Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala, yang telah melimpahkan
berkat, rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan studi
kasus Psikologi Pendidikan ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wa sallam, yang telah
membimbing kita dari jalan kegelapan menuju terang yakni agama Islam.
Laporan ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan pada
semester V Jurusan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-
Azhary Cianjur.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak yang
berperan dalam penyusunan laporan ini. Dengan menggunakan laporan ini semoga kegiatan
belajar dalam memahami materi ini dapat lebih menambah sumber-sumber pengetahuan.
Kami sadar bahwa penyusunan laporan ini belum bisa dikatakan mencapai tingkat
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran tentu kami butuhkan. Mohon maaf apabila ada
kesalahan cetak atau kutipan-kutipan yang kurang berkenan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Aamiinn.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Al-Qur’an merupakan satu-satunya kitab suci di bumi ini yang terjaga, baik secara
lafaz dan isinya. Rasyid Ridha (w. 1935 M) pernah berkata bahwa satu-satunya kitab
suci yang dimiliki secara mutawatir dengan cara dihafal dan ditulis adalah Al-Qur’an.
sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an yang berbunyi:
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr [15]:9)
Hal ini merupakan janji Allah Swt, yang akan selalu menjaganya sampai hari kiamat.
Salah satu penjagaan Allah Swt, terhadap Al-Qur’an adalah dengan memuliakan para
penghafalnya.
Menghafal Al-Qur’an merupakan suatu perbuatan yang sangat mulia. Dari sejak
diturunkannya Al-Qur’an sampai saat ini, semakin banyak orang yang menghafal Al-
Qur’an mereka memberikan perhatian khusus terhadap Al-Qur’an. meluangkan
waktu, tenaga, dan fikirannya demi menjaga Al-Qur’an.
Seorang penghafal Al-Qur’an disebut dengan haafidz (bagi laki-laki) sedangkan
haafidzah (bagi perempuan), Tahfizh adalah bentuk masdar dari hafadza yang berarti
penghafalan dan bermakna proses menghafal.
Proses menghafal Al-Qur’an tidak mudah dan memerlukan perjuangan untuk
mencapainya, perlu usaha maksimal dengan disertai usaha-usaha pendukung, seperti
puasa, berdoa, dan lainnya. Ibarat orang berjalan, pasti akan menemui “jalan terjal”
dan jalan itu harus dilewati dengan penuh semangat agar dapat dilalui dengan lancar
Untuk mendapatkan kualitas hafalan Al-Qur’an banyak cara yang dapat dilakukan
pada zaman sekarang ini. Salah satunya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi
menggunakan aplikasi yang ada pada gadget, seperti Al-Qur’an Android, Muslim Pro
dan masih banyak aplikasi serupa agar dapat mengingat ayat yang telah dihafal serta
mempelajari makhrajnya. Gadget memiliki berbagai fitur dan desain yang menarik
serta dapat diakses di mana saja dan kapan saja ketika dibutuhkan, tidak hanya itu
dengan adanya gadget sangat membantu bagi para penghafal Al-Qur’an mencari
referensi dari jurnal-jurnal, mempermudah proses pembelajaran yang diharuskan
membuka gadget, mempererat atau merenggangkan tali silaturahim dengan sanak
keluarga, teman dan lain sebagainya. Sedangkan kekurangan gadget dalam menghafal
Al-Qur’an diantaranya ialah membuat para penghafal banyak waktu yang tersita,
malas membuat hafalan baru, kesulitan dalam menghafal, dan terbengkalainya hafalan
mereka dikarenakan terlalu lama menggunakan gadget
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Sosial media adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan
secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi
ruang dan waktu.
Sosial media memiliki dampak besar pada kehidupan kita saat ini. Seseorang yang
asalnya “kecil” bisa seketika menjadi besar dengan Media sosial, begitupun
sebaliknya orang “besar” dalam sedetik bisa menjadi “kecil” dengan Media sosial.
Apabila kita dapat memnfaatkan media sosial, banyak sekali manfaat yang kita dapat,
sebagai media pemasaran, dagang, mencari koneksi, memperluas pertemanan, dll.
Tapi apabila kita yang dimanfaatkan oleh Media sosial baik secara langsung ataupun
tidak langsung, tidak sedikit pula kerugian yang akan di dapat seperti kecanduan, sulit
bergaul di dunia nyata, autis, dll).
Orang yang pintar dapat memanfaatkan media sosial ini untuk mempermudah
hidupnya, memudahkan dia belajar, mencari kerja, mengirim tugas, mencari
informasi, berbelanja, dll.
