Anda di halaman 1dari 17

MATERI KULIAH

PENDIDIKAN
INKLUSIF
OLEH:
LA MILIHA S.PD.M.HUM.
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITS HALUOOLEO
KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
Salamanca statement”prinsip mendasar dari
pendidikan inklusif adalah:selama
memungkinkan,semua anak belajar bersama-sama
tanpa memandang kesulitan ataupun perbedaan yg
mungkin ada pada mereka
 staub dan peck(1995)mengemukakan bahwa

pendidikan inklusif adalah penempatan anak


berkelainan tingkat ringan,sedang,dan berat secara
penuh dikls reguler.hal ini menunjukkan bahwa
kelas reguler merupakan tempat belajar yg relevan
bagi anak berkelainan,apapun jenis kelainannya dan
bagaimanapun gradasinya
KARAKTERISTIK UTAMA PENDIDIKAN
INKLUSIF
 Anak berkebutuhan khusus (ABK) belajar dalam satu
lingkungan pendidikan secara bersama dengan anak-
anak lainnya.
 Setiap anak memperoleh layanan pendidikan yang

layak, menantang, dan bermutu.


 Murid memperoleh layanan

pendidikan sesuai dengan


kemampuan dan kebutuhannya.
Sistem pendidikan menyesuaikan
dengan kondisi anak.
LANJUTAN… (KONSEP DASAR)
 SAPON,SHEVIN,(1995) MENYATAKAN BAHWA
PENDIDIKAN INKLUSIF SEBAGAI SISTEM LAYANAN
PENDIDIKAN YG MEMPERSYARATKAN AGAR
SEMUA ANAK BERKELAINAN DILAYANI
DISEKOLAH-SEKOLAH TERDEKAT,DIKELAS
REGULER BERSAMA-SAMA TEMAN SEUSIANYA
 FREIBERG(1995),MELALUI PENDIDIKAN
INKLUSIF,ANAK BERKELAINAN DIDIDIK BERSAMA-
SAMA ANAK LAINNYA(NORMAL)UNTUK
MENGOPTIMALKAN POTENSI YG DIMILIKINYA
Landasan pendidikan inklusif:
 landasan filosofis
 landasan yuridis
 landasan pedagogis
 landasan empiris
Landasan filosofis
 pancasila dan bhineka tunggal ika”berbeda
(fungsi indera,kapasitas intelektual,kondisi fisik
dan mental)tetapi tetap satu
tujuan,PENGEMBANGAN POTENSI DIRI MELALUI
PENDIDIKAN SEBAGAI PERWUJUDAN UMAT
TUHAN”
 KELAINAN VS KEWAJARAN,DIIBARATKAN

PERBEDAAN SUKU,RAS,ETNIS,YG MASING-


MASING MEMILIKI KARAKTERISKTIK,POTENSI,DAN
MASALAH,TETAPI BISA DISATUKAN MELALUI
UPAYA PENDIDIKAN (INKLUSIF)
LANDASAN YURIDIS
Landasan yuridis adalah seperangkat konsep
peraturan perundang-undangan yang menjadi
titik tolak sistem pendidikan .
 Deklarasi salamanca(UNESCO,1994)
 DEKLARASI PBB TENTANG HAM TAHUN 1948
 PERATURAN STANDAR PBB TAHUN 1993

TENTANG KESEMPATAN YG SAMA BAGI


INDIVIDU BERKELAINAN MEMPEROLEH
PENDIDKAN SEBAGAI BAGIAN INTEGRAL DARI
SISTEM PENDIDIKAN
LANDASAN PEDAGOGIS
Landasan pedagogis merupakan suatu landasan yang
digunakan oleh pendidik untuk dapat melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik dan mencapai tujuannya.
 MELALUI PENDIDIKAN PESERTA DIDIK BERKELAINAN

DIBENTUK MENJADI WARGANEGARA YG DEMOKRATIS DAN


BERTANGGUNGJAWAB,YAITU INDIVIDU YG MAMPU
MENGHARGAI PERBEDAAN DAN BERPARTISIPASI DALAM
MASYARAKAT
 TUJUAN INI MUSTAHIL TERCAPAI JIKA SEJAK AWAL MEREKA

