Anda di halaman 1dari 16

DELAPAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR SD

ATAU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP

Disusun Oleh:
Nama : Aten Husage
Nim : A1M216145
Kelas :A

Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan Dan Ilmu


Pendidikan Universitas Haluoleo

Kendari, 22 oktober 2020


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karenanyalah kita dapat
melaksanakan semua aktivitas kita masing-masing. Sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah “Microteaching” dan berjudul “8 Keterampilan Dasar Mengajar“.
Dengan terselesainya makalah ini tak lupa saya menyampaikan berterima kasih kepada. Dra.
Lelly Suhartini, M.Hum selaku dosen mata kuliah Microteaching:

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam memenuhi tugas mata kuliah Microteaching, maka saya susun makalah ini dengan
tema: 8 Keterampilan Dasar Mengajar untuk siswa Sekolah Dasar atau siswa kolah pertama ini
sebaik-baiknya. saya bermaksud agar pembaca memahami pembahasan yang akan saya sajikan
ini.
Tema tentang keterampilan dasar mengajar ini merupakan suatu pokok bahasan yang
penting untuk dipahami, apalagi kita sebagai calon guru SD atau SMP karena sudah seharusnya
sebagai seorang guru kita harus memiliki banyak informasi tentang bagaimana proses
pembelajaran itu sendiri agar berjalan lancar, efektif dan efesien.
Oleh karena itulah, secara umum pada makalah ini akan dibahas tentang keterampilan
dasar mengajar yang meliputi : defenisi keterampilan dasar mengajar hingga tentang macam-
macam keterampilan dasar mengajar itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keterampilan dasar mengajar (teaching skill) ?
2. Apa saja macam-macam keterampilan dasar mengajar ?
3. Bagaimana cara mengajarkan konsep generalisasi (isu-isu social) kepada peserta didik ?

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian keterampilan dasar mengajar (teaching skill).
2. Memahami saja macam-macam keterampilan dasar mengajar
3. Memahami cara mengajarkan konsep generalisasi kepada peserta didik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar (Teaching Skill)


Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang
saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif diperlukan
berbagai keterampilan yaitu keterampilan mengajar dalam hal ini membelajarkan. Keterampilan
mengajar atau membelajarkan merupakan kompetensi pedagogik yang cukup kompleks karena
merupakan integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan “kecakapan untuk
menyelesaikan tugas”, sedangkan mengajar adalah “memberikan pelajaran atau melatih”.
Mengajar merupakan segala upaya yang disengaja dalam rangka memberikan kemungkinan bagi
siswa untuk terjadinya proses belajar mengajarsesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Sasaran akhir dari proses mengajar adalah siswa belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah
kemampuan atau keterampilan yang khusus yang harus dimiliki oleh guru agar dapat
melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional. Dengan ini beberapa
kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan
diaktualisasikan oleh setiap guru dalam melaksanakan tugasnya.
Keterampilan mengajar bagi seorang guru merupakan hal yang sangat penting. Arti penting
itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab seorang guru yang cukup berat untuk mencerdaskan
anak didiknya. Kerangka berpikir seperti ini menghendaki seorang guru untuk melengkapi
dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam menjalankan
tugasnya dalam interaksi edukatif. Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang
mutlak harus dimiliki oleh seorang guru.
Beberapa keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru adalah sebagai
berikut:
1. Keterampilan bertanya
2. Keterampilan memberi penguatan
3. Keterampilan mengadakan variasi
4. Keterampilan Menjelaskan
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
6. Keterampilan mengelola kelas
7. Keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil
8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
B. Macam-Macam Keterampilan Dasar Mengajar (Teaching Skill)
1. Keterampilan bertanya
Memberi pertanyaan kepada siswa merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
kegiatan belajar-mengajar, karena metode apapun yang digunakan, tujuan pengajaran apapun
yang ingin dicapai, dan bagaimanapun keadaan siswa yang dihadapi. Maka bertanya kepada
siswa merupakan hal yang tak dapat ditinggalkan sama sekali. Karena pertanyaan yang diajukan
kepada siswa pada dasarnya bertujuan agar siswa lebih meningkatkan belajarnya dan berfikir
terhadap pokok bahasan yang sedang dipelajari.
Memberi pertanyaan perlu adanya latihan dari guru secara rutin sehingga diharapkan guru
menguasai dan melaksanakan keterampilan bertanya pada situasi yang tepat, sebab pemberian
pertanyaan yang efektif dan efisien akan dapat menimbulkan perubahan tingkah laku, baik dari
guru maupun dari murid. Dari guru yang sebelumnya selalu aktif memberi informasi akan
berubah menjadi banyak mengundang interaksin siswa, sedangkan dari siswa yang sebelumnya
hanya secara pasif mendengarkan keterangan guru akan berubah menjadi lebih banyak
berpartisipasi dalam bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat-pendapat.
Hal ini akan menimbulkan adanya cara belajar siswa aktif yang berkadar tinggi.

