Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : MOCHAMMAD FARID FADILLAH

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM 030954099

Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI4310 / AUDITING II

Kode/Nama UPBJJ : 23 / Bogor

Masa Ujian : 2021.2

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Jawaban

1. Perbandingan Uji Pengendalian dan Uji Substantif


Uji Pengendalian Uji Substantif
Tujuan Menilai efektivitas rancangan Menilai kewajaran asersi laporan
dan penerapan pengendalian keuangan yang signifikan
internal
Tipe Uji lingkungan pengendalian Prosedur awal
Uji sistem penaksiran resiko Prosedur analitis
klien Uji detail transaksi
Uji sistem informasi dan Uji detail saldo
komunikasi Uji detail estimasi akuntansi
Uji aktivitas pengendalian Uji substantif yang diharuskan
Uji sistem pemantauan oleh standar audit
Uji program dan pengendalian Uji detail pengungkapan
anti kecurangan
Karakteristik Frekuensi penyimpangan dari Kesalahan moneter pada
Pengukuran pengendalian yang dirancang transaksi dan saldo
Pengujian
Prosedur audit Penyelidikan, pengamatan, Sama seperti uji pengendalian,
yang berlaku inspeksi, pengulangan ditambah prosedur analitis,
prosedur, dan teknik audit perhitungan, konfirmasi,
dengan komputer pelacakan, dan penjaminan
Pemilihan waktu Terutama pekerjaan interima Per tanggal neraca atau satu
atau dua bulan sebelum akhir
tahunb
Komponen risiko Risiko pengendalian Risiko deteksi
audit
Standar kerja Kedua Ketiga
lapangan utama
Diharuskan oleh Jika risiko audit tidak dapat Ya
standar audit dikurangi sampai cukup rendah
oleh uji substantif sendiri

a. Uji pengendalian simultan dilakukan pada rencana audit dengan prosedur penaksiran
risiko untuk memahami sistem pengendalian internal. Uji pengendalian tambahan
dilakukan selama kerja lapangan interim.
b. Uji detail transaksi dapat juga dilakukan dengan uji pengendalian sebagai uji dua tujuan
selama kerja lapangan.
2. Sesuai dengan standar audit, auditor dapat menggunakan penyimpulan statistik atau
nonstatistik atau keduanya. Kedua jenis penampilan tersebut membutuhkan perencanaan
dan pelaksanaan perencanaan yang baik. Kedua jenis penyampelan tersebut dapat
memberikan bukti yang memadai dan kuat seperti yang disyaratkan oleh standar kerja
lapangan ketiga. Kedua jenis penyampelan tersebut juga memiliki risiko penyampelan dan
nonpenyampelan. Perbedaan pokok kedua jenis penyampelan tersebut terletak pada
penggunaan hukum probabilitas untuk mengendalikan risiko penyampelan pada
penyampelan statistik.
Dengan penyampelan nonstatistik, auditor menentukan ukuran sampel dan mengevaluasi
hasil sampel seluruhnya berdasarkan kriteria subjektif dan pengalaman. Jadi, tanpa sadar,
auditor kemungkinan mengambil sampel terlalu besar di satu area dan mengambil sampel
terlalu kecil di area yang lain. Hal tersebut akan mempengaruhi jumlah bukti yang diperoleh.
Meskipun demikian, sampel nonstatistik yang dirancang dengan saksama dapat seefektif
sampel statistik.
Dalam penyampelan statistik, auditor menentukan ukuran sampel dengan menggunakan
hukum probabilitas. Kemungkinan dibutuhkan pelatihan tentang teknik statistik, rancangan,
dan implementasi rencana penyampelan sampel statistik bermanfaat bagi auditor dalam hal
berikut :
1) Merancang sampel yang efisien,
2) Mendapatkan bukti yang memadai, dan
3) Mengevaluasi hasil sampel
Yang paling penting, penyampelan statistik memungkinkan kuantifikasi dan pengendalian
resiko penyampelan.
Penyampelan statistik dan nonstatistik tidak mempengaruhi pemilihan prosedur audit dan
tidak mempengaruhi kekuatan bukti yang didapatkan.

3. Faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus pendapatan
termasuk hal-hal berikut :
1) Volume penjualan, penerimaan kas, dan transaksi penyesuaian penjualan seringkali
tinggi sehingga terdapat kesempatan yang lebih besar terjadinya kesalahan.
2) Penentuan waktu dan jumlah pendapatan yang di akui sering kontroversial karena faktor-
faktor, seperti standar akuntansi yang ambigu, kebutuhan membuat estimasi, kerumitan
perhitungan, dan hak pembeli untuk meretur.
3) Pada saat piutang dimungkinkan bersama pembelian kredit, klasifikasi transaksi sebagai
penjualan atau pinjaman bisa menjadi rancu.
4) Piutang mungkin diklasifikasikan sebagai piutang lancar atau tidak lancar akibat
kesulitan dalam mengestimasi kemungkinan penagihannya pada tahun mendatang atau
penjualan bersifat kontingen.
5) Transaksi penerimaan kas menghasilkan aset likuid yang rentan terhadap kesalahan.
6) Transaksi penyesuaian penjualan digunakan untuk menyembunyikan pencurian kas
yang diterima dari pelanggan dengan membuat lebih saji diskon, mencatat retur
penjualan yang fiktif, atau menghapus saldo pelanggan sebagai tak tertagih.

Sumber :
BMP EKSI4310/Modul 2 Hal. 2.12
BMP EKSI4310/Modul 3 Hal. 3.5 – 3.7
BMP EKSI4310/Modul 4 Hal. 4.10

Anda mungkin juga menyukai