UNIVERSITAS NUSA CENDANA

PENGATURAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH MERUPAKAN BAGIAN DARI

KEUANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA OLEH KARENANYA DIATUR DIDALAM PERATURAN

DAERAH PERUNDANG-UNDANGAN SEBAGAI BERIKUT :

1. UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 (BAB VIII
TENTANG HAL KEUANGAN-PASAL 23)
2. UU DIBIDANG KEUANGAN
3. PERATURAN PEMERINTAH
4. PERATURAN PRESIDEN
5. PERATURAN DAERAH

MENURUT, MARDIASMO ASAS-ASAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

MELIPUTI :
A. VALUE FOR MONEY
B. AKUNTABILITAS
C. KEJUJURAN
D. TRANSPARANSI
E. PENGENDALIAN

RUANG LINGKUP KEUANGAN DAERAH

KEUANGAN DAERAH ADALAH SEMUA HAK DAN KEWAJIBAN DAERAH DALAM RANGKA
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH YANG DAPAT DINILAI DENGAN UANG
TERMASUK DIDALAMNYA SEGALA BENTUK KEKAYAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN
HAK DAN KEWAJIBAN DAERAH TERSEBUT, DALAM KERANGKA (APBD)

KASUS HUKUM YANG SEDANG TRENDING DI NTT YANG BERKAITAN DENGAN KEUANGAN
NEGARA DITAHUN 2021
 KASUS KREDIT MACET BANK NTT
 TOTAL KERUGIAN NEGARA MENCAPAI Rp.128 MILYAR
 TOTAL KERUGIAN YANG DIKEMBALIKAN BARU Rp.11,6 MILYAR
 KEJAKSAAN AKAN KEMBALI MELELANG BARANG BUKTI YANG DISITA DARI PADA
TERPIDANA SEKITAR 778 ASET UNTUK MEMENUHI JUMLAH KERUGIAN TERSEBUT

MENURUT KUSWANDI (2016)

KEUANGAN DAERAH ADALAH SEMUA HAK DAN KEWAJIBAN DAERAH YANG DAPAT
DINILAIDENGAN UANG DAN SEGALA SESUATU BERUPA UANG DAN BARANG YANG
DAPAT DIJADIKAN MILIK DAERAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN
HAK DAN KEWAJIBAN TERSEBUT.

PENDAPAT MENGENAI DEFINISI KEUANGAN DAERAH

 SEMUA HAK DAN KEWAJIBAN DAERAH
 DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
 YANG DAPAT DINILAI DENGAN UANG
 TERMASUK DIDALAMNYA SEGALA BENTUK KEKAYAAN YANG BERHUBUNGAN
DENGAN HAK DAN KEWAJIBAN DAERAH TERSEBUT

NAMA : PAUL OSCAR JONAATHAN AMALO

NIM : 1902010307
 PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

KEUANGAN DAERAH MERUPAKAN BAGIAN DARI KEKUASAAN PEMERINTAHAN

DAERAH, OLEH KARENA ITU SECARA KELEMBAGAAN PARA PEJABAT
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERDIRI ATAS :

D. PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DIJABAT OLEH

KEPALA DAERAH SELAKU KEPALA PEMERINTAHAN DAERAH, SALAH SATU
TUGAS DAN WEWENAMG KEPALA DAERAH SEBAGAI PEMEGANG KEKUASAAN
IALAH MENETAPKAN KEBIJAKAN TENTANG PELAKSANAAN APBD

C. KOORDINATOR PENGELOLAAN DAERAH

KOORDINATOR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DIJABAT OLEH

SEKRETARIS DAERAH, TUGAS DARI SEORANG SEKDA SEBAGAI KOORDINATOR
IALAH MENYUSUN DAN MELAKSANAKAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN APBD

B. PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN TERDIRI ATAS KEPALA

BADAN/DINAS/BIRO KEUANGAN/BAGIAN KEUANGAN YANG MEMPUNYAI
TUGAS MELAKSANAKAN PENGELOLAAN APBD DAN BERTINDAK SEBAGAI
BENDAHARA UMUM DAERAH, SALAH SATU WEWENANG DARI PEJABAT
PENGELOLA YAITU MENYUSUN KEBIJAKAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN
APBD