a. Fungsi Keterampilan Bertanya


Ada beberapa fungsi pertanyaan dalam proses belajar mengajar, diantaranya :
1) Memberikan motivasi kepada siswa untuk berpikir dan memecahkan masalah dengan
kemampuan sendiri.
2) Memberikan motivasi kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar.
3) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang dihadapi atau
dibicarakan.
4) Menuntun proses berfikir siswa karena dengan pertanyaan-pertanyaan yang baik dapat
membantu siswa untuk menentukan jawaban yang baik.
5) Memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang dibahas.

b. Komponen Keterampilan Bertanya


Komponen-komponen yang termasuk dalam keterampilan dasar bertanya meliputi :
a) Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat.
b) Pemberian acuan; supaya siswa dapat menjawab dengan tepat, dalam mengajukan pertanyaan
guru perlu memberikan informasi-informasi yang menjadi acuan pertanyaan.
c) Pemusatan kearah jawaban yang diminta: pemusatan dapat dikerjakan dengan cara
memberikan pertanyaan yang luas (terbuka) yang kemudian mengubahnya menjadi pertanyaan
yang sempit.
d) Pemindahan giliran jawaban.
e) Penyebaran pertanyaan.
f) Pemberian waktu berpikir.
g) Pemberian tuntunan: bagi siswa yang mengalami kesukaran dalam menjawab pertanyaan,
strategi pemberian tuntunan perlu dikerjakan. Strategi itu meliputi pengungkapan pertanyaan
dengan bentuk atau cara yang lain, mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana, atau
mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya.

c. Hal-Hal yang perlu dihindari


Ada beberapa hal yang perlu dihindari saat memberikan pertanyaan kepada siswa, diantaranya
yaitu :
1) Mengulangi pertanyaan sendiri
2) Mengulangi jawaban siswa
3) Menjawab pertanyaan sendiri
4) Meminta jawaban serentak
d. Cara bertanya yang baik
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan saat ingin memberikan pertanyaan kepada peserta
didik kita, diantaranya adalah :

2. Keterampilan memberi penguatan


Yang dimaksud dengan memberi penguatan di sini adalah suatu respon positif dari guru
kepada anak yang telah melakukan suatu perbuatan yang baik. Pemberian penguatan ini
dilakukan oleh guru dengan tujuan agar anak dapat lebih giat berpartisipasi dalam interaksi
belajar mengajar dan siswa agar mengulangi lagi perbuatan yang baik itu.
Dalam proses belajar mengajar, penghargaan atau pujian terhadap perbuatan yang baik dari
siswa merupakan hal yang sangat diperlukan, sehingga dengan penghargaan atau pujian itu
diharapkan agar siswa terus berusaha berbuat lebih baik. Misalnya guru yang tersenyum atau
mengucapkan kata-kata bagus kepada siswa yang dapat mengerjakan pekerjaan rumah dengan
baik akan besar pengaruhnya kepada siswa. Siswa tersebut akan merasa puas dan merasa
diterima atas hasil yang telah dicapai, dan siswa lain diharapkan akan berbuat seperti itu.

a. Tujuan Pemberian Penguatan


Pemberian penguatan dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa tujuan dan
manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat. Tujuan dan manfaat yang dimaksud adalah :
1) Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi.
2) Dapat mendorong siswa untuk berbuat lebih baik dan produktif.
3) Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada diri siswa itu sendiri.
4) Dapat menimbulkan interaksi antara siswa secara aktif.
5) Dapat meningkat cara belajar siswa aktif.
6) Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.
b. Jenis-jenis Penguatan
Secara garis besar ada 2 macam jenis penguatan yang daapat diberikan kepada siswa yaitu :

1) Penguatan Verbal
Penguatan verbal biasanya diungkapkan atau diutarakan dengan menggunakan kata-kata
pujian, penghargaan, persetujuan, dan sebagainya, misalnya bagus, bagus sekali, betul, pintar,
yaa seratus buat kamu !

2) Penguatan Nonverbal
Pada dasarnya penggunaan penguatan jenis nonverbal ini banyak sekali yang bisa dilakukan,
diantaranya adalah :
a) Penguatan gerak isyarat, misalnya anggukan atau gelengan kepala, senyum, kerut kening,
acungan jempul, wajah mendung dll
b) Penguatan pendekatan : guru mendekati siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya
terhadap pelajaran, tingkah laku atau penampilan siswa. Misalnya, guru berdiri disamping siswa,
berjalan menuju siswa, duduk dekat dengan seorang siswa, atau berjalan disisi siwa.
c) Penguatan dengan sentuhan (contact) guru dapat menyatakan persetujuan dan penghargaan
terhadap usaha dan penampilan siswa dengan cara menepuk-nepuk pundak siswa, berjabat
tangan, mengangkat tangan siswa yang menang dalam pertandingann. Penggunaan harus
mempertimbangkan dengan seksama agar sesuai dengan usia, jenis kelamin, dan latar belakang
kebudayaan setempat.
d) Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan: guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan
atau tugas yang disenangi oleh siswa sebagai penguatan.
e) Penguatan berupa symbol atau benda: penguatan ini dilakukan dengan cara menggunakan
berbagai symbol berupa benda seperti kartu bergambar, bintang plastic, lencana dan komentar
tertulis pada buku siswa.

3. Keterampilan mengadakan variasi


Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki kebosanan dalam hidupnya, sesuatu yang
membosankan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Demikian pula di dalam proses
kegiatan belajar mengajar, bila guru dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan variasi,
maka akan membosankan siswa, perhatian siswa berkurang, mengantuk, akibatnya tujuan belajar
menjadi tidak tercapai. Dalam hal ini guru memerlukan variasi dalam mengajar siswa.
Ada tiga aspek dalam keterampilan memberi variasi yang harus dikuasai guru dalam proses
belajar mengajar, yaitu :
1. Variasi dalam gaya mengajar
2. Variasi dalam penggunaan alat/ media pengajaran
3. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.
a. Tujuan dan Manfaat
Keterampilan dalam mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa
tujuan dan manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat. Tujuan dan manfaat yang dimaksud
antara lain yaitu :
1) Untuk menimbulksn dan meningkatkan perhatian siswa terhadap aspek belajar mengajar yang
relavan.
2) Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki
pada siswa tentang hal-hal yang baru.
3) Untuk member kesempatan untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
b. Komponen Dasar dalam Mengadakan Variasi
Ada tiga aspek dalam keterampilan memberi variasi yang harus dikuasai guru dalam proses
belajar mengajar, yaitu:

1) Variasi dalam gaya mengajar


Agar tidak terjadi kebosanan anak dalam belajar maka guru harus dapat melakukan variasi
dalam gaya mengajarnya, yang mana dalam member variasi gaya mengajar ini guru dapat
melakukan dengan cara variasi dalam suara, pemberian kesenyapan, variasi dalam gerakan badan
dan mimic, dan variasi dalam pergantian posisi dalam kelas

a) Variasi dalam suara


Suara guru dalam mengajar hendaknya tidak selalu sama dari awal hingga akhir, tetapi
sebaiknya diberi variasi. Hal demikian agar siswa dapat memperbaharui pendengarannya,
misalnya yang semula bosan dengan suara keras kemudian aktif lagi belajar karena suara guru
diubah lambat dan pelan.
Variasi suara dalam mengajar berupa perubahan suara keras menjadi lemah, dari tinggi
menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat. Semua perubahan ini hendaknya disesuaikan dengan
situasi dan kondisinya dalam proses belajar mengajar. Misalnya, suara guru yang cepat
hendaknya diubah menjadi lamat apabila guru hendak memberi tekanan hal hal yang penting,
sehingga siswa menjadi lebih jelas dengan apa yang disampaikan guru khususnya pada hal-hal
yang dianggap penting.

