Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI AKUT

PADA PASIEN HIPERTENSI URGENSI


DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT
RSU. PRIMA MEDIKA

I.M.D. Saputra1), N.M.D.A. Martini2)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Usada Bali, gedekevinadhityasaputra@gmail.com


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Usada Bali, dwiayumartini@gmail.com

Abstract

ABSTRACT
Hypertension urgency is an increase in blood pressure as in hypertension but without the damage to the
target organ. This hypertension urgency make blood pressure should be lowered immediately within 24
hours by giving oral antihypertensive drugs. Nursing problems that often arise in cases of urgency
hypertension are acute pain. This scientific work is done to know the nursing care in patients with
hypertension urgency. The granting of guided imagery technique used to manage the koping in a way of
fantasized or imagined something that started with the relaxation process. The implications of guided
imagery technique performed three consecutive days for three days for 15 to 30 minutes. The evaluation
of the action showed a significant reduction of pain from a four to eight pain scale with a duration of 15 to
30 minutes reduced to a maximum of two to three with a duration of approximately two minutes. Guided
imagery  effective for lowering acute pain.
 
 
Keywords : Acute pain, hypertension urgency, guided imagery technique.

PENDAHULUAN Indonesia (WHO, 2011).


Penyakit hipertensi membunuh hampir delapan juta
Hipertensi telah menjadi suatu masalah global orang setiap tahun, dimana hampir 1,5 juta adalah
yang terlihat dari prevalensi yang terus penduduk wilayah Asia Tenggara.
meningkat seiring dengan perubahan gaya
hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas
fisik, dan stress psikososial. Hipertensi dikenal Diperkirakan satu dari tiga orang dewasa di Asia
juga sebagai “silent killer” atau pembunuh Tenggara menderita hipertensi (WHO, 2011).
terselubung karena hipertensi tidak Angka kejadian hipertensi di kawasan Asia
menimbulkan gejala atau bersifat asimtomatik. Tenggara, yaitu Thailand sebesar 17%, Vietnam
Pada umumnya, sebagian penderita tidak 34,6%, Singapura 24,9%, Malaysia 29,9% (Susilo
mengetahui bahwa dirinya menderita & Wulandari, 2010). Prevalensi hipertensi di
hipertensi. Oleh sebab itu, penyakit ini sering Indonesia mengalami kenaikan dari 7,6% tahun
ditemukan secara kebetulan pada waktu 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013. Prevalensi
penderita datang ke dokter untuk memeriksa hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas di
penyakit lain. Indonesia adalah sebesar 25,8% (Riset Kesehatan
Sampai saat ini hipertensi masih menjadi Dasar, 2013). Tahun 2012 penderita hipertensi di
masalah utama di dunia. Angka kejadian Bali sebanyak 18.558 penderita, data ini didapatkan
hipertensi adalah sekitar 972 juta orang dari surveilans terpadu penyakit berbasis Puskesmas
(26,4%) di dunia. Angka ini kemungkinan (Dinkes Bali, 2013). Berdasarkan data yang
akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar,
Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta hipertensi merupakan peringkat keempat penyakit
berada di negara maju dan 639 juta sisanya terbanyak di kota Denpasar dengan jumlah
berada di negara berkembang, termasuk penderita 24.375 orang. Di Rumah Sakit Prima
Medika jumlah kasus hipertensi yang dirawat di Tn. N yang berumur 48 tahun dengan nomer CM
ICU pada bulan Maret 2019 sampai Maret 2020 yaitu 09.89.61, Tn. N beragama Hindu, seorang
149 kasus kepala keluarga dan sudah menikah serta memiliki
Peningkatan tekanan darah dua orang anak dan 1 orang cucu. Penanggung
mempengaruhi sirkulasi aliran darah pada tubuh jawab dari Tn. N adalah anak laki-lakinya yang
terganggu. Jaringan yang sudah terganggu akan bernama Tn. W berumur 28 tahun dan seorang
mengalami penurunan oksigen dan pegawai swasta.
meningkatkan karbondioksida, sehingga Pasien datang ke Ruang ICU di RSU Prima Medika
terjadilah metabolisme anaerob di dalam tubuh, diantar oleh perawat UGD. Pasien datang dengan
dimana asam laktat dapat meningkat dan wajah meringis, berkeringat dingin, dan nyeri
menstimulasi nyeri kepala diotak. Penyebab lain kepala. Saat dilakukan pengkajian pasien
dari nyeri kepala pada hipertensi karena adanya mengatakan nyeri kepala dan kaku pada pundak
pergeseran jaringan intrakarnial, dimana nyeri belakang. Sampai di ICU pasien dilakukan
kepala merupakan suatu cara tubuh untuk pemasangan bedside monitor, memasang EKG,
memberiakan alarm atau respon bahwa didalam manset tensi dan pemberian O2 tiga liter/menit hasil
tubuh sedang mengalami masalah pada pemeriksaan didapatkan hasil pemeriksaan vital
kesehatan. Penderita hipertensi yang mengalami sign didapatkan : TD = 190/110 mmHg, Nadi =
sakit kepala yang sangat hebat secara tiba-tiba 120x/menit, RR = 20x/menit dan Suhu = 36 0 C,
bisa menjadikan salah satu tanda adanya skalanya mulai dari empat sampai delapan (1-10),
masalah penyakit yang lebih serius, diantaranya durasinya hilang timbul kurang lebih 15 sampai 30
penyakit jantung (kardiovaskuler), gangguan menit. Dari fenomena kasus diatas peneliti tertarik
pada sistem ginjal, bahkan bisa terjadi pecahnya untuk meneliti “penerapan guided imagery terhadap
pembuluh darah kapiler diotak atau disebut nyeri akut pada pasien hipertensi urgensi di ruang
dengan stroke dan bisa mengakibatkan kematian ICU RSU Prima Medika”.
(Setyawan, 2014). Mengatasi nyeri kepala
hipertensi dapat dilakukan untuk pasien merasa TUJUAN
aman dan nyaman, yaitu dengan terapi
farmakologi dan terapi non farmakologi. Terapi Tujuan umum studi kasus ini adalah untuk
farmakologi antara lain obat diuretik, beta mengetahui analisis Penerapan guided imagery
bloker, antagonis kalsium, penghambat enzim terhadap nyeri akut pada pasien hipertensi urgensi
konversi angiotensin (angiotensin converting di ruang Ruang ICU RSU Prima Medika.
enzyme inhibitor atau ACE inhibitor),
vasodilator, golongan penghambat simpatetik. METODE PENELITIAN
Salah satu intervensi keperawatan untuk
menangani nyeri akut yaitu dengan yaitu dengan Pelaksanaan praktik penerapan guided imagery terhadap
guided imagery. Guided imagery yaitu suatu nyeri akut pada pasien hipertensi urgensi di ruang
teknik yang mempengaruhi kognitif individu Ruang ICU RSU Prima Medika
dengan mengajarkan individu untuk
menggunakan imajinasi dalam mempengaruhi
keadaan psikologis individu dan ranah
psikologis ini dapat mengurangi kecemasan
individu (Tusek, dkk 2012). Penelitian yang
dilakukan oleh (Rizka Fetrina, 2017)
menemukan bahwa teknik relaksasi guide
imagery yang diberikan kepada pasien pasca
serangan jantung menunjukkan penurunan nyeri
pasien pasca serangan jantung p value 0,002 (p
value < α).
Pengkajian pada pasien kelolaan dilakukan
penulis pada hari Selasa, 1 Oktober 2019 pukul
08.00 WITA di Ruang ICU di RSU Prima
Medika. Sumber data pengkajian ini diperoleh
dari hasil wawancara dengan pasien, dan
keluarga pasien serta didapatkan juga dari rekam
medis pasien. Pasien kelolaan penulis bernama
HASIL Tabel 6.
Hasil penelitian terhadap 50 orang Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat
responden mahasiswa program profesi ners yang kekebalan stres mahasiswa
menjalankan pembelajaran praktik klinik dengan
karakteristik meliputi: umur, jenis kelamin, Tingkat kekebalan stres Persentase
Jumlah
tempat tinggal, dan lama mengikuti program profesi mahasiswa (%)
ners di RSUD Arifin Ahmad dapat dilihat pada  Kebal terhadap stres 26 52%
tabel 5 sebagai berikut:  Kurang kebal 24 48%
Tabel 5. terhadap stres
Karakteristik mahasiswa program profesi ners  Tidak kebal terhadap 0 0%
yang menjalankan pembelajaran praktik klinik stres
 Sangat tidak kebal 0 0%
Karateristik Persentase terhadap stres
No mahasiswa Jumlah (%) Total 50 100%
1. Umur
 21 tahun 3 6% Berdasarkan tabel 6 diatas dapat dilihat
 22 tahun 37 74% bahwa sebagian besar mahasiswa program
 23 tahun 10 20% profesi ners yang menjalankan pembelajaran
Total 50 100% praktik klinik memiliki tingkat kekebalan stres
2. Jenis kelamin yaitu kebal terhadap stres sebanyak 26 orang
 Laki-laki 9 18% (52%).
 Perempuan 41 82%
Tabel 7.
Total 50 100%
Distribusi frekuensi berdasarkan adaptasi
3. Tempat tinggal
mahasiswa
 Bersama orang tua 9 18%
 Dengan saudara 11 22%
Persentase
 Dengan teman 19 38% Adaptasi mahasiswa Jumlah
(%)
 Sendiri 11 22%
Adaptif 27 54%
Total 50 100% Maladaptif 23 46%
4. Lama mengikuti Total 50 100%
program profesi ners 24 48%
 2 bulan 26 52% Berdasarkan tabel 7 diatas dapat dilihat
 4 bulan bahwa sebagian besar mahasiswa program
Total 50 100% profesi ners memiliki adaptasi yang adaptif
sebanyak 27 orang (54%) dalam menjalankan
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dilihat pembelajaran praktik klinik.
bahwa untuk kategori umur responden yang
terbanyak adalah usia 22 tahun dengan jumlah Tabel 8.
37 orang (74%). Berdasarkan kategori jenis Hubungan tingkat kekebalan stres dan adaptasi
kelamin responden mayoritas adalah perempuan mahasiswa.
sebanyak 41 orang (82%). Karakteristik Adaptasi mahasiswa
responden menurut tempat tinggal yang Tingkat Jumlah
p
terbanyak adalah bersama teman dengan jumlah No kekebalan Adaptif Maladaptif
stres value
19 orang (38%) sedangkan berdasarkan lama F % F % F %
mengikuti program profesi ners selama 4 bulan di
Kebal
RSUD Arifin Ahmad sebanyak 26 orang (52%). 1. terhadap 18 69,2 8 30,8 26 100 0,049
stres
Kurang emosional seperti tidak mudah kecewa atau
kebal marah, pengendalian emosi lebih tenang saat
2. 9 37,5 15 62,5 24 100
terhadap
stres orang lain tidak sependapat dengan dirinya
(Pieter & Lubis, 2010).
Berdasarkan tebel 8 diatas dapat diketahui Berdasarkan karakteristik tempat
bahwa mayoritas mahasiswa sebanyak 18 orang berdomisili responden mayoritas mahasiswa
(69,2%) dari 26 mahasiswa yang memiliki tinggal bersama teman sebanyak 19 orang (38%).
tingkat kekebalan stres yaitu kebal terhadap stres Lingkungan tempat tinggal dapat mempengaruhi
mampu beradaptasi secara adaptif dalam kondisi stresor psikososial seperti hubungan
menjalankan pembelajaran praktik klinik. interpersonal yang tidak baik dengan teman
Sedangkan tingkat kekebalan stres dengan (Sunaryo, 2004). Namun sebaliknya teman juga
karakteristik kurang kebal terhadap stres terdapat bisa dijadikan sistem dukungan untuk
15 orang (62,5%) dari 24 mahasiswa memiliki mendengarkan masalah, menawarkan nasihat,
adaptasi maladaptif. dan memberikan dukungan emosi (Potter &
Berdasarkan hasil uji chi square Perry, 2009).
menunjukkan p value = 0,049 dimana p value < Berdasarkan karakteristik lamanya
α (0,05). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa mahasiswa program profesi ners yang
Ho ditolak dan dapat disimpulkan ada hubungan menjalankan pembelarajan praktik klinik di
tingkat kekebalan stres dengan adaptasi RSUD Arifin Ahmad yang terbanyak adalah 26
mahasiswa program profesi ners yang orang (52%) selama 4 bulan dan 24 orang (48%)
menjalankan pembelajaran klinik di RSUD Arifn yang mengikuti pembelajaran praktik klinik
Ahmad. selama 2 bulan di RSUD Arifin Ahmad. Menurut
Liza (2008) pertahanan diri seseorang terhadap
PEMBAHASAN stres sangat bergantung kepada sifat, hakekat
stres dan intensitas lamanya. Mahasiswa yang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah lebih lama terpapar stres saat menjalani
dilakukan terhadap 50 orang responden dapat pembelajaran praktik klinik di RSUD Arifin
diketahui bahwa responden yang terbanyak Ahmad bisa menurunkan tingkat stres yang
adalah perempuan sebanyak 41 orang (82%) dan dihadapi jika mahasiswa mampu menyesuaikan
minoritas adalah laki-laki sebanyak 9 orang diri dengan kebutuhan dan tuntutan baru dengan
(18%). Menurut Stein dan Watts (1990) dalam usaha mencari keseimbangan kedalam keadaan
Barbara (2005) keperawatan profesional secara normal.
tradisi telah didominasi oleh wanita, namun Berdasarkan hasil penelitian menurut
terjadi peningkatan persentase perawat pria distribusi frequensi tingkat kekebalan stres
secara berangsur-angsur sekitar 3 persen. mahasiswa program profesi ners mayoritas
Perubahan sosial yang berdampak pada wanita mahasiswa memiliki tingkat kekebalan stres yang
sangat berpengaruh terhadap keperawatan baik yaitu kebal terhadap stres sebanyak 26 orang
(Gruendemann, 2005). (52%) dan minoritas mahasiswa yang kurang
Karakteristik umur responden mayoritas kebal terhadap stres sebanyak 24 orang (48%).
berumur 22 tahun sebanyak 37 orang (74%). Tingkat kekebalan stres seseorang berkaitan
Usia 22 tahun termasuk kelompok dewasa dini dengan pengetahuan dan pendidikan seseorang.
(early adulthood) yang selalu dianggap Mahasiswa keperawatan merupakan calon tenaga
penyesuaian terhadap kehidupan dan harapan kesehatan profesional telah memiliki
sosial baru. Pada tahap perkembangan pengetahuan tentang stres sebelum menjalani
Interdependen emotional menurut Hurlock pembelajaran praktik klinik sehingga mereka
(1980) seseorang telah mampu beradaptasi dan dapat mengenalinya apabila terjadi pada klien
mengelola stres dengan baik seperti perubahan dan keluarga. Selain itu mahasiswa juga harus
melepaskan ketergantungan mulai dari orang tua mengetahui bagaimana kejadian yang penuh
atau keluarga hingga mampu membina hubungan tekanan terjadi dalam perjalanan praktik klinis
yang mempengaruhi mahasiswa. Penting bagi Hawari (2004) melalui pola hidup yang baik
mahasiswa untuk mengenali tanda dan gejala dalam pengelolaan stres dapat meningkatkan
stres serta memahami teknik manajemen stres tingkat kekebalan stres. Dimensi tersebut
(Potter & Perry, 2009). merupakan suatu kesatuan yang utuh, apabila
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner satu dimensi terganggu akan mempengaruhi
sebagian besar tingkat kekebalan stres yaitu kebal dimensi lainnya. Holistik terkait erat dengan
terhadap stres yang dimiliki mahasiswa kesejahteraan (wellnes), untuk mencapai
mencerminkan bahwa mahasiswa program kesejahteraan tersebut salah satu aspek yang
profesi ners memiliki pola hidup yang baik dalam harus dimiliki individu adalah kemampuan
kehidupan sehari-hari. Pola hidup yang baik adaptasi yang adaptif terhadap stimulus stresor
menurut Hawari (2004) seperti olahraga, rekreasi, (Salbiah, 2006).