A. PEJABAT PENGGUNA ANGGARAN DAERAH/BARANG DAERAH

PENGGUNA ANGGARAN DAERAH ADALAH PEJABAT PEMEGANG KEWENANGAN

PENGGUNAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH, SEDANGKAN
PENGERTIAN BARANG DAERAH ADALAH PEJABAT PEMEGANG KEWENANGAN
PENGGUNAAN BARANG MIILIK DAERAH.
PEJABAT PENGGUNA ANGGARAN/PENGGUNA BARANG DAERAH MEMPUNYAI TUGAS
UNTUK MENYUSUN RKA-SKPD DAN DPA-SKPD

PAUL OSCAR JONATTHAN AMALO

KEUANGAN DAERAH 1902010307
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
PAUL OSCAR JONATHAN AMALO UNIVERSITAS NUSA CENDANA
NIM : 1902010307

BENTUK KERUGIAN KEUANGAN NEGARA/DAERAH

(KORUPSI APBN/APBD DAN PENGGELEMBUNGAN APBD

1. KORUPSI APBN/APBD Jika dianalisis, korupsi APBN/APBD dimulai pada

Korupsi keuangan negara dalam bentuk korupsi
APBN/APBD dilakukan oleh penyelenggara negara
dengan berbagai cara. Mulai dari penetapan
program yang tidak menjadi skala prioritas
pemerintah, mark-up harga satuan, kolusi dalam
pelaksanaan tender, duplikasi anggaran,
pencarian dana yang tidak tersedia angka
kreditnya, realisasi pelampauan, realisasi
mendahului perubahan anggaran yang nanti
dimasukkan pada perubahan anggaran untuk
mendapat pengesahan DPR/DPRD, program fiktif,
gratifikasi, suap pemalsuan dokumen anggaran,
dan sebagainya.
tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan
pertanggungjawaban. Sebagai contoh pada tahap
perencanaan, dimulai dengan negosiasi berbagai
program pembangunan termasuk lokasi, jenis
pekerjaan, besaran harga satuan, dan teknis
pertenderan antara penyelenggara negara dengan
pelaku usaha jasa konstruksi. Prinsip efisiensi
mulai tereduksi ketika persekongkolan dilakukan
oleh penyelenggara negara dengan pelaku usaha jasa
konstruksi, agar terdapat keuntungan antara pelaku
usaha jasa konstruksi dan pejabat penyelenggara
negara Bahkan sebelum dilakukan tender, oknum
pelaku usaha jasa konstruksi biasanya telah
mengeluarkan dana sebagai bagian dari kolusi.

Pada tahap pelaksanaan, pelaku usaha jasa
konstruksi yang berkolusi dengan penyelenggara
negara dengan mudah memenangkan tender yang
dilakukan berdasarkan arahan dari pejabat
penanggung jawab ataupun pejabat pengguna
anggaran. Instrumen tender menjadi tidak
kompetitif dan akal-akalan, walaupun telah
dikeluarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
yang diperbaharui dengan Peraturan Presiden Nomor
70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Peraturan
Presiden Nomer 54 Tahun 2010 dan Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah, tender secara online
menjadi tidak berarti karena kolusi dapat
mengesampingkan sistem yang ada.
Penyimpangan asas efisiensi seperti contoh
tersebut di samping, bermaksud agar pada belanja
modal untuk pembangunan dapat dinikmati oleh
penyelenggara negara dan pelaku usaha jasa
kustruksi yang dilakukan secara rapi terpola,
terstruktur, dan terlembaga. Pola penyimpangan
yang demikian dapat merusak manajemen pengelolaan
keuangan negara dan daerah, sehi. menjadi tidak
efisien dan jauh dari rasa keadilan masyarakat.
Padahal, efisien adalah pencapaian output yang
maksimum dengan input yang terendah, untuk mencapai
output terendah. Efisiensi merupakan perbandingan
antara output dan input yang dikaitkan dengan
standard kinerja atau target yang telah ditetapkan.
Penyalahgunaan APBD/APBD dalam banyak hal
dilakukan dengan pelanggaran atas asas efisiensi.

DEFINNISI KERUGIAN NEGARA/DAERAH

ISU Kasus korupsi yang sedang trending diNTT TAHUN 2021 :
 KASUS DUGAAN KORUPSI DANA HIBAH KEPADA KELOMPOK MUDA BEREUN SENAREN
SENILAI Rp.10 MILYAR LEBIH DILAPORKAN KE KEJATI NTT,JUMAT (12/11)
OLEH LEMBAGA KOMANDO PEMBERANTASAN KORUPSI KAB FLOTIM.
 3 TERSANGKA KASUS KORUPSI PROYEK SPAM DINTT DITAHAN, KERUGIAN
NEGARA MENCAPAI Rp.1,5M
MENURUT UU NO 1/2004 TTG PERBENDAHARAAN
NEGARA PSL 1AYAT (22)
“ADALAH KEKURANGAN UANG ,SURAT BERHARGA,
BARANG YANG NYATA DAN PASTI JUMLAHNYA SEBAGAI
AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM BAIK SNEGAJA
MAUPUN LALAI”

 KORUPSI DANA DESA Rp.261 JUTA,BENDAHARA DESA NUBALEMA

DUA,KEC ADONARA TENGAH DITAHAN JAKSA
 KEJATI NTT SELAMATKAN Rp.17,3M DANA KASUS KORUPSI BANK
NTT
 UNIVERSITAS NUSA CENDANA

LEMBAGA PENGAWASAN
KEUANGAN NEGARA
PENGAWASAN ATAS PENGELOLAAN APBN DAN ABPD DAPAT DILAKUKAN OLEH INSTANSI ATAU LEMBAGA BAIK
YANG SECARA KONSTITUSIONAL MAUPUN YANG SECARA FUNGSIONAL MELAKUKAN PENGAWASAN, ANTARA
LAIN :
 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK)
 DPR DAN DPRD
 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP)
 INSPEKTORAT JENDRAL DEPARTEMEN/KEMENTERIAN

BPK
LEMBAGA NEGARA YANG BERADA DILUAR TUBUH PEMERINTAHAN YANG DALAM
MELAKUKAN PENGAWASANNYA SECARA BEBAS DAN MMADIRI TERLEPAS DARI
PENGARUH DAN KEKUASAAN PEMERINTAH, TETAPI TIDAK PULA BERADA DIATAS
PEMERINTAH.

DPR DAN DPRD

BERDASARKAN PASAL 20A UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945 DISEBUTKAN, DPR MEMPUNYAI TIGA FUNGSI, YAITU
FUNGSI LEGISLASI, FUNGSI ANGGARAN, DAN FUNGSI
PENGAWASAN. PENGAWASAN YANG DILAKUKAN DPR TERDIRI ATAS
DUA HAL, YAITU :
 PENGAWASAN TERHADAP PEMERINTAH DALAM MELAKSANAKAN
UU
 PENGAWASAN TERHADAP PEMERINTAH DALAM MELAKSANAKAN
APBN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP)

BPKP ADALAH LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN YANG

MELAKSANAKAN TUGAS DIBIDANG PENGAWASAN KEUANGAN DAN
PEMBANGUNAN.
HASIL PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DILAPORKAN
KEPADA PRESIDEN SELAKU KEPALA PEMERINTAHAN SEBAGAI BAHAN
PERTIMBANGAN UNTUK MENETAPKAN KEBIJAKAN DALAM
MENJALANKAN PEMERINTAHAN DAN MEMENUHI KEWAJIBAN
AKUNTABILITASNYA.

INSPEKTORAT JENDRAL DEPARTEMEN/KEMENTERIAN

INSPEKTORAT JENDRAL BERTUGAS MELAKSANAKAN
PENGAWASAN FUNGSIONAL DILINGKUNGAN
DEPARTEMEN/KEMENTERIAN TERHADAP PPELAKSANAAN
TUGAS SEMUA UNSUR BERDASARKAN KEBIJAKAN YANG
DITETAPKAN OLEH MENTERI DAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU.