Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Qoshosh Fil Qur’an

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Ulumul Qur’an

Dosen Pengampu:

MUHYIDIN,S.Ag

Oleh:

M.Kurniawan

2019.01.01.1246

Asep Mochammad Firda Firdaus

2019.01.01.1260

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL ANWAR

TAHUN AJARAN

2020
PENDAHULUAN

Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh allah kepada Nabi Muhammad sebagai
petunjuk untuk seluruh umat manusia melalui perantara malaikat jibril yang diturunkan secara
mutawatir,isi Al-Qur’an dimulai dari surat al-fatihah dan diakhiri dengan surah An-
Nass,membaca al-qur’an merupakan suatu ibadah.

Untuk mengetahui kandungan isi al-quran diperlukan suatu metode keilmuan yang
dikenal dengan nama ulumul qur’an.Menurut Imam Zarqani,Ulumul qur’an adalah studi yang
membahas tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan al-quran,baik dilihat dari segi
turunnya,kemukjizatannya,penolakan hal-hal yang menimbulkan keraguan terhadap al-qur’an
dan sebagainya.

Pengertian Qoshosh Fiil Qur’an

Menurut bahasa kata Qoshosh merupakan bentuk jama’ dari kata qishah,yang memiliki
arti cerita,bercerita atau keadaan1 sedangkan menurut istilah Qoshosh Al-Quran adalah kisah-
kisah dalam al-qur’an tentang para nabi dan rasul serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
masa lampau masa kini dan masa yang akan datang 2.Menurut Mana’ul Quthan Qoshosh al-
qur’an yaitu berita-berita tentang keadaan umat di masa lalu3

Dari beberapa penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwasanya pengertian dari
Qoshosh Fii Al-Qur’an adalah kisah-kisah yang terdapat pada al-qur’an tentang para nabi dan
rasul serta umatnya,peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi baik di masa lalu,masa
sekarang,dan masa yang akan datang.

Macam-Macam Qoshosh Fii Al-Qur’an

Menurut Imam Ahmad Syadali qoshosh dalam al quran dibagi menjadi beberapa bagian
diantanya:

A. Dari Segi Waktu


1
Ahmad syadali,ulumul quran II,cet.1 (Bandung: Pustaka Setia 1997),Hal 27.
2
Ibid
3
Mana’ul Qathan,pembahasan ilmu Al-Qur’an 2,cet 1 (Jakarta: Rineka Cipta,1995),hal.144
1. Kisah hal ghaib yang terjadi pada masa lampau,contohnya:

a. Kisah dialog malaikat dan tuhannya tentang penciptaan kholifah di bumi yang terdapat
dalam Q.S Al-Baqarah;30-34.
b. Kisah tentang penciptaan alam semesta sebagaimmana terdapat pada Q.S Al-Furqan:59 dan
Q.S Qaf:38
c. Kisah tentang penciptaan Nabi Adam dan kehidupannya ketika disurga yang terdapat di
dalam Q.S Al-A’raf:11-25
2. Kisah ghaib yang terjadi di masa kini, contohnya :

a. Kisah tentang turunnya malaikat-malaikat pada malam lailatul qadar seperti yang terdapat
di dalam Q.S Al-Qadar;1-5
b. Kisah tentang kehidupan makhlik-makhluk ghaib seperti setan,jin,iblis yang terdapat
didalam Q.S Al-A’raf: 13-14
3. Kisah ghaib yang terjadi pada masa yang akan datang, contohnya:

a. Kisah tentang akan datangnya hari kiamat yang terdapat di dalam Q.S Az-Zalzalah dan
lainnya
b. Kisah tentang Abu lahab kelak di akhirat seperti apa yang sudah diungkapkan pada Q.S Al-
Lahab
c. Kisah Tentang Kehidupan orang-orang yang hidup didalam surga dan yang hidup di neraka
yang terdapat di dalam Q.S Al-Ghasyiah dan lainnya
B. Dari segi materi