Media sosial menambahkan kamus baru dalam pembendaharaan kita yakni selain
mengenal dunia nyata kita juga sekarang mengenal “dunia maya”. Dunia bebas tanpa
batasan yang berisi orang-orang dari dunia nyata. Setiap orang bisa jadi apapun dan
siapapun di dunia maya. Seseorang bisa menjadi sangat berbeda kehidupannya antara
didunia nyata dengan dunia maya, hal ini terlihat terutama dalam jejaring social.
Sosial media awalanya terbentuk ada tahun 1978 dari penemuan sistem papan buletin.
Sistem papan buletin di temukan oleh Ward Chirtensen dan randy Suess yang
merupakan pecinta komputer. Sistem papan buletin ini memiliki fungsi untuk
mengunggah atau mengunduh ataupun berkomunikasi menggunakan surat elektronik
yang harus di hubungkan melalui koneksi internet.
Pada tahun 1995, munculah situs bernama Geo Cites, situs yang menjadi tonggak dari
berdirinya website – website lain. Situs ini melayani web hosting seperti penyewaan
penyimpanan data – data agar bisa di akses dari mana saja.
Tahun 1997, muncul situs jejaring sosial pertam yaitu Sixdegree.com. setelah itu
lahirlah situs untuk membuat blog pribadi yaitu Blogger pada tahun 1999. Situs ini
menawarkan penggunanya untuk membuat sebuah halaman di situsnya sendiri.
Kelebihannya, Anda bisa menulis hal tentang apapun, bahkan hal pribadi ataupun
untuk pemerintahan.
Pada tahun 2002, berdirillah situs jejaring sosial bernama friendster. Disusul dengan
Linkedln pada tahun 2003. Situs tersebut bukan hanya untuk bersosial, tapi juga untuk
mencari pekerjaan. Ditahun yang sama juga hadir situ bernama MySpace.
Tahun berikutnya, muncul situs jejaring sosial yang masih eksis hingga saat ini yaitu
Facebook. Dua tahun kemudian, muncul jejaring sosial bernama Twitter yang
memilik keunikan tersendiri karena pengguna twitter hanya bisa mengupdate status
maksimal 140 karakter. Pada tahun 2007, lahirnya Wiser yag bertepatan dengan
peringatan Hari Bumi yaitu tanggal 22 April 2007.
Dan pada tahun 2011, lahirlah situs jejaring sosial bernama Google+. Namun,
dulunya pada saat awal peluncuran google+ hanya sebatas pada orang yang memang
telah di invite oleh google. Kemudian, google meluncurkan google plus secara umum.
Ada dua aspek media sosial yang mempengaruhi manusia, yaitu antara yang positif
dan yang negatif. Pertanyaannya adalah mana yang lebih dominan mempengaruhi
para pengguna media sosial ? apakah ke arah yang lebih dominan negatif atau ke arah
yang lebih positif ? belum ada penelitian dalam hal ini. Namun, dalam konteks ini
(medsos) akan dikemukakan hal-hal yang negatif dan positif dari media sosial itu
sendiri. Dampak positifnya adalah :
1. Dapat memperat hubungan silaturrahim dan juga berhubungan dengan ilmu
pengetahuan.
2. Menambah wawasan berpikir dan pengetahuan lewat media sosial.
3. Dapat menyediakan informasi yang tepat dan akurat, seperti informasi tentang
perguruan tinggi, lowongan kerja ataupun mengenai beasiswa. Dan lain-lain.
4. Menyediakan ruang untuk berperan positif seperti komunikasi dengan para tokoh
agama, ulama, ataupun motivator.
5. Mengakrabkan hubungan pertemanan, komunikasi untuk pertemuan, rapat-rapat
atau sosial gathering.
E. Perngertian Al Qur’an
Secara bahasa, kata Al-Quran ( )القرآنmerupakan bentuk mashdar dari kata kerja
qara’a (َ)قَ َرأ. Dan kata kerja qara’a merupakan akar kata yang menunjukkan pada
makna ( )ال َج ْمعyang berarti mengumpulkan, menghimpun dan menggabungkan.
Maka kitab suci Al-Quran dinamai Al-Quran karena dia menghimpun berbagai
hukum, kisah, dan lain sebagainya yang terkandung di dalamnya.
Abu Ishaq an-Nahwi berkata, “Kalam Allah yang Dia turunkan kepada Nabi-Nya
shallallahu ‘alaihi wa sallam dinamakan Kitab, Quran, dan Furqan. Dan makan Al-
Quran adalah Al-Jama’ (kumpulan). Dinamakan Quran karena dia mengumpulkan
surAt-surat dan menghimpunnya.”
