Anda di halaman 1dari 20

Dampak Perubahan Iklim Pada Kegiatan

Budidaya Perairan

Dosen Pengampu : Heri Ariadi S.Pi, MP


Pengantar Oceanografi

Abi Ardana (0320013702)

FAKULTAS PERIKANAN
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2021
Pendahuluan

Perubahan iklim global (Global Climate Change) merupakan issue yang cukup
menita perhatian masyarakat dunia. Hal ini terutama dampak yang ditimbulkannya
pada kehidupan manusia. Dampak terhadap perikanan merupakan salah satu
contoh dari sumberdaya hayati yang berkaitan dengan konsumsi makanan dan
aktivitas manusia.
PERUBAHAN IKLIM

Dampak perubahan iklim yang diakibatkan meningkatnya suhu udara di


bumi. Dampak naiknya suhu air laut memberikan pengaruh yang sangat
kompleks terhadap berbagai aspek kelautan termasuk perikanan.
Naiknya suhu udara akan berdampak pada meningkatnya suhu air, dan
secara tidak langsung menambah volume air di samudera, yang
berimplikasi pada semakin tinggi paras laut (sea level) (ROESSIG et al.,
2004). Jika hal ini berlangsung terus menerus, maka hutan mangrove,
estuari dan daerah rawa yang terdapat di kawasan pesisir akan semakin
berkurang luasnya, sehingga tingkat produktifitas perairan juga semakin
menurun.
Fenomena El Nino

El Nino/Southern Oscillation (ENSO) yang dikenal dengan istilah El Nino


adalah salah satu fenomena interaksi global laut dengan atmosfir yang
berakibat adanya fluktuasi suhu permukaan air laut Kondisi akibat El Nino
dengan kenaikan paras laut mengakibatkan menurunnya produksi primer di
laut. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap usaha perikanan.
Dampak dari El Nino pertama kali diungkapkan pada tahun 1923 oleh Sir Gilbert Thomas
Walker, sehingga fenomena terpenting dari ENSO di Samudera Pasifik dinamakan sirkulasi
Walker. Kejadian ENSO sebagai pemicu variasi cuaca dan iklim di bumi muncul dengan interval 3-
8 tahun.

Walaupun ENSO tidak mempengaruhi keseluruhan area di bumi, namun ENSO dapat
berpengaruh di Samudera Pasifik, Atlantik dan Hindia dengan perubahan distribusi curah hujan,
sehingga di beberapa tempat akan terjadi kekeringan (ANONIMOS, 2008)
Industri perikanan merupakan salah satu komponen penting yang
terkait dengan perubahan iklim global. Pada akhirnya kondisi ini akan sangat
merubah kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Apabila perubahan terjadi
pada stok perikanan (ikan, udang, dll.), maka dikhawatirkan sumber protein dari
laut akan semakin berkurang, dan ini akan sangat berpengaruhi pada situasi
ketahanan pangan nasional, terutama untuk pemenuhan gizi masyarakat. Begitu
kompleksnya keterkaitan antara perubahan iklim dan kehidupan biota akuatik,
termasuk fauna ikan dan perikanan.
FENOMENA PERUBAHAN IKLIM
TERHADAP PERIKANAN

Belum banyak riset tentang dampak perikanan kaitannya dengan


perubahan iklim global, namun lebih banyak terkait dengan kondisi
tangkap lebih (overfishing). Padahal kemungkinan kondisi perikanan yang
menurun bisa saja terjadi karena migrasi jenis ikan target (bernilai
ekonomis) akibat perubahan iklim. Diperkirakan beberapa lokasi di daerah
beriklim sedang (sub-tropis) akan menjadi lokasi ruaya tetap dari ikan-ikan
yang biasanya hidup di wilayah tropis.
1 Stok perikanan akan menurun, namun dilain pihak pola migrasi tetap ini
sekaligus juga akan memindahkan tingkat keanekaragaman biota laut dari
tropis ke sub-tropis.
Apa
Akibatnya..?

2 Perubahan iklim akan sangat berpengaruh terhadap


fisiologi dan tingkah laku individu, populasi maupun
komunitas. Kondisi ekstrim dengan menaiknya suhu air,
rendahnya konsentrasi oksigen terlarut dan pH air dapat
mengakibatkan kematian pada ikan. Lingkungan dengan
kondisi yang tidak optimal dapat menurunkan laju
metabolisme, pertumbuhan dan kemampuan bertelur dari
ikan, juga merubah metamorphosis, dan mempengaruhi
sistem endokrin dan pola ruaya (ROESSIG et al., 2004).
Semua perubahan ini secara langsung berpengaruh pada
populasi dan struktur komunitas ikan, yang pada akhirnya
berpengaruh pada stok perikanan
Skenario Bagi Indonesia?

Solusi untuk meredam atau mengurangi dampak buruk dari


pemanasan global dan perubahan iklim menjadi sesuatu
yang segera harus dipikirkan, direncanakan dan
dilaksanakan. Mengingat kedua hal ini terkait berbagai
pihak, maka kerjasama dalam penanggulangan dampak
negatif harus dikerjakan secara bersama-sama.
Beberapa tahun yang lalu terjadi
peristiwa pemutihan karang (Coral
bleaching) yang dikaitkan dengan
Bagi wilayah INDONESIA yang
peristiwa El-Nino/ ENSO.
kedaulatannya
Disamping itu, produksi perikanan
kita juga menjadi berkurang karena
cuaca buruk, sehingga nelayan tidak
70%
melaut. Semua kejadian ini sudah
dapat memberikan indikasi bahwa
adalah lautan, maka perubahan
Indonesia menghadapi ancaman
iklim yang berdampak pada
perubahan iklim global terhadap
perikanan laut sangat perlu
ekosistem laut dan perikanannya.
diantisipasi dengan melaksanakan
riset yang berkesinambungan.
_KESIMPULAN_

Dapat disimpulkan bahwa telah terdeteksi dampak pemanasan global dan


perubahan iklim terhadap perikanan. Dengan demikian, diperlukan langkah-
langkah antisipasi untuk dapat beradaptasi dengan kondisi perubahan cuaca
dan iklim yang kadang-kadang dapat terjadi secara ekstrim.

