai atau tidak disertai pembentukan gas. Organisme -
organisme yang berbeda akan menggunakan karbohidrat / gula - gula yang berbeda
tergantung dari komponen enzim yang dimilikinya.
Perbenihan gula - gula digunakana untuk melihat adanya pembentukan asam yaitu
dengan adanya perubahan warna indicator (merah fenol atau biru bromtimol) yang terdapat
dalam perbenihan menjadi kuning yang sebelum ditanami berwarna merah (indicator
merah fenol) atau berwarna biru (indicator biru bromtimol) serta untuk pembentukan gas,
yaitu dengan terlihatnya udara di dalam tabung peragian / fermentasi (tabung Durham).
Degradasi fermentasi dalam kondisi anaerob dilakukan dalam kaldu fermentasi yang
mengandung tabung durham, sebuah botol batin terbalik untuk mendeteksi produksi gas
sebagai ilustrated. media fermentasi karbohidrat yang khas mengandung:
 Nutrisi bahan kaldu untuk mendukung pertumbuhan semua organisme.
 Karbohidrat tertentu yang berfungsi sebagai substrat untuk menentukan
kemampuan fermentasi organisme.
 Indikator ph merah fenol, yang berwarna merah pada ph netral (7) dan
perubahan kuning pada ph sedikit asam dari 6,8 menunjukkan bahwa
jumlah sedikit asam akan menyebabkan perubahan warna.
Jenis karbohidrat yang digunakan pada uji fermentasi karbohidrat antara
lain , sukrosa, laktosa, maltosa dan manitol. Glukosa dapat langsung masuk dalam jalur
fermentasi tahap pertama sedangkan sukrosa, laktosa, manitol dan maltosa akan
dihidrolisis terlebih dahulu menjadi monosakarida penyusunnya. Laktosa dihidrolisis
menjadi galaktosa dan glukosa. Sukrosa dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa. Manitol
diubah menjadi manosa atau galaktosa. Sedangkan maltosa akan dihidrolisis menjadi dua
molekul glukosa. Monosakarida jenis manosa dan galaktosa terlebih dahulu akan diubah
menjadi glukosa melalui reaksi epimerisasi.
Sedangkan fruktosa akan diubah terlebih dahulu menjadi fruktosa 6-fosfat  dan
kemudian fruktosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 6- fosfat. Glukosa 6-fosfat dan glukosa
hasil epimerisasi galaktosa dan manosa akan masuk dalam tahap awal proses fermentasi
untuk menghasilkan asam piruvat, asam asetat dan CO 2 dan kemudian pada tahap kedua
fermentasi  asam piruvat dan asam asetat direduksi kembali oleh atom hidrogen yang
dilepaskan dalam tahap pertama, membentuk asam laktat dan etanol (Pelczar, 2008).
2.2 Uji Kimia
Uji biokimia adalah pengujian larutan atau zat-zat kimia dari bahan-bahan dan
proses-proses yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup, sebagai upaya untuk memahami
proses kehidupan dari sisi kimia. Biokimia bertujuan untuk memahami bagaimana
interaksi biomolekul satu dengan lainnya yang membawa sifat-sifat kehidupan ini. Belum
pernah dalam pengamatan logika molekul sel hidup, kita menemukan suatu pelanggaran
terhadap hukum-hukum yang telah dikenal, seiring dengan itu pula, kita belum pernah
memerlukan pendefinisian hukum baru. Mesin organik lunak sel hidup berfungsi di dalam
kerangka hukum-hukum yang sama mengatur mesin  buatan manusia. Akan tetapi, reaksi-
reaksi kimia dan proses pengaturan sel telah maju demikian pesat, melampaui kemampuan
kerja mesin buatan manusia. Ciri biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam
identifikasi spesimen bakteri yang tak dikenal karena secara morfologis biakan ataupun sel
bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil pengamatan fisiologis yang