Dan sebagian ulama menyebutkan bahwa penamaan kitab suci ini dengan Al-Quran,
karena dia menghimpun isi kandungan dari kitab-kitab suci terdahulu, bahkan
menghimpun berbagai bidang ilmu. Kata kerja qara’a ( )قرأjuga bisa berarti membaca,
karena dalam membaca terdapat makna menghimpun dan mengumpulkan huruf dan
kata-kata dalam bacaannya.
Dan Al-Quran dinamakan Al-Quran (dengan tinjauan makna ini) karena dia adalah
sesuatu yang dibaca. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata, “Al-Quran
Al-Karim secara bahasa adalah mashdar dari kata qara’a ( )قرأyang bermakna
membaca atau menghimpun… Berdasar makna pertama (membaca) maka mashdar ini
bermakna isim maf’ul, yaitu sesuatu yang dibaca. Dan berdasarkan makan kedua
(menghimpun), maka mashdar ini bermakna isim fa’il, sehingga bermakna yang
menghimpun kabar berita dan hukum-hukum.”
1. Mengimani Al Quran
Beriman kepada Al-Quran merupakan hak pokok Al-Quran yang paling wajib
untuk
dipenuhi. Karena beriman kepada Al-Quran merupakan salah satu dari rukun iman
yang
enam. Maka seseorang tidak menjadi muslim apabila tidak beriman kepada Al-
Quran.
2. Hak untuk dibaca
Allah memerintahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menunjukkan
umat ini akan hak Al-Quran untuk dibaca dalam firman-Nya,
“Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) Yang
telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya lah segala sesuatu, dan aku
diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. Dan supaya
aku membacakan Al-Quran.”
3. Hak Untuk di hafal
Di antara hak Al-Quran, adalah dihafalkannya ayAt-ayat Al-Quran. Hanya saja
harus dipahami bahwa Allah tidak membebani setiap individu untuk menghafal
Al-Quran secara keseluruhan. Akan tetapi yang wajib bagi setiap individu untuk
menghafalkannya dari Al-Quran adalah yang wajib dia gunakan untuk
menegakkan shalat; yaitu surat Al-Fatihah.
4. Hak untuk Ditadabburi
Tadabbur atau merenungi dan memperhatikan makna dan kandungan Al-Quran
merupakan salah satu hak Al-Quran. Bahkan merupakan salah satu hikmah dan
tujuan diturunkannya Al-Quran.
5. Hak untuk di amalkan dan di ikuti
Yang dimaksud dengan hak untuk diamalkan, adalah mengamalkan kandungan
yang ada dalam Al-Quran. Yaitu dengan meyakini kebenaran kabar berita yang
ada dalam Al-Quran, melaksanakan perintah-perintah Al-Quran, dan menjauhi
larangan-larangan Al-Quran.
6. Hak menjadi sumber hukum
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata, “Apa saja yang kalian berselisih padanya,
baik tentang pokok-pokok agama maupun cabang-cabangnya, di antara perkara
yang kalian tidak sepakat padanya, maka hukumnya kepada Allah. Yakni
dikembalikan kepada kitab-Nya dan kepada sunnah Rasul-Nya. Maka hukum apa
saja yang ditetapkan keduanya (Al-Kitab dan Sunnah), itulah yang hak (benar).
Dan yang menyelisihi keduanya adalah batil (salah).”
7. Hak untuk dimuliakan
Al-Quran adalah kalam Allah. Maka termasuk hak Al-Quran adalah untuk
dimuliakan dan diagungkan. Sebagaimana kita mengagungkan dan memuliakan
Allah, maka kita juga harus memuliakan dan mengagungkan kalam-Nya, yaitu Al-
Quran. Dan di antara bentuk pengagungan terhadap Al-Quran adalah
menjadikannya sebagai satu satunya petunjuk terbaik yang kita yakini
kebenarannya, kita amalkan perintahnya dan kita jauhi larangannya.
Dari sini nampak sekali bahayanya pendapat sesat yang mengatakan Al-Quran
adalah makhluk. Karena apabila Al-Quran diyakini sebagai makhluk, maka
otomatis pengagungan dan pemuliaan terhadap Al-Quran akan berkurang bahkan
akan hilang. Sehingga hal itu bisa berdampak buruk pada munculnya keyakinan
Al-Quran tidak layak dijadikan petunjuk. Karena mereka akan menganggap Al-
Quran makhluk dan akal manusia juga makhluk, dan tidak ada keistimewaan atau
kelebihan Al-Quran dari pada akal manusia. Semoga Allah melindungi kita dari
kesesatan.
