Anda di halaman 1dari 8

TUGAS AKHIR MODUL 3

PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN

DALAM INGATAN MANUSIA

DISUSUN OLEH:

PUSPITA SARI, S.Pd.


19126015410036

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DALAM JABATAN GELOMBANG 5


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut pendapat yang tradisional, belajar hanyalah dianggap sebagai perubahan dan
pengumpulan sejumlah ilmu pengetahuan. Pendapat ini terlalu sempit dan sederhana serta
hanya berpusat pada mata pelajaran belaka. Belajar tidak hanya sekedar mengumpulkan ilmu
pengetahuan, tetapi belajar itu lebih menekankan pada perubahan individu yang belajar. Hal ini
seperti yang dinyatakan oleh Lester D.Crow dan Alice Crow dalam Mulyasa (2005) bahwa
belajar perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap. Menurut definisi ini,
seseorang mengalami proses belajar kalau ada perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak bisa menjadi bisa, dari kurang baik menjadi baik.

Menurut Thorndike dalam Mulyati (2005) belajar adalah suatu kegiatan membentuk asosiasi
(connection) antara kesan panca indera dengan kecenderung bertindak. Misalnya jika seorang
anak senang atau tertarik pada kegiatan praktikum IPA, maka ia akan cenderung belajar dan
mengerjakan kegiatan praktikumnya. Apabila hal ini dilaksanakan, maka ia akan merasa puas
dan akan mendapatkan hasil belajar yang baik. Kemudian Thorndike juga menyatakan bahwa
pelajaran akan semakin dikuasai apabila sering diulang-ulang. Berarti semakin sering
seseorang mengulang pelajarannya di rumah, maka hasil belajarnya akan lebih meningkat.

Pada prinsipnya belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi
antara siswa dengan sumber-sumber belajar. Proses belajar tidak hanya terjadi karena adanya
interaksi antara siswa dengan guru, hasil belajar yang maksimal dapat pula diperoleh melalui
interaksi antara siswa dengan sumber-sumber belajar lainnya. (Kunandar, 2007).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang
terjadi pada individu berupa input dan output. Input yang dimaksud adalah individu mengalami
berbagai proses yang berasal dari pengalaman dan hasil. Sedangkan outputnya adalah
perubahan yang terjadi pada individu yang dapat diamati melalui pengetahuan, pemahaman,
ketrampilan, nilai dan sikap. Oleh karena itu, proses belajar dapat diarahkan pada suatu
kegiatan tertentu.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori pengolahan informasi

Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu


mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu
dari lingkungan. Hal yang demikian juga dapat dikatakan bahwa penggolahan informasi dapat
dikatakan sebagai bagaimana respon individu terhadap informasi yang di berikan oleh
lingkungan di sekitarnya.

Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif. Dimana
dalam ranah psikologi kognitif ini sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang
mengatur cara berpikirnya orang. Dalam teori pengolahan informasi memiliki sutu perbedaan
dengan teori belajar yaitu pada derajat penekanan pada soal belajar. Teori pengolahan
informasi tidak memberlakukan belajar sebagai titik pusat penelitian yang utama melainkan
juga melihat sisi lainnya, seperti pada informasi yang diperoleh ataupun melihat kemampuan
memori seorang individu.

Model belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut model kognitif information
processing, karena dalam proses belajar ini tersedia tiga taraf struktural sistem informasi,yaitu:

1) Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory register, tetapi
hanya disimpan untuk periode waktu terbatas. Agar tetap dalam sistem, informasi masuk ke
working memory yang digabungkan dengan informasi di long-term memory.

2) Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working memory, dan di
sini berlangsung berpikir yang sadar. Kelemahan working memory sangat terbatas kapasitas
isinya dan memperhatikan sejumlah kecil informasi secara serempak.

3) Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga mampu
menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta didik. Kelemahannya adalah betapa
sulit mengakses informasi yang tersimpan di dalamnya.

Diasumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses kendali atau
pemantau bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi mengingat, untuk menyimpan
informasi ke dalam long-term memory (materi memory atau ingatan) dan strategi umum
pemecahan masalah (materi kreativitas).

2.2 Sistem memori manusia

Konsepsi lama tentang memori manusia adalah bahwa memori itu semata-mata hanya tempat
penyimpanan informasi dalam waktu yang lama. Jadi memori adalah koleksi potongan-
potongan kecil informasi yang terlepas-lepas dan tidak saling berkaitan.
Berdasar penjelasan-penjelasan tersebut kita dapat berpandangan bahwa memori itu adalah
sebuah wadah yang berisi data-data, dimana data-data tersebut belum tentu saling berkaitan.

Sebagian besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an mengajukan tiga struktur
memori yaitu:

1. Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori)

Rangsangan yang diterima oleh indera yang kemudian akan diteruskan sebagai informasi ke
sistem memori selanjutnya. Informasi yang terdapat pada stimulus atau rangsangan dari luar
akan diterima manusia melalui panca inderanya. Informasi tersebut akan tersimpan di dalam
ingatan selama tidak lebih dari satu detik saja. Ingatan tersebut akan hilang lagi tanpa disadari
dan akan diganti dengan informasi lainnya. Ingatan sekilas atau sekelebat yang didapat melalui
panca indera ini biasanya disebut ’sensory memory’ atau ‘ingatan inderawi’. Berdasar pada apa
yang dipaparkan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa, seperti yang telah sering dialami para
guru dan telah dinyatakan dua orang siswa di bagian awal tulisan ini, pesan atau keterangan
yang disampaikan seorang guru dapat hilang seluruhnya dari ingatan para siswa jika pesan
atau keterangan tersebut terkategori sebagai pencatatan pengideraan. Alasanya, seperti sudah
dipaparkan tadi, pencatatan penginderaan hanya dapat bertahan di dalam pikiran manusia
selama tidak lebih dari satu detik saja.

2. Penyimpanan Jangka Pendek (working memory)

Suatu informasi baru yang mendapat perhatian siswa, tentunya akan berbeda dari informasi
yang tidak mendapatkan perhatian dari mereka. Suatu informasi baru yang mendapat perhatian
seorang siswa lalu terkategori sebagai penyimpanan jangka pendek. Jelaslah bahwa
penyimpanan jangka pendek adalah setiap Ingatan Inderawi yang stimulusnya mendapat
perhatian dari seseorang. Dengan kata lain, penyimpanan jangka pendek tidak akan terbentuk
di dalam otak siswa tanpa adanya perhatian dari siswa terhadap informasi tersebut.
Penyimpanan jangka pendek ini dapat bertahan relatif jauh lebih lama lagi, yaitu sekitar 20
detik.Sebagai akibatnya, pengetahuan tentang perbedaan antara kedua ingatan ini lalu menjadi
sangat penting untuk diketahui para guru dan diharapkan akan dapat dimanfaatkan selama
proses pembelajaran di kelasnya. Sekali lagi, perhatian para siswa terhadap informasi atau
masukan dari para guru akan sangat menentukan diterima tidaknya suatu informasi yang
disampaikan para guru tersebut. Karenanya, untuk menarik perhatian para siswa terhadap
bahan yang disajikan, di samping selalu memotivasi siswanya, seorang guru pada saat yang
tepat sudah seharusnya mengucapkan kalimat seperti: “Anak-anak, bagian ini sangat penting.”
Tidak hanya itu, aksi diam seorang guru ketika siswanya ribut, mencatat hal dan contoh penting
di papan tulis, memberi kotak ataupun garis bawah dengan kapur warna untuk materi
essensial, menyesuaikan intonasi suara dengan materi, memukul rotan ke meja, sampai
menjewer telinga merupakan usaha-usaha yang patut dihargai dari seorang guru selama
proses pembelajaran untuk menarik perhatian siswanya. Namun hal yang lebih penting lagi
adalah bagaimana menumbuhkan kemauan dan motivasi dari dalam diri siswa sendiri,
sehingga para siswa akan mau belajar dan memperhatikan para gurunya selama proses
pembelajaran sedang berlangsung.

3. Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)

Suatu proses penyimpanan informasi yang permanen. Memori jangka panjang ini berasal dari
memori jangka pendek yang selalu diulang-ulang dan berkesan bagi individu sehingga
informasi yang ia terima dapat bersifat permanen dan bila suatu saat ia butuhkan maka akan
teringat lagi. Informasi yang sudah tersimpan di dalam penyipanan jangka panjang ini sulit
untuk hilang, sehingga dapat diingat dengan mudah. Jelaslah bahwa penyimpanan jangka
panjang adalah penyimpanan jangka pendek yang mendapat pengulangan. Kata lainnya kata
lainnya penyimpanan jangka panjang tidak akan terbentuk tanpa adanyapengulangan.

Dapatlah disimpulkan sekarang bahwa pengulangan merupakan kata kunci dalam proses
pembelajaran. Karenanya, latihan selama di kelas atau di rumah merupakan kata kunci yang
akan sangat menentukan keberhasilan atau ketidak berhasilan suatu pengetahuan yang diingat
dalam jangka waktu yang lama. Itulah sebabnya, ada guru berpengalaman yang menyatakan
kepada siswanya bahwa akan jauh lebih baik untuk belajar 6 × 10 menit daripada 1 × 60 menit.

Sesuatu yang menarik perhatian siswa akan lebih mudah diingat daripada sesuatu yang tidak
menarik hatinya. Acara televisi yang menarik perhatian para siswa akan memungkinkan para
siswa untuk duduk berjam-jam di depan TV dan jalan ceriteranya akan mampu mereka ingat
dengan mudah. Namun hal yang sebaliknya akan terjadi juga, yaitu suatu proses pembelajaran
yang tidak menarik perhatian mereka dapat menjadi beban bagi siswa dan tentunya juga bagi
para guru.

2.3 Komponen belajar

Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar ada tiga tahapan yaitu:

1. mengarahkan perhatian ke stimulus

2. mengkode stimulus

3. penyimpanan dan pemanggilan informasi.

2.4 Aplikasi Teori Pengolahan Informasi Dalam Belajar

Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa meemori manusia itu
suatu sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah menjadi
suatu sandi-sandi informasi dan keterampilanbagi penyimpananya untuk di pelajari. Dalam hal
ini individu diartikan sebagai suatu objek yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan suatu
penyleksian, pengorganisasian danpengubahan terhadap informasi yang di dapat menjadi
suatu sandi-sandi yang berguna untuk memudahkan individu dalam proses belajar yang akan
dijalani dirinya.

Mengenai hal di atas, bahwakomponen belajar adalah perhatian yang ditujukan pada stimulus,
pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival).

Atas dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran adalah

a. Membimbing untuk menerima stimulus

b. Memperlancar pengkodean

c. Memperlancar penyimpanan dan retrival


BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan pada pembahasan maka dapat menarik beberapa kesimpulan antaranya:

1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu


mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu
dari lingkungan.

2. Terdapat tiga unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori),
Penyimpanan Jangka Pendek (working memory), dan Penyimpanan Jangka Panjang (Long
Term Memory)

3. Terdapat tiga tahapan belajar dalam teori pengolahan informasi yaitu; Perhatian ke stimulus,
Mengkode stimulus, dan Memperlancar penyimpanan dan retrival.
Daftar Pustaka

Kunandar. (2007). Guru Profesional, Implementasi KTSP dan Persiapan Menghadapi


Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Mulyasa. (2005). Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyati. (2005). Psikologi Belajar. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Anda mungkin juga menyukai