Anda di halaman 1dari 23

II

KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini tepat waktu. Tanpa pertolongan-
nya tentu saya tidak dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu.penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kesalahan, oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran untuk laporan ini,
agar laporan yang saya buat dapat lebih baik lagi. Jika terdapat banyak kesalahan,
penulis mohon maaf.
Penulis juga ngucapkan termakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan laporan terutama dosen pembimbing akademik
“Linda Ika Puspita Sari,M.Keb” dan pembimbing lahan “Alice Novianti
S.,S.Kep.,Ners” yang telah membimbing dalam menulis laporan ini.
Demikian, semoga laporan ini bermanfaat. Terimakasih

Jember, 28 Juni 2021

Penulis

III
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................I
KATA PENGANTAR.......................................................................................II
LEMBAR KONSULTASI................................................................................III
DAFTAR ISI......................................................................................................IV
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup........................................................................................1
1.4 Manfaat...................................................................................................2
1.5 Sistematika Penulisan..............................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................4
2.1 Pengertian Injeksi....................................................................................4
2.2 Tujuan Injeksi.........................................................................................4
2.3 Indikasi....................................................................................................4
2.4 Kontraindikasi.........................................................................................4
2.5 Keuntungan dan Kerugian Injeksi...........................................................4
2.6 Rute Injeksi.............................................................................................5
BAB 3 LAPORAN TINDAKAN......................................................................14
3.1 Identitas Pasien.......................................................................................14
3.2 Deskripsi Pasien......................................................................................14
3.3 Tindakan Yang Dilakukan......................................................................14
3.4 Cara pemberian insulin...........................................................................14
BAB 4 PEMBAHASAN....................................................................................17
BAB 5 PENUTUP..............................................................................................18
5.1 Kesimpulan..............................................................................................18
5.2 Saran........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................19

III
III
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penginjeksian medikasi adalah prosedur invasi yang melibatkan
deposisi obat melalui jarum steril yang diinsersikan kedalam jaringan tubuh,
(Handayani,2015). Teknik aseptic harus dipertahankan karena klien berisiko
infeksi bila jarum menembus kulit. Karakteristik jaringan mempengaruhi
kecepatan absorpsi obat dan kelamaan kerja obat. Sehingga sebelum melakukan
injeksi obat, perawat harus mengetahui volume obat yang diberikan,
karakteristik obat, dan lokasi struktur anatomik dibawah tempat injeksi. Untuk
injeksi subkutan, obat dideposisikan ke dalam jaringan penyambung di bawah
dermis. Karena jaringan subkutan tidak banyak disuplay pembuluh darah,
absorpsi obat kadang lebih lambat daripada injeksi intramuscular,
(Septikasari,2018). Jaringan subkutan berisi reseptor nyeri, sehingga hanya dosis
kecil obat yang larut air, dan tidak mengiritasi harus diberikan melalui rute ini.
Pemberian injeksi subkutan dan intramaskular tidak boleh didelegasikan pada
personel asisten. Personel harus diintruksikan untuk melaporkan reaksi obat yang
tidak diinginkan atau nyeri pada tempat injeksi sesegera mungkin,
(Cahyono,2013).

1.2 Tujuan
1.2.1 Umum
Tujuan umum dari penulisan laporan ini adalah agar mahasiswa mampu
dalam melakukan praktek pemberian obat secara injeksi.
1.2.2 Khusus
Tujuan khusus dari pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian injeksi.
2. Untuk mengetahui tujuan injeksi.
3. Untuk mengetahui indikasi injeksi
4. Untuk mengetahui kontaindikasi injeksi.
5. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian injeksi.
6. Untuk mengetahui rute injeks
1.3 Ruang Lingkup
1.3.1 Sasaran

1
Sasaran dari penulisan laporan tindakan ini adalah pasien yang datang ke
ruang Merpati RSD Kalisat yang membutuhkan pengobatan injeksi
subcutan.
1.3.2 Tempat praktek
Tempat praktek dalam penulisan laporan tindakan ini adalah di ruangan
merpati RSD Kalisat.
1.3.3 Waktu pelaksanaan
28 Juni 2021
1.4 Manfaat
1.4.1 Institusi
Dapat mengetahui kemampuan mahasiswa dalam memberikan injeksi pada
pasien sehingga tahu apa yang perlu di tingkatkan.
1.4.2 Lahan praktek
Sebagai bahan masukan oleh mahasiswa
1.4.3 Pasien
Pasien mendapatkan kenyamanan saat tindakan
1.5 Sistematika Penulisan
1. Cover
2. Pengesahan
3. Kata pengantar
4. Daftar isi
5. Bab 1 pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan (umum dan khusus)
1.3 Ruang lingkup (sasaran, tempat praktek, waktu pelaksanaan)
1.4 Manfaat (institusi, lahan praktek, pasien)
1.5 Sistematika penulisan
6. Bab 2 Tinjauan pustaka