b) Kesenyapan
Dalam proses belajar mengajar ada kalanya guru perlu mengubah situasi menjadi senyap
(diam) sejenak. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menimbulkan minat siswa dalam
mengikuti pelajran. Kenyataan menunjukkan bahwa semakin lama siswa mendengarkan ceramah
guru maka perhatiannya terhadap pelajran semakin kurang (semakin menurun). Untuk itulah
pada saat tertentu guru perlu istirahat sebentar dengan jalan diam (adanya kesenyapan)
c) Variasi dalam gerakan badan dan mimic
Gerakan badan dan mimic guru hendaknya selalu mengalami variasi dalam bentuk proses
belajar mengajar hal ini disamping menarik perhatian siswa juga dapat diartikan sebagai maksud
pesan-pesan tertentu. Misalnya, guru menganggukkan kepala diwaktu menyetujui jawaban
murid, kemudian menunjukkan ibu jari diwaktu siswa lain menjawab pertanyaan dengan betul,
dan lain sebagainya. Semua gerakan badan dan mimic hendaknya selalu diadakan variasi yang
sesuai dengan situasi saat itu.

d) Variasi dalam posisi guru di kelas


Pergantian posisi guru di waktu mengajar juga perlu diadakan variasi, kalau guru mengajar
dari awal hingga akhir selalu duduk di kursi akan mengakibatkan minat anakuntuk menerima
materi dari gurusemakin menurun. Demikian sebaliknya, guru yang berdiri di muka papan tulis
saja juga akan mengakibtkan kebosanan bagi anak. Untuk itulah maka posisi guru selama
mengajar hendaknya selalu diadakan variasi.

2) Variasi dalam penggunaan alat/media pembelajaran.


Alat/media pengajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu dapat didengar,
dilihat, dan diraba. Pertukaran penggunaan berbagai jenis alat pengajaran diatas akan dapat
merangsang anak untuk mempertinggi perhatiannya pada pelajaran yang disampaikan guru.
Misalnya, siswa diberi gambar atau peta di papan tulis untuk dilihat kemudian bisa juga
menjelaskan dengan radio atau flim slide dan lain sebagainya.

3) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.


Dalam proses belajar mengajar bisa pihak guru saja secara aktif menyampaikan informasi,
sedangkan siswa hanya mendengarkan secara pasif informasi yang disampaikan gurunya. Bisa
juga siswa yang aktif dalam belajar baik secara individual ataupun secara kelompok. Dalam hal
ini guru hendaknya member variasi dalam interaksi dan kegiatan siswa. Kedua cara diatas dapat
dilaksanakan secara variasi dengan melihat situasi dan kondisi pada saat itu.

4. Keterampilan menjelaskan
Kegiatan menjelakan dalam proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang mutlak
dilakukan oleh guru. Bahkan dapat dikatakan inti dari proses belajar-mengajar, karena apapun
metode yang digunakan , materi apapun yang disampaikan , apapun jenis sekolah, dan
bagaimanapun tingkat umur siswa, maka kegiatan menjelaskan selalu harus dilaksanakan oleh
guru, hanya saja cara penyampaiannya dan kualitasnya yang berbeda-beda sesuai dengan situasi
saat itu.
Kegiatan menjelaskan dapat diartikan sebagai usaha penyajian informasi secara lisan yang
diorganisasikan secara sistematis yang bertujuan untuk menunjukkan hubungannya, misalnya
antara sebab dan akibat, antara yang sudah diketahui dan yang belum diketahui, antara hokum,
dalil, teori, defenisi yang berlaku umum dengan bukti-bukti atau contoh sehari-hari, dan kegiatan
menjelaskan ini diberikan khususnya dalam menyampaikan bab/materi baru kepada siswa.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan menjelaskan adalah kegiatan yang harus
dikuasai oleh guru secara efektif dan efesian agar proses belaja-mengajar dapat berjalan lancar.

a. Tujuan memberikan penjelasan


Ada beberapa tujuan dalam memberikan penjelasan kepada siswa, diantaranya adalah ;
1) Membimbing siswa untuk dapat memahami hokum, dalil, fakta, defenisi, dan prinsip secara
objektif dan bernalar.
2) Melibatkan siswa untuk berpikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan.
3) Untuk mendapatkan balikan dari murid mengenai tingkat pemahaman dan untuk mengatasi
kesalah pahaman mereka.
4) Membimbing murid untuk menghayati dan mendapatkan proses penalaran dan menggunkan
bukti-bukti pemecahan.
b. Komponen-komponen keterampilan menjelaskan