kasih sayang, sosial ekonomi, menghindari
merokok, pergaulan/silaturahmi, istirahat yang KESIMPULAN
cukup, nutrisi yang seimbang, pengelolaan waktu
yang baik dan menjalankan perintah agama Berdasarkan Hasil uji chi square
dengan ketaatan akan mencegah seseroang dari menunjukkan p value = 0,049 dimana p value <
gangguan fisik dan mental akibat stresor. α (0,05). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
Selanjutnya distribusi frekuensi Ho ditolak dan dapat disimpulkan ada hubungan
berdasarkan adaptasi mahasiswa program profesi tingkat kekebalan stres dengan adaptasi
ners sebagian besar memiliki adaptasi yang mahasiswa program profesi ners
adaptif sebanyak 27 orang (54%) dalam
menjalankan pembelajaran praktik klinik. KETERBATASAN DAN REKOMENDASI
Menurut Sunaryo (2004) adaptasi merupakan
pertahanan yang didapat sejak lahir atau Pada penelitian ini peneliti mengalami
diperoleh karena belajar dari pengalaman untuk keterbatasan terhadap lokasi penelitian. Sebagian
mengatasi stres. Penyesuaian diri yang besar 42% lahan praktik program profesi ners
berlangsung kontinu akan mendorong mahasiswa berada di RSUD Arifin Ahmad namun pada
untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan pelaksanaanya saat mendapat izin penelitian di
tuntutan yang baru. Hurlock mengatakan bahwa RSUD Arifin Ahmad untuk melakukan
adaptasi merupakan kemampuan individu untuk penelitian, jadwal praktik klinik program profesi
menyelasaikan tugas perkembangan sesuai ners telah pindah ke lokasi Rumah Sakit Jiwa
tingkatan usia (Pieter & Lubis 2010). Tampan untuk gerbong I dan gerbong ke II
Berdasarkan hasil uji statistik chi square berada dilokasi Komunitas.
diperoleh p value = 0,049 dimana p value < α
(0,05). Hasil uji statistik menunjukkan hipotesis UCAPAN TERIMA KASIH
Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara tingkat kekebalan stres dengan Ucapan terimakasih disampaikan kepada
adaptasi mahasiswa program profesi ners yang mahasiswa program profesi ners tahun 2011
menjalankan pembelajaran praktik klinik. Sesuai PSIK UR yang telah bersedia dan bekerjasama
dengan teori Liza (2008) bahwa kekebalan stres dalam penelitian ini
yang merupakan suatu tingkatan pertahanan
tubuh atau pertahanan diri seseorang terhadap
stres sangat bergantung kepada sifat dan hakekat
stres (intensitas lamanya, lokal atau general) dan
berkaitan sifat individu terutama yang
menyangkut proses adaptasi.
Menurut teori holistik yang meliputi
dimensi fisiologis, psikologis, sosialkultural, dan
spritual sebagaimana yang telah dijelaskan oleh
Nursalam. 2009. Konsep dan penerapan
DAFTAR PUSTAKA metodologi penelitian ilmu keperawatan.
Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Medika
Abmnan & Shanley. (2000). Psikologi sosial Notoatmodjo, S. (2005). Metode penelitian
untuk perawat Jakarta: EGC kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Admi, H. (2000). Nursing students' stress during Papalia, D.E & Feldman, R.D. (2008). Human
the initial clinical experience. Department of development. 9th ed. Mc Graw-HillCo.
Nursing, Rambam Medical Center, Haifa, Diakses tanggal 02 Januari 2012 dari
Israel. Diakses tanggal 25 Juli 2011. http//:winanti5599.esaunggul.ac.id
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/930956 Pieter, H.Z, & Lubis, N.L. (2010). Pengantar
7 psikologi dalam keperawatan, Jakarta:
Aprilia, D. (2010). Hubungan tingkat stres Kencana
perawat dengan adaptasi stres pada perawat Potter & Perry. (2009). Fundementals of nursing
di instalasi gawat darurat (IGD) RSUP Dr. Edisii 7. Jakarta: Salemba medika.