1
2.1 Tinjauan teori (tindakan)
7. Bab 3 laporan tindakan
3.1 Identitas Pasien
3.2 Deskripsi pasien
3.3 Prosedur tindakan yang dilakukan

8. Bab 4 Pembahasan

9. Bab 5 Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
10. Daftar Pustaka
11. Lampiran (lembar konsul)

3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Injeksi


Injeksi adalah sediaan sebelum steril berupa larutan,emulsi,atau
suspense atau serbuk yang harus diarutkan atau disuspensikan lebih dahulu
sebelum digunakan,yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke
dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lender.Indikasi pemberian obat
injeksi juga dapat disebabkan karena da beberapa obat yang merangsang
atau merusak getah lambung atau hormone atau tidak direabsorbsi oleh
usus.Pemberian injeksi juga bisa dilakukan untuk anestesi
local.Memberikan injeksi merupakan prosedur invasive yang harus
dilakukan dengan menggunakan Teknik steril. Injeksi terdiri dari beberapa
tipe diantaranya yaitu IC,IM,SC,dan IV,(Cahyono,2013).
2.2 Tujuan Injeksi
Injeksi dilakukan untuk mempercepat proses penyerapan atau absorbs obat
untuk mendapatkan efek obat yang cepat,(Cahyono,2013).
2.3 Indikasi Injeksi
Injeksi diberikan kepada pasien yang tidak sadar dan tidak bisa atau tidak
memungkinkan untuk memasukkan obat secara oral,injeksi juga diberikan
pada pasien yang tidak sadar atau bingung sehingga tidak dapat
mempertahankan obat dibawah lidahnya,sehingga untuk memenuhi
obatnya diberikan secara injeksi,(Cahyono,2013).
2.4 Kontraindikasi Injeksi
Resiko infeksi dan obat yang mahal,resiko kerusakan jaringan pada injeksi
SC.Rute IM dan IV berbahaya karena absorbsinya cepat.Rute ini dapat
menimbulkan rasa cemas yang cukup besar pada klien,khususnya bagi
anak-anak,(Tjay,2015).
2.5 Keuntungan dan Kerugian Injeksi
Menurut,(Putri,2015) pemberian obat dengan injeksi memiliki keuntungan
dan kerugian diantaranya sebagai berikut:
1. Keuntungan Injeksi

3
1) Respon fisiologis yang cepat dapat dicapai segera bila
diperlukan,yang menjadi pertimbangan utama dalam kondisi klinik
seperti gagal jantung,asma,shok.
2) Obat-obat yang diberikan bagi pasien tidak kooperatif,mual atau
tidak sadar,sehingga pemerian obatnya dilakukan secara injeksi.
3) Aksi obat biasanya lebih cepat
4) Beberapa obat seperti insulin dan heparin biasanya tidak begitu
aktif saat diberikan secara oral harus diberikan secara parenteral.
2. Kerugian Injeksi
1) Bentuk sediaan harus diberikan oleh orang yang terlatih dan
membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan
pemberian rute lain.
2) Obat yang diberikan secara parenteral menjadi sulit untuk
mengembangkan efek fisiologisnya.
3) Rasa sakit yang dapat ditimbulkan dari pemberian obat secara
injeksi sehingga dalam pemberian obat ini banyak tidak disukai
oleh pasien.
4) Sekali digunakan,obat akan segera menuju ke organ yang di
targetkan.Jika pasien hipersensitivitas terhadap obat overdosis
setelah penggunaan maka efeknya sulit untuk dihilangkan.
3. Prinsip pemberian obat
1) Benar pasien
2) Benar obat
3) Beanar dosis
4) Benar waktu
5) Benar jalur
6) Benar dokumentasi
2.6 Rute Injeksi
Menurut,(Septikasari,2018) pemberian obat dengan injeksi dibagi sebagai
berikut:
1. Injeksi Intracutan (IC)
1) Pengertian

