a. Benar pasien
Obat yang diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan
dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama,
alamat, nomor register dan program pengobatan pada pasien.
b. Benar Obat
Sebelum mempersiapkan obat, harus diperhatikan kebenaran obat sebanyak
tiga kali yaitu ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat
obat diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan.
c. Benar Dosis
Sebelum memberi obat, periksa dahulu dosisnya. Jika ragu, berkonsultasilah
dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke
pasien. Karna ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis
yang berbeda tiap ampul atau tabletnya. Misalnya asam mefenamat, 1 ada
250 mg, ada juga yang 500 mg, ondansentron 1 ampul dosisnya ada 4 mg,
ada juga 8 mg. Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka
penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti
obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus,
alat untuk membelah tablet dan lain-lain sehingga perhitungan obat benar
untuk diberikan kepada pasien.
a. Benar Cara / rute pemberian obat
b. Benar Waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan,
apakah pagi, siang, malam, sesudah makan, saat makan, sebelum tidur, dll.
Karena berhubungan dengan kerja obat yang menimbulkan efek terapi dari
obat.
c. Benar Dokumentasi
Setelah obat diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu , dan oleh
siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya,atau obat itu
tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.
2. Region kulit yang akan diberikan obat: Daerah muka, skrotum, aksila, dan kulit
rambut cenderung lebih mudah menerima obat dibandingkan pada daerah
telapak tangan, dengan demikian pemberian obat pada daerah yang lebih
permeabel tidak perlu terlalu banyak dibandingkan dengan daerah yang kurang
permeabel.
3. Gradien konsentrasi: Dengan menambah gradien konsentrasi, maka penyerapan
obat akan semakin cepat.
4. Penjadwalan: Karena sistem absorpsi yang lama, maka efek dari obat tersebut
dapat berlangsung selama 1 hari dengan absorpsi yang terus menerus secara
perlahan.
5. Vehikulum dan oklusi: Vehikulum atau bentuk sediaan obat topikal akan sangat
mempengaruhi absorpsi pada kulit, sedangkan oklusi seperti plester yang
mempererat dan menjaga kontak antara kulit dengan obat topikal dapat
meningkatkan efikasi dari obat tersebut.
Evaluasi :
1. Apa pengertian dari pengobatan secara topikal?
2. Apa tujuan dari pengobatan topikal?
3. Apa saja yang harus diperhatikan dalam pengobatan secara topikal?
4. Region kulit mana saja yang bisa diberikan obat topikal?
5. Apa saja yang harus diperhatikan sebelum mempersiapkan obat? Klasifikasi Obat
Topikal
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah pembelajaran ini diharapkan mahasiswa/i ilmu keperawatan mampu :
1. Menjelaskan jenis jenis obat topikal
2. Menyebutkan indikasi obat topikal
3. Menyebutkan kontraindikasi obat topikal
2. Bedak
Merupakan sediaan topikal berbentuk padat terdiri atas talcum venetum dan
oxydum zincicum dalam komposisi yang sama. Bedak memberikan efek
sangat superfisial karena tidak melekat erat sehingga hampir tidak mempunyai
daya penetrasi.
Salep ini dapat dicuci namun kemungkinan bahan sediaan yang tersisa
masih ada walaupun telah dicuci dengan air, sehingga tidak cocok untuk
sediaan kosmetik.
4. Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Formulasi
krim ada dua, yaitu sebagai emulsi air dalam minyak (W/O), misalnya cold
cream, dan minyak dalam air (O/W), misalnya vanishing cream.
5. Pasta
Pasta ialah campuran salep dan bedak sehingga komponen pasta terdiri dari
bahan untuk salep misalnya vaselin dan bahan bedak seperti talcum, oxydum
zincicum. Pasta merupakan salep padat, kaku yang tidak meleleh pada suhu
tubuh dan berfungsi sebagai lapisan pelindung pada bagian yang diolesi.
6. Bedak Kocok
Bedak kocok adalah suatu campuran air yang di dalamnya ditambahkan
komponen bedak dengan bahan perekat seperti gliserin. Bedak kocok ini
ditujukan agar zat aktif dapat diaplikasikan secara luas di atas permukaan kulit
dan berkontak lebih lama dari pada bentuk sediaan bedak serta berpenetrasi
kelapisan kulit.
7. Pasta Pendingin
Pasta pendingin disebut juga linimen merupakan campuran bedak, salep dan
cairan.
Sediaan ini telah jarang digunakan karena efeknya seperti krim.
8. Gel
Gel merupakan sediaan setengah padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat
dari partikel organik dan anorganik. Gel dikelompokkan ke dalam gel fase
tunggal dan fase ganda. Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik
yang tersebar dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya
ikatan antara molekul besar yang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat
dibuat dari makromolekul sintetik (misalnya karbomer) atau dari gom alam
(seperti tragakan).
Karbomer membuat gel menjadi sangat jernih dan halus. Gel fase ganda yaitu
gel yang terdiri dari jaringan partikel yang terpisah misalnya gel alumunium
hidroksida. Gel ini merupakan suatu suspensi yang terdiri dari alumunium
hidroksida yang tidak larut dan alumunium oksida hidrat. Sediaan ini
berbentuk kental, berwarna putih, yang efektif untuk menetralkan asam klorida
dalam lambung.
Gel segera mencair jika berkontak dengan kulit dan membentuk satu lapisan.
Absorpsi pada kulit lebih baik daripada krim. Gel juga baik dipakai pada lesi
di kulit yang berambut.
10. Lotion
Losion merupakan sediaan yang terdiri dari komponen obat tidak dapat larut
terdispersi dalam cairan dengan konsentrasi mencapai 20%. Komponen yang
tidak tergabung ini menyebabkan dalam pemakaian losion dikocok terlebih
dahulu. Pemakaian losion meninggalkan rasa dingin oleh karena evaporasi
komponen air. Beberapa keistimewaan losion, yaitu mudah diaplikasikan,
tersebar rata, favorit pada anak. Contoh losion yang tersedia seperti losion
calamin, losion steroid, losion faberi.
Foam aerosol merupakan emulsi yang mengandung satu atau lebih zat aktif
menggunakan propelen untuk mengeluarkan sediaan obat dari wadah. Foam
aerosol merupakan sediaan baru obat topikal. Foam dapat berisi zat aktif
dalam formulasi emulsi dan surfaktan serta pelarut. Sediaan foam yang pernah
dilaporkan antara lain ketokonazol foam dan betametasone foam.
Keistimewaan foam:
1. Foam saat diaplikasikan cepat mengalami evaporasi, sehingga zat aktif
tersisa cepat berpenetrasi.
2. Sediaan foam memberikan efek iritasi yang minimal.
12. Cat
Pada dasarnya, cat merupakan bentuk lain solusio yang berisi komponen air
dan alkohol. Penggabungan komponen alkohol dan air menjadikan sediaan ini
mampu bertahan lama. Sediaan baru pernah dilaporkan berupa solusio
ciclopirox 8% sebagai cat kuku untuk terapi onikomikosis.
2. Indikasi Bedak
Bedak dipakai pada daerah yang luas, pada daerah lipatan.
3. Indikasi Salep
Salep dipakai untuk dermatosis yang kering dan tebal (proses kronik), termasuk
likenifikasi, hiperkeratosis. Dermatosis dengan skuama berlapis, pada ulkus
yang telah bersih.
4. Indikasi Krim
Krim dipakai pada lesi kering dan superi sial, lesi pada rambut, daerah
intertriginosa.
5. Indikasi Pasta
Pasta digunakan untuk lesi akut dan superfisial.