memadai mengenai organik yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidak mungkin
dilakukan. Karakteristik dan klasifikasi sebagai mikroba seperti bakteri berdasarkan pada
reaksi enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media
memproduksi metabolit tentunya yang dideteksi dengan interaksi mikroba dengan reagen
test yang mana menghasilkan perubahan warna reagen (Lehninger, 1995).
Uji fisiologi biasanya identik dengan uji biokimia. Uji-uji biokimia yang biasanya
dipakai dalam kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme yang antara lain uji
katalase, uji metilen red, uji sitrat, uji gelatin, uji indol, uji voges-proskauer dan lain-lain.
Pengujian biokimia merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam dunia
mikrobiologi. Uji-uji biokimia yang biasanya dipakai dalam kegiatan identifikasi
bakteri atau mikroorganisme yaitu antara lain adalah uji katalase, uji metilen red, uji sitrat,
uji gelatin, uji indol, uji voges-proskauer. Salah satu uji yaitu adalah uji hidrolisis urea. Uji
ini sangat penting dalam identifikasi bakteri-bakteri patogen penghuni usus, begitu pula uji
yang lain sebenarnya digunakan untuk mengidentifikasi bakteri dengan karakter tertentu,
yang mana dengan karakter tersebut ia dapat dibedakan dengan jelas dari bakteri-bakteri
yang lain yang hidup disekitarnya (Rizkiyah, 2012).
2.2.1 Uji Indol
Asam amino adalah molekul organik yang mengandung kelompok asam (COOH),
amino (NH2), dan R. Gugus R merupakan ciri khusus dan membedakan asam amino yang
satu dengan yang lainnya. Mikroorganisme menggunakan asam amino sebagai pemuka
protein, komponen sel dan kadang kala sebagai sumber energi. Asam amino ini
dimodifikasi dengan berbagai cara sewaktu metabolisme. Asam amino triptofan
merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga asam amino
ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian protein.
Bakteri tertentu seperti misalnya E.coli mampu menggunakan triptofan sebagai sumber
karbon. E.coli menghasilkan enzim triptofanase yang mengkatalisasikan penguraian gugus
indol dari triptofan. Dalam media biakkan indol menumpuk sebagai produk buangan,
sedangkan bagian lainnya dari molekul triptofan (asam piruvat da NH4+) dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan zat hara mikroorganisme. Pembentukan indol dari triptofan
oleh mikroorganisme dapat diketahui dengan menumbuhkannya media biakkan yang kaya
dengan triptofan. Tryptofan merupakan asam amino esensial yang dapat mengalami
oksidasi dengan cara kegiatan enzimatik beberapa bakteri. Konversi triptofan menjadi
produk metabolik dimediasi oleh enzim tryptophanase. Media ini biasanya digunakan
dalam identifikasi yang cepat. Perbenihan indol digunakan untuk melihat kemampuan
bakteri mendegradasi asam amino triptofan secara enzimatik. Hasil uji indol yang
diperoleh negatif karena tidak terbentuk lapisan (cincin) berwarna merah muda pada
permukaan biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari tryptopan sebagai
sumber karbon, yang dapat diketahui dengan menambahkan larutan kovaks. Asam amino
triptofan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga
asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian
protein (Lay, 1994).
Pada prinsipnya, uji Indol dilakukan untuk menentukan kemampuan
mikroorganisme untuk menghasilkan indol dari triptofan. Asam amino triptofan
merupakan kompoen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga sama amio
ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme. Akibat penguraian protein.
Bakteri tertentu seperti misalnya Escherichia coli mampu menggunakan triptofan sebagai
sumber karbon (Aditia, 2014).
2.2.2 Uji Methyl Red
Uji Methyl Red (MR), bertujuan untuk mendeteksi kemampuan organisme dalam
memproduksi dan mempertahankan produk akhir asam stabil dari fermentasi glukosa.
Methyl red adalah indikator pH, yang tetap berwarna merah pada pH 4,4 atau kurang.25
Hasil pengamatan untuk uji MR pada isolat. bakteri Escherichia coli adalah positif yang
ditunjukkan dengan larutan berwarna merah (Rahayu, 2017).
Uji Merah Metil (Methyl Red) digunakan untuk mendeteksi bakteri dengan asam
campuran. Hasil pengamatan untuk Uji MR pada isolat bakteri E. coli adalah positif yang
ditunjukkan dengan larutan berwarna merah. Beberapa bakteri dapat memfermentasikan
glukosa dan menjadikan berbagai produk bersifat asam sehingga dapat menurunkan pH
media menjadi 5,0 atau lebih rendah. Penambahan indikator pH merah metil ke dalam
kultur bakteri setelah inkubasi menunjukkan adanya perubahan pH menjadi asam. Merah
metil berwarna merah pada lingkungan dengan pH 4,4 dan berwarna kuning dalam
lingkungan dengan pH 6,2 (Saridewi, 2016).
Uji methyl red digunakan untuk menentukan adanya fermentasi asam campuran.
Beberapa bakteri memfermentasikan glukosa dan menghasilkan berbagai produk yang
bersifat asam sehingga akan menurunkan pH media pertumbuhannya menjadi 5.0 atau
lebih rendah. Penambahan indikator pH ”methyl red” dapat menunjukkan adanya
perubahan pH menjadi asam. Methyl Red berwarna merah pada lingkungan dengan pH 4.4
dan berwarna kuning dalam lingkungan dengan pH 6.2. Fermentasi asam campuran
ditentukan dengan cara menumbuhkan mikroorganisme dalam kaldu yang mengandung
glukosa, dan setelah masa inkubasi menambahkan reagens methyl red. Bila terjadi
fermentasi, biakan akan tetap berwarna merah. Bila tidak terjadi fermentasi, biakan
berubah menjadi kuning setelah penambahan reagen methyl red. Uji ini sangat berguna
dalam identifikasi kelompok bakteri yang menempati saluran pencernaan. Hasil
pengamatan memperlihatkan satu tabung bernilai positif dan satu tabung lainnya bernilai
negatif karena sampel yang telah diberi reagen methyl red tidak terbentuk cincin yang
berwarna merah melainkan membentuk cincin berwarna orange yang mengindikasikan
bahwa pada medium tersebut tidak terdapat bakteri Escherichia coli. Artinya, bakteri ini
tidak menghasilkan asam campuran (metilen glikon) dari proses fermentasi glukosa yang
terkandung dalam medium MR-VP (Aditia, 2014).
2.2.3 Uji Voges-Proskauer
Voges-Proskauer menentukan kemampuan beberapa organisme untuk
menghasilkan produk akhir non asam atau netral seperti acetylmethylcarbinol, dari
etabol-asam yang dihasilkan dari etabolism glukosa. Ini fermentasi glukosa, yang
merupakan karakteristik dari Enterobacter. aerogenes. Uji VP dengan hasil negatif, karena
tidak terbentuk warna merah pada medium setelah ditambahkan α-napthol dan KOH,
artinya hasil akhir fermentasi bakteri ini bukan asetil metil karbinol (asetolin). Uji ini
digunakan untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang melaksanakan fermentasi 2,3-
butanadiol. Bila bakteri memfermentasi karbohidrat menjadi 2,3-butanadiol sebagai
produk utama, akan terjadi penumpukan bahan tersebut dalam media pertumbuhan.
Penambahan 40% KOH dan 5% larutan alphanaphtol dalam ethanol dapat menentukan
adanya asetoin (asetil metil karbonil), suatu senyawa pemuka dalam sintesis 2,3-