3
Memberikan obat melalui suntika atau injeksu intracutan
atau intradermal adalah suatu tindakan untuk membantu proses
penyembuhan melalui suntikan kedalam jaringan kulit atau
intradermis.
2) Tujuan injeksi IC
a. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan
dari dokter.
b. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan
dalam pemberian obat.membantu dalam menetukan diagnosa
terhadap penyakit tertentu misalanya tuberculin tes.
c. Menghindarkan pasien dari efek alergi obat.
d. Digunakan sebagai test alergi terhadap obat-obatan tertentu.
3) Indikasi injeksi
a. Pasien yang membutuhkan test alergi.
b. Pasien yang akan melakukan vakssinasi.
c. Menegakkan diagnose suatu penyakit.
d. Dilakukan sebelum memasukkan obat
4) Kontra indikasi
a. Pasien yang mengalami infeksi pada kulit.
b. Pasien dengan kulit terluka.
c. Pasien yang sudah dilakukan skin test.
5) Penatalaksanaan
1. Persiapan alat
1) Jarum steril
2) Spuit steril
3) Kapas
4) Obat injeksi
5) Bengkok
6) Alat tulis
7) Buku injeksi
8) Bak injeksi steril
9) Safety box

3
2. Persiapan pasien
1) Mengidentifikasi pasien
2) Mengkaji riwayat alergi pasien.
3) Memberitahukan dan menjelaskan pada pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan.
3. Persiapan petugas
1) Mencuci tangan
2) Jika perlu menggunakan sarung tangan.
4. Persiapan lingkungan
1) Menutup semua jendela dan pintu
2) Memasang tirai dan menjaga privasi pasien.
5. Langkah kerja
1) Menyiapkan dosis obat
2) Mengambil obat yang akan dilakukan test alergi.Kemudian
dilarutkan dan diencerkan dengan aquadest,ambil 0,5 cc
dan encerkan lagi sampai 1 cc,lalu menyiapkan dalam bak
injeksi.
3) Membebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan.
4) Mendesinfeksi daerah yang akan dilkukan penyuntikan
menggunakan alcohol swab
5) Menegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan
disuntik
6) Melakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap
keatas membentuk sudut 15-20 derajat terhadap permukaan
kulit.
7) Memasukkan obat perlahan-lahan.
8) Mencabut spuit dan tidak boleh melakukan massase
9) Melingkari bagian atas gelembung dengan pen.
10) Membereskan alat-alat dan mengembalikan pada
tempatnya.
11) Mencuci tangan.
2. Injeksi Intravena (IV)

3
1) Pengertian

Pemberian cara intravena merupakan pemberian sejumlah cairan ke


dalam tubuh ke dalam pembuluh darah untuk memperbaiki atau
mencegah penggunaan cairan dan elektrolit darah maupun nutrisi.
2) Tujuan injeksi intravena
a. Untuk mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang
mengandung air,elektrolit,vitamin,protein,lemak dan kalori
yang tidak bisa dipertahankan melalui oral.
b. Memperbaiki keseimbangan asam basa
c. Memberikan transfuse darah.
d. Memberikan medium untuk pemberian obat intravena.
e. Membantu pemberian nutrisi secara parenteral.
3) Indikasi dan kontraindikasi injeksi IV
a. Indikasi Injeksi IV
Bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerjasama karena tidak memungkinkam untuk diberikan
obat secara oral.
b. Kontraindikasi injeksi IV
Obat yang tidak dapat larut dalam air,atau menimbulkan
endapan dengan protein atau butiran darah.
4) Penatalaksanaan Injeksi IV
1. Persiapan alat
1) Jarum steril
2) Spuit steril
3) Kapas
4) Obat injeksi
5) Bengkok
6) Alat tulis
7) Buku injeksi
8) Bak injeksi steril
9) Perlak dan alatnya
10) Tourniquet

