Anda di halaman 1dari 11

NAMA : SAHRIL SIDIK

NIM : 701180003

MATKUL : KEPERAWATAN JIWA 2

TUGAS

Resume Asuhan Keperawatan dengan klien penyalahgunaan dan ketergantungan Nafza

Pengertian

Penyalahgunaan Zat adalah penggunaan zat secara terus-menerus bahkan sampai setelah terjadi
masalah, ketergantungan zat menunjukkan kondisi yang parah dan sering dianggap penyakit, adiksi
umumnya merujuk pada perilaku psikososial yang berhubungan dengan ketergantungan zat. Toleransi
adalah peningkatan jumlah zat untuk memperoleh efek yang diharapkan titik gejala putus zat dan
toleransi merupakan tanda ketergantungan fisik (STUART & SUNDEEN, 1998).

Rentang respon gangguan penggunaan nafza ini berfluktuasi dari kondisi yang ringan sampai yang berat
indikator ini berdasarkan perilaku yang ditunjukkan oleh pengguna nafza.

 Eksperimental: kondisi pengguna Tara awal, yang disebabkan rasa ingin tahu dari remaja
 Rekreasional: penggunaan zat adiktif pada waktu berkumpul dengan teman sebaya
 Situsional.: mempunyai tujuan secara individual sudah merupakan kebutuhan bagi dirinya
sendiri.
 penyalahgunaan: penggunaan zat yang sudah cukup patologis sudah mulai digunakan secara
rutin minimal selama 1 bulan sudah terjadi penyimpangan perilaku mengganggu posisi dalam
peran di lingkungan sosial pendidikan dan pekerjaan.
 ketergantungan: penggunaan zat yang sudah cukup cukup berat sad telah terjadi
ketergantungan fisik dan psikologis

Jenis-jenis Napza

1. Narkotika Narkotika adalah suatu obat atau zat alami sintetis maupun sintetis yang dapat
menyebabkan turunnya kesadaran menghilangkan atau mengurangi Hilang Rasa atau nyeri dan
perubahan kesadaran yang menimbulkan ketergantungan akan zat tersebut secara terus-
menerus. Contohnya seperti ganja heroin kokain morfin, amfetamin dan lain-lain. Golongan
narkotika berdasarkan bahan pembuatannya adalah narkotika narkotika alami dan narkotika
sintetis juga narkotika semisintetis.
2. Psikotropika menurut kepmenkes RI no. 996/ menkes/s k/VIII/2002 psikotropika adalah zat atau
obat baik sintetis maupun semi sintetis yang berhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku zat
yang tergolong dalam psikotropika adalah stimulansia yang yang membuat pusat saraf menjadi
sangat aktif karena merancang saraf simpatis. Termasuk dalam golongan stimulan adalah
amfetamin ekstasi metamfetamin, dan fenfluramine titik amphetamin sering disebut sebagai
speed sabu- sabu dan sulph.
3. Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah zat bahan kimia dan biologi dalam bentuk tunggal maupun campuran
yang dapat membahayakan kesehatan lingkungan hidup secara langsung dan tidak langsung
yang mempunyai sifat karsinogenik, teratogenik ,mutagenik, korosif dan iritasi.

Faktor-faktor penyebab penyalahgunaan napza

1. Faktor internal
a. Faktor kepribadiankepribadi
b. inteligensia
c. usia
d. dorongan kenikmatan dan perasaan ingin tahu
2. Faktor eksternal
a. Keluarga
b. , faktor kelompok teman sebaya
c. faktor kesempatan

Tanda dan gejala

 Pengaruh nafza pada tubuh disebut intoksikasi


 Tanda dan gejala intoksikasi dan putus zat berbeda pada jenis zat yang berbeda.

Dampak penyalahgunaan Nafza

 Bagi diri sendiri penyalahgunaan nafza dapat mengakibatkan terganggunya fungsi otak dan
perkembangan moral pemakainya keracunan overdosis, yang dapat menyebabkan kematian
karena terhentinya pernapasan dan Pendarahan otak
 Bagi keluarga, penyalahan nafza dalam keluarga dapat mengakibatkan suasana nyaman dan
tentram dalam keluarga terganggu.
 Bagi pendidikan atau sekolah akan merusak disiplin dan motivasi yang sangat tinggi untuk
proses belajar

Penanggulangan masalah nafza

Penanggulangan masalah nafza dilakukan mulai dari pencegahan pengobatan sampai pemulihan
rehabilitasi