Mengingat sumberdaya laut, khususnya perikanan (ikan, udang, rumput laut,


teripang, dll) merupakan salah satu sumberdaya penting, maka perlu dilakukan
riset untuk dapat memberikan informasi tentang efek perubahan iklim
terhadap perikanan.
THANK YOU
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Iklim Oseana, Volume XXXIII, Nomor 2, Tahun 2008 : 25–32 ISSN 0216–1877

Suhu Angin P recipitation


Es mencair +
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PERIKANAN
+ - Aliran sungai
Oleh
+
Stabilitas +
- Formasi
Kolom Air -
Augy Syahailatua1)
“Front”
- Upwelling
+
Nutrient +
ABSTRACT
(lapisan efotik)
+
- +
Volume Pelajik IMPACT OF CLIMATE CHANGE ON FISHERY. Global climate change (GCC) is
Produksi Phytoplankton
- Produk ice-algal - +
an important issue attracted all people over the world to pay attention for its
impacts on earth systems and human life. The impact on fishery is only an example
Produksi Zooplankton
+ of numerous natural resources related to human food consumption and activities.
- + The fishery sustainability depends on several natural and anthropogenic aspects,
Kualitas habitat Kelimpahan jenis
+
however the GCC may become an essential driving force to other key factors. This
Gambar 2. Kehidupan biota akuatik sangat terkait dengan proses perubahan ekologi yang diakibatkan article reviews broadly on how the GCC could affect fish life and fishing industries
oleh perubahan iklim (ROESSIG et al., 2004). in the future.

PENDAHULUAN Dampak perubahan iklim terhadap


KONDISI GLOBAL PERIKANAN TANGKAP Hindia bagian timur dan Samudera Pasifik perikanan merupakan salah satu dari sekian
bagian tengah, juga di daerah barat laut dari Akhir-akhir ini, perubahan iklim banyak dampak yang berhubungan dengan
Kecenderungan global dari perikanan Atlantik dan Pasifik mengalami peningkatan global (Global Climate Change) merupakan kehidupan dan penghidupan manusia.
memberikan harapan yang kurang produksi perikanan tangkap dalam beberapa issue yang cukup menita perhatian masyarakat Perubahan iklim dengan kenaikan suhu yang
menggembirakan. Sampai tahun 2004, total tahun terakhir (FAO FISHERIES AND dunia. Hal ini terutama dampak yang berlangsung terus menerus akan meng-
hasil tangkapan perikanan mencapai 95 juta AQUACULTURE, 2007). Sebaliknya, pada ditimbulkannya pada kehidupan manusia. akibatkan naiknya paras laut yang secara
ton dengan perkiraan nilai jual sebesar lokasi penangkapan ikan di Samudera Atlantik Dampak terhadap perikanan merupakan salah langsung akan mengurangi luas kawasan
US$ 84,9 milyar (FAO FISHERIES AND bagian timur laut, hasil tangkapan menurun, satu contoh dari sumberdaya hayati yang pesisir.
AQUACULTURE, 2007). Cina, Peru dan berkaitan dengan konsumsi makanan dan
bahkan kurang dari 10 juta ton. Kejadian ini Tulisan ini akan membahas bagaimana
Amerika Serikat merupakan negara utama aktivitas manusia. El Nino/Southern
terjadi pertama kali sejak tahun 1991. Demikian dampak perubahan iklim global pada
produsen perikanan. Selama 1 dekade terakhir, Oscillation (ENSO) yang dikenal dengan
juga, di bagian tenggara Samudera Atlantik, istilah El Nino adalah salah satu fenomena kehidupan ikan dan industri perikanan.
produksi perikanan relatif stabil, kecuali ada produksi Illex argentinus (Argentine shortfin Bahasan tersebut mencakup perubahan iklim
interaksi global laut dengan atmosfir yang
sedikit fluktuasi pada perikanan teri di Peru squid) mengalami penurunan menyolok lebih dengan kenaikan suhu air laut, kondisi global
berakibat adanya fluktuasi suhu permukaan air
akibat dari El-Nino. Variasi dalam produksi rendah dari 200.000 ton pada tahun 2004, perikanan tangkap yang pada daerah tertentu
laut Kondisi akibat El Nino dengan kenaikan
perikanan menurut jenis ikan juga menunjukkan namun meningkat kembali menjadi 300.000 ton ada yang meningkat, tetapi ada yang menurun,
paras laut mengakibatkan menurunnya
kondisi relatif tidak bervariasi selama 10 tahun pada tahun 2005. Di Laut Mediterania dan produksi primer di laut. Hal ini tentunya akan dan fenomena perubahan iklim terhadap
terakhir. Laut Hitam, produksi perikanan relatif stabil. berpengaruh terhadap usaha perikanan. perikanan yang masih dikaitkan dengan kondisi
Untuk periode yang panjang, Perikanan tangkap di perairan umum, tangkap lebih.
kecenderungan meningkatnya produksi terutama 90% aktifitasnya dilakukan di Afrika
perikanan tangkap terdeteksi di Samudera dan Asia, produksinya cenderung meningkat 1)
Bidang Sumberdaya Laut, Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Jakarta.

28 25

Oseana, Volume XXXIII No. 2, 2008


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

PERUBAHAN IKLIM Naiknya suhu udara akan berdampak (NADW). Sedangkan di Samudera Pasifik, naiknya suhu permukaan. Keterkaitan antara
pada meningkatnya suhu air, dan secara tidak meningkatnya stratifikasi air laut akan satu komponen dengan komponen yang lain
Dampak perubahan iklim yang langsung menambah volume air di samudera, meningkatkan frekuensi kejadian El Niño / sangat jelas dipengaruhi oleh perubahan iklim.
diakibatkan meningkatnya suhu udara di bumi yang berimplikasi pada semakin tinggi paras Southern Oscillation (ENSO) dan variasi North Atlantic Deep Water (NADW)
tentu cukup menguatirkan bagi kehidupan laut (sea level). Dalam 10 tahun terakhir, paras iklim menjadi lebih ekstrim (ROESSIG et al., merupakan masa air yang dibentuk di
manusia. Selama 50 tahun terakhir, suhu atmosfir laut meningkat setinggi 0,1-0,3 m, sedangkan 2004). Samudera Atlantik bagian utara, tepatnya di
bumi dan konsentrasi CO2 terus meningkat, yang lewat model prediksi diperkirakan ada perubahan ENSO atau lebih dikenal dengan Laut Labrador dan Laut Greendland, yaitu
secara langsung kondisi ini juga menaikkan paras laut antara 0,3-0,5 m, dan kemungkinan istilah El Niño, didefinisikan sebagai fenomena dengan tenggelamnya masa air dengan salinitas
suhu bumi termasuk komponen akuatik, yaitu menutupi area seluas 1 juta km2 (ROESSIG et al., interaksi global laut – atmosfir. Akibat dari tinggi. Masa air ini kemudian mengalir dari
sungai, danau dan laut (Gambar 1). Dampak 2004). Jika hal ini berlangsung terus menerus, fenomena ini yaitu adanya fluktuasi suhu Laut Greenland dan terdeteksi di bagian ujung
naiknya suhu air laut memberikan pengaruh maka hutan mangrove, estuari dan daerah rawa permukaan air laut di daerah tropis Samudera selatan Greenland, kemudian pada kedalaman
yang sangat kompleks terhadap berbagai aspek yang terdapat di kawasan pesisir akan semakin Pasifik bagian timur, sehingga fenomena ini 2000-4000 m sepanjang pantai Kanada dan
kelautan termasuk perikanan. Dampak tersebut berkurang luasnya, sehingga tingkat
juga memberikan dampak yang nyata pada Amerika Serikat dimana masa air ini berbelok
dapat terjadi secara langsung maupun tidak produktifitas perairan juga semakin menurun.
iklim di belahan selatan bumi. Dampak dari El agak ke timur. Selanjutnya, NADW mengarah
langsung, yang efeknya muncul dalam variasi Pada akhirnya, kondisi tersebut akan sangat
Nino pertama kali diungkapkan pada tahun ke tenggara, melewati ujung timur dari Amerika
waktu yang berbeda. Kadang-kadang mempengaruhi kehidupan biota laut yang
1923 oleh Sir Gilbert Thomas Walker, sehingga Selatan, dan melintasi Samudera Atlantik
dampaknya tidak terdeteksi pada awal berasosiasi dengan ekosistem pesisir.
fenomena terpenting dari ENSO di Samudera bagian selatan. NADW terdeteksi berada di
perubahan, dan baru disadari setelah ada pihak- Perubahan iklim dan naiknya paras
pihak yang merasa dirugikan. Terkait Pasifik dinamakan sirkulasi Walker. Kejadian Samudera Selatan (The Southern Ocean) dan
laut akan juga mempengaruhi formasi tekanan
permasalahan perikanan, riset menjadi ujung ENSO sebagai pemicu variasi cuaca dan iklim di bagian ujung selatan Afrika, dimana masa
udara di atmosfer dan juga pola sirkulasi
tombak untuk mengungkap semua gejala di bumi muncul dengan interval 3-8 tahun. airnya bercampur dengan masa air jeluk dari
global air laut. Seperti di belahan bumi utara
perubahan iklim dan dampak yang ditimbulkan. Walaupun ENSO tidak mempengaruhi Kutub (ANONIMOUS, 2008b).
dikenal dengan North Atlantic Deep Water
keseluruhan area di bumi, namun ENSO dapat Industri perikanan merupakan salah
berpengaruh di Samudera Pasifik, Atlantik satu komponen penting yang terkait dengan
dan Hindia dengan perubahan distribusi curah perubahan iklim global. Secara umum,
hujan, sehingga di beberapa tempat akan perikanan dapat dikategorikan dalam perikanan
terjadi kekeringan (ANONIMOS, 2008a) rakyat, perikanan komersil dan perikanan
ENSO mengakibatkan suhu rekreasi. Ketiga jenis kategori ini dapat
permukaan laut meningkat dan lapisan berdampak negatif atau positif ditinjau dari
termoklin menipis. Kondisi ini jika disertai aspek stok perikanan akibat perubahan iklim.
dengan kenaikan paras laut, akan Pada akhirnya kondisi ini akan sangat merubah
mengakibatkan menurunnya produksi primer kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
di laut. Sirkulasi termoklin berhubungan Apabila perubahan terjadi pada stok perikanan
dengan siklus karbon dan ventilasi laut dalam, (ikan, udang, dll.), maka dikuatirkan sumber
sehingga perubahan lapisan termoklin dapat protein dari laut akan semakin berkurang, dan
mengganggu siklus karbon dan proses ini akan sangat berpengaruhi pada situasi
biogeokimia dari sistem ini. Terganggunya ketahanan pangan nasional, terutama untuk
siklus karbon berdampak pada menurunnya pemenuhan gizi masyarakat. Begitu
fungsi laut sebagai salah satu komponen kompleksnya keterkaitan antara perubahan
penyerap karbon. Banyak studi iklim dan kehidupan biota akuatik, termasuk
memperkirakan CO2 yang diserap oleh lautan fauna ikan dan perikanan, maka secara
Gambar 1. Fluktuasi dan kecenderungan meningkatnya suhu atmosfer bumi selama 173 tahun, dan akan berkurang 4-28% selama abad 21, konseptual, dampak bagi biota akuatik dapat
tendensi kenaikkan konsentrasi CO2 (garis putus berasal dari “ice core”, sedangkan data sedangkan pada abad ke 20, tingkat diilustrasikan pada diagram alur di bawah ini
1957-1995 adalah pengukuran di Mauna Loa, Hawai) (TRENBERTH, 1997.) penyerapan berkurang 8-10% akibat dari (Gambar 2).

26 27

Oseana, Volume XXXIII No. 2, 2008


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

PERUBAHAN IKLIM Naiknya suhu udara akan berdampak (NADW). Sedangkan di Samudera Pasifik, naiknya suhu permukaan. Keterkaitan antara
pada meningkatnya suhu air, dan secara tidak meningkatnya stratifikasi air laut akan satu komponen dengan komponen yang lain
Dampak perubahan iklim yang langsung menambah volume air di samudera, meningkatkan frekuensi kejadian El Niño / sangat jelas dipengaruhi oleh perubahan iklim.
diakibatkan meningkatnya suhu udara di bumi yang berimplikasi pada semakin tinggi paras Southern Oscillation (ENSO) dan variasi North Atlantic Deep Water (NADW)
tentu cukup menguatirkan bagi kehidupan laut (sea level). Dalam 10 tahun terakhir, paras iklim menjadi lebih ekstrim (ROESSIG et al., merupakan masa air yang dibentuk di
manusia. Selama 50 tahun terakhir, suhu atmosfir laut meningkat setinggi 0,1-0,3 m, sedangkan 2004). Samudera Atlantik bagian utara, tepatnya di
bumi dan konsentrasi CO2 terus meningkat, yang lewat model prediksi diperkirakan ada perubahan ENSO atau lebih dikenal dengan Laut Labrador dan Laut Greendland, yaitu
secara langsung kondisi ini juga menaikkan paras laut antara 0,3-0,5 m, dan kemungkinan istilah El Niño, didefinisikan sebagai fenomena dengan tenggelamnya masa air dengan salinitas
suhu bumi termasuk komponen akuatik, yaitu menutupi area seluas 1 juta km2 (ROESSIG et al., interaksi global laut – atmosfir. Akibat dari tinggi. Masa air ini kemudian mengalir dari
sungai, danau dan laut (Gambar 1). Dampak 2004). Jika hal ini berlangsung terus menerus, fenomena ini yaitu adanya fluktuasi suhu Laut Greenland dan terdeteksi di bagian ujung
naiknya suhu air laut memberikan pengaruh maka hutan mangrove, estuari dan daerah rawa permukaan air laut di daerah tropis Samudera selatan Greenland, kemudian pada kedalaman
yang sangat kompleks terhadap berbagai aspek yang terdapat di kawasan pesisir akan semakin Pasifik bagian timur, sehingga fenomena ini 2000-4000 m sepanjang pantai Kanada dan
kelautan termasuk perikanan. Dampak tersebut berkurang luasnya, sehingga tingkat
juga memberikan dampak yang nyata pada Amerika Serikat dimana masa air ini berbelok
dapat terjadi secara langsung maupun tidak produktifitas perairan juga semakin menurun.
iklim di belahan selatan bumi. Dampak dari El agak ke timur. Selanjutnya, NADW mengarah
langsung, yang efeknya muncul dalam variasi Pada akhirnya, kondisi tersebut akan sangat
Nino pertama kali diungkapkan pada tahun ke tenggara, melewati ujung timur dari Amerika
waktu yang berbeda. Kadang-kadang mempengaruhi kehidupan biota laut yang
1923 oleh Sir Gilbert Thomas Walker, sehingga Selatan, dan melintasi Samudera Atlantik
dampaknya tidak terdeteksi pada awal berasosiasi dengan ekosistem pesisir.
fenomena terpenting dari ENSO di Samudera bagian selatan. NADW terdeteksi berada di
perubahan, dan baru disadari setelah ada pihak- Perubahan iklim dan naiknya paras
pihak yang merasa dirugikan. Terkait Pasifik dinamakan sirkulasi Walker. Kejadian Samudera Selatan (The Southern Ocean) dan
laut akan juga mempengaruhi formasi tekanan
permasalahan perikanan, riset menjadi ujung ENSO sebagai pemicu variasi cuaca dan iklim di bagian ujung selatan Afrika, dimana masa
udara di atmosfer dan juga pola sirkulasi
tombak untuk mengungkap semua gejala di bumi muncul dengan interval 3-8 tahun. airnya bercampur dengan masa air jeluk dari
global air laut. Seperti di belahan bumi utara
perubahan iklim dan dampak yang ditimbulkan. Walaupun ENSO tidak mempengaruhi Kutub (ANONIMOUS, 2008b).
dikenal dengan North Atlantic Deep Water
keseluruhan area di bumi, namun ENSO dapat Industri perikanan merupakan salah
berpengaruh di Samudera Pasifik, Atlantik satu komponen penting yang terkait dengan
dan Hindia dengan perubahan distribusi curah perubahan iklim global. Secara umum,
hujan, sehingga di beberapa tempat akan perikanan dapat dikategorikan dalam perikanan
terjadi kekeringan (ANONIMOS, 2008a) rakyat, perikanan komersil dan perikanan
ENSO mengakibatkan suhu rekreasi. Ketiga jenis kategori ini dapat
permukaan laut meningkat dan lapisan berdampak negatif atau positif ditinjau dari
termoklin menipis. Kondisi ini jika disertai aspek stok perikanan akibat perubahan iklim.
dengan kenaikan paras laut, akan Pada akhirnya kondisi ini akan sangat merubah
mengakibatkan menurunnya produksi primer kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
di laut. Sirkulasi termoklin berhubungan Apabila perubahan terjadi pada stok perikanan
dengan siklus karbon dan ventilasi laut dalam, (ikan, udang, dll.), maka dikuatirkan sumber
sehingga perubahan lapisan termoklin dapat protein dari laut akan semakin berkurang, dan
mengganggu siklus karbon dan proses ini akan sangat berpengaruhi pada situasi
biogeokimia dari sistem ini. Terganggunya ketahanan pangan nasional, terutama untuk
siklus karbon berdampak pada menurunnya pemenuhan gizi masyarakat. Begitu
fungsi laut sebagai salah satu komponen kompleksnya keterkaitan antara perubahan
penyerap karbon. Banyak studi iklim dan kehidupan biota akuatik, termasuk
memperkirakan CO2 yang diserap oleh lautan fauna ikan dan perikanan, maka secara
Gambar 1. Fluktuasi dan kecenderungan meningkatnya suhu atmosfer bumi selama 173 tahun, dan akan berkurang 4-28% selama abad 21, konseptual, dampak bagi biota akuatik dapat
tendensi kenaikkan konsentrasi CO2 (garis putus berasal dari “ice core”, sedangkan data sedangkan pada abad ke 20, tingkat diilustrasikan pada diagram alur di bawah ini
1957-1995 adalah pengukuran di Mauna Loa, Hawai) (TRENBERTH, 1997.) penyerapan berkurang 8-10% akibat dari (Gambar 2).

26 27

Oseana, Volume XXXIII No. 2, 2008


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Iklim Oseana, Volume XXXIII, Nomor 2, Tahun 2008 : 25–32 ISSN 0216–1877

Suhu Angin P recipitation


Es mencair +
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PERIKANAN
+ - Aliran sungai
Oleh
+
Stabilitas +
- Formasi
Kolom Air -
Augy Syahailatua1)
“Front”
- Upwelling
+
Nutrient +
ABSTRACT
(lapisan efotik)
+
- +
Volume Pelajik IMPACT OF CLIMATE CHANGE ON FISHERY. Global climate change (GCC) is
Produksi Phytoplankton
- Produk ice-algal - +
an important issue attracted all people over the world to pay attention for its
impacts on earth systems and human life. The impact on fishery is only an example
Produksi Zooplankton
+ of numerous natural resources related to human food consumption and activities.
- + The fishery sustainability depends on several natural and anthropogenic aspects,
Kualitas habitat Kelimpahan jenis
+
however the GCC may become an essential driving force to other key factors. This
Gambar 2. Kehidupan biota akuatik sangat terkait dengan proses perubahan ekologi yang diakibatkan article reviews broadly on how the GCC could affect fish life and fishing industries
oleh perubahan iklim (ROESSIG et al., 2004). in the future.