3
11) Plaster

12) Safety box


2. Persiapan pasien
1) Megidentifikasi pasien
2) Mengkaji riwayat allergi
3) Memberitahu dan menjelaskan pada pasien mengenai
tindakan yang akan dilakukan
3. Persiapan petugas
1) Mencuci tangan dengan air mengalir
2) Jika perlu gunakan sarung tangan.
4. Persiapan lingkungan
1) Menutup pintu,jendela,dan tirai
2) Menyiapkan penerangan yang dan menjaga privasi pasien.
5. Langkah kerja.
1) Menyiapkan dosis obat
2) Menentukan lokasi tusukan
3) Menyiapkan perlak kecil dibawah lengan pasien
4) Melakukan pembendungan
5) Mendesinfeksi okasi tusukan
6) Melakukan jarum injeksi dengan sudut 15-30 derajat.
7) Melakukan aspirasi
8) Melepas tourniquet.
9) Memasukkan obat perlahan-lahan
10) Mencabut jarum
11) Menekas bekas tusukan jarum dengan kaps alcohol
12) Mengembalikan alat-alat ketempat semula dan merapikan
pasien
13) Mengobservasi reaksi pasien
14) Mencuci tangan.
3. Injeksi SC
1) Pengertian

3
Injeksi dibawah kulit hanya dapat dilakukan hanya dengan obat
yang tidak merangsang dan melarut baik dalam air atau
minyak.Injeksi

subkutan diberikan dengan menusuk area dibawah kulit yaitu pada


jaringan konejtif atau lemak dibawah dermis.Efeknya tidak seperti
injeksi intramuscular atau intravena.
Tempat yang paling tepat untuk melakukan injeksi subkutan
meliputi area vascular disekitar bagian lengan atas,abdomen dari
atas kosta sampai krista iliaka,dan bagian interior paha.Tempat
yang paling serng direkmendasikan untuk injeksi heparin adalah
abdomen.Tempat yang dipilih ini harus bebas dari infeksi,lesi
kulit,jaringan perut,tonjolan tulang,dan otot atau saraf besar
dibawahnya.
2) Tujuan
a. Untuk vaksin
b. Untuk suntik insullin
c. Untuk suntik heparin
3) Indikasi injeksi SC
Dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja
sama,karena tidak memungkinkan diberikan obat secara oral.,bebas
dari infeksi,lesi kulit,jaringan parut,tonjolan tulang,obat dosis kecil
yang larut dalam air.
4) Kontra indikasi SC
Obat yang merangsang,obat dalam dosis besar dan tidak larut
dalam air atau minyak.
5) Penatalaksanaan
1. Persiapan alat
1) Jarum steril
2) Spuit steril
3) Kapas
4) Obat injeksi
5) Bengkok

3
6) Alat tulis
7) Buku injeksi
8) Bak injeksi

9) Safety box
2. Persiapan pasien
1) Mengidentifikasi pasien
2) Mengaji riwayat allergi
3) Membetitahukan dan menjelaskan pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan.
3. Persiapan petugas
1) Mencuci tangan
2) Bila perlu menggunakan sarung tangan
4. Persiapan lingkungan
1) Menutup jendela,pintu,gorden.
2) Menyiapkan penerangan yang cukup dan menjaga privasi
pasien.
5. Langkah kerja
1) Menyiapkan dosis bat.
2) Membebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan.
3) Menentukan lokasi tusukan
4) Menesinfeksi area yang akan dilakukan tusukan dengan
kapas alkohol.
5) Menusukkan jarum injeksi dengan sdut 45-90 derajat.
6) Melakukan aspirasi.
7) Memasukkan obat secara perlahan-lahan
8) Mencabut jarum
9) Tidak melakukan pengurutan didaerah injeksi.
10) Membereskan alat-alat dan mengembalikan pada
tempatnya.
11) Mengobservasi reaksi pasien.
12) Mencuci tangan.
4. Injeksi Intra Muscular

3
1) Pengertian
Yaitu menyuntikkan obat kedalam jaingan ototRute intramuscular
sering digunakan untuk obat yang menimbulkan gangguan karena
sedikit sekali ujung syaraf dalam jaringan otot yang tebal..Jika otot

yang sakit atau kena radang diinjeksi,otot trsebut bisa berfungsi


sebagai area pembangkit sehingga timbul rasa sakit yang meluas.
2) Tujuan injeksi IM
Supaya obat dapat diabsorbsi dengan cepat.
3) Indikasi IM
a. Dilakukan pada pasien yang tidak sadar da tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara
oral.
b. Bebas dari infeksi
c. Lesi kulit.
d. Jaringan perut.
e. Tonjolan tulang.
f. Otot atau saraf besar dibawahnya
4) Kontraindikasi IM
a. Infeksu
b. Lesi kulit
c. Jaringan parut
d. Tonjolan tulang
e. Otot atau sara besar dibawahnya.
5) Penatalaksanaan
1. Persiapan alat
1) Jarum steril
2) Spuit steril
3) Kapas
4) Obat injeksi
5) Bengkok
6) Alat tulis
7) Buku injeksi