1. Pencegahan
a) Memberikan informasi dan pendidikan yang efektif tentang napza
b) deteksi dini perubahan perilaku
c) menolak tegas untuk mencoba say no to drag atau katakan tidak pada narkoba
2. Pengobatan
a) Detoksifikasi tanda substitus
b) i detoksifikasi dengan substitusi
3. Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh dan terpadu melalui
pendekatan non medis, titik O logis, sosial dan religi Agar penggunaan nafza yang menderita
sindroma ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin
tujuannya pemulihan dan pengembangan pasien baik fisik mental sosial dan spiritual.
Jenis program rehabilitasi
a) rehabilitasi psikososial
b) rehabilitasi kejiwaan
c) rehabilitasi komunitas
d) rehabilitasi keagamaan

Pengkajian

1. Kaji situasi kondisi penggunaan zat


2. kaji risiko yang berkaitan dengan penggunaan zat
3. kaji pola penggunaan
4. kaji hal baik dari sisi/buruk tentang penggunaan zat maupun tentang kondisi bila tidak
menggunakan

Diagnosa keperawatan: koping individu tidak efektif: belum mampu mengatasi keinginan menggunakan
zat.

Tindakan keperawatan

strategi pertemuan 1- klien: mendiskusikan dampak penggunaan nafza bagi kesehatan melatih cara
meningkatkan motivasi dan cara mengontrol keinginan membuat jadwal latihan

Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat untuk membantu klien mengatasi craving atau nagih
keinginan untuk menggunakan kembali nafza adalah sebagai berikut:

1. identifikasi rasa nagih muncul,


2. ingat diri sendiri, rasa nagih normal muncul saat kita berhenti
3. ingatlah rasa nagih seperti kucing lapar semakin lapar koma semakin diberi makan semakin
sering muncul
4. cari seorang yang dapat mengalihkan dari rasa nagih
5. coba menyebutkan diri saat rasa nadi datang
6. tunda lah penggunaan sampai beberapa saat
7. dan lain-lain

Evaluasi yang diharapkan dari klien adalah sebagai berikut: lain mengetahui dampak nafza, kain mampu
melakukan cara meningkatkan motivasi untuk berhenti menggunakan kain mampu mengontrol
kemampuan keinginan menggunakan nafza kembali.

Analisa data

DS DO

klien mengatakan sudah berusaha untuk klien sudah mengonsumsi sabu-sabu


menghentikan kebiasaan mengonsumsi klien mengonsumsi ekstsasi
sabu-sabu setelah mengalami rehabilitasi klien
berhenti menggunakan sabu-sabu
klien sulit untuk menolak ajaran teman-
teman

SDKI

Diagnosa

1. koping tidak efektif

Intervensi

No Diagnosa KH dan Tujuan Intervensi Rasional

1. koping setelah Dukungan Meningkatkan


tidak dilakukan belajar pengetahuan
efektif intervennsi Dukungan pasien terhadap
selama 2x24 keyakinan dampak
jam di penyalahgunaan
harapkan Konseling zat
mampu Kontrak Menganjurkan
menyelesaika perilaku klien untuk
n masalah positif menambah
Modifikasi kegiatan positif
KH : - dukungan perilaku seperti beribadah
social keterampilan Mendiskusikan
harga diri social klien tentang
rendah Pencegahan cara
interaksi penyalahguna meningkatkan
social an zat motivasi untuk
kesadaran diri berhenti
kesalahan mengonsumsi
personal napza
konservasi Menganjurkan
energy klien melakukan
penampilan aktivitas-
peran aktivitas positif
penerimaan Menganjukan
pola ukur klien
proses menghindari
informasi bergaul dengan
resolusi teman yang
berduka menggunakan
tingkat napza
ansietas Melatih cara dan
mengontrol
keinginan
mengonsumsi
napza

SLKI

Diagnosa

1. dukungan keluarga

2. dukungan social

3. status koping
N Diagnosa KH dan Tujuan Intervesi Rasional
o

1. dukunga setelah diskusikan anggota keluarga


n dilakukan anggota yang bersedia untuk
keluarga intervensi di sebabkan bekerja sama
selama 2x dalam dalam perawatan
24 jam di keluarga klien
harapkan diskusikan keluarga mampu
anggota kemampuan mengimplementasi
keluarga dan kan perencanaan
dapat perencanaan dalam perawatan
berkerja keluarga keluarga
sama dalam keperawatan mengetahui jenis
perawatan diskusikan perawatan dirumah
hasil perawatan perawatan
dirumah mengedukasikan
KH : - anggota diskusikan cara mengatasi
keluarga cara mengatasi dalam perawatan
perbalisasi perawatan jelaskan kepada
keinginannya valisitasi keluarga tentang
mendukung program perawatan dan
anggota perawatan pengobatan yang
keluarga yang pengobatan dijalani pasien
sakit yang dijalani anjurkan keluarga
menanyaka anggota bersikap arseptip
n kondisi keluarga
pasien dukungan
mencari anggota
dukungan keluarga untuk
social menjanga atau
anggota mempertahank
keluarga an hubungan
yang sakit keluarga
mencari
dukungan
spiritual
bagi
anggota
keluarga
yang sakit
bekerja
sama
dengan
anggota
keluarga
yang sakit
dalam
menentukan
perawatan
bekerjasama
dengan
menyedia
layanan
kesehatan
dalam
menentukan
perawatan
berpartisipa
si dalam
perencanaan
ulang