butanadiol. Pada penambahan KOH, adanya asetoin ditunjukan adanya perubahan warna
menjadi merah muda. Perubahan warna ini diperjelas dengan penambahan larutan alpha-
naphtol. Perubahan warna biakan lebih jelas pada bagian yang berhubungan dengan
udara, karena sebagian 2,3-butanadiol dioksidasikan kembali menjadi asetoin sehingga
memperjelas hasil reaksi. Akan tetapi, pada praktikum kedua tabung tidak menunjukkan
adanya perubahan warna sehingga didapatkan hasil yang negatif (Widodo, 2016).
2.2.4 Uji Citrate
Uji Citrat digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme menggunakan
sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Untuk uji ini dapat digunakan
medium sitrat–koser berupa medium cair. Bila mikroorganisme mampu menggunakan
sitrat, maka asam akan dihilangkan dari medium biakan, sehingga menyebabkan
peningkatan pH dan mengubah warna medium dari hijau menjadi biru. Perubahan warna
dari hijau menjadi biru menunjukan bahwa mikroorganisme mampu menggunakan sitrat
sebagai satu- satunya sumber karbon .Sedangkan para medium sitrat-Koser kemampuan
menggunakan sitrat ditunjukan oleh kekeruhan yang menandakan adanya pertumbuhan.
Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan dua tabung yang positif. Dimana pada
sampel tetap bening karena bakteri Escherichia coli yang tidak dapat menggunakan citrat
sebagai sumber karbonnya (Widodo, 2016).
2.2.5 Uji katalase
Uji katalase merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk mengetahui
apakah bakteri tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob fakultatif, atau anaerob obligat.
Dan digunakan unrtuk mengetahui kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan
hydrogen peroksida dengan menghasilkan enzim katalase. Bakteri yang memerlukan
oksigen manghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) yang sebenarnya beracun bagi bakteri
sendiri. Namun mereka dapat tetap hidup dengan adanya antimetabolit tersebut karena
mereka menghasilkan enzim katalase yang dapat mengubah hidrogen peroksida menjadi
air dan oksigen dengan reaksi sebagai berikut : 2H2O 2H2O + O2. Enzim merupakan
katalisator sejati, dimana molekul ini meningkatkan dengan nyata kecepatan reaksi kimia
spesifik yang tanpa enzim akan berlangsung sangat lambat. Enzim tidak dapat mengubah
titik keseimbangan reaksi yang dikatalisnya, enzim juga tidak akan habis dipakai atau
diubah secara permanen oleh reaksi-reaksi ini. Enzim merupakan biokatalis yang berfungsi
untuk membantu proses metabolisme. Enzim memiliki kemampuan untuk mengkatalisis
suatu reaksi. Suatu enzim adalah suatu katalis biologis. Hampir tiap rekasi biokimia
dikatalis oleh enzim (Volk, 1993).
2.2.6 Uji Urea
Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah kuman mempunyai enzim
urease yang dapat menguraikan urea membentuk amoniak. Media urea berisi indikator
phenol red. Interpretasi hasil : negatif (-) : tidak terjadi perubahan warna media menjadi
pink/merah jambu, artinya kuman tidak memecah urea membentuk amoniak. Positif (+) :
tidak terjadi perubahan warna media menjadi pink/merah jambu, artinya kuman memecah
urea membentuk amoniak (Sudaryanto, 1998).
2.2.7 Uji Gelatin
Banyak jenis bakteri dapat menguraikan bermacam-macam protein dan
menggunakan peptida serta asam amino untuk pertumbuhan atau mendapatkan
energi alternatif. Gelatin adalah protein yang diperoleh dari hasil hidrolisa kolagen, yaitu
suatu komponen jaringan pengikatpada tendon manusia dan hewan. 
Pada temperatur dibawah 25oC gelatin berbentuk padat sedangkan diatas suhu
25oC gelatin akan berbentuk cair. Gelatin dapat digunakan sebagai substrat uji enzimatik
proteolitik. Gelatin dalam suhu kamar berwujud cair, namun dalam suhu rendah berujud
padat, apabila gelatin telah dihidrolisa oleh mikroba maka akan tetap berwujud cair
walaupun dalam suhu rendah (Volk, 1993).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada Hari Selasa dan Kamis, 20 Maret 2018 pada pukul
13.00 WIB dan 22 Maret pada pukul 10.00 WIB bertempat di Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Pada praktikum yang telah dilakukan, menggunakan beberapa alat
laboratorium yaitu: tabung reaksi, jarum ose, tabung durham, kaca objek, pipet
tetes, lampu spiritus, rak tabung reaksi, inkubator.
3.2.2 Bahan
Pada praktikum yang telah dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis
bahan yaitu: biakan bakteri, H2O2 3%, media miring simon sitrat, biakan
Salmonella thypi, media maltosa, glukosa, sukrosa, laktosa, urea, metilen red,
alkohol 70%.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Prosedur Uji Katalase
Gelas objek yang bersih disiapkan. 1 lup ose biakan bakteri diinokulasikan
pada permukaan gelas objek. 2-3 tetes H2O2 3% ditambahkan pada permukaan
olesan. Uji positif apabila terlihat pembentukan gelembung (gelembung terbentuk
dari hasil penguraian H2O2.
3.3.2 Prosedur Uji Sitrat
3 tabung media miring simon sitrat disiapkan. Tabung I diinokulasikan
dengan Salmonella thypi, tabung II diinokulasikan dengan Salmonella thypi dan
tabung III sebagai kontrol. Selama 48 jam diinkubasi dengan suhu 37°C.
Perubahan warna pada media diamati. Uji positif ditandai dengan perubahan warna
media dari hijau menjadi biru. Melaporkan hasil pengamatan.
3.3.3 Prosedur Uji Karbohidrat
Media sukrosa (I), glukosa (II), dan laktosa (III) disiapkan. 1 tabung reaksi
disediakan sebagai kontrol. Pada masing-masing tabung diberi tabung durham.
Bakteri yang ditentukan diinokulasikan ke dalam tabung I, II, dan III.
Diinkubasikan selama 48 jam dengan suhu 37°C. Amati perubahan warna, adanya
gelembung pada tabung durham sebagai uji positif.
3.3.4 Prosedur Uji Metilen Red
Media GPB (Glukose Phosphate Broth) disiapkan. Bakteri diinokulasi ke
dalam media GPB. Bakteri dalam media GPB diinkubasi selama 48 jam dengan
suhu 37°C. 5 tetes reagen metilen red (MR) ditambahkan ke dalam medium untuk
mengetahui pH dalam media. Perubahan warna diamati, jika berubah warna
menjadi merah maka hasil menunjukkan positif.
3.3.5 Prosedur Uji Urea
Media berisi biakan bakteri dan media urea disiapkan.Jarum ose dipijarkan
di atas lampu spiritus. Bakteri dari media cawan petri diinokulasikan ke dalam
media urea. Penggoresan dilakukan secara zig-zag pada media urea. Bakteri
diinkubasi dalam media urea selama 24 jam dengan suhu 37°C. Perubahan warna
diamati, warna biru yang terjadi menunjukkan hasil tes yang positif.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel l. Pengamatan uji gula-gula (Laktosa)
Hasil Keterangan
No Spesies
1 2 1 2
1 Staphylococcus aereus + + Kuning
Tidak berubah
2 Staphylococcus aereus + - Kuning
warna
Tidak berubah
3 Staphylococcus aereus + - Kuning
warna
4 Salmonella thypii - - Tidak berubah warna
5 Salmonella thypii + + Kuning
6 Salmonella thypii + + Kuning
7 Escherichia coli + + Kuning
8 Escherichia coli + + Kuning
Tidak berubah
9 Escherichia coli + - Kuning
warna

Tabel 2.Pengamatan uji sitrat


Hasil Keterangan
No Spesies
1 2 1 2
1 Staphylococcus aereus - - Hijau
2 Staphylococcus aereus - - Hijau
3 Staphylococcus aereus - - Hijau
4 Salmonella thypii + + Warna biru
5 Salmonella thypii + + Warna biru
6 Salmonella thypii + + Warna biru
7 Escherichia coli + + Warna biru
8 Escherichia coli + + Warna biru
9 Escherichia coli + + Warna biru

Tabel 3.Pengamatan uji urea


Hasil Keterangan
No Spesies
1 2 1 2
1 Staphylococcus aereus + + Warna merah muda
2 Staphylococcus aereus + + Warna merah muda
3 Staphylococcus aereus + + Warna merah muda
4 Salmonella thypii + + Warna merah muda
5 Salmonella thypii + + Warna merah muda
6 Salmonella thypii + + Warna merah muda
7 Escherichia coli + + Warna merah muda
8 Escherichia coli + + Warna merah muda
9 Escherichia coli + + Warna merah muda
Tabel 4.Pengamatan uji Metyl Red
Hasil Keterangan
No Spesies
1 2 1 2
1 Staphylococcus aereus + + Warna merah muda
2 Staphylococcus aereus - - Tidak terjadi perubahan warna
3 Staphylococcus aereus - - Tidak terjadi perubahan warna
4 Salmonella thypii - - Tidak terjadi perubahan warna
5 Salmonella thypii - - Tidak terjadi perubahan warna
6 Salmonella thypii - - Tidak terjadi perubahan warna
7 Escherichia coli - - Tidak terjadi perubahan warna
8 Escherichia coli - - Tidak terjadi perubahan warna
9 Escherichia coli - - Tidak terjadi perubahan warna
Tabel 5.Pengamatan uji gula (glukosa)
Hasil Keterangan
No Spesies
1 2 1 2
1 Staphylococcus aereus + + Kuning
2 Staphylococcus aereus + - Kuning Coklat
3 Staphylococcus aereus + + Kuning
4 Salmonella thypii + + Kuning
5 Salmonella thypii + + Kuning
6 Salmonella thypii + + Kuning
7 Escherichia coli + + Kuning
8 Escherichia coli + + Kuning
9 Escherichia coli + - Kuning Coklat

Tabel 6.Pengamatan uji gula-gula (sukrosa)


Hasil Keterangan
No Spesies
1 2 1 2
1 Staphylococcus aereus + + Kuning Kuning
Tidak terjadi Tidak terjadi
2 Staphylococcus aereus - -
perubahan warna perubahan warna
Tidak terjadi
3 Staphylococcus aereus + - Kuning
perubahan warna
4 Salmonella thypii + + Kuning Kuning
5 Salmonella thypii + + Kuning Kuning
6 Salmonella thypii + + Kuning Kunig
7 Escherichia coli + + Kuning Kuning
8 Escherichia coli + + Kuning Kuning
Tidak terjadi
9 Escherichia coli + - Kuning
perubahan warna

Tabel 7.Pengamatan uji gula-gula (maltosa)


Hasil Keterangan
No Spesies
1 2 1 2
1 Staphylococcus aereus + + Kuning
Tidak terjadi
2 Staphylococcus aereus + - Kuning
perubahan warna
Tidak terjadi
3 Staphylococcus aereus + - Kuning
perubahan warna
4 Salmonella thypii + + Kuning
5 Salmonella thypii + + Kuning
6 Salmonella thypii + + Kuning
7 Escherichia coli + + Kuning
8 Escherichia coli + + Kuning
9 Escherichia coli + + Kuning
Tabel 8. Pengamatan uji Katalase
Hasil Keterangan
No Spesies
1 2 1 2
Staphylococcus
1 + + Ada gelembung gas Ada gelembung gas
aereus
Staphylococcus
2 + + Ada gelembung gas Ada gelembung gas
aereus
Staphylococcus
3 + + Ada gelembung gas Ada gelembung gas
aereus
4 Salmonella thypii + + Ada gelembung gas Ada gelembung gas
5 Salmonella thypii + + Ada gelembung gas Ada gelembung gas
6 Salmonella thypii + + Ada gelembung gas Ada gelembung gas
7 Escherichia coli + + Ada gelembung gas Ada gelembung gas
8 Escherichia coli + + Ada gelembung gas Ada gelembung gas

9 Escherichia coli + + Ada gelembung gas Ada gelembung gas


4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini menggunakan tiga jenis bakteri yang berbeda, yaitu:
bakteri E. coli, S. thypii dan S.aureus. Pada bakteri Salmonella thypii menggunakan
perbenihan gula-gula pada media glukosa terjadi pembentukan asam yang ditandai dengan
perubahan warna dari merah menjadi kuning pada media glukosa, artinya bakteri ini
membentuk asam dari fermentasi glukosa. Pada media glukosa juga terbentuk gelembung
pada tabung durham yang diletakkan terbalik didalam tabung media artinya hasil
fermentasi berbentuk gas. Sedangkan pada medium sukrosa, laktosa, maltosa didapat
adanya pembentukan gas yang ditandai dengan adanya perubahan warna pada medium.
Setelah 24 jam diinkubasikan dalam inkubator. Hanya pada uji MR yang negatif karena
tidak adanya indikator merah. Pada medium glukosa diperoleh hasil positif, yaitu adanya
perubahan warna jingga menjadi kuning yang menandakan bahwa bakteri ini membentuk
asam dari fermentasi glukosa. Adanya gelembung pada tabung durham menandakan
bahwa hasil fermentasi dari bakteri Salmonella thypii berbentuk gas dan dikarenakan oleh
bakteri Salmonella thypii membutuhkan oksigen dalam proses metabolismenya. Komposisi
medium glukosa, yaitu: Pepton, BTB dan glukosa. Dari komposisi inilah Salmonella thypii
mengurai glukosa untuk proses metabolismenya. Hal tersebut terlihat pada tabel hasil
pengamatan medium glukosa untuk jenis bakteri Salmonella thypii. Pada medium laktosa
diperoleh hasil positif, yaitu adanya perubahan warna, dari warna merah menjadi warna
kuning. Hal ini menandakan bahwa bakteri Salmonella thypii membentuk asam dari
fermentasi laktosa. Komposisi medium laktosa, yaitu: Pepton, BTB dan laktosa. Dari
komposisi inilah Salmonella thypii mengurai laktosa untuk proses metabolismenya. Hal
tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium laktosa untuk jenis bakteri
Salmonella thypii. Pada medium sukrosa diperoleh hasil positif, yaitu adanya perubahan
warna merah menjadi warna kuning, hal ini menandakan bahwa bakteri Salmonella thypii
membentuk asam dari fermentasi sukrosa. Komposisi medium sukrosa, yaitu : Pepton,
BTB dan sukrosa. Dari komposisi inilah Salmonella thypii mengurai sukrosa untuk proses
metabolismenya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium sukrosa
untuk jenis bakteri Salmonella thypii. Pada medium urea diperoleh hasil positif, yaitu
terdapat perubahan warna medium menjadi pink. Hal ini dikarenakan, bakteri Salmonella
thypii membutuhkan urea untuk proses metabolismenya. Komposisi dari urea, yaitu:
buffer, urea, sedikit nutrient, indicator phenol red. Dari komposisi inilah mengapa
Salmonella thypii tidak dapat mengurai urea untuk proses metabolismenya. Hal tersebut
dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium urea untuk jenis bakteri Salmonella
thypii. Dari komposisi inilah mengapa Salmonella thypii dapat mengurai urea menjadi
asam amoniak untuk proses metabolismenya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil
pengamatan medium urea untuk jenis bakteri Salmonella thypii. Pada medium sitrat
diperoleh hasil positif, yang dimana terjadi perubahan warna dan terdapat gelembung gas,
ini terbukti bahwa bakteri Salmonella thypii membutuhkan acid untuk proses
metabolismenya. Komposisi dari medium acid, yaitu: Asam sulfanilat, larutan alpha
naftilamin dan agar. Dari komposisi inilah mengapa Salmonella thypii tidak dapat
mengurai acid untuk proses metabolismenya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil
pengamatan medium acid untuk jenis bakteri Salmonella thypii. Bakteri yang memecah
karbohidrat akan memberikan suasana asam dengan indikator phenol red media menjadi
berwarna kuning. Bakteri yang tidak memecah karbohidrat akan memberikan suasana basa
dengan indikator phenol red media menjadi berwarna merah. Bakteri yang menghasilkan
H2S memanfaatkan Iron (II) sulfate membentuk endapan hitam (FeS). Pada uji katalase
didapatkan hasil timbulnya gelembung - gelembung gas beberapa saat setelah H 2O2 3%
diteteskan pada permukaan olesan bakteri Salmonella thypii. Timbulnya gelembung
menandakana bahwa Salmonella thypii tersebut positif pada uji katalase karena
menghasilkan gelembung gas O2. Hal ini menunjukkan bahwa Salmonella thypii memiliki
enzim katalase yang dapat memecah H2O2 menjadi H2O dan O2. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Volk (1993) Bakteri yang memerlukan oksigen menghasilkan hydrogen
peroksida yang sebenarnya beracun bagi bakteri sendiri. Namun mereka dapat tetap hidup
dengan adanya antimetabolit tersebut karena mereka menghasilkan enzim katalase yang
dapat mengubah hidogen peroksida menjadi air dan oksigen dengan reaksi sebagai berikut
H2O2 H2O + O2.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa uji yang dilakukan
terhadap Bakteri Salmonella thypii memiliki hasil positif pada uji gula-gula
(multosa,sukrosa fruktosa dan glukosa) urea, sitrat dan katalase, hasil negatif pada uji MR.

5.2 Saran
Untuk pratikum selanjutnya sebaiknya dilakukan pengujian yang lain seperti uji
hidrolisis dan uji biokimia lainya untuk menambah pengtahuan dan cara identifikasi
mikrob dengan metode lain.
DAFTAR PUSTAKA
Adam,MR.2001. Microbiology of Fermented Food .Elsivier Applied Science
Publisher,Ltd. New York.
Aditia, Lasinrang. 2014. Mikrobiologi: Uji Biokimia (IMViC). Makassar: UIN Alauddin
Makassar.
Colome,JS. Et al. 2001. Laboratory Exercises in Microbiology. West Publishing
Company.New York.
Hadioetomo. 1993. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Salemba Medika.

Lay, B. 1994. Mikrobiologi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Lehninger. 1995. Microbiology : a Laboratory Manual Adison – Wesley. Publishing


company : California.

Pelczar. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Universitas Indonesia.

Rahayu. 2017. Uji Cemaran Air Minum Masyarakat Sekitar Margahayu Raya Bandung
Dengan Identifikasi Bakteri E.Coli. Bandung : Akademi Farmasi Bumi Siliwangi.

Saridewi. 2016. Analisis Bakteri E.Coli Pada Makanan Siap Saji Di Kantin Rumah Sakit
X
Dan Kantin Rumah Sakit Y. Jakarta : UNJ

Rizkiyah, Rifa. 2012. Mikrobiologi: Karakteristik Mikroorganisme Dengan Beberapa Uji


Biokimia. Jakarta : Universitas Pancasila Jakarta.
Soeradji. 1987. Menyuntik Hewan Ternak. Bogor: CV. Yasaguna.
Sudaryanto. 1998. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Gramedia.

Sutedjo. 1996. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: Rineka Cipta.

Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Erlangga.

Widodo, Lestanto Unggul. 2016. Mikrobiologi. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas


Sanata Dharma.

Anda mungkin juga menyukai