3
8) Bak injeksi
9) Safety box
2. Persiapan pasien
1) Mengidentifikasi pasien

2) Mengaji riwayat allergi


3) Membetitahukan dan menjelaskan pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan.
3. Persiapan petugas
1) Mencuci tangan
2) Bila perlu menggunakan sarung tangan
4. Persiapan lingkungan
1) Menutup jendela,pintu,gorden.
2) Menyiapkan penerangan yang cukup dan menjaga privasi
pasien.
5. Langkah kerja
1) Menyiapkan dosis obat.
2) Membebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan.
3) Menentukan lokasi tusukan
4) Menesinfeksi area yang akan dilakukan tusukan dengan
kapas alkohol.
5) Menusukkan jarum injeksi dengan sdut 90 derajat.
6) Melakukan aspirasi.
7) Memasukkan obat secara perlahan-lahan
8) Mencabut jarum.
9) Tidak melakukan pengurutan didaerah injeksi.
10) Membereskan alat-alat dan mengembalikan pada
tempatnya.
11) Mengobservasi reaksi pasien.
12) Mencuci tangan

3
BAB III LAPORAN TINDAKAN

3.1 Identitas pasien


1. Tanggal pengkajian : 29 Juni 2021
2. Nama : Tn.M
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Tanggal lahir : 25 Desember 1971
5. Alamat : Sumbersari,Silo
6. Tempat : RSD Kalisat
7. Dokter : dr.Irawan,Sp.PD
3.2 Deskripsi pasien
Tn “M” datang ke RSD Kalisat dengan keluhan demam,jantung
berdebar kencang dan juga Tn.”M” memiliki DM .Dari hasil
pemeriksaan dan juga dari keluhan yang dirasakan Tn. “M” ternyata
Tn. “M”mengalami anemia,sepsis,dan juga DM tipe 2.
Diagnosa
Tekanan Darah : 97/69 mmhg
Denyut nadi : 85x/menit
Suhu : 36,3 C
Pernapasan : 16x/menit
3.3 Langkah kerja Penyuntikan SC
1. Persiapan alat
1) Jarum steril
2) Spuit steril
3) Kapas
4) Obat injeksi (Insulin 10 unit)
5) Bengkok

3
6) Alat tulis
7) Buku injeksi
8) Bak injeksi
9) Safety box
2. Persiapan pasien
1) Mengidentifikasi pasien

2) Mengkaji riwayat allergi


3) Membetitahukan dan menjelaskan pasien mengenai prosedur
yang akan dilakukan.
3. Persiapan petugas
1) Mencuci tangan
2) Bila perlu menggunakan sarung tangan
4. Persiapan lingkungan
1) Menutup jendela,pintu,gorden.
2) Menyiapkan penerangan yang cukup dan menjaga privasi pasien.
5. Langkah kerja
1) Menyiapkan dosis obat.
2) Membebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan.
3) Menentukan lokasi tusukan.
4) Mendesinfeksi area yang akan dilakukan tusukan dengan kapas
alkohol.
5) Menusukkan jarum injeksi dengan sdut 45-90 derajat.
6) Memasukkan obat secara perlahan-lahan.
7) Mencabut jarum.
8) Tidak melakukan pengurutan didaerah injeksi.
9) Membereskan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya.
10) Mengobservasi reaksi pasien.
11) Mencuci tangan.
3.4 Cara Pemberian Insulin
1. Pemberian insulin dilakukan sebelum makan.
2. Cuci tangan
3. Memakai sarung tangan

3
4. Melepaskan penutup pen
5. Lepas kertas penutup pen dan penutup jarum.
6. Mengecek pen, apakah sudah dapat mengeluarkan larutan insulin.
7. Mengatur dosis Insulin yang akan digunakan.yaitu 10 unit atau
sesuai dengan terapi yang diberikan.
8. Memilih tempat yang akan dilakukan penyuntikan

9. Mendesinfeksi dengan alcohol swab


10. Cubit bagian kulit lengan pasien 2,5-5 cm sebelum memasukkan
jarum.
11. Menyuntikkan insulin pada lengan pasien.,
12. Mencabut suntikan
13. Merapikan pasien
14. Mengembalikan alat pada tempatnya
15. Cuci tangan.