PENDAHULUAN Dampak perubahan iklim terhadap


KONDISI GLOBAL PERIKANAN TANGKAP Hindia bagian timur dan Samudera Pasifik perikanan merupakan salah satu dari sekian
bagian tengah, juga di daerah barat laut dari Akhir-akhir ini, perubahan iklim banyak dampak yang berhubungan dengan
Kecenderungan global dari perikanan Atlantik dan Pasifik mengalami peningkatan global (Global Climate Change) merupakan kehidupan dan penghidupan manusia.
memberikan harapan yang kurang produksi perikanan tangkap dalam beberapa issue yang cukup menita perhatian masyarakat Perubahan iklim dengan kenaikan suhu yang
menggembirakan. Sampai tahun 2004, total tahun terakhir (FAO FISHERIES AND dunia. Hal ini terutama dampak yang berlangsung terus menerus akan meng-
hasil tangkapan perikanan mencapai 95 juta AQUACULTURE, 2007). Sebaliknya, pada ditimbulkannya pada kehidupan manusia. akibatkan naiknya paras laut yang secara
ton dengan perkiraan nilai jual sebesar lokasi penangkapan ikan di Samudera Atlantik Dampak terhadap perikanan merupakan salah langsung akan mengurangi luas kawasan
US$ 84,9 milyar (FAO FISHERIES AND bagian timur laut, hasil tangkapan menurun, satu contoh dari sumberdaya hayati yang pesisir.
AQUACULTURE, 2007). Cina, Peru dan berkaitan dengan konsumsi makanan dan
bahkan kurang dari 10 juta ton. Kejadian ini Tulisan ini akan membahas bagaimana
Amerika Serikat merupakan negara utama aktivitas manusia. El Nino/Southern
terjadi pertama kali sejak tahun 1991. Demikian dampak perubahan iklim global pada
produsen perikanan. Selama 1 dekade terakhir, Oscillation (ENSO) yang dikenal dengan
juga, di bagian tenggara Samudera Atlantik, istilah El Nino adalah salah satu fenomena kehidupan ikan dan industri perikanan.
produksi perikanan relatif stabil, kecuali ada produksi Illex argentinus (Argentine shortfin Bahasan tersebut mencakup perubahan iklim
interaksi global laut dengan atmosfir yang
sedikit fluktuasi pada perikanan teri di Peru squid) mengalami penurunan menyolok lebih dengan kenaikan suhu air laut, kondisi global
berakibat adanya fluktuasi suhu permukaan air
akibat dari El-Nino. Variasi dalam produksi rendah dari 200.000 ton pada tahun 2004, perikanan tangkap yang pada daerah tertentu
laut Kondisi akibat El Nino dengan kenaikan
perikanan menurut jenis ikan juga menunjukkan namun meningkat kembali menjadi 300.000 ton ada yang meningkat, tetapi ada yang menurun,
paras laut mengakibatkan menurunnya
kondisi relatif tidak bervariasi selama 10 tahun pada tahun 2005. Di Laut Mediterania dan produksi primer di laut. Hal ini tentunya akan dan fenomena perubahan iklim terhadap
terakhir. Laut Hitam, produksi perikanan relatif stabil. berpengaruh terhadap usaha perikanan. perikanan yang masih dikaitkan dengan kondisi
Untuk periode yang panjang, Perikanan tangkap di perairan umum, tangkap lebih.
kecenderungan meningkatnya produksi terutama 90% aktifitasnya dilakukan di Afrika
perikanan tangkap terdeteksi di Samudera dan Asia, produksinya cenderung meningkat 1)
Bidang Sumberdaya Laut, Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Jakarta.

28 25

Oseana, Volume XXXIII No. 2, 2008


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

MOOSA, M.K. dan I. ASWANDY 1984. Udang SETYONO, D.E.D. 2006. Budidaya Pembesaran secara perlahan sejak tahun 1950, dan melalui mempengaruhi sistem endokrin dan pola ruaya
Karang (Panulirus spp.) dari Udang Karang (Panulirus spp.). program pemacuan sumberdaya ikan, maka (ROESSIG et al., 2004). Semua perubahan ini
Perairan Indonesia. Proyek Studi Oseana 31 (4): 39-48. pada tahun 2004 produksi perikanan perairan secara langsung berpengaruh pada populasi
Potensi Sumberdaya Alam Indonesia, umum di dunia telah mencapai 9,2 juta ton dan struktur komunitas ikan, yang pada
Studi Potensi Sumberdaya Ikan. SUBANI, W. dan H.R. BARUS 2007. Teknologi akhirnya berpengaruh pada stok perikanan.
(FAO FISHERIES AND AQUACULTURE,
Lembaga Oceanologi Nasional, LIPI, Penangkapan Udang. Tekno Alat Beberapa dampak perubahan ikim
2007). Dengan demikian, perikanan tangkap
Jakarta: 23 hal. Tangkap. Teknologi-http://www. pada perikanan telah terdeteksi pada perikanan
secara global mengalami kecenderungan
dkp.go.id/ (Tanggal Akses 28 Feruari seperti mackerel (Trachurus trachurus), dan
peningkatan, namun pada beberapa lokasi
PAULA, D. 1998. National Institute of 2008). ikan teri (Famili Engraulidae). Telah dilaporkan