8. Hak dijadikan penyembuh
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di berkata, “Maka obat penawar yang dikandung oleh
Al-Quran adalah bersifat umum. Obat untuk (penyakit) hati, seperti syubhat,
kebodohan, pendapat yang rusak, penyimpangan yang buruk, dan niAt-niat yang
jelek. Karena Al-Quran mengandung ilmu yakin yang akan menghilangkan semua
syubhat dan kebodohan. Al-Quran juga mengandung nasihat dan peringatan yang
akan menghilangkan semua bentuk syahwat yang menyelisihi perintah Allah.
Demikian pula obat untuk badan dari berbagai penyakit-penyakitnya.”
9. Hak untuk disampaikan
Allah berfirman, “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti)
kamu tidak menyampaikan amanAt-Nya.”
F. Keunggulan Menghafal Al Quran
Al Quran sebagai kalamullah memiliki banyak keutamaan. Setiap interaksi dengannya
mendatangkan kebaikan. Membacanya adalah kebaikan, men-tadaburi-nya adalah
kebaikan, mengajarkannya membuat seorang Muslim menjadi sebaik-baik pribadi,
menghafalnya akan memperoleh mahkota kemuliaan, serta mengamalkannya adalah
jaminan keselamatan di yaumil akhir. Itulah keutamaan-keutamaan Al Quran yang
dikabarkan langsung oleh Allah (melalui Al Quran) dan Rasul-Nya (melalui hadits).
Lantas bagaimana manfaat menghafal Al Quran bagi psikis?
Universitas Al Imam bin Saud Al Islamiyyah, Riyadh Arab Saudi bernama Dr. Shalih
bin Ibrahim Ash-Shani pernah meneliti dua kelompok masing-masing berjumlah 170
orang dari mahasiswa Universitas King Abdul Aziz dan Universitas Al-Imam Asy-
Syathibi. Peneliti mencoba menghubungkan kesehatan psikologis seseorang dengan 3
hal, yakni agama, spiritual, sosiologis dan jasmani. Dari penelitian ini membuktikan
korelasi positif antara peningkatan hafalan Al Quran seseorang dengan tingkat
kesehatan psikisnya. Artinya, mahasiswa yang memiliki tingkat hafalan Al Quran
yang baik, maka dia juga memiliki kondisi kesehatan psikis yang baik pula. Sungguh
begitu dahsyat manfaat menghafal Al Quran ini.
Peran Al Quran Al Karim tidak hanya sebagai kitab suci yang hanya dibaca sebagai
kegiatan ibadah saja, melainkan Al Quran juga mengangkat pribadi seseorang
menjadi luar biasa. Bahkan hasil penelitian lain di Arab Saudi juga pernah
menyebutkan bahwa menghafal Al Quran dapat meningkatkan ketrampilan khususnya
siswa-siswa di sekolah, sehingga pengaruh positifnya lagi prestasi siswa tersebut akan
meningkat. Menghafal Al Quran juga memberi manfaat-manfaat sebagai berikut:
1. Mempunyai pikiran yang jernih.
2. Kekuatan memori yang tinggi
3. Mendapat ketenangan dan kondisi psikologis yang stabil
4. Perasaan senang dan bahagia
5. Terhindari dari rasa takut, sedih dan kecemasan.
6. Public speaking yang terlatih
7. meningkatkan sistem kekebalan tubuh
8. Kemampuan untuk membangun hubungan sosial yang lebih baik dan memperoleh
kepercayaan dari orang lain.
9. Meningkatkan IQ otak
10. Bebas dari penyakit akut serta memiliki ketenangan dan kekuatan psikologis.
Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa manfaat menghafal Al Quran sangat
luar biasa bagi kesehatan psikis manusia.
Penjagaan terhadap maksiat juga mendapat perhatian serius dari imam an-Nawawi
rahimahullah. Beliau menulis dalam at-Tibyan sebagai berikut:
“Dan hendaklah penghafal Al-Quran menyucikan hati dari segala noda agar Al-Quran
dapat mudah diterima, dijaga, serta diambil manfaatnya”.
2. Kurang Murajaah
Kurangnya waktu khusus untuk mengulang hafalan. Ini dapat terjadi pada penghafal
kala sibuk beraktifitas hingga tidak disiplin dalam mengulang hafalan. Ironisnya,
adapula penghafal yang kehilangan hafalannya karena terlampau sibuk mengajar.