3
BAB IV PEMBAHASAN

Injeksi adalah sediaan sebelum steril berupa larutan,emulsi,atau


suspense atau serbuk yang harus diarutkan atau disuspensikan lebih dahulu
sebelum digunakan,yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam
kulit atau melalui kulit atau selaput lender.

Tindakan injeksi pada Tn.”M” telah selesai dilakukan yaitu berupa


pemberian suntikan insulin.Pemberian obat insulin ini dikarenakan
Tn.”M”memiliki penyakit Diabetes Melitus tipe 2. Pada saat melakukan
prosedur tindakan injeksi, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek,langkah yang dilakukan petugas dalam melakukan injeksi subcutan
adalah
Langkah kerja

1. Menyiapkan dosis obat.


2. Membebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan.
3. Menentukan lokasi tusukan.
4. Mendesinfeksi area yang akan dilakukan tusukan dengan kapas
alkohol.
5. Menusukkan jarum injeksi dengan sdut 45-90 derajat.
6. Memasukkan obat secara perlahan-lahan.
7. Mencabut jarum.
8. Tidak melakukan pengurutan didaerah injeksi.
9. Membereskan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya.
10. Mengobservasi reaksi pasien.

3
11. Mencuci tangan.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Injeksi adalah sediaan sebelum steril berupa larutan,emulsi,atau
suspense atau serbuk yang harus diarutkan atau disuspensikan lebih
dahulu sebelum digunakan,yang disuntikkan dengan cara merobek
jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lender.
2. Tujuan dilakukannya injeksi adalah untuk mempercepat proses
penyerapan atau absorbs obat untuk mendapatkan efek obat yang
cepat.
3. Injeksi diberikan kepada pasien yang tidak sadar dan tidak bisa atau
tidak memungkinkan untuk memasukkan obat secara oral, sehingga
tidak dapat mempertahankan obat dibawah lidahnya,sehingga untuk
memenuhi obatnya diberikan secara injeksi.
4. Kontraindikasi pada injeksi biasanya adalah resiko infeksi dan obat
yang mahal,resiko kerusakan jaringan pada injeksi SC.Rute IM dan IV
berbahaya karena absorbsinya cepat.Rute ini dapat menimbulkan rasa
cemas yang cukup besar pada klien,khususnya bagi anak-anak.
5. Keuntungan Injeksi adalah seperti respon fisiologis yang cepat dapat
dicapai segera bila diperlukan,yang menjadi pertimbangan utama
dalam kondisi klinik seperti gagal jantung,asma,shok,Obat-obat yang
diberikan bagi pasien tidak kooperatif,mual atau tidak sadar,sehingga
pemerian obatnya dilakukan secara injeksi,Aksi obat biasanya lebih
cepat,sedangkan Kerugian Injeksi yaitu seperti bentuk sediaan harus

3
diberikan oleh orang yang terlatih ,obat yang diberikan secara
parenteral menjadi sulit untuk mengembangkan efek fisiologisnya,rasa
sakit yang dapat ditimbulkan dari pemberian obat secara injeksi,sekali
digunakan,obat akan segera menuju ke organ yang di targetkan Benar
dokumentasi
6. Rute pemberian injeksi yaitu seperti IC,IM,IV,dan SC.
5.2 Saran
Dalam pemberian obat secara injeksi petugas harus tetap memperhatikan
ke sterilant,karena jika tidak memperhatikan pasien akan mudah terkena
infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono,B.Suharjo J.B.2013.Kiat Memperoleh Layanan Medis Terbaik dan


Aman.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama
Handayati,Wuri Dyah.2015.Ilmu Resep Teori 3.Yogyakarta:CV.BUDI
UTAMA.
Putri,Liza,dan Siska Iskandar.2021.Keperawatan Anak.Sumatra
Barat:CV.CENDEKIA MANDIRI.
Septikasari,Majestika.2018.Konsep Dasar Pemberian Obat Untuk
Bidan.Jawa Tengah:STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap.
Tjay,Hoan Tan,dan Raharja Kirana.2015.Obat-Obat Penting.Jakarta:PT.Alex
Media Komutindo.

Anda mungkin juga menyukai