Anda di halaman 1dari 6

A.

6/8

Peking : p5_22222p5_ 4x 6/8 masuk saron 1, 8x masuk saron 2, bareng 10x, masuk

ater-ater bonang

Saron 1 p5_43234p5_ setelah 4x 6/8 masuk saron 1

Saron 2 p2_34543p2_ setelah 4x saron 1 terus masuk saron 2

Bonang : Setelah peking 22x masuk ater-ater 5


j 3 2
g

B. Bonang : _ 2 2 2 2 2 2 p2 _ 6x terus transisi <_ 2222 j2532g1 _

Saron 1 dan 2 masuk setelah bonang 1x8 _j.2 . j.2 . j.2 j.2 j.2 ._4x

2x 8 mengikuti tabuhan bonang 2 2 2 2 2 2 p2 2 2 2 2 2 2 2 g1

C. _ . . j12 3 . . j23 5 . . j3 5 6

. . j65 3 . . j53 2 . . j32 1_

Saron 1 dan 2 masuk setelah 1 ulihan bonang

_. . . . j56 1 . . j61 2 . .

j12 3 . . j32 1 . . j21 6 . . j16 5_ 4x bareng, semakin cepat,

masuk ke tabuhan peking


D. Peking nitir 5 : _ 5555 5555 _ setelah 1x8 masuk tabuhan bonang

Bonang . j.5j6!5 . . . . . j.5j6!5 . . . .

. j.5j6!@ . . . . . j@@j.@j.@ j!6_j55j6!.

. .
j 6 j!@. . j.!j@#. . j.%j#@j!# j@!j6@j!6_

Saron _. . . . . j .5 6
j 15 . . . . . j.5 j61 5

. . . . . j.5 j612 . . . . j.2

j16 5 . .
j 5 j6! . . j.6 j!@ j.1j23 j.5 j32 j13 j21 j62

j16 g5_

B. Bonang nitir : : g5_22222p5_ 11x terus seseg masuk vokal

4x ulihan bonang asuk ke tabuhan saron 1, 2 dan peking

Saron 1 g5_43234p5_

Saron 2 g2_34543p2_

Peking g5_222225_
Vokal 2x

. . j56 ! . . j!@ j!6 5 zj3c5 j23 5 3 jz2c1 jz2c3 5


Ooo ooooo o oo o o o o o o

. . jz32
c 1 j.1 j12 j32 1 . . j23 5 j65 j31 jzx23
c 1
O o o oo oo o o o oo oo oo

. . j12 j32 1 . j.1 j21 2


j 3 5 6 5 3 j25 j32 g1

Oo oo o o oo ooo o o o oo o o o

Bonang (kempyungan) & Saron

gjx1jx x1 jpx1kx.x1 jpx1jx x1 p1x jpx1jx x1 jxp1kx.x1 jpx1jx x1 px1 jpx2jx x2 jpx2jkx.x2 jpx2jx x2 jpx2jx x2 jpx2jkx.x2 jpx2jx x2

5 5 5 5 5 5 5n 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6

xjg1xj x1 pxj1xk.x1 pxj1jx x1 xp1 pxj1xj x1 xjp1xk.x1 pxj1jx x1 px1 pxj2jx x2 jxp2kxj.x2 xjp2jx x2

5 5 5 5 5 5 5n 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 jkp3j1k23 pk5j3k56 pk!j6k!@ g#


Saron

j11 j1k.1 j12 1 j11 j1k.1 j12 1 j22 j2k.2 j21 2 j22 j2k.2 j21 2

j11 j1k.1 j12 1 j11 j1k.1 j12 1 j22 j2k.2 j21 2 3 5 6 g1


6

4 5
2 3
1

penonton
1. : Peking
2. : Saron 1
3. : Saron 2
4. : Kendhang
5. : Bonang Barong
6. : Kempul Gong
LATAR BELAKANG

Nasionalisme adalah hasil dari kata serapan yang diambil dari bahasa Inggris
yakni nation. Nation memiliki arti sebagai bangsa, oleh karenanya baik nation maupun
nasionalisme selalu berkaitan dengan bangsa atau keberadaan suatu bangsa. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nasionalisme adalah paham yang
mengajarkan seseorang untuk mencintai bangsanya sendiri. Upaya mencintai yang
dimaksudkan berkaitan erat dengan menerima serta mencintai Negara meliputi struktur
(tatanan), unsur budaya pun kemajemukan masyarakat yang ada dalam Negara
tersebut.
Peran keluarga sangat strategis membangun generasi nasionalis. Hal ini menjadi
tugas berat karena saat ini banyak sekali anak-anak tergerus arus global yang
mengakibatkan anak-anak kecil hati dan tak berjiwa nasionalisme. Keluarga sebagai
“madrasah pertama” bagi anak-anak harus mendukung penguatan karakter
nasionalisme yang menjadi amanat Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dan
Nawacita. Sebagai Tri Sentra Pendidikan pertama, keluarga sangat berperan
mendukung kesuksesan belajar anak-anak pada satuan pendidikannya. Jangan sampai
generasi kita tidak cinta tanah air, bahkan bermental asing, inlander, dan berfaham
transnasional.

Keluarga sebagai lingkup kecil harus menjadi “sekolah” bagi anak-anak. Keluarga
sangat berperan mencetak generasi cerdas dan berkarakter sesuai program dari
pemerintah. Dari tahun ke tahun pemerintah terus merevisi karakter dalam pendidikan.
Sesuai UU Sisdiknas 2003, ada 18 karakter yang di dalamnya memuat pendidikan
karakter termasuk nasionalisme.
Contoh Nasionalisme dan Patriotisme yang ada dalam keluarga, antara lain;

1. Menghormati orangtua di rumah


2. Senantiasa ringan tangan atau membantu orangtua
3. Mendengarkan nasihat baik orangtua
4. Menunjukkan keteladanan sebagai bagian dari anggota keluarga seperti ikut
menjaga nama baik keluarga
SINOPSIS

Kekacauan perilaku anak karena melakukan kesalahan tanpa ia sadari. Lalu


orang tua menyadari dan mulai menasihati melihat perilaku anak yang melakukan
kesalahan. Anak mencoba memahami nasihat dari orang tua, dari sini anak sudah
memahami mana yang baik dan yang buruk. Pembentukan dan perkembangan karakter
anak menuju arah yang lebih baik. Dengan pembentukan karakter ini sang anak mulai
mandiri. Suatu waktu ia tertimpa masalah, lalu dengan bekal pembentukan karakter
dari orang tua ia mencoba menyelesaikan masalahnya sendiri dengan cara berdoa dan
berusaha. Akhirnya masalah terselesaikan dan sang anak menjadi lebih tertata,
waspada menjalani kehidupan dan orang tua pun berhasil mendidik anak menjadi
generasi penerus bangsa yang baik.

Anda mungkin juga menyukai