DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
UNIVERSITAS MUSAMUS
FAKULTAS TEKNIK
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat, hidayah dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah. Makalah ini
dibuat dengan tujuan agar dapat menyelesaikan salah satu tugas Mata Kuliah
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik tepat pada
waktunya. Khususnya kepada Dosen mata kuliah Ekonomi Jalan Raya kami, Bapak
Muh. Akbar, ST., MT. yang senantiasa dengan sabar membimbing kami.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan
baik dalam segi penulisan maupun penempatan kata-kata, untuk itu kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi tercapainya
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi tambahan bagi masyarakat dan
bias bermanfaat utuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua khususnya
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................6
2.1 Pengertian Analisis Benefit Cost Ratio.........................................................................6
2.2 Manfaat Analisis Benefit Cost Ratio.............................................................................7
2.3 Penerapan Analisis Benefit Cost Ratio..........................................................................8
2.4 Tahapan Penetapan BCR.............................................................................................15
2.5 Tingkat Dikonto (Suku Bunga)...................................................................................21
2.6 Contoh Penerapan Benefit Cost Ratio..........................................................................27
BAB III..................................................................................................................................35
PENUTUP.............................................................................................................................35
3.1 Kesimpulan............................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................37
3
BAB I
PENDAHULUAN
dihadapkan pada banyak pertimbangan dan permasalahan. Dalam hal ini, prioritas
proyek atau program, pemerintah memerlukan suatu alat analisis yang mampu
analisis yang dapat digunakan sebagai alat untuk memilih program yang layak
diprioritaskan adalah dengan menggunakan analisis Benefit Cost Ratio (BRC) atau
4
1.3 Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
analisis ini memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari
pelaksanaan suatu program. Dalam analisis benefit dan cost perhitungan manfaat
biaya serta biaya ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Analisis ini mempunyai banyak bidang penerapan. Salah satu bidang penerapan
yang umum menggunakan rasio ini adalah dalam bidang investasi. Sesuai dengan
makna tekstualnya yaitu benefit cost (manfaat-biaya) maka analisis ini mempunyai
rencana dengan mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan serta manfaat yang
akan dicapai. Penerapan analisis ini banyak digunakan oleh para investor dalam
upaya mengembangkan bisnisnya. Terkait dengan hal ini maka analisis manfaat dan
biaya dalam pengembangan investasi hanya didasarkan pada rasio tingkat keuntungan
dan biaya yang akan dikeluarkan atau dalam kata lain penekanan yang digunakan
Salah satu perkembangan analisis BCR antara lain yaitu penerapan dalam bidang
6
pengembangan ekonomi daerah. Dalam bidang pengembangan ekonomi daerah,
dalam proses pemilihan suatu proyek terkait upaya pengembangan ekonomi daerah
relative lebih sulit. Hal ini dikarenakan aplikasi BCR dalam sektor publik harus
dan lingkungan serta tak kalah penting adalah factor efisiensi. Faktor efesiensi mutlak
sendiri.
suatu program dalam masyarakat baik secara langsung (direct impact) maupun tidak
Terkait dengan penerapan BCR dalam perekonomian suatu daerah, maka sesuai
Dalam hal ini, BCR tidak hanya membantu pengambil kebijakan untuk memilih
alternatif terbaik dari pilihan yang ada, yang dalam hal ini pemilihan alternatif terbaik
7
dilakukan berdasarkan alasan perbandingan antara life-cycle’s benefit dengan biaya
Analisis BCR masih dapat diterapkan ketika suatu proyek telah diputuskan
untuk dilakukan, sehingga manfaat yang kedua dari dilakukannya analisis BCR
adalah dapat mengontrol perkembangan dari proyek yang bersangkutan pada tahun-
tahun ke depan.
BCR dapat digunakan untuk evaluasi suatu proyek yang telah selesai
dikerjakan. Tujuan dilakukannya evaluasi ini untuk mengetahui kinerja suatu proyek
dan hasil analisis yang telah dilakukan dapat digunakan untuk perbaikan program
selanjutnya.
Berdasarkan hasil analisis ini, pemerintah dapat menentukan pilihan yang tepat
dan anggaran dapat dialokasikan secara efektif. Pemelihan alternatif dan penentuan
merupakan salah satu pilar reformasi anggaran. Secara umum BCR dapat membantu
penggunanya untuk:
Salah satu pengembangan dari model BCR di Indonesia adalah mode Analisis
Kelayakan Suatu Proyek. Metode ini umum digunakan dalam penilaian kelayakan
8
suatu proyek. Analisis ini merupakan suatu analisis dari berbagai aspek yang harus
dilakukan secara terpadu. Pada prinsipnya analisis ini mencakup analisis aspek
pemasaran, analisis aspek keuangan, analisis aspek teknis dan operasi, analisis
sumber daya manusia, analisis aspek hukum, aspek ekonomi dan sosial, serta analisis
metode Analisis Kelayakan Proyek dapat dilihat pada Gambar 1. Hirarki untuk
Dalam Gambar. 1 tersebut, analisis aspek persamaan merupakan kunci utama dalam
9
diawali dengan identifikasi produk yang akan dipasarkan dan seberapa besar produk
ini dibutