Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Promosi kesehatan adalah suatu proses membantu individu masyarakat meningkatkan
kemampuan dan keterampilannya mengontrol berbagai faktor yang berpengaruh
pada kesehatan,sehigga dapat meningkatkan derajat kesehatan nya (WHO).Menurut
reen dan
!reuter ("##"),promosi kesehatan adalah kombinasi dari pendidikan kesehatan dan
faktor$faktor organisasi,ekonomi dan lingkungan yang seluruhnya mendukung ter%iptanya
perilaku yang kondusif terhadap kesehatan.&dapun yang dimaksud dengan perilaku kesehatan
menurut !asl dan 'obb ("##) meliputi  a) perilaku pen%egahan, b) perilaku sakit, dan %)
perilaku peran sakit.
Misi dari promosi kesehatan adalah advokasi,mediasi dan pemberdayaan.*ang dimaksud
dengan advokasi adalah upaya meyakinkan para pengambil kebijakan agar
memberikan dukungan berbentuk kebijakan terhadap suatu program. Mediasi adalah upaya
mengembangna
 jejaring atau kemitraan, lintas program, lintas se%tor dan lintas institusi guna
menggalang duungan bagi implementasi program. &dapun pemberdayaan berarti
upaya meningkatkan kemampuan kelompok sasaran sehingga kelompok sasaran mampu
mengembangkan tindakan tepat atas berbagai permasalahan yang dialami.
!onsep pemberdayaan mengemukan sejak di%anangkannya +trategi lobal WHO tahun
"#-, yang ditindaklanjuti dengan ren%ana aksi dalam Piagam Ottaa ("#). /alam
deklarasi tersebut dinyatakan tentang perlunya mendorong ter%iptanya a. !ebijakan
beraasan kesehatan, b. lingkungan yang mendukung, %. 0eorentasi dalam
pelayanan kesehatan, d.
!eterampilan individu, dan e. gerakan masyarakat. Olehnya itu, untuk lebih jelasnya makalah ini
akan membahas masalah pemberdayaan masyarakat dalam konsep promosi kesehatan.