1) Merencanakan
Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu direncanakan dengan baik terutama yang
berkenaan dengan isi pesan dan penerima pesan. Yang berkenaan dengan isi pesan (materi)
contohnya, meliputi penganalisaan masalah secara keseluruhan, rumus dan lain sebagainya. Dan
yang berkenaan dengan penerima pesan (siswa) hendaknya diperhatikan hal-hal atau perbedaan-
perbedaan pada setiap anak yang akan menerima pesan seperti usia, jenis kelamin, kemampuan,
latar belakang sosial, bakat, minat serta lingkungan belajar anak.

2) Penyajian
Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a) Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahsa yang mudah dimengerti oleh
siswa.
b) Penggunaan contoh ilustrasi; dalam memebrikan penjelasan sebaiknya digunakan conroh-
contoh yang ada hubungan dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan
sehari-hari
c) Pemberian tekanan; dalam memberikan penjelasan, guru harus memusatkan perhatian siswa
kepada masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu penting.
d) Penggunaan balikan; Guru hendaknya member kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan
pemahaman, keraguan, atau ketidak mengertiannya ketika penjelasan itu diberikan. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan.

5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Yang dimaksud dengan membuka pelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru
dalam proses belajar-mengajar untuk menciptakan suasana yang menjadikan siswa siap mental
dan menimbulkan perhatian siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari, sehingga usaha itu
akan dapat berpengaruh positif terhadap kegiatan dan hasil belajar siswa. Kegiatan membuka
pelajaran ini dilakukan guru tidak hanya pada awal jam pelajaran saja, tetapi setiap awal
penggalan materi pelajaran, sehingga murid diharapkan akan dapat tergolong untuk mengikuti
materi pelajaran baru yang akan disampaikan.
Dalam membuka pelajaran guru dapat melakukan dengan beberapa cara, yaitu antara lain :
a) Memberi bahan pengait.
b) Memberitahukan tujuan.
c) Memberikan tentang masalah-masalah pokok yang akan dipelajari.
d) Memberikan gambaran tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam proses belajar-
mengajar.
e) Memberikan berbagai pertanyaan pada siswa tentang materi yang akan diberikan
dihubungkan dengan materi yang telah dikuasai siswa.
Dari berbagai hal yang dilakukan di atas dengan tujuan agar anak dapat memusatkan
perhatiannya kepada materi yang akan disampaikan guru dan telah siap untuk menerima materi
itu. Berbagaim kegiatan itu tidak harus dilakukan guru dalam mengawali (membuka) pelajaran
akan tetapi disesuaikan dengan situasi pada awal itu.
Sedangkan yang dimaksud dengan menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk
mengakhiri proses belajar-mengajar. Ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan guru dalam
kegiatan menutup pelajaran yaitu :
a) Membuat kesimpulan dari bahan yang telah disampaikan. Dalam membuat kesimpulan ini
hendaknya melibatkan murid untuk mencoba membuat kesimpulan dengan jalan diberi
pertanyaan atau dengan cara yang lain.
b) Menekan pentingnya materi yang baru dibahas dihubungkan dengan materi yang akan
datang, atau menghubungkan materi itu dengan masalah-masalah di masyarakat.
c) Apabila sudah diberikan materinya secara keseluruhan maka guru dapat mengadakan
penilaian sebagai bahan untuk melihat sejauh mana anak telah menguasai materi yang telah
disampaikan.
Setelah kegiatan penutupan dilakukan guru maka dapat meninggalkan kelas atau mengakhiri
proses belajar mengajar dengan ucapan selamat kepada anak-anak, misalnya selamat pagi anak-
anak, sampai bertemu pada pertemuan yang akan datang.
6. Keterampilan mengelola kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal dan mengambalikannya apabila terjadi gangguan dalam proses belajar-
mengajar. Jadi pengelolaan kelas yaitu : kegiatan-kegiatan untuk menciptkan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Misalnya
penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas. Pemberian pengajaran
bagi ketepatan waktu menyelesaikan tugas oleh siswa, penetapan norma kelompok yang
produktif.
a. Tujuan keterampilan mengelola kelas
Semua komponen keterampilan mengelola kelas mempunyai tujuan yang baik untuk peserta
didik maupun guru, yaitu:
1) Untuk anak didik
a) Mendorong peserta didik mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya
dan kebutuhan untuk mengontrol dari diri sendiri
b) Membantu peserta didik mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas dan
memahami bahwa teguran guru.merupakan suatu peringatan dan bukan kemarahan.
c) Membangkitkan rasa tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam tugas dan pada kegiatan
yang diadakan.
2) Untuk guru
a) Mengembangkan pemahaman dalam pengajian pelajaran dengan pembukaan yang lancer dan
kecepatan yang tepat.
b) Menyadari kebutuhan peserta didik dan memiliki kemampuan dalam member petunjuk secara
jelas kepada anak didik.
c) Mempelajari bagaimana secara efektif terhadap tingkah laku anak yang mengganggu.