1. Kisah-kisah para nabi,contohnya

a. Kisah nabi Nuh yang terdapat di dalam Q.S Hud:25-49


b. Kisah Nabi Ibrahim yang terdapat di dalam Q.S Al-Baqarah :124,132,Q.S Al-An’am:74-83
c. Kisah Nabi Isa yang terdapat dalam Q.S Al-Maidah:110-120
d. Kisah tentang Nabi Muhammad yang terdapat di dalam Q.S At-Takwir:22-24,Q.S Al-
Furqon:14 dan lainnya
2. Kisah-kisah yang terjadi pada masa lampau yang tidak dapat dipastikan kenabiannya,
contohnya :

a. Kisah tentang Luqman yang terdapat di dalam Q.S Luqman : 12-13


b. Kisah tentang Dzul Qarnain yang terdapat di dakam Q.S Al- Kahfi :83-96
c. Kisah tentang Maryam yang terdapat didalam Q.S Maryam : 16-35

3. Kisah yang berpautan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa Rasulullah SAW,
Contohnya :

a. Kisah tentang Burung Ababil yang terdapat di dalam Q.S Al-Fiil :1-5
b. Kisah tentang Hijrahnya Nabi SAW yang yterdapat didalam Q.S Muhammad :13
c. Kisah tentang perang Badar dan perang Uhud yang terdapat di dalam Q.S Ali-Imran dan
lainnya4

Karateristik Al-Qoshosh Fil Qur’an

secara umum Al-Qur’an tidak menceritakan kejadian dan peristiwa secara berurutan
(kronologis) dean memaparkan kisah-kisah itu secara panjang lebar,tetapi terkadang disebutkan
berulang-ulang di beberapa tempat,ada pula beberapa kisah di sebutkan al-qur’an dalam bentuk
yang berbeda.Di satu tempat ada bagian yang didulukan dan ditempat lain diakhirkan.kadang-
kadang pula disajikan secara ringkas dang terkadang secara panjang lebar,hal tersebut
menimbulkan perdebatan dikalangan orang yang meyakini dan ada juga yang meragukan al-
qur’an.

Mereka yang ragu terhadap al-qur’an sering mempertanyakan,mengapa kisah-kisah di


dalam al-qur’an tidak disusun secara kronologis dan sistematis sehingga mudah untuk
difahami,karena hal itu menurut mereka di pandang tidak effektif.5

4
Ahmad syadali,Ulumul Qur’an II,hal.27-30
5
Muhammad Chirijin,AL-qur’an dan ulumul qur’qn (Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasa,1989),hlm 11.
Tujuan Kisah-Kisah Dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab hidayah bukan kitab sejarah atau kitab kisah. Al-Qur’an
mengungkap kisah, sejarah dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam rangka memberikan
petunjuk, pelajaran dan bimbingan. Oleh sebab itu cara Al-Qur’an berkisah tidaklah harus
mengikuti kaedah-kaedah kisah atau sejarah yang harus dijelaskan secara lengkap
peristiwa, tokoh, tempat dan tahun kejadian6.

Jika dilihat dari keseluruhan kisah yang ada maka tujuan-tujuan tersebut dapat dirinci
sebagai berikut.

1. Menjelaskan asas-asas dakwah dan pokok-pokok syari’at yang dibawa oleh para Nabi.
Allah SWT berfirman: “Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu
melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak)
melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (Q.S. Al-Anbiyâ’ 21:25)
2. Meneguhkan hati Rasulullah SAW dan hati umat Muhammad atas agama Allah, serta
memperkuat keyakinan orang-orang yang beriman bahwa kebenaran pasti menang
mengalahkan kebatilan. Allah SWT berfirman “ Dan semua kisah -rasul Kami ceritakan
kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini
telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang
beriman.” (Q.S. Hûd 11:120)

..

3. Membenarkan para nabi terdahulu, mengenang dan mengabadikan jejak peninggalan


mereka.
4. Merperlihatkan kebenaran dakwah Nabi Muhammad SAW dengan berita-berita yang
dibawanya mengenai umat terdahulu melintas generasi dan zaman.
5. Mengungkap kebohongan Ahli Kitab dalam menyembunyikan kebenaran dan merubah-
rubah isi Al-Kitab. Allah SWT berfirman
semua makanan adalah halal bagi bani israil melainkan apa yang diharamkan oleh
6
Hery Harmoni, Kisah Para Nabi Pra Ibrahim (Jakarta, Lajnah pentashihan Mushaf alquran, 2012) hal 3
Israil (Ya'qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah: "(Jika kamu
mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum turun Taurat), maka bawalah Taurat
itu, lalu bacalah dia jika kamu orang-orang yang benar". (Q.S. Ali 'Imrân 3:93)
6. Menarik hati pendengar (pembaca) dan memantapkan penerimaan terhadap pesan-pesan
yang terkandung di dalamnya. Allah SWT berfirman:sesungguhnya pada kisah-kisah
“mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu
bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya
dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
beriman." (Q.S. Yûsuf 12:111)2