terjadi penurunan produksi yang cukup ekstrim.
Oceanography Images. Bioinformatic bahwa mackerel meningkat produksinya
Centre India. Goa. http:// SUMIONO, B. 1998. Sumberdaya Udang Peneid
dan Krustasea Lainnya: Kumpulan FENOMENA PERUBAHAN IKLIM selama tahun 1946-1987 terkait dengan
www.india_ocean.org. Tanggal akses meningkatnya konsentrasi fitoplankton and
28 Februari 2008. Makalah Potensi dan Penyebaran SDI TERHADAP PERIKANAN
Laut di Perairan Indonesia. Direktorat zooplankton. Namun sejak tahun 1988 terjadi
Belum banyak riset tentang dampak penyimpangan pada kondisi North Atlantic
PUTRI, R.M. 2005. Sistem Informasi Udang Jenderal Perikanan, Jakarta: 14 hal.
perikanan kaitannya dengan perubahan iklim Oscillation (NAO) yaitu ditandai dengan
(Crustacea, Malacostraca,
SUYANTO, S.R. dan A. MUDJIMAN 1999. global, namun lebih banyak terkait dengan kenaikan suhu udara di wilayah Eropa barat.
Decapoda) di Perairan Indonesia.
Budidaya Udang Windu. Penebar kondisi tangkap lebih (overfishing). Padahal Kondisi anomali ini mempengaruhi tingkatan
Teknologi Informasi Kelautan,
Swadaya, Jakarta: 125 hal. kemungkinan kondisi perikanan yang menurun tropik di laut, kondisi hidrografi dan atmosfir
Departemen Ilmu dan Teknologi
bisa saja terjadi karena migrasi jenis ikan pada skala 10 tahunan. Akibatnya mackerel
Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
TAKEDA, M.K.; D.L. RAHAYU and I. target (bernilai ekonomis) akibat perubahan mengalami migrasi, sehingga populasinya
Kelautan, Institut Pertanian Bogor: 71
ASWANDY 2000. Prawns and Crabs. iklim. Diperkirakan beberapa lokasi di daerah berkurang. Kejadian ini juga dialami oleh ikan
hal.
In: Field Guide to Lombok Island. ( K. beriklim sedang (sub-tropis) akan menjadi teri di lepas pantai Peru. Pada tahun 1970-an,
POERNOMO, A. 1968. Studies on the Larva of Matsura, O.K. Sumadhiharga and lokasi ruaya tetap dari ikan-ikan yang biasanya perikanan teri sangat produktif, pernah terjadi
Commercial Prawns and the K.Tsukamoto, eds). Ocean Research hidup di wilayah tropis. Akibat dari kejadian dalam satu hari di tahun 1972, produksinya
Possibility of their Culture in Institute. University of Tokyo. Tokyo: ini, maka stok perikanan akan menurun, namun mencapai 180.000 ton. Namun beberapa
Indonesia. Research Institute for 54-96. dilain pihak pola migrasi tetap ini sekaligus minggu kemudian terjadi El-Nino yang
Inland Fisheries Bogor: 13 pp. TORO. V. dan K. SOEGIARTO 1979. Biologi juga akan memindahkan tingkat keanekara- membawa masa air panas, sehingga proses
Udang. Dalam: UDANG. Biologi, gaman biota laut dari tropis ke sub-tropis. upwelling terhenti dan produksi teri menurun.
ROMIMOHTARTO, K. dan S. JUWANA 1999. Keanekaragaman hayati laut Indonesia dapat Peristiwa ini memberikan indikasi bahwa
Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Potensi, Budidaya, Produksi dan
Udang Sebagai Bahan Makanan di saja terancam dampak perubahan iklim global, kondisi ekologi sangat berpengaruh
Tentang Biota Laut. Pusat Penelitian
Indonesia. Soegiarto, V. Toro dan K.A. karena posisi Indonesia di wilayah tropis, (STENSETH et al., 2002; REID et al., 2001).
dan Pengembangan Oseanologi-LIPI,
Soegiarto, (eds). Proyek Penelitian sehingga dikuatirkan Indonesia dapat Peristiwa El-Nino juga berpengaruh
Jakarta: 527 hal.
Potensi Sumber Daya Ekonomi. kehilangan status sebagai negara maritim pada produksi cakalang. Hampir 70% produksi
Lembaga Oseanologi Nasional-LPI, dengan mega-biodiversitas laut. ikan cakalang di dunia berasal hasil tangkapan
Jakarta: 3-44. Perubahan iklim akan sangat dari Samudera Pasifik. Cakalang sangat banyak
berpengaruh terhadap fisiologi dan tingkah hidup di perairan hangat wilayah ekuator
laku individu, populasi maupun komunitas. Pasifik bagian barat. Namun akibat dari
Kondisi ekstrim dengan menaiknya suhu air, peristiwa El-Nino, maka terjadi pergeseran
rendahnya konsentrasi oksigen terlarut dan masa air yang hangat ini, sehingga penyebaran
pH air dapat mengakibatkan kematian pada cakalang juga mengalami perubahan. Dengan
ikan. Lingkungan dengan kondisi yang tidak demikian prediksi ENSO menjadi penting untuk
optimal dapat menurunkan laju metabolisme, menentukan wilayah penangkapan cakalang
pertumbuhan dan kemampuan bertelur dari yang potensial bagi usaha tuna komersial
ikan, juga merubah metamorphosis, dan (LEHODAY et al., 1997).