d) Memiliki strategi remedial yang lebih komperehensif yang dapat digunakan dalam
hubungannya dengan masalah tingkah laku peserta didik yang muncul di dalam kelas.
b. Komponen keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1) Keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal
a) Menunjukan sikap tanggap: melalui perbuatan sikap tanggap ini siswa merasakan bahwa “guru
hadir bersama dengan mereka” dan “ tahu apa yang mereka perbuat” (withitness). Kesan ini
dapat ditunjukkan dengan cara memandang kelas secara saksama, gerak mendekati, memberikan
pertanyaan, dan memberikan reaksi terhadap gangguan serta kekacauan siswa.
b) Membagi perhatian: pengelolaan kelas yang efektif ditandaidengan membagikan perhatian yang
efektif pula. Perbuatan membagi perhatian dapat dikerjakan secara visual dan verbal.
c) Memusatkan perhatian kelompok: perbuatan ini penting untuk mempertahankan perhatian
siswa dari waktu ke waktu dan dapat dilaksanakan dengan cara menyiagakan siswa, menuntut
tanggung jawab siswa.
d) Memberikan pentujuk-petunjuk yang jelas.
e) Menegur
f) Membei penguatan
2) keterampilan yang berkaitan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal keterampilan
ini berkaitan dengan respone guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud
agar guru dapat mengadakan tendakan remedian untuk mengembalikan kondisi belajar yang
optimal. Beberapa strategi yang dapat digunakan oleh guru adalah :
a) Memodifikasi tingkah laku; beberapa langkah yang dipergunakan untuk mengorganisasi
tingkah laku ialah : 1) merincikan tingkah laku yang menimbulkan gangguan 2) memilih norma
yang realistis untuk tingkah laku yang menjadi tujuan dalam program remedial. 3) bekerjasama
dengan rekan atau konselor. 4) memilih tingkah laku yang akan diperbaiki. 5) memvariasikan
pola penguatan yang tersedia misalnya dengan cara meningkatkan tingkah laku yang diinginkan,
mengajarkan tingkah laku baru, mengurangi dan menghilangkan tingkah laku yang tidak
diinginkan dengan teknik tertentu, misalnya menghapus penguatan, member hukuman,
membatalkan kesempatan, dan mengurangi hak.
b) Pengelolaan kelompok: pendekatan pemecahan masalah kelompok dapat dikerjakan oleh guru
sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi masala-masalah pengelolaan kelas. Keterampilan
yang diperlukan antara lain: 1) melancarkan tugas, 2) memelihara kegiatan kelompok.
c) Menentukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah: seperangkat cara yang
dapat dikerjakan, menurut Marshall, adalah: 1) pengabaian yang direncanakan, 2) campur tangan
dengan isyarat, 3) mengawasi dari dekat, 4) menguasai perasaan yang mendasari terjadinya suatu
perbuatan yang negative, 5) mengugungkapkan perasaan siswa, 6) memindahkan masalah yang
bersifat mengganggu, 7) menyusun kembali rencana belajar, 8) menghilangkan ketegangan
dengan humor, 9) memindahkan penyebab gangguan, 10) pengekangan fisik, 11) pengasingan .
7. Keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil
Diskusi Kelompok Kecil adalah suatu proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok
siswa dalam interaksi tatap muka kooperatif yang bertujuan berbagi informasi atau pengalaman.
Diskusi kelompok kecil memiliki empat karakteristik yaitu sebagai berikut
· Melibatkan sekelompok individu
· Melibatkan peserta dalam interaksi tatap muka
· Memiliki tujuan dan bekerja sama; serta
· Mengikuti aturan.
a. Tujuan memimpin diskusi kelompok kecil
Tujuan diskusi kelompok kecil, antara lain
1. Memupuk sikap toleransi; yaitu setiap siswa saling menghargai terhadap pendapat yang
dikemukakan oleh setiap peserta didik.
2. Memupuk kehidupan demokrasi; yaitu setiap siswa secara bebas dan bertanggung jawab
terbiasa mengemukakan pendapat, bertukar fikiran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
3. Mendorong pembelajaran secara aktif, yaitu siswa dalam membahas sesuatu topic pembelajaran
tidak selalu menerima dari guru, akan tetapi melalui kerjasama dalam kelompok diskusi siswa
belajar mengembangkan kemampuan berpikirnya.
4. Menumbuhkan rasa percayadiri; yaitu dengan kebiasaan untuk berargumentasi yang dilakukan
antar sesama teman dalam kelompok diskusi, akan mendorong keberanian dan rasa percaya diri
mengajukan pendapat maupun mencari solusi permasalahan.
b. Komponen memimpin diskusi kelompok kecil
Ada beberapa komponen dalam memimpin diskusi kelompok kecil yaitu sebagai berikut:
1) Pemusatan perhatian
Selama diskusi berlangsung, guru harus dapat memusatkan perhatian siswa. Pemusatan
perhatian dapat dikerjakan dengan cara :
a) Merumuskan tujuan atau topic diskusi
b) Menyatakan masalah-masalah yang spesifik dan menegaskan kembali bila terjadi
penyimpangan.
c) Menandai dengan cermat pembicaraan yang tidak relavan yang akan menyimpang
d) Membuat rangkuman sementara sebelim melanjuttkan kepada masalah berikutnya.
2) Memperjelas permasalahan
Permasalahan dapat di perjelas dengan cara :
a) Merangkum ide-ide siswa.
b) Melacak komentar siswa.
c) Menguraikan atau memperluas pandangan siswa dengan cara memberikan informasi tambahan.
3) Menganalisa pandangan siswa
Analisis pandangan siswa berkaitan erat dengan usaha guru memperjelas permasalahan.
Maksudnya agar kelompok tetap berada dalam suasana partisipasi dan konstruktif.
4) Meningkatkan urutan pikiran siswa
Kemampuan guru dalam meningkatkan urutan pendapat siswa sangat penting dalam usaha
mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis. Beberapa cara yang dapat dikerjakan oleh
guru adalah
a) Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang siswa.
b) Memberikan contoh-contoh verbal maupun non-verbal.
c) Menghangatkan dan memancing suasana dengan mengajukan pertanyaan yang mengundang
perbedaan pendapat.
d) Memberikan dukungan terhadap urunan pendapat siswa.
5) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Partisipasi semua kelompok sangat penting. Untuk itu diperlukan kemampuan guru
meningkatkannya. Beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh guru antara lain :
a) Memberikan pertanyaan langsung kepada siswa yang kurang berpartisipasi.
b) Mencegah kegaduhan, menghindarkan pembicaraan serentak.
c) Mencegah secara bijaksana siswa yang suka memonopoli pembicaraan.
d) Mendorong siswa untuk memberi komentar terhadap pendapat teman.
6) Menutup diskusi
Keterampilan menutup diskusi dapat di identifikasikan sebagai :
a) Membuat rangkuman secara jelas dan singkat tentang butir-butir yang penting.
b) Memberitahukan langkah tindak lanju thasil diskusi.
c) Mengajak siswa menilai hasil dan proses diskusi.
8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Mengajar kelompok kecil dan perorangan diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks
belajar-mengajar yang hanya melayani 3-8 siswa untuk kelompok kecil, dan hanya seorang
untuk perorangan. Pada dasarnya bentuk pengajaran ini dapat dikerjakan dengan membagi kelas
dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
a. Tujuan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Menurut Mulyasa keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan sebagai berikut:
1) Siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau
masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.
2) Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan komunikasi.
3) Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
b. Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Ada empat komponen yang perlu dikuasai guru untuk pengajaran kelompok kecil dan perorangan,
yakni :
1) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi.
Prinsip yang penting dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah terjadinya
hubungan yang akrab antara guru dan siswa. Suasana ini dapat diciptakan dengan cara :
a) Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa
b) Memberikan respon positif terhadap pikiran siswa
c) Membangun hubungan saling mempercayai
d) Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa tanpa kecendrungan mengambil alih atau
mendominasi tugas siswa
e) Mendengarkan secara simpati
f) Menrima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan
g) Berusaha mengendalikan situasi sehingga siswa merasa aman, merasa dibantu serta merasa
menemukan alternative pemecahan masalah yang dihadapi
2) Keterampilan mengorganisasi
Keterampilan yang diperlukan dalam peran guru sebagai organisator selama pelajaran
berlangsung adalah:
a) Memberikan orientasi umum terhadap tujuan, tugas atau masalahyang dapat dipecahkan secara
jelas
b) Memvariasikan kegiatan yang mencakup penetapan ruangan kerja, peralatan, cara kerja, aturan,
dan waktu.
c) Membentuk kelompok yang tepat pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa
d) Mengkordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan serta penggunaan materi dan sumber
sehingga dapat memberikan bantuan dengan tepat
e) Membagi-bagi perhatian kepada berbagai tugas dan kebutuhan siswa sehingga guru siap datang
membantu siapa saja yang memerlukannya.
f) Mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi yang dapat berupa laporan hasil dan kesimpulan
dari kegiatan
3) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
Keterampilan ini memerlukan untuk membantu siswa maju tanpa mengalami frustasi. Adapun
beberapa keterampilan yang menunjang adalah ;
a) Memberikan penguatan
b) Mengembangkan supervise proses awal yang dikerjakan dengan tujuan melihat apakah siswa
sudah bekerja sesuai dengan arah, member bantuan bila diperlukan, dan sebagainya.
c) Mengadakan supervise proses lanjut, dikerjakan setelah kegiatan berjalan lama, dan sifatnya
selektif. Interaksi yang muncul dapat berupa memberikan bimbingan tambahan, melibatkan diri
sebagai peserta untuk memotivasi siswa, memimpin diskusi, dan sebagai katalisator.
d) Mengadakan supervise pemaduan, dikerjakan untuk mengetahui dan menilai sejauh mana
tujuan telah dapat dicapai dalam rangka menyiapkan pelaksanaan rangkuman dan pemantapan.
Pada akhirnya siswa dapat saling belajar serta memperoleh wawasan yang menyeluruh tentang
kegiatan tersebut.
4) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
Keterampilan ini meliputi :
a) Membantu siswa menetapkan tujuan pelajaran
b) Merencanakan kegiatan belajar siswa
c) Berperan sebagai penasehat bagi siswa bila perlu
d) Membantu menilai pencapaian dan kemajuan sendiri:
BAB III

PENUTUP

A. kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau keterampilan yang
khusus yang harus dimiliki oleh guru agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif,
efisien dan professional. Dengan demikan keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan
beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dengan beberapa kemampuan
atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh
setiap guru.

B. Kritik dan Saran


Saya merasa bahwa pada makalah ini banyak sekali kekurangan, oleh karena kurangnya
pengetahuan pada saat pembuatan makalah, saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun kepada pembaca agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Strategi Belajar Mengajar Dan Micro Teaching. (Jakarta. Penerbit Quantum Teaching: 2005)
Deni Novalita. keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan diakses
di http://deninovalita.blogspot.co.id/2013/03/keterampilan-mengajar-kelompok-kecil.html
Erlinady. Keterampilan Membimbing diskusi diakses di Elinady.blogspot.in/2014/02/ keterampilan-
membimbing-diskusi.html?m=1
Fabrani Rusyan, dkk. Pendekatan dalam Proses belajar mengajar. (Bandung. Remaja Rosdakarya:
1989)
Hasibuan,dkk. Proses Belajar Mengajar. (Bandung. PT Remaja Rosdakarya: 2012 )
Nurul adillah. keterampilan dasar mengajar diakses di http://isminuruladillah. blogspot.co .id/ 2015/11
/makalah-keterampilan-dasar-mengajar.html
Soetomo. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. (Surabaya. Usaha Nasional : 1993.)
Syaiful Bahra Djamarah, Guru Dan Peserta didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: RinekaCipta,
2014)

Kamis, 22 oktober 2020


Jam: 12. 20

“Terima Kasih.”

Anda mungkin juga menyukai