DIISIOLASIKAN DARI TEMAN SEBAYANYA DI SEKOLAH-


SEKOLAH KHUSUS.BETAPAPUN KECILNYA,MEREKA HARUS
DIBERI KESEMPATAN BERSAMA TEMAN SEBAYANYA
LANDASAN EMPIRIS
Landasan empiris adalah landasan yang memberikan
arahan dan gambaran tentang kondisi pendidikan dan
tantangan masa depan terhadap dunia pendidikan
 klasifikasi dari penempatan anak berkelainan

disekolah,kelas atau tempat khusus tidak efektif dan


diskriminatif.layanan ini merekomendasikan agar
pendidikan khusus secara segretif hanya diberikan
terbatas berdasarkan hasil identifikasi yang tepat
 pendidikan inklusif berdampak positif,baik terhadap

perkembangan akademik maupun sosial anak


berkelainan dan teman sebayanya
NILAI POSITIF PENDIDIKAN INKLUSIF
 Peluang Pemenuhan hak pendidikan bagi
semua orang (education for all).
 Peluang pemenuhan wajib belajar bagi ABK.
 Pembelajaran emosi-sosial bagi ABK.
 Pembelajaran (emosi-sosial-spiritual) bagi

orang “normal”
 Pend. ABK yang lebih efisien.
UU No. 4 tahun 1997 tentang
Penyandang Cacat
Pasal (5 ) “ Setiap penyandang cacat mempunyai
hak dan kesempatan yang sama dalam segala
aspek kehidupan dan penghidupan”.
Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Depdiknas
No.380/C.C6/MN/2003
20 Januari 2003:
Setiap kabupaten/kota diwajibkan
menyelenggarakan dan mengembangkan
pendidikan inklusif di sekurang-kurangnya 4
(empat) sekolah yang terdiri dari : SD, SMP, SMA,
SMK
Pendidikan Inklusif di Indonesia
Pendidikan inklusif dimaksudkan sebagai sistem layanan
pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan
khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di sekolah
reguler yang terdekat dengan tempat tinggalnya.
 Setiap sekolah reguler diharapkan dapat menampung anak-

anak yang berkebutuhan khusus.


Sekolah yang demikian adalah Sekolah Yang
menyelenggarakan Pendidikan Inklusif atau disebut Sekolah
Inklusif
Penyelenggaraan pendidikan inklusif
terbagi dalam dua jenis :
 Sekolah Biasa/sekolah umum yang mengakomodasi semua anak
berkebutuhan khusus,
 Sekolah Luar Biasa/Sekolah Khusus yang mengakomodasi anak

normal.
Adapun alternatif Layanan Pendidikan Inklusi bisa dilakukan antara
lain dengan:
 Kelas Biasa Penuh
 Kelas Biasa dengan Tambahan Bimbingan di Dalam

 Kelas Biasa dengan tambahan Bimbingan di Luar Kelas.


 Kelas Khusus dengan Kesempatan Bergabung di Kelas Biasa,
 Kelas Khusus Penuh

 Sekolah Khusus, dan


 Sekolah Khusus berasrama
Mengapa Perlu dipromosikan?
 Semua anak mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu dan tidak
didiskriminasikan.
 Semua anak mempunyai kemampuan untuk mengikuti

pelajaran tanpa melihat kelainan dan kecacatannya.


Perbedaan merupakan penguat dalam meningkatkan
mutu pembelajaran bagi semua anak.
Sekolah dan guru mempunyai kemampuan untuk belajar
merespon dari kebutuhan pembelajaran yang berbeda.
Hal-hal yang harus diperhatikan:
 Sekolah harus menyediakan kondisi kelas yang hangat, ramah,
menerima keanekaragaman dan menghargai perbedaan.
 Sekolah harus siap mengelola kelas yang heterogen dengan

menerapkan kurikulum dan pembelajaran yang bersifat


individual.
 Guru harus menerapkan pembelajaran yang interaktif
 Guru dituntut melakukan kolaborasi dengan profesi atau

sumberdaya lain dalam perencanaan, pelaksanaan dan


evaluasi.
 Guru dituntut melibatkan orangtua secara bermakna dalam

proses pendidikan.
Kepala sekolah dan guru (yang nantinya akan menjadi
GPK = Guru Pembimbing Khusus)

Kepala sekolah dan guru yang nantinya akan


menjadi GPK,harus mendapatkan pelatihan
bagaimana menjalankan sekolah inklusi.
GPK mendapatkan pelatihan teknis memfasilitasi
anak ABK
Asesmen di sekolah dilakukan untuk mengetahui
anak ABK dan tindakan yang diperlukan.
Mengadakan bimbingan khusus atas
kesepahaman dan kesepakatan dengan orangtua
ABK
Tahapan Penerapan
Sekolah melakukan motivasi dan penjaringan di masyarakat agar
anak ABK yang belum masuk sekolah mendapatkan pendidikan
secara seimbang dengan memasukkannya ke sekolah inklusi
Pengadaan aksesibiltas (sarana dan prasaranan bagi ABK) sesuai
kemampuan sekolah
Sebelum menerapkan inklusi, sebaiknya sekolah sudah menerapkan
terlebih dahulu prinsip-prinsip MBS dengan tiga pilar utama:
managemen sekolah yang transparan, akuntable dan demokratif;
dan optimalisasi peran serta masyarakat
Kepala sekolah, guru, komite dan orantua mendapatkan pemahaman
apa, bagaimana, mengapa konsep inklusi perlu diterapkan
Menyelenggarakan pembelajaran inklusi

Anda mungkin juga menyukai