24 29

Oseana, Volume XXXIII No. 2, 2008


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Estuaria dan kawasan pesisir MIKRO-OBSERVASI sekitar habitatnya. Makanan yang digemari mendukung kegiatan tersebut maka beberapa
merupakan wilayah dengan produktifitas yang adalah moluska (gastropoda, keong dan kerang) aspek biologi udang seperti: sistematik,
Selain observasi secara makro, untuk
sangat tinggi, karena menerima pasokan dari dan ekhinodermata (bulu babi, bintang laut, reproduksi, siklus hidup, habitat dan makanan
melihat kecenderungan perubahan iklim
beberapa sumber produktiftas primer dan teripang dan lili laut). Sedangkan makanan serta cara makanannya di alam merupakan
terhadap perikanan, beberapa observasi mikro
detritus. Bahkan, pada sistem ini hidup biota lainnya adalah ikan (MOOSA & ASWANDY, informasi yang sangat dibutuhkan.
juga dilaksanakan untuk mendeteksi perubahan
yang tidak sensitif, turut mempengaruhi iklim terhadap fauna ikan. Ada dua penelitian 1984).
fisiologi dan adaptasi tingkah laku organisme komunitas ikan terumbu karang yang
lain untuk menyesuaikan dengan kisaran yang dikerjakan, yaitu di wilayah North Carolina DAFTAR PUSTAKA
luas variasi fisik dan kimia. Akibat dari sirkulasi (Amerika) dan Seychelles (Samudera Hindia) PENUTUP
air dan perubahan volume air laut, estuaria dan satu penelitian bagi ikan-ikan laut dalam. Indonesia sebagai negara kepulauan ANONIM 2004. Sea Cage Culture of Lobster.
dan wilayah pesisir diperkirakan akan Di North Carolina, komunitas ikan memiliki kekayaan laut yang besar, terutama National Insitute of Ocean Technology
kehilangan habitat intertidal, instrusi yang karang diamati setelah 15 tahun mengalami komoditi perikanan, salah satunya adalah (Dept. of Ocean Development, Govt of
besar air laut ke air tanah dan meningkatnya penangkapan yang intensif. Perubahan lain udang. Oleh sebab itu sudah selayaknya dan India) Pallikaranai, Chennai 601 302).
utrofikasi, hipoksia dan anoksia (ROESSIG et yang dialami, yaitu lebih banyak jenis-jenis menjadi tanggung jawab bersama untuk tetap h t t p : / / w w w. o d u . e d u / m b u t l e r /
al., 2004). ikan karang tropis yang ditemukan (2 famili menjaga lingkungan serta melestarikannya. newsletter/index.html. Tanggal akses 26
Sistem pelagis di laut, sangat rentan baru dan 29 jenis baru), juga sponge yang Sebagai komoditi penting di sektor perikanan Maret 2008.
terhadap perubahan cuaca, sebagai contoh umumnya di wilayah tropis, kini dapat udang menduduki tempat kedua setelah ikan,
ditemukan. Kelimpahan jenis ikan-ikan BARNES, R.D.1987. Invertebrate Zoology.
adalah perubahan suhu laut yang diakibatkan terutama dari jenis udang suku Penaeus,
temperate berkurang, dan jenis tropis Sounders College Publishing. New
variasi the North Atlantic Oscillation (NAO) Metapenaeus dan Panulirus. Udang-udang
bertambah (PARKER & DIXON, 1998). York: 124 pp.
dikaitkan dengan fluktuasi rekruitmen ikan tersebut selain untuk memenuhi kebutuhan
Peristiwa pemutihan karang, tidak berdampak pasar domestik juga diekspor ke negara-negara DIREKTORAT JENDRAL PERIKANAN 2000.
cod (Gadus morhua) dan pergantian habitat
pada penurunan komposisi jenis ikan karang tetangga yang biasanya dikemas dalam bentuk Statistik Produksi Perikanan
di lepas pantai Labrador dan Newfoundland (SPALDING & JARVIS, 2002). Suatu studi
(STENSETH et al., 2002). beku. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai Indonesia tahun 1998. Direktorak
yang ditunjukkan pada ikan-ikan laut dalam sumber devisa dan protein penunjang konsumsi Jendral Perikanan Jakarta: 15 hal.
Di pantai barat Kanada dan Alaska, yang memiliki peluang hidup yang panjang
terutama di Teluk Alaska memperlihatkan suhu baik di dalam maupun di luar negeri. HOLTHUIS, L.H. 1992. Marine Lobster of the
(lebih dari 100 tahun), telah menyimpulkan
yang meningkat dan salinitas yang menurun. Namun, seiring dengan pertumbuhan World. FAO Fisheries Synopsis, vol 13.
bahwa biota-biota tersebut memiliki respons
Hasilnya lapisan mixed yang dangkal populasi penduduk, kondisi perikanan tangkap No. 125. FAO Rome: 139-141. URL:
yang sangat lambat terhadap perubahan
Indonesia juga semakin menurun dari tahun ke http://www.lobster.org. Tanggal akses
mengakibatkan menurun pasokan unsur hara, lingkungan (THRESHER et al., 2007).
tahun, sehingga hal ini mendorong upaya 19 Maret 2008.
sehingga mempengaruhi tingkat produksi
peningkatan aktivitas di bidang budidaya.
primer dan perubahan jaringan makanan SKENARIO BAGI INDONESIA? JOESOEF, S. 1974. Beberapa Segi Ekologi dan
Masih banyak daerah-daerah perairan Indonesia
(STENSETH et al., 2002). Penyebaran Udang Penaeus di
Solusi untuk meredam atau yang belum dieksploitasi dengan baik dan benar,
Australia dalam skenario tentang mengurangi dampak buruk dari pemanasan Perairan Teluk Kotawaringin
tetapi sebagian besar produksi udang berasal
perubahan iklim global terhadap kelautan, global dan perubahan iklim menjadi sesuatu dari hasil eksploitasi di laut, karenanya peranan (Kalimantan Selatan). Skripsi Fakultas
telah memperkirakan bahwa akan ada perluasan yang segera harus dipikirkan, direncanakan dan potensi perairan perlu dijaga guna Biologi Universitas Nasional, Jakarta:
wilayah perairan tropis yang dapat memberikan dan dilaksanakan. Mengingat kedua hal ini mendukung produksi udang secara umum. 45 hal.
dampak pada distribusi dari karang, ikan dan terkait berbagai pihak, maka kerjasama dalam Dalam upaya meningkatkan produksi
hutan kelp. Ikan-ikan yang biasanya mendiami KING, M. and S. KING 1995. Environmental
penanggulangan dampak negatif harus udang telah dilakukan upaya budidaya dengan Education Module. The Oceans and
wilayah perairan tropis akan bermigrasi ke dikerjakan secara bersama-sama. Bagi pendayagunaan tambak kolam dan danau. Coastal Areas and their Resources.
arah kutub karena perluasan wilayah perairan Indonesia, yang 70% wilayah kedaulatannya Budidaya dengan pembenihan dan restocking Unesco-Unep, International
tropis, naiknya paras laut mengakibatkan adalah lautan, maka perubahan iklim yang adalah cara terbaik untuk mengimbangi Environmental Education Programme
menghilangnya beberapa terumbu karang dan berdampak pada perikanan laut sangat perlu penangkapan udang di alam. Selain itu budidaya (IEEP).http://www.fao.org/docrep/007/
luasan hutan kelp menurun, karena suhu air diantisipasi dengan melaksanakan riset yang yang ramah lingkungan merupakan unsur y2859e/y2859e02.htm#1 . Tanggal
yang meningkat (HOBDAY et al., 2006). berkesinambungan. penting yang harus diperhatikan. Untuk akses 28 Februari 2008.

