DIARE AKUT
1. Pengertian Diare didefinisikan sebagai bertambahnya frekuensi
defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/24 jam) disertai
perubahan konsistensi tinja (menjadi cair) dengan/tanpa
darah dan/atau lendir dan berlangsung kurang dari 1
minggu.
2. Anamnesis 1. Demam terus menerus selama minimal 7 hari
2. Disertai gejala gastrointestinal berupa diare atau
obstipasi
3. Dapat disertai gejala sistemik berupa nyeri kepala
dan/atau malaise dan/atau anoreksia dan/atau
nausea dan/atau mialgia dan/atau nyeri perut
dan/atau radang tenggorokkan.
4. Demam tifoid berat bila diserati kesadaran
menurun dan/atau kejang dan/atau tangan kaki
dingin dan/atau tanda perforasi saluran cerna
(tanda akut abdomen).
1. Terapi 1. Suportif
a. Tirah baring
b. Kebutuhan cairan dan kalori dicukupi
c. Asupan cairan dan kalori diberikan melalui
intravena atau sonde lambung bila demam
tinggi disertai muntah atau diare
d. Pada ensefalopati, jumlah kebutuhan cairan
dikurangi menjadi 4/5 kebutuhan
e. Antipiretik, diberikan apabila demam > 38,50C,
kecuali pada pasien dengan riwayat kejang
demam dapat diberikan lebih awal dengan
parasetamol dosis 10 mg/kgBB/kali.
f. Diet
i. Makanan tidak berserat dan mudah
dicerna
ii. Setelah demam reda, dapat segera
diberikan makanan yang lebih padat
dengan kalori cukup
2. Antibiotik (dapat digunakan salah satu)
a. Kloramfenikol (drug of choice) 50-100
mg/kgbb/hari , oral atau IV dibagi dalam 4
dosis selama 10-14 hari (tingkat eviden 2b,
rekomendasi B)
b. Seftriakson 80 mg.kgbb/hari intravena atau
intramuskular sekali sehari selama 5 hari
c. Sefiksim 10 mg/kgbb/hari oral dibagi dalam 2
dosis selama 10 hari
3. Kortikosteroid diberikan pada kasus berat dengan
gangguan kesadaran : deksametason 1-3 mg / kgbb
/ hari intravena dibagi 3 dosis hingga kesadaran
membaik.
4. Bedah diperlukan pada penyulit perforasi usus
9. Edukasi 1. Secara umum untuk memperkecil kemungkinan
(Hospital tercemar S. Typhi maka setiap individu harus
Health memperhatikan kualitas makanan dan minuman
Promotion) yang mereka konsumsi.
2. Pemberian imunisasi