M. Djamil Padang. Program Studi Ilmu Priest, R. (2001). Bagaimana cara mencegah dan
Keperawatan: Universitas Andalas mengatasi stres dan depresi. Semarang:
Aziz H.A. (2009). Metode penelitian Effhar dan Dahara Prize.
keperawatan dan teknik analisa data, Jakarta: Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Salemba Medika. Riau. (2010). Buku pedoman prodi
Chapman, R. & Orb, A. (2000). The nursing keperawatan. Pekanbaru: UR Press.
students lived experience of clinical practice. Program Studi Ilmu Keperawatan Universtias
The Australian Electronical Journal of Riau. (2011). Pedoman penulisan skripsi dan
Nursing Education. penelitian. Pekanbaru: PSIK Press
Dahlan, M.S. (2009). Statistik untuk kedokteran Rasmun, (2004). Stress, koping dan adaptasi:
dan kesehatan: deskriptif, bivariat dan Teori dan pohon masalah keperawatan.
multivariat dilengkapi aplikasi dengan Jakarta: Sagung Seto
menggunakan SPSS. Jakarta: Salemba Reilly D.E, & Oermann. (2002). Clinical
Medika teaching in nursing education. MH. Mesh
Greg, W. (2002). Seri kesehatan bimbingan Terms: Clinical Competence Curriculum
dokter pada stres, Jakarta: Dian Rakyat. Education, Nursing/methods Education.
Gruendemann, B.J. & Fernsebner, B. (2005). Diperoleh tanggal 25 Juli 2011 dari
Buku ajar: Keperawatan perioperatif www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1608737
(comprehensive perioperative nursing). Rosenthal, S. (2002). 50 cara menghadapi stress.
Jakarta: EGC Jakarta: Prestasi Pustaka.
Hawari, D. (2004). Manajemen stres, cemas dan Salbiah. (2006). Konsep holistik dalam
depresi. Jakarta: FIK UI keperawatan melalui pendekatan model
Jason, A. (2011). Agama, uang dan rumah kost. adaptasi Sister callista roy. Jurnal
Diperoleh tanggal 02 Januari 2012 dari Keperawatan Rufaidah Vol.2 Nomor 1:
http://sosbud.kompasiana.com/2011/02/10/ag Universitas Sumatra
ama-uang-dan-rumah-kost/. Santosos, P.B, & Ashari. (2005). Analisis
King, J & Thorburn, (2000). The educational statistik dengan microsoft excel dan SPSS.
needs of parts time clinical facilitator. Yogyakarta: Andi Offset
Contenporary Nurse Santrock, J.W. (2002). Life-span development:
Lubis, N.L. (2009). Depresi tinjauan psikologis. Perkembangan masa hidup edisi V. Jakarta:
Jakarta: PT. Fajar interpratama offset. Erlangga
Liza. (2008). Hubungan motivasi beribadah dan Sulistyiowati, A. (2009). Hubungan persepsi
kekebalan stres dengan pencegahan mahasiswa tentang praktik klinik
gangguan somatik. Cirebon: Dinas keperawatan dengan tingkat kecemasan pada
Kesehatanan Kabupaten Cirebon mahasisiwa S1 keperawatan UMS. Fakultas
Ilmu Kesehatan: Universitas Muhamadiyah
Surakarta. Tidak dipublikasikan.
Sumiati, Rustika, Tutiany, Nurhaeni, H,
Mumpuni. (2010). Penanganan stress pada
penyakit jantung koroner. Jakarta: Trans Info
Media
Sunaryo, (2004). Psikologi untuk keperawatan.
Jakarta: Kedokteran EGC
Tyrer, P. (2002). Bagaimana mengatasi stres
Edisi 3. Jakarta: Arcan
Utomo, W., Erwin, Rahmalia, S., Hasneli, Y,.
(2011). Buku panduan praktik klinik
keperawatan gawat darurat. Pekanbaru:
PSIK Press
Wang, L.S. (2008). The effect of using peer
mentoring to reduce student nurse stress
during clinical practice. School of Nursing, I-
Shou University, Taiwan. Diperolah tanggal
29 Juli 2011
http://stti.confex.com/stti/congrs08/techprogr
am/paper_38460.htm

Anda mungkin juga menyukai