".1 0umusan Masalah


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pe!er"a#aan


 Empowerment yang dalam bahasa 2ndonesia berarti 3pemberdayaan4, adalah
sebuah konsep yang lahir sebagai bagian dari perkembangan alam pikiran masyarakat
kebudayaan 5arat, utamanya 6ropa. Memahami konsep empowerment se%ara tepat harus
memahami latar belakang kontekstual yang melahirkannya. !onsep empowerment mulai
nampak sekitar dekade 78$an dan terus berkembang hingga "##8$an. (Pranarka 9
:idhyandika,"##).
Pranarka dan :idhyandika (Hikmat, 188-) menjelaskan baha konsep
pemberdayaan dapat dipandang sebagai bagian atau sejia sedarah dengan aliran yang mun%ul
pada paruh abad ke$18 yang lebih dikenal sebagai aliran ostmodernisme. &liran ini
menitikberatkan pada sikap dan pendapat yang berorientasi pada jargon antisistem,
antistruktur, dan antideterminisme yang diaplikasikan pada dunia kekuasaan. Pemahaman
konsep pemberdayaan oleh masing$masing individu se%ara selektif dan kritis dirasa penting,
karena konsep ini mempunyai akar historis dari
 perkembangan alam pikiran masyarakat dan kebudayaan barat. Prijono /an Pranarka
("##) membagi dua fase penting untuk memahami akar konsep pemberdayaan,
yakni  pertama, lahirnya 6ropa modern sebagai akibat dari dan reaksi terhadap alam
pemikiran, tata masyarakat dan tata budaya &bad Pertengahan 6ropa yang ditandai dengan
gerakan pemikiran baru yang dikenal sebagai  Aufklarung atau  Enlightenment,  dan
kedua, lahirnya aliran aliran pemikiran eksistensialisme, phenomenologi, personalisme
yang lebih dekat dengan gelombang ;eo$ Mar<isme, =reudianisme, strukturalisme dan
sebagainya.
Perlu upaya mengakulturasikan konsep pemberdayaan tersebut sesuai dengan alam
 pikiran dan kebudayaan 2ndonesia. Perkembangan alam pikiran masyarakat dan
kebudayaan 5arat diaali dengan proses penghilangan harkat dan martabat manusia
(dehumanisasi). Proses
 penghilangan harkat dan martabat manusia ini salah satunya banyak dipengaruhi oleh
kemajuan ekonomi dan teknologi yang nantinya dipakai sebagai basis dasar dari kekuasaan
(power).
 Power adalah kemampuan untuk mendapatkan atau meujudkan tujuan. 5a%hra%h dan
5arat> ("#78) membuktikan baha poer adalah konsep rasional (rational %on%ept).
/alam
 pandangan mereka, poer yang dilakukan & hanya dilakukan dalam hubungan individu atau
kelompok 5 untuk memenuhi kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan yang diberikan oleh 5
yang rela melakukan pilihan atas sanksi yang ada atau akan kehilangan sesuatu yang lebih
tinggi (kekuasaan atau uang). 2ronisnya, kekuasaan itu kemudian membuat
bangunanbangunan yang
%enderung manipulatif, termasuk sistem pengetahuan, politik, hukum, ideologi dan religi.
&kibat dari proses ini, manusia yang berkuasa menghadapi manusia yang dikuasai. /ari sinilah
mun%ul keinginan untuk membangun masyarakat yang lebih manusiai dan menghasilkan
system alternatif yang menemukan proses pemberdayaan. +istem alternatif memerlukan
proses 3empowerwent of the powerless.4 ;amun empowerment hanya akan mempunyai
arti kalau
 proses pemberdayaan menjadi bagian dan fungsi dari kebudayaan, yaitu aktualisasi dan
koaktualisasi eksistensi manusia dan bukan sebaliknya menjadi hal yang destruktif bagi
proses aktualisasi dan koaktualisasi eksistensi manusia (Prijono /an Pranarka, "##).
Para ilmuan sosial dalam memberikan pengertian pemberdayaan mempunyai rumusan
yang berbeda$beda dalam berbagai konteks dan bidang kajian, artinya belum ada definisi
yang tegas mengenai konsep tersebut. ;amun demikian, bila dilihat se%ara lebih luas,
pemberdayaan sering disamakan dengan perolehan daya, kemampuan dan akses terhadap
sumber daya untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, agar dapat memahami se%ara
mendalam tentang
 pengertian pemberdayaan maka perlu mengkaji beberapa pendapat para ilmuan yang memiliki
komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat.
0obinson ("##-) menjelaskan baha pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan
sosial? suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan
bertindak. 2fe ("##@) mengemukakan baha pemberdayaan menga%u pada kata
3empowerment,” yang
 berarti memberi daya, member ”power” (kuasa), kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya.
+egala potensi yang dimiliki oleh pihak yang kurang berdaya itu ditumbuhkan, diaktifkan,
dikembangkan sehingga mereka memiliki kekuatan untuk membangun dirinya. Pemberdayaan
masyarakat dalam pengembangan masyarakat menekankan kemandirian masyarakat itu sebagai
suatu sistem yang mampu mengorganisir dirinya. Payne ("##7 ) menjelaskan
baha
 pemberdayaan pada hakekatnya bertujuan untuk membantu klien mendapatkan daya, kekuatan
dan kemampuan untuk mengambil keputusan dan tindakan yang akan dilakukan dan
 berhubungan dengan diri klien tersebut, termasuk mengurangi kendala pribadi dan sosial dalam
melakukan tindakan. Paul ("#7) menyatakan baha pemberdayaan berarti
pembagian
kekuasaan yang adil sehuingga meningkatkan kesadaran politis kekuasaan kelompok yang
lemah serta memperbesar pengaruh mereka terhadap proses dan hasil$hasil pembangunan.
0appaport ("#7) mengatakan baha pemberdayaan diartikan sebagai pemahaman se%ara
psikologis
 pengaruh kontrol individu terhadap keadaan sosial, kekuatan politik dan hak$haknya. Ma%&rdle
("##) mengartikan pemberdayaan sebagai proses pengambilan keputusan oleh orang
orang se%ara konsekuen melaksanakan keputusan itu. Orang$orang yang telah men%apai tujuan
kolektif diberdayakan melalui kemandiriannya, bahkan merupakan 3keharusan4
untuk lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan,
ketrampilan serta sumber lainnya dalam rangka men%apai tujuan tanpa tergantung pada
pertolongan dari hubungan eksternal.
Pemberdayaan dapat diartikan sebagai suatu pelimpahan atau pemberian kekauatan
(poer) yang akan menghasilkan hierarki kekuatan dan ketiadaan kekuatan, seperti
yang dikemukakan +imon ("##8) dalam tulisannya tentang  Rethinking Empowerment. 
+imon menjelaskan baha pemberdayaan suatu aktivitas refleksi, suatu proses yang
mampu
diinisiasikan dan dipertahankan hanya oleh agen atau subyek yang men%ari kekuatan atau
 penentuan diri sendiri ( selfdetermination). +ementara proses lainnya hanya dengan memberikan
iklim, hubungan, sumber$sumber dan alat$alat prosedural yang melaluinya masyarakat dapat
meningkatkan kehidupannya. Pemberdayaan merupakan sistem yang berinteraksi dengan
lingkungan sosial dan fisik. /engan demikian pemberdayaan bukan merupakan
upaya
 pemaksaan kehendak, proses yang dipaksakan, kegiatan untuk kepentingan pemrakarsa dari
luar, keterlibatan dalam kegiatan tertentu saja,dan makna$makna lain yang tidak sesuai
dengan
 pendelegasian kekuasaan atau kekuatan sesuai potensi yang dimiliki masyarakat.
+ulistiyani (188-) menjelaskan lebih rin%i baha se%ara etimologis pemberdayaan
 berasal dari kata dasar AdayaA yang berarti kekuatan atau kemampuan. 5ertolak dari pengertian
tersebut, maka pemberdayaan dimaknai sebagai proses untuk memperoleh daya, kekuatan atau
kemampuan, dan atau proses pemberian daya, kekuatan atau kemampuan dari pihak yang
memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya. 5erdasarkan beberapa pengertian
 pemberdayaan yang dikemukakan tersebut, maka dapat disimpulkan baha pada hakekatnya
 pemberdayaan adalah suatu proses dan upaya untuk memperoleh atau memberikan daya,
kekuatan atau kemampuan kepada individu dan masyarakat lemah agar dapat mengidentifikasi,
menganalisis, menetapkan kebutuhan dan potensi serta masalah yang dihadapi dan sekaligus
memilih alternatif peme%ahnya dengan mengoptimalkan sumberdaya dan potensi yang dimiliki
se%ara mandiri.
Pemberdayaan sebagai proses menunjuk pada serangkaian tindakan yang dilakukan se
%ara sistematis dan men%erminkan pentahapan kegiatan atau upaya mengubah masyarakat yang
kurang atau belum berdaya, berkekuatan, dan berkemampuan menuju keberdayaan. Makna
AmemperolehA daya, kekuatan atau kemampuan menunjuk pada sumber inisiatif dalam rangka
mendapatkan atau meningkatkan daya, kekuatan atau kemampuan sehingga memiliki
keberdayaan. !ata AmemperolehA mengindikasikan baha yang menjadi sumber inisiatif untuk 
 berdaya berasal dari masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, masyarakat harus menyadari akan
 perlunya memperoleh daya atau kemampuan. Makna kata ApemberianA menunjukkan baha
sumber inisiatif bukan dari masyarakat. 2nisiatif untuk mengalihkan daya, kemampuan atau
kekuatan adalah pihak$pihak lain yang memiliki kekuatan dan kemampuan, misalnya pemerintah
atau agen$agen pembangunan lainnya .

2.2 Proses Pe!er"a#aan

Pranarka 9 :idhyandika ("##) menjelaskan baha 4proses pemberdayaan mengandung


dua ke%enderungan. Pertama, proses pemberdayaan yang mene$kankan pada proses memberikan
atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu
lebih berdaya. !e%enderungan pertama tersebut dapat disebut sebagai ke%enderungan
 primer dari makna pemberdayaan. +edangkan ke%enderungan kedua atau ke%enderungan
sekunder menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu
agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan
hidupnya melalui proses dialog4.
!artasasmita ("##@) menyatakan baha proses pemberdayaan dapat dilakukan melalui
tiga proses yaitu  Pertama: Men%iptakan suasana atau iklim yang memungkinkan
potensi masyarakat berkembang (enabling)  . Bitik tolaknya adalah baha setiap manusia
memiliki
 potensi yang dapat dikembangkan. &rtinya tidak ada sumberdaya manusia atau masyarakat tanpa
daya. /alam konteks ini, pemberdayaan adalah membangun daya, kekuatan atau kemampuan,
dengan mendorong (encourage) dan membangkitkan kesadaran (awareness) akan potensi yang
dimiliki serta berupaya mengembangkannya.  Kedua, memperkuat potensi atau daya
yang dimiliki oleh masyarakat (empowering) , sehingga diperlukan langkah yang lebih positif,
selain
dari iklim atau suasana.  Ketiga, memberdayakan juga mengandung arti melindungi. /alam
 proses pemberdayaan, harus di%egah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena
kekurangberdayaannya dalam menghadapi yang kuat.
Proses pemberdayaan arga masyarakat diharapkan dapat menjadikan
masyarakat menjadi lebih berdaya berkekuatan dan berkamampuan. !aitannya dengan indikator
masyarakat
 berdaya, +umardjo ("###) menyebutkan %iri$%iri arga masyarakat berdaya yaitu (")
mampu memahami diri dan potensinya, mampu meren%anakan (mengantisipasi kondisi
perubahan ke depan), (1) mampu mengarahkan dirinya sendiri, (C) memiliki kekuatan
untuk berunding, (-) memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan
kerjasama yang saling
menguntungkan, dan (@) bertanggungjaab atas tindakannya.
+lamet (188C) menjelaskan lebih rin%i baha yang dimaksud dengan masyarakat berdaya
adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham termotivasi, berkesempatan, memanfaatkan
 peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu berbagai alternative, mampu mengambil
keputusan, berani mengambil resiko, mampu men%ari dan menangkap informasi dan mampu
 bertindak sesuai dengan situasi. Proses pemberdayaan yang melahirkan masyarakat yang
memiliki sifat seperti yang diharapkan harus dilakukan se%ara berkesinambungan dengan
mengoptimalkan partisipasi masyarakat se%ara bertanggungjaab.
&di (188C) menyatakan baha meskipun proses pemberdayaan suatu masyarakat
merupakan suatu proses yang berkesinambungan, namun dalam implementasinya tidak semua
yang diren%anakan dapat berjalan dengan mulus dalam pelaksanaannya. Bak jarang ada
kelompok$kelompok dalam komunitas yang
melakukan penolakan terhadap 4pembaharuan4 ataupun inovasi yang mun%ul. Watson (&di,
188C) menyatakan beberapa kendala (hambatan) dalam pembangunan masyarakat, baik yang
 berasal dari kepribadian individu maupun berasal dari sistem sosial
a. 5erasal dari !epribadian 2ndividu? kestabilan !"omeostatis), kebiasaan !"abit), seleksi 2ngatan
dan Persepsi !#electi$e Perception and Retention), ketergantungan ( %epedence),
+uperego, yang terlalu kuat, %enderung membuat seseorang tidak mau menerima
pembaharuan, dan rasa tak 
 per%aya diri ( self %istrust) 
 b. 5erasal dari +istem +osial? kesepakatan terhadap norma tertentu (&onformit' to
(orms), yang4mengikat4 sebagian anggota masyarakat pada suatu komunitas tertentu,
kesatuan dan kepaduan sistem dan budaya (#'stemic and &ultural &oherence), kelompok
kepentingan ($ested 
%. Pihak luar yang profesional, adalah pihak$pihak diluar kelompok masyarakat, yang diminta
maupun tidak, memberikan bantuan untuk kelan%aran kegiatan program.
d. Pekerja serbaguna pengembangan masyarakat yang mempunyai komitmen kuat atas kemajuan
masyarakat,serta senantiasa membantu dan melaksanakan berbagai program yang ada.

!eterbukaan (in%lusive) akan sangat membantu terutama dalam konteks keterbatasan


diri,maupun implementasi kemitraan (partnership).
+elanjutnya +utton dan !olaja ("#8), membagi peran$peran dalam partisipasi program menjadi
tiga, yaitu
". Pelaku, adalah pihak yang mengambil peran dan tindakan aktif dalam program.
1. Penerima, adalah pihak yang nantinya akan menerima manfaat dari program yang dijalankan.
C. Publik, adalah pihak yang tidak terlibat se%ara langsung dalam pelaksanaan program,tetapi
dapat membantu pihak pelaku.

BAB III
PENUTUP
$.1 Kes%p*lan
 Empowerment yang dalam bahasa 2ndonesia berarti 3pemberdayaan4, adalah
sebuah konsep yang lahir sebagai bagian dari perkembangan alam pikiran masyarakat
kebudayaan 5arat, utamanya 6ropa. Memahami konsep empowerment se%ara tepat harus
memahami latar belakang kontekstual yang melahirkannya. !onsep empowerment mulai
nampak sekitar dekade 78$an dan terus berkembang hingga "##8$an. (Pranarka 9
:idhyandika,"##).
Pranarka 9 :idhyandika ("##) menjelaskan baha 4proses pemberdayaan mengandung
dua ke%enderungan. Pertama, proses pemberdayaan yang mene$kankan pada proses memberikan
atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat
agar individu lebih berdaya. !e%enderungan pertama tersebut dapat disebut sebagai ke
%enderungan
 primer dari makna pemberdayaan. +edangkan ke%enderungan kedua atau ke%enderungan
sekunder menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu
agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi
pilihan hidupnya melalui proses dialog4.
Promosi kesehatan adalah suatu proses membantu individu dan
masyarakat meningkatkan kemampuan dan keterampilannya guna mengontrol berbagai
faktor yang
 berpengaruh pada kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya
(WHO). Promosi kesehatan adalah kombinasi pendekatan pendidikan kesehatan dan
pendekatan organisasi, ekonomi, lingkungan yang seluruhnya mendukung ter%iptanya perilaku
yang kondusif dengan kesehatan (Mee Dian,"##). Hubley (1881) mengatakan, baha
pemberdayaan kesehatan (health empoerment), melek (sadar) kesehatan (health litera%y) dan
promosi kesehatan (health
 promotion) diletakkan dalam kerangka pendekatan yang komprehensif.Pemberdayaan
didiskusikan dalam kerangka bagaimana mengembangkan kemampuan penduduk
untuk menolong didrinya sendiri (self$efi%a%y) dari teori belajar sosial.

Pemberdayaan Masyarakat bidang Kesehatan


Pengert%an Pe!er"a#aan as#arakat adalah suatu upaya atau proses
untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali,
mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan
kesadaran kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Memampukan masyarakat, +"ar%, ole&, "an *nt*k-  masyarakat itu sendiri.
T**an pe!er"a#aan as#arakat  di bidang kesehatan adalah 
". Bumbuhnya kesadaran, pengetahuan dan pemahaman akan kesehatan bagi individu,
kelompok atau masyarakat. Pengetahuan dan kesadaran tentang %ara K %ara memelihra dan
meningkatkan kesehatan adalah aal dari keberdayaan kesehatan. !esadaran dan
pengetahuan merupakan tahap aal timbulnya kemampuan, karena kemampuan merupakan
hasil proses belajar. 5elajar itu sendiri merupakan suatu proses yang dimulai dengan adanya
alih pengetahuan dari sumber 
 belajar kepada subyek belajar. Oleh sebab itu masyarakat yang mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan juga melalui proses belajar kesehatan yang dimulai dengan
diperolehnya informasi kesehatan. /engan informasi kesehatan menimbulkan kesadaran akan
kesehatan dan hasilnya adalah pengetahuan kesehatan.
1. Bimbulnya kemauan atau kehendak ialah sebagai bentuk lanjutan dari kesadaran dan
 pemahaman terhadap obyek, dalam hal ini kesehatan. !emauan atau kehendak merupakan
ke%enderungan untuk melakukan suatu tindakan. Oleh sebab itu, teori lain kondisi sema%am ini
disebut sikap atau niat sebagai indikasi akan timbulnya suatu tindakan. !emauan
ini kemungkinan dapat dilanjutkan ke tindakan tetapi mungkin juga tidak atau berhenti pada
kemauan saja. 5erlanjut atau tidaknya kemauan menjadi tindakan sangat tergantung dari
 berbagai faktor. =aktor yang paling utama yang mendukung berlanjutnya kemauan adalah sarana
atau prasarana untuk mendukung tindakan tersebut.
C. Bimbulnya kemampuan masyarakat di bidang kesehatan berarti masyarakat, baik seara individu
maupun kelompok, telah mampu meujudkan kemauan atau niat kesehatan mereka
dalam
 bentuk tindakan atau perilaku sehat.
Keap*an as#arakat dalam bidang kesehatan sesungguhnya mempunyai pengertian yang
sangat luas. Masyarakat yang mampu atau masyarakat yang an"%r% di bidang kesehatan apabila
". Mampu mengenali masalah kesehatan dan faktor K faktor yang mempengaruhi masalah
K masalah kesehatan, terutama di lingkungan atau masyarakat setempat. &gar masyarakat
mampu
mengenali masalah kesehatan dan faktor K faktor yang mempengaruhinya, masyarakat harus
mempunyai pengetahuan kesehatan yang baik (health litarasi). Pengetahuan kesehatan dan
faktor 
 K faktor yang mempengaruhinya yang harus dimiliki oleh masyarakat, sekurang K kurangnya
sbb 
a. Pengetahuan tentang penyakit.
 b. Pengetahuan tentang g%/% "an akanan, yang harus dikonsumsi agar tetap sehat sebagai faktor 
 penentu kesehatan seseorang.
%. Per*a&an se&at "an san%tas% "asar  yang diperlukan untuk menunjang kesehatan keluarga
atau masyarakat.
d. Pengetahuan tentang bahaya K bahaya erokok , dan >at K >at lain yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan atau ke%anduan yakni narkoba.
1. Mampu mengatasi masalah K masalah kesehatan mereka sendiri se%ara mandiri.
Masyarakat mampu menggali potensi K potensi masyarakat setempat untuk mengatasi masalah
kesehatan mereka.
C. Mampu memelihara dan melindungi diri, baik individual, kelompok, atau masyarakat dari
ma%am K ma%am an%aman kesehatan.
Pengetahuan masyarakat akan kesehatan yang tinggi, masyarakat mampu memelihara dan
melindunginya dari an%aman kesehatan, menganantisipasi dengan %ara pen%egahan.
-. Mampu meningkatkan kesehatan, baik individual, kelompok, maupun masyarakat.
Pr%ns%p Pe!er"a#aan Mas#arakat  
Prinsipnya pemberdayaan masyarakat adalah menumbuhkan kemampuan masyarakat dari dalam
masyarakat itu sendiri.
Prinsip$prinsip pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan 
". Menumbuhkembangkan potensi masyarakat.
/idalam masyarakat terdapat berbagai potensi yang dapat mendukung keberhasilan

 program K program kesehatan. Potensi dalam masyarakat dapat dikelompokkan menjadi potens%
s*!er "a#a an*s%a  dan potensi dalam bentuk s*!er "a#a ala 0 kon"%s% geogra%s .
Binggi rendahnya potensi sumber daya manusia disuatu komunitas lebih ditentukan oleh
k*al%tas , bukan k*at%tas sumber daya manusia. +edangkan potensi sumber daya alam yang ada
di suatu masyarakat adalah g%en. 5agaimanapun melimpahnya potensi sumber daya
alam, apabila tidak didukung dengan potensi sumber daya manusia yang memadai, maka
komunitas tersebut tetap akan tertinggal, karena tidak mampu mengelola sumber alam yang
melimpah tersebut.
1. Mengembangkan gotong royong masyarakat.
BAB +++
PENU:UP
A. (esimpulan
Dalam pemberdayaan masyarakat peran masyarakat sangat /ital$ karena
masyarakat yang men#adi pemeran utamanya$ namun peran petugas
kesehatan #uga tidak bisa dihilangkan. Dalam pemberdayaan masyarakat$
petugas kesehatan memiliki peran penting #uga$ yaitu mem0asilitasi
masyarakat melalui kegiatan*kegiatan maupun program*program
pemberdayaan masyarakat meliputi pertemuan dan pengorganisasian
masyarakat$ memberikan moti/asi kepada masyarakat untuk beker#a sama
dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan agar masyarakat mau
berkontribusi terhadap program tersebut$ mengalihkan melakukan
pelatihan*pelatihan yang bersi0at /okasional.
 enis*#enis pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan adalah
posyandu$ pos obat desa P?D"$ Pondok bersalin desa polindes"$ dana
sehat$ lembaga s!adaya masyarakat$ upaya kesehatan tradisional$pos
gi>i$ pos (B desa$Pos kesehatan pesantren$ 5aka Bhakti Husada$ Pos
Upaya kesehatan ker#a$ kelompok pemakai air pokmair"$ karang taruna
husada$ pelayanan puskesmas$ dan puskesmas pembantu Pustu" dan
lain sebagainya.
B. 5aran
1 Bagi masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam mendukung
program*program kesehatan dalam sistem pemberdayaan masyarakat
%. Bagi pmba)a$ diharapkan agar makalah ini dapat menambah
!a!asan tentang pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.

DA@:A2 PU5:A(A

Hikmat$ %&&1. Masyarakat dalam (esehatan.Agung 5entosa. akarta.


Nurbeti$ M. %&&,.Pemberdayaan masyarakat dalam konsep
6kepemimpinan yang mampu men#embatani7. 2ineka 9ipta$ akarta.
Notoatmod#o$ 5. %&&'$ Promosi kesehatan  ilmu perilaku. 2ineka
9ipta$
 akarta.

http;<<makalahpemberdayaan1-.blogspot.)o.id<

http;<<doktergigi*semarang.blogspot.)o.id<%&13<&4<pemberdayaan*
masyarakat*bidang*kesehatan.html

http;<<kesmas*ode.blogspot.)o.id<%&1%<1&<makalah*pemberdayaan*
masyarakat.html

Anda mungkin juga menyukai