2. Dukungan setelah pertahankan menganjurkan


social dilakukan kesabaran dan pasien untuk lebih
intervensi kejujuran sabar dan jujur
selama 2x24 dalam menjalin hubungan
jam mengembangk dengan orang lain
diharapkan an hubungan meningkatkan
meningkatk berikan umpan umopan balik yang
an balik positif positif terhadap
kemampuan terhadap orang lain
berinteraksi aktivitas yang anjurkan pasien
dengan dilakukan untuk mengikuti
orang lain motivasi organisasi
dalam masyarakat seperti
KH : - meminta berpartisipasi karang taruna
bantuan dengan dalam kegiatan anjurkan pasien
orang lain social menggunkan
menerima motivasi untuk komunikasi
bantuan mempertahank
yang di an komunikasi teurapeutik
tawarkan verbal anjurkan interaksi
oranglain motivasi dengan orang lain
melakukan yang memiliki
aktifitas di luar kepentingan dan
dan tujuan yang sama
lingkungan anjurkan
baru perencanaan
diskusikan kegiatan khusus
perencanaan
kegiatan yang
akan datang

3. Dukungan setelah identifikasi pasien mengatakan


spiritual dilakukan keyakinan tujuan hidup yang
intervensi makna dan dimilikinya
selam 2x24 tujuan hidup anjurkan pasien
jam di motivasi untuk berdo’a
harapkan pasien anjurkan untuk
dapat meninjau masa mengingat
meningkatk lalu dan focus ketenangan hidup
an padahal yang
keimanan memberikan
dan kekuatan
ketaqwaan spiritual
kepada dorong privasi
tuhan dan waktu
tenang dan
KH : - perbalisasi aktivitas
perasaan bersalah spiritual
penghindara
n aktivitas
tempat
orang yang
terkait
trauma
interaksi
dengan
orang
spiritual

4. Status koping setelah diskusikan klien menunjukkan


dilakukan perubahan perubahan
intervensi peran yang
selama 2x24 dialami
jam
diharapkan
dapat
meningkatk
an upaya
kongnitif
dan perilaku
untuk
menilai dan
merespon
spresor atau
kemampuan
menggunak
an sumber
yang ada

KH : - perilaku
koping adaptif

verbalisasi
kemampuan
mengatasi
masalah
perilaku
aseptip
minat
mengikuti
perawatan
dan
pengobatan

SIKI

Diagnosa
1. dukungan pemulihan penyalahgunaan zat

2. edukasi penyalahgunaan zat

3. pencegahan penyalahgunaan zat

4. Pengontrolan penyalahgunaan zat

5. Terapi penyalahgunaan zat

N Diagnosa KH / Tujuan Intervensi Rasional


o

1. dukungan setelah fasilitasi fase Menjelaskan


pemulihan dilakukan putus zat pentingnya
penyalahgunaa intervensi sampai mampu pulih dan
n zat selama 2x24 mengendalikan penyalahgunaa
jam diharapkan pikiran dan n zat
dapat perilaku Ajarkan
memudahkan identifikasi pemulihan
proses penerimanaan akibat
perubahan dan pengakuan penyalahgunaa
menghasilkan terhadap n zat
penyalahgunaa ketidakberdaya
n zat an terhadap
meningkatkan adiksi yang
kesejahteraan dialami
dan kualiitas
hidup

KH : - verbalisasi
penerimaan dan
pengakuan ketidak
bedayaan

verbalisasi
keinginan
meningkatkan
kualitas hidup
verbalisasi
perilaku adiksi

2. edukasi Setelah Identifikasi Jelaskan faktor-


penyalahgunaa dilakukan pengetahuan faktor penyebab
n zat intervensi mengenai efek penyalahgunaa
selama 2x24 zat pada tubuh n zat
jam diharapkan
agar klien dapat
mencegah
penyalahgunaa
n zat pada
individu
keluarga dan
masyarakat

KH : Merencanakan
strategi edukasi

3. pencegahan
penyalahgunaa
n zat

4. Pengontrolan
penyalahgunaa
n zat

5. Terapi
penyalahgunaa
n zat

Anda mungkin juga menyukai