PENENTUAN UMUR.
3. sudah lepas — di atas 3 minggu. sapi dewasa pertumbuhan tanduk cincin, sapi betina
berapa kali beranak
Gigi seri/gigi depan (Incisivus = I) Gigi taring (Caninus = C). Gigi geraham depan (Premolar = P). Gigi
geraham (Molar = M). Gigi ini tidak akan berganti.
M3 P3 C0 I0 | I0 C0 P3 M3
—————-|——————-
M3 P3 C0 I4 | I4 C0 P3 M3
Gigi sapi mempunyai : Gigi geraham (Molar), 3 buah di rahang atas kanan, 3 buah di rahang
atas kiri,3 buah di rahang bawah kanan dan 3 buah di rahang bawah kiri.
Jadi jumlahnya ada 12 buah. Gigi Premolar juga 12 buah. Gigi Seri (Incisivus), 4 buah di rahang
bawah kiri dan 4 buah di rahang bawah kanan, sedangkan di rahan atas tidak ada gigi. Jumlah
gigi seri ini ada 8 buah dan gigi seri pada sapi/kerbau dibagi menjadi :
I1 = gigi seri dalam (satu di kiri bawah dan satu di kanan bawah). I2 = gigi seri tengah dalam
(sda). I3 = gigi seri tengah luar (sda). I4 = gigi seri luar (sda).
Berdasarkan “maturity” (kecepatan dewasa), dibagi 3 : 1. Cepat dewasa (Early Maturity). (Bos
taurus) 2. Agak lambat dewasa (Medium Maturity). (Bos sondaicus) 3. Lambat dewasa (Late
Maturity). (Bos indicus) kecepatan dewasa —perubahan gigi
Periode I.
Umur 1 bulan, gigi seri temporer (gigi seri susu) sudah tumbuh sempurna, tersusun rapi.
Periode II
Umur 10-12 bulan, bidang asahan pada I1t (gigi seri temporer) sudah terasah penuh.
Umur 18 bulan, bidang asahan pada I4t sudah terasah penuh dan I1t tanggal dan diganti oleh
I1p (gigi seri permanen).
Periode III.
Periode IV.
Tabel Umur minimal berdasarkan pergantian gigi pada beberapa jenis sapi.
————————————————————————————————
Golongan sapi
———————————————————————————————-
Sapi lambat dewasa keadaan giginya hampir sama dengan kerbau. Pergantian gigi seri akan
terjadi mulai pada umur 2,5 tahun. Jadi hubungan antara umur kerbau/sapi yang lambat
dewasa :
Umur 2 tahun, It (gigi seri temporer) sudah lengkap. Umur 3 tahun, I1t diganti oleh I1p.
Umur 4 tahun, I2t diganti oleh I2p. Umur 4,5-5 tahun, I3t diganti oleh I3p. Umur 5,5-6 tahun, I4t
diganti oleh I4p. Umur 7 tahun, bidang asahan I1p mencapai 0,25 bagian. Umur 8 tahun, bidang
asahan I1p mencapai 0,50 bagian. Umur 10 tahun, bidang asahan I1p sudah penuh. Umur > 10
tahun, gigi menjadi kecil dan jarang.
Dalam tulisan ini akan dijabarkan penilaian dengan menggunakan system Amerika sesuai
dengan Tabel 1
Teknis melakukan penilaian BCS.
Lakukan Penilaian dengan 3D yaitu DILIHAT, DIRABA dan DITEKAN
D pertama dengan Dilihat. Dengan melihat Tonjolan tulang kita dapat mengelompokan
penilaian menjadi 3 kelompok yaitu
1. Kelompok Kurus, dengan nilai BCS 1-3 ( pada kelompok ini tonjolan tulang terlihat
nyata).
2. Kelompok Sedang, dengan nilai BCS 4-6 (pada kelompok ini tonjolan tulang masih
terlihat beberapa bagian).
3. Kelompok Gemuk,dengan nilai BCS 7-9 (pada kelompok ini tonjolan tulang sudah tidak
terlihat)
Setelah berhasil melakukan pengelompkan maka penilaian dilanjutkan pada masing-masing
kelompok. Dengan melakukan perabaan (DIRABA) dan penekanan (DITEKAN). Hasil
penilaian pada kelompok yang sudah ditetapkan tidak boleh keluar dari pengelompokan.
Misalnya kalau sudah menetapkansapi yang akan kita nilai berada pada kelompok kurus ( BCS
1-3) maka hasil penilaian tidak boleh ke BCS 4 atau 5. Demikian juga untuk Kelompok Sedang
dengan BCS 4-6. Tidak boleh berpikir mendapatkan nilai BCS 3 ataupun 7.
http://gemaputri.blogspot.com/2009/12/rumus-gigi-sapi.html
http://bbppkupang.bppsdmp.pertanian.go.id/blog/post/cara-menduga-umur-bakalan-sapi-dari-
susunan-gigi
https://agriunsil.weebly.com/uploads/7/7/0/9/77099529/_part_1__penentuan_umur_berdasarkan_per
gigian.pptx
Gillund, P., O. Reksen, Y. T. Grö, and K. Karlberg. 2001. “Body Condition Related to Ketosis
and Reproductive Performance in Norwegian Dairy Cows.” Journal of Dairy Science 84:
1390–96. doi:10.3168/jds.S0022-0302(01)70170-1.
Body Condition Score adalah karakteristik subyektif yang diperoleh dengan cara melakukan
penilaian terhadap ternak oleh beberapa penilai. Penilaian BCS merupakan komponen
manajemen yang sangat penting untuk memaksimalkan produksi susu dan efisiensi reproduksi
dengan mengurangi terjadinya kelainan metobolis dan prepartum. Karakteristik Body Condition
Score (BCS) pada sapi perah mendapat perhatian yang sangat luas di kalangan peneliti sapi perah
karena karakteristik tersebut berhubungan erat dengan sistim manajemen pemeliharaan (Roche et
al. 2009) dan juga berhubungan dengan sifat reproduksi ternak