0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut merupakan panduan praktik klinis mengenai meningitis bakterialis pada anak. Meningitis bakterialis adalah peradangan selaput otak yang disebabkan bakteri dan gejalanya antara lain demam, sakit kepala, dan penurunan kesadaran. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan hasil pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang. Pengobatan utamanya adalah pemberian antibiotik secara empiris yang kemudian
Dokumen tersebut merupakan panduan praktik klinis mengenai meningitis bakterialis pada anak. Meningitis bakterialis adalah peradangan selaput otak yang disebabkan bakteri dan gejalanya antara lain demam, sakit kepala, dan penurunan kesadaran. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan hasil pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang. Pengobatan utamanya adalah pemberian antibiotik secara empiris yang kemudian
Dokumen tersebut merupakan panduan praktik klinis mengenai meningitis bakterialis pada anak. Meningitis bakterialis adalah peradangan selaput otak yang disebabkan bakteri dan gejalanya antara lain demam, sakit kepala, dan penurunan kesadaran. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan hasil pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang. Pengobatan utamanya adalah pemberian antibiotik secara empiris yang kemudian
MENINGITIS BAKTERIALIS 1. Pengertian Meningitis merupakan peradangan pada selaput otak (meningen) yang disebabkan oleh berbagai bakteri pathogen.
2. Anamnesis 1. Perjalanan klinis sering didahului oleh infeksi
saluran napas atas atau saluran cerna (demam, batuk, pilek, mencret,serta muntah-muntah), dan infeksi telinga. 2. Adanya keluhan demam, kejang, sakit kepala, kaku kuduk dengan atau tanpa penurunan kesadaran dan muntah muntah.
3. Pemeriksaan 1. Penurunan kesadaran dapat bermanifestasi iritabel
Fisik saja atau penurunan kesadaran yang lebih dalam sampai koma. 2. Ubun-ubun besar tegang atau menonjol (kalau ubun-ubun besar masih terbuka) 3. Tanda rangsang meningen (kaku kuduk, tanda Brudzinski I & II, tanda Kernig) 4. Tanda rangsang meningen sulit ditemukan pada anak <1 tahun 5. Kejang fokal atau umum dan defisit neurologis lainnya.
6. Pemeriksaan 1. Darah lengkap, kadar gula darah, elektrolit serum,
Penunjang kultur darah dua sisi. 2. Pungsi lumbal (LP) (ICD-9 349.0) (tingkat eviden III, rekomendasi C) 3. CT Scan/MRI kepala dikerjakan bila ada indikasi 4. Elektroensefalografi (EEG) bila ada kejang 5. Kriteria 1. Gejala klinis Diagnosis a. penurunan kesadaran iritabel sampai koma b. ubun-ubun besar tegang atau membonjol (kalau ubun-ubun besar masih terbuka) c. tanda tangsang meningen (kaku kuduk, tanda Brudzinski I & II, tanda Kerning). Tanda rangsang meningen sulit ditemukan pada anak <1 tahun d. kejang fokal atau umum dan defisit neurologis lainnya 2. penunjang lab, pungsi lumbal (LP) a. jumlah sel leukosit: 100-10.000/uL (dominan PMN) b. protein tinggi 200-500/dL c. glukosa CSS rendah <40mg/dL atau perbandingan glukosa liquordarah ≤ 50% d. pengecatan gram ditemukan bakteri/agent penyebab e. kultur: CSS positif dan/atau kultur darah positif f. serologis (latex aggludination) 6. Diagnosis Meningitis Bakterialis Kerja 7. Diagnosis 1. Meningitis aseptic Banding 2. Meningitis Tuberkulosa 3. Ensefalitis viral akut 4. Abses serebri 5. Ensefalopati 6. Infeksi parameningeal (subdural empyema) 1. Terapi Pemberian antibiotik tidak lebih lambat dari 3 jam (level IV, rekomendasi B). Pemberian antibiotikia diawali secara empiris (oleh karena terapi antibiotika harus secepatnya diberikan), kemudian disesuaikan dengan hasil pengecatan gram, biakan kuman dan tes resistensi
1. Terapi antibiotika empiris (sesuai dengan umur)
untuk pengobatan 14-21 hari atau 7 hari bebas demam. a. Umur 1–3 bulan a) Ampisilin 200–400 mg/kgBB/hari, iv dibagi 4 dosis dan cefotaxime 200 mg/kgbb/hari, iv dibagi 2-3 dosis b) Ceftriaxone 100 mg/kgbb/hari, iv dibagi 2 d0sis b. Umur >3 bulan a) Cefotaxime 200 mg/kgbb/hari, iv dibagi 3-4 dosis b) Ceftriaxone 100 mg/kgbb/hari, iv dibagi 2 dosis c) Ampisilin 200–400 mg/kgbb/hari, iv dibagi 4 dosis dan kloramfenikol (apabila tidak ada kontraindikasi) 100 mg/kgbb/hari, iv dibagi 4 dosis
2. Pemberian deksametason (rekomendasi AAP)
Dosis 0,6 mg/kgbb/hari dibagi 4 dosis (2 hari pertama saja) sebelum atau saat pemberian antibiotika. 3. Pemberian manitol 20%, atas indikasi didapatkan penurunan kesadaran, dosis 0,5-1 gr/kgBB/x setiap 8 jam 9. Edukasi 1. Kejang / epilepsi (Hospital 2. Gejala sisa: gangguan pendengaran, penglihatan, Health kelumpuhan, retardasi mental dan komplikasi Promotion) hidrosefalus. 3. Fisioterapi 10. Penyulit 1. Hidrosefalus obstruktif, subdural efusi, abses otak, SIADH. 2. Kejang dapat berkembang menjadi epilepsy. 3. Hemiparese, tetrafarese, mental retardasi, gangguan pende-ngaran, gangguan penglihatan, atrofi otak dll. 11. Prognosis 1. Angka kematian 10-30% 2. Prognosis kurang baik/dengan gejala sisa berat: bila terjadi kejang yang sulit diatasi dalam 4 hari pertama 3. Sekitar 6% kasus terjadi DIC dengan prognosis buruk 4. Penelaah Kelompok Staf Medis Ilmu Kesehatan Anak Kritis 5. Kepustakaan 1. Brouwer, MC, Thwaites GE, Tunkel AR, van de Beek D. Dilemmas in the diagnosis of acute community- acquired bacterial meningitis. Lancet 2012; 380:1684-92. 2. Chaudhuri A, Martin PM, Kennedy PGE, Portegies P, Bojar M, Steiner I. EFNS guideline on the management of community-acquired bacterial meningitis: report of an EFNS Task force on acute bacterial meningitis in older children and adults. European Journal of Neurology 2008; 15:649–59. 3. Guery B, Roblot F, Gauzit R, Varon E, Lina B, Bru JP. Practice guidelines for acute bacterial meningitis (except newborn and nosocomial meningitis). Dalam: Stahl JP, penyunting. Proceedings of the 17th Consensus Conference on Anti-Infective Chemotherapy: 19 November 2008. Paris: ASIEM 6 rue Albert de Lapparent 75007; 2008. h.1-18. 4. NSW Ministry of Health [homepage on the Internet]. Sydney: Infants and children: acute management of bacterial meningitis: Clinical Practice Guideline [Diunduh tanggal 15 Juli 2014]. NSW Kids and Families. Didapat dari: URL:http://www.health.nsw.gov.au/policies/ 5. Tunkel AR, Hartman BJ, Kaplan SL, Kaufman BA, Roos KL, Scheld WM. Practice guidelines for the management of bacterial meningitis. Clin Infect Dis 2004; 39:1269-84. 6. Le Saux N. Guidelines for the management of suspected and confirmed bacterial meningitis in Canadian children older than one month of age. Pediatr Child health 2014; 19:141-6. 7. Brouwer MC, Tunkel AR, Van de Beek D. Epidemiology, diagnosis, and antimicrobial treatment of acute bacterial meningitis. Clin Microbiol Rev 2010; 23:467. 8. Namani S, Koci R, Dedushi K. The outcome of bacterial meningitis in children is related to the initial antimicrobial therapy. Turk J Pediatr 2010; 52:354-9. 9. Devlin CA, Byars II DV. Meningitis: current evidence and best practice. Norfolk: Emergency Medicine 2011. URL:http://www.emedmag.com. 10. Packham K. Bacterial meningitis and meningococcal septicaemia: management of bacterial meningitis and meningococcal septicaemia in children and young people younger than 16 years in primary and secondary care. NICE clinical guideline Juni 2010 [Diunduh September 2010]; 271. Didapat dari: URL:http://www.nice.org.uk/media/5F2/44 11. Van de Beek D, Brouwer M C, Thwaites GE, Tunkel AR. Advances in treatment of bacterial meningitis. Lancet, 2012;380:1693-702. 12. Agueda S, Campos T, Maia A. Prediction of bacterial meningitis based on cerebrospinal fluid pleositosis in children. Braz j Infect Dis 2013; 17(4):401-4. 13. Kwon HE, Lee YM, Lee JS, Kim HD, Kang HK. Clinical Presentation and bacterial meningitis score in children with cerebrospinal fluid (CSF) pleositosis. J Korean child Neurol Soc 2013; 21(2):46-52. 14. Nigrovic LE, Malley R, Macias CG, Kanegaye JT, Moro-Sutherland DM, Schremme RD. Effect of antibiotic pretreatment on cerebrospinal fluid profiles of children with bacterial meningitis. Pediatrics 2008; 122:728. 15. Brouwer MC, Heckenberg SGB, Van Well GTJ, Brouwer A, Delwel EJ, Spanjaard L. SWAB guideline 2012. Didapat dari: URL:http://www.swab.nl