7. Sebagai bukti bahwa beliau memang benar-benar utusan Allah SWT dan kitab suci Al-
Qur'an yang dibawanya benar-benar firman Allah SWT. Beberapa kisah yang ada dalam
Al-Qur'an sama dengan kisah-kisah yang ada dalam Kitab Taurat dan Injil padahal Nabi
tidak pernah belajar apapun dari Yahudi dan Nasrani dan juga tidak bisa membaca dan
menulis. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak dapat menuduh, Nabi mengarang kisah-
kisah itu sendiri. Lalu dari mana Nabi tahu kisah-kisah tersebut, kecuali dari Allah SWT
yang juga menurunkan Taurat dan Injil sebelumnya.
8. Menjadi pelajaran ('ibrah) bagi umat manusia dari bermacam peristiwa yang diceritakan
oleh Al-Qur'an7.

Relevansi Kisah Dengan Sejarah

Kisah-kisah Al-Qur’an tentu saja berbeda dengan cerita atau dongeng umumnya, karena
karakteristik yang terdapat dalam masing-masing kisah. Fenomena kisah-kisah dalam al-
Qur’an yang diyakini kebenarannya sangat erat kaitannya dengan sejarah. Menurut
asSuyuthi kisah dalam al Qur’an sama sekali tidak dimaksudkan untuk mengingkari
sejarah lantaran sejarah dianggap salah dan membahayakan al qur’an. Kisah-kisah dalam al
Qur’an merupakan petikan-petikan dari sejarah sebagai pelajaran kepada umat manusia.
7
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Quran (Yogyakarta, ITQAN publishing, 2014) hal 233
Hal ini dapata dilihat bagaimana al Qur’an secara eksplisit berbicara tentang pentingnya
sejarah, sebagaimana tertera dal al Qur’an surat Ali Imron ayat 140 yang berbunyi :

‫وتلك االيام تدا ولها بين الناس‬

Dan masa kejayaan dan kehancuran itu, kami pergilirkan di antara manusia

Manna’ al Qaththan, menyatakan bahwa kisah-kisah dalam al-Qur’an merupakan karya


seni yang tunduk kepada daya cipta dan kreatifitas yang dipatuhi oleh seni, tanpa harus
menguranginya sebagai kebenaran sejarah. Ia sejalan dengan kisah seorang sastrawan
yang mengkisahkan suatu peristiwa secara artistik. Bahwa al Qur’an telah menciptakan
beberapa kisah dan ulama-ulama terdahulu telah berbuat salah dengan menganggap kisah
Qur’ani sebagai sejarah yang dapat dipegangi. 

Kisah-kisah yang ada dalam al Qur’an tentu saja tidak dapat dianggap semata-mata sebagai
dongeng. Apalagi al Qur’an adalah kitab suci yang berbeda dengan bacaan lainnya.
Memang sering timbul perdebatan, apakah kisah-kisah tersebut benar-benar memiliki
landasan historis atau sebaliknya, sebagai kisah yang ahistoris, sejauh manakah posisi al
Qur’an dalam memandang sejarah sebagai suatu realitas.

jika dalam memahami kisah-kisah al Qur’an harus dipakai metode sejarah selengkap-


lengkapnya, sperti kalau memahami dokumen dokumen sejarah, maka akan banyak
dihadapi kesulitan-kesulitan, maka banyak ulama dan mufassir yang menganggap kisah-
kisah al Qur’an sebagai ayat-ayat mutasyabihat8. 

3. Berbagai pandangan tentang kesejarahan Al-Qoshosh Fil Quran.

Terdapat dua pandangan mengenai kesejarahan kisah kisah dalam alquran, pendapat
pertama mengatakan bahwasannya kisah yang terkandung dalan alquran itu jauh Berbeda
dengan karya sastera yang dibuat oleh sasterawan, kisah-kisah dalam Al-Qur’an semuanya
adalah kebenaran, faktual dan sesuai dengan sejarah; tidak ada satupun yang bersifat fiktif.

8
A. Hanafi, Segi-segi Kesusasteraan Pada kisah-kisah Al Qur’an, (Pustaka al Husna,Jakarta, 1983), hlm. 26
Kebenaran semua kisah yang diungkapkan oleh Al-Qur’an itu didasarkan kepada
keyakinan bahwa semua firman Allah dalam Al-Qur’an adalah kebenaran yang datang dari
Allah Yang Maha Benar. Allah SWT berfirman:

170).. ‫الحْ ق من ربكم‬aaaaaaaaaaaaaaaa‫ول ب‬aaaaaaaaaaaaaaaa‫اءكم الرس‬aaaaaaaaaaaaaaaa‫د ج‬aaaaaaaaaaaaaaaa‫ا انالس ق‬aaaaaaaaaaaaaaaa‫ا أيه‬aaaaaaaaaaaaaaaaa‫(ي‬


"Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan
(membawa) kebenaran dari Tuhanmu..". (Q.S.AnNisâ’ 4:170)

Pendapat kedua dikemukakan oleh Muhammad A. Khalafullah (1916-1997) dalam


disertasinya al-Fann al-Qashashi fi Al-Qur'an al-Kaîim.4 Menurut Khalafullah, yang
dimaksud dengan kebenaran cerita itu adalah tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh Al-
Qur'an itu, bukan pembenaran atas unsur-unsur sejarah yang ada dalam kisah tersebut. Jadi
pesan-pesan moral, agama dan kebaikanlah yang sebenarnya menjadi tujuan pokok Al-
Qur'an mengisahkan sebuah cerita. Tidak hanya berbeda, Khalafullah menyalahkan semua
mufassir yang menyatakan bahwa semua kisah dalam Al-Qur'an adalah fakta sejarah yang
diungkap untuk menjadi pelajaran dan petunjuk bagi umat manusia. Khalafullah menulis:
"Sebab utama yang membuat para penafsir terjebak ke dalam posisi yang demikian fatal
dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an adalah karena kesalahan mereka dalam
menggunakan metodologi. Selama ini metodologi yang umum dipakai untuk mempelajari
tafsir kisah-kisah Al-Qur'an adalah melalui pendekatan sejarah (historis). Artinya, mereka
membaca kisah-kisah dalam Al-Qur'an tersebut sebagaimana mereka membaca teks-teks
sejarah. Padahal yang lazim digunakan untuk menangkap pesan-pesan dari kisah-kisah Al-
Qur'an adalah dengan membacanya sebagai teks-teks keagamaan dan teks-teks sastra yang
memiliki keindahan dan keistimewaan sendiri.9

Kesimpulan

Qoshos fiil qur’an ialah menceritakan tentang kisah-kisah yang terdapat didalam al-qur’an
baik kisah tersebut terjadi di masa lampau masa sekarang dan masa yang akan datang.ada juga
ulama yang berpendapat bahawa qoshsosh fiil qur’an ialah menceritakan tentang kisah-kisah

9
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Quran (Yogyakarta, ITQAN publishing, 2014) hal 233
umat terdahulu,kisah-kisah yang terdapat dalam al-qur’an banyak sekali,seperti kisah tentang
penciptaan langit dan bumi,kisah tentang penciptaan manusia,kisah tentang ssurga dan
neraka,kisah-kisah tersebut dapat kita renungi dan kita ambil pelajaran dari semua kisah yang
ada di dalam al-qur’an untuk mrnjalani kehidupan ini.

Kisah-kisah dalam al-qur’an tentu saja sangat berbeda dengan cerita dongeng maupun
cerita-cerita lainnya,karena kisah yang terdapat di dalam al-qur’an memang benar adanya,jika
untuk memahami kisah-kisah yang terdapat di dalam al-qur’an harus memakai metode sejarah
selengkap-lengkapnya,seperti halnya memahami dokumen-dokumen sejarah negara,maka
akan sangat banyak menghadapi kesulitan,maka dari itu kebanyakan para ulama mufassir
menganggap kisah-kisah dalam al-qur’an sebagai ayat-ayat mutasyabihat.

Anda mungkin juga menyukai