3. Ujub dan Riya
Imam an-Nawawi mengingatkan para penghafal untuk berhati-hati dengan penyakit
ini. Beliau menulis dalam at-Tibyan sebagai berikut:
“Hendaknya para siswa selalu mengingatkan diri bahwa Al-Quran yang telah ia raih
adalah titipan Allah, bukan atas kehebatan dan kemampuannya (dalam meraih hal
tersebut). Maka seseorang yang dititipi tidaklah pantas merasa ujub, sombong atas hal
yang bukan miliknya”.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perngertian Social Media
Sosial media adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan
dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi
tanpa dibatasi ruang dan waktu. Sosial media meghapus batasan-batasan manusia
untuk bersosialisasi, batasan ruang maupun waktu, dengan media sosial ini
manusia dimungkinkan untuk berkomunikasi satu sama lain dimanapun mereka
bereda dan kapanpun, tidak peduli seberapa jauh jarak mereka, dan ttidak peduli
siang atau pun malam.
Sosial media memiliki dampak besar pada kehidupan kita saat ini. Seseorang yang
asalnya “kecil” bisa seketika menjadi besar dengan Media sosial, begitupun
sebaliknya orang “besar” dalam sedetik bisa menjadi “kecil” dengan Media sosial.
Apabila kita dapat memnfaatkan media sosial, banyak sekali manfaat yang kita
dapat, sebagai media pemasaran, dagang, mencari koneksi, memperluas
pertemanan, dll. Tapi apabila kita yang dimanfaatkan oleh Media sosial baik
secara langsung ataupun tidak langsung, tidak sedikit pula kerugian yang akan di
dapat seperti kecanduan, sulit bergaul di dunia nyata, autis, dll).
Orang yang pintar dapat memanfaatkan media sosial ini untuk mempermudah
hidupnya, memudahkan dia belajar, mencari kerja, mengirim tugas, mencari
informasi, berbelanja, dll.
Media sosial menambahkan kamus baru dalam pembendaharaan kita yakni selain
mengenal dunia nyata kita juga sekarang mengenal “dunia maya”. Dunia bebas
tanpa batasan yang berisi orang-orang dari dunia nyata. Setiap orang bisa jadi
apapun dan siapapun di dunia maya. Seseorang bisa menjadi sangat berbeda
kehidupannya antaradidunia nyata dengan dunia maya, hal ini terlihat terutama
dalam jejaring social.
B. Pengertian Al Qur’an
a. Secara Etimologi
kata Al-Quran ( )القرآنmerupakan bentuk mashdar dari kata kerja qara’a (َ)قَ َرأ.
Dan kata kerja qara’a merupakan akar kata yang menunjukkan pada makna (
)ال َج ْمعyang berarti mengumpulkan, menghimpun dan menggabungkan.
Maka kitab suci Al-Quran dinamai Al-Quran karena dia menghimpun
berbagai hukum, kisah, dan lain sebagainya yang terkandung di dalamnya.
Abu Ishaq an-Nahwi berkata, “Kalam Allah yang Dia turunkan kepada Nabi-
Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dinamakan Kitab, Quran, dan Furqan. Dan
makan Al-Quran adalah Al-Jama’ (kumpulan). Dinamakan Quran karena dia
mengumpulkan surAt-surat dan menghimpunnya.”
Dan sebagian ulama menyebutkan bahwa penamaan kitab suci ini dengan Al-
Quran, karena dia menghimpun isi kandungan dari kitab-kitab suci terdahulu,
bahkan menghimpun berbagai bidang ilmu. Kata kerja qara’a ( )قرأjuga bisa
berarti membaca, karena dalam membaca terdapat makna menghimpun dan
mengumpulkan huruf dan kata-kata dalam bacaannya.
b. Secara Terminologi
Secara istilah, Al-Quran didefinisikan dengan: “Kalam (perkataan) Allah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
sebagai mukjizat, dan membacanya merupakan ibadah.”
Dari pengertian ini bisa dijelaskan sebagai berikut: Al-Quran adalah kalam
Allah Kalam Allah adalah sifat Allah, dan sifat Allah bukan makhluk.
Maka al quran bukan makhluk.
Beliau juga berkata, “(Al-Quran ini) adalah yang dihafal dalam dada,
dibaca oleh lisan, ditulis pada mushaf, bagaimanapun (Al-Quran ini)
dibaca, dilafalkan, dihafal, dan di mana pun dibaca, atau ditulis di mushaf
kaum muslimin atau di papan tulis anak-anak mereka, dan lain sebagainya;
semuanya adalah kalam Allah -Jalla Jalaaluhu- bukan makhluk.
Barangsiapa menyangka Al-Quran makhluk, maka dia kafir kepada Allah
yang maha agung.”