30 23

Oseana, Volume XXXIII No. 2, 2008


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Habitat (JOESOEF, 1974), oleh karenanya hutan Beberapa tahun yang lalu terjadi Sebagai negara kepulauan dengan
mangrove yang memiliki dasar perairan berupa peristiwa pemutihan karang (Coral bleaching) luas wilayah laut yang luas, maka Indonesia
Udang memiliki habitat yang berbeda-
lumpur, merupakan habitat yang paling disukai yang dikaitkan dengan peristiwa El-Nino/ diperkirakan akan menghadapi dampak
beda tergantung dari jenis dan persyaratan perubahan iklim tidak saja di daratan, tetapi
oleh jenis udang, karena jejaring makanan (food ENSO. Disamping itu, produksi perikanan kita
hidup dari tingkatan-tingkatan dalam daur juga di laut. Mengingat sumberdaya laut,
web) yang tidak pernah putus menjadikannya juga menjadi berkurang karena cuaca buruk,
hidupnya. Sebagian besar udang hidup di laut, khususnya perikanan (ikan, udang, rumput
sebagai tempat (niche) yang sangat baik untuk sehingga nelayan tidak melaut. Semua kejadian
yang keberadaannya di perairan dengan bentuk laut, teripang, dll) merupakan salah satu
berlindung, tempat bertelur dan tempat mencari ini sudah dapat memberikan indikasi bahwa
tubuh yang bersegmen-segmen, sehingga sumberdaya penting, maka perlu dilakukan
makan. Indonesia menghadapi ancaman perubahan
mudah berjalan dan berenang dengan cepat riset untuk dapat memberikan informasi tentang
iklim global terhadap ekosistem laut dan
(JOESOEF, 1974). efek perubahan iklim terhadap perikanan.
Makanan dan Cara Makan Udang perikanannya. Untuk itu skenario pemecahan
Habitat yang disukai udang pada
masalah segera dapat diwujudkan, dengan
umumnya adalah dasar laut yang bersubstrat Udang bersifat pemakan segala
melakukan riset untuk menjawab beberapa DAFTAR PUSTAKA
lunak dan biasanya terdiri dari campuran lumpur (omnivora), detritus dan sisa-sisa organik
aspek kelautan dan perikanan, seperti:
dan pasir. Pada umumnya udang bersembunyi lainnya baik hewani maupun nabati. Dalam ANONIMOUS 2008a. El Nino Southern
di siang hari untuk mengindari predator, banyak mencari makan udang mempunyai pergerakan 1. Bagaimana distribusi dan kelimpahan Oscillation [online]. http://
di antaranya hidup dalam lubang di pasir, di yang terbatas, tetapi udang selalu didapatkan spesies atau komunitas ikan terkait en.wikipedia.org/wiki/El_Niño).
terumbu karang yang hidup dan yang mati atau di alam oleh manusia, karena udang mempunyai perubahan iklim? Accessed on 20 April 2008.
di bawah batu-batu (TORO & SOEGIARTO, sifat dapat menyesuaikan diri dengan makanan 2. Jenis ikan manakah yang dapat
1979). Udang karang banyak dijumpai di perairan yang tersedia di lingkungannya dan tidak ANONIMOUS 2008b. North Atlantic Deep
dijadikan kandidat bio-indikator dari Water [online]. http://en.wikipedia.org/
pesisir dengan dasar perairan berupa pasir bersifat memilih (PUTRI, 2005). MORIARTY dampak perubahan iklim? wiki/North_Atlantic_Deep_Water).
berbatu. Udang tersebut (lobster) hidup (dalam TORO & SOEGIARTO, 1979)
3. Dalam konsep laut Nusantara, lokasi Accessed on 20 April 2008.
berkelompok serta bersifat “nocturnal” (mencari berdasarkan penelitiannya, makanan dari
makan pada malam hari) dan pada siang hari beberapa jenis udang Penaeus seperti: P. mana yang dianggap hot-spot atau FAO FISHERIES and AQUACULTURE
mereka bersembunyi di tempat-tempat yang esculentus, P. peblejus, P. merguiensis dan daerah sensitif perikanan yang harus DEPARTMENT 2007. The state of
gelap dan terlindung di dalam lubang-lubang Metapenaeus bennettae bersifat omnivora, dipantau terus menerus? world fishery and aquaculture. Food
batu karang (SETYONO, 2006). memakan apa yang tersedia di alam. Sedangkan 4. Bagaimana dampak tingkat and Agriculture Organization, United
Udang yang masih bersifat bentik, P. merguiensis tingkat mysis memakan larva dari produktifitas perairan terhadap Nations: 162 pp.
hidup pada permukaan dasar laut yang balanus, copepoda, polychaeta, dan pada kelimpahan ikan dan perubahan iklim? HOBDAY, A.J.; T.A. OKEY; E.S.
bersubstrat lunak (soft) (UNAR dalam TORO & tingkat post larva selain jasad-jasad renik, juga POLOCZANSKA; T.J. KUNZ and A.J.
5. Bagaimana menurunkan dampak
SOEGIARTO, 1979). POERNOMO (1968) pada memakan phytoplankton dan algae hijau. Pada RICHARDSON, A.J (eds) 2006. Impact
kerusakan dan polusi lingkungan
penelitiannya terhadap larva udang bernilai tingkat mysis jenis udang P. monodon, of Climate Change on Australian
untuk meningkatkan stok perikanan?
niaga di Indonesia, mendapatkan bahwa benih cenderung memakan diatom dan zooplankton. Marine Life, Part A: Executive
stadium “post larva” udang windu (Penaeus Krustasea pada umumnya adalah 6. Bagaimana dampak perubahan iklim Summary. Report to the Australian
monodon) umumnya terdapat di sepanjang binatang yang mencari makan pada malam hari, terhadap aspek sosial dan ekonomi Greenhouse Office, Canberra,
pantai yang landai dengan pasang surut yang sama halnya dengan lobster. Lobster merupakan perikanan di Indonesia? Australia: 36 pp.
berfluktuasi. Udang ini dapat ditemukan di aliran pemangsa organisme dasar yang sangat
sungai kecil dan berdasar lumpur pasiran atau bergantung kepada kondisi fauna dasar. LEHODEY, P.; M. BERTIGNAC; J. HAMPTON;
pasir lumpuran yang berbatu-batu kecil Kerusakan pada dasar perairan secara langsung PENUTUP A. LEWIS and J. PICAUT 1997. El
(cangkang kerang). Penaeus merguiensis dan akan mempengaruhi kehidupan udang karang Nino Southern Oscillation and tuna in the
Dari ulasan di atas dapat disimpulkan
Penaeus indicus, memiliki daya penyesuaian (VASSEROT dalam MOOSA & ASWANDY, western Pacific. Nature 389: 715–718.
bahwa telah terdeteksi dampak pemanasan
yang tinggi terhadap semua tipe dasar perairan, 1984). Udang lobster akan keluar dari tempat global dan perubahan iklim terhadap perikanan. PARKER, R.O. and R.L. DIXON 1998. Changes
tetapi lebih menyukai dasar perairan lumpur liat tinggalnya untuk mencari makan. Jenis yang Dengan demikian, diperlukan langkah-langkah in a North Carolina reef fish community
berpasir. Penaeus latisulcatus dan Penaeus hidup di perairan dangkal akan menuju terumbu antisipasi untuk dapat beradaptasi dengan after 15 years of intense fishing–
monodon menyukai perairan dengan tekstur karang atau paparan terumbu, sedangkan jenis kondisi perubahan cuaca dan iklim yang global warming implications. Trans.
dasar lumpur berdebu (lumpur dan pasir) yang hidup agak dalam akan berkeliaran di kadang-kadang dapat terjadi secara ekstrim. Am. Fish. Soc. 127: 908-920.

22 31

Oseana, Volume XXXIII No. 2, 2008


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

REID, P.H.; M.F. BORGES and E. SVENDSEN STENSETH, N.H.; A. MYSTERUD; G.


2001. A regime shift in the North Sea OTTERSEN; J.W. HURRELL; K.S.
circa 1988 linked to changes in the CHAN and M. LIMA 2002. Ecological
North Sea horse mackerel fishery. Effects of Climate Fluctuations.
Fishery Research 50: 163-171. Science 5585: 1292.
ROESSIG, J.M.; C.M. WOODLEY; J.J. CECH THRESHER, R.; J.A. KOSLOW; A.K.
JR and L.J. HANSEN 2004. Effects of MORISON and D.C. SMITH 2007.
global climate change on marine and Depth-mediated reversal of the effects
estuarine fishes and fisheries. Reviews of climate change on long-term growth
in Fish Biology and Fisheries 14: rates of exploited marine fish. PNAS
251-275. 104(18): 7461-7465.
SPALDING, M.D. and G.E. JARVIS 2002. The TRENBERTH, K.E. 1997. The use and abuse
impact of the 1998 coral mortality on of climate models. Nature 386: 131-
reef fish communities in the
133.
Seychelles. Marine Pollution Bulletin
44: 309-321.

Gambar 4. Siklus hidup udang suku Penaeidae (KING & KING, 1995).

Gambar 5. Siklus hidup lobster (Panulirus spp.) (ANONIM, 2004).

32 21

Oseana, Volume XXXIII No. 2, 2008

Anda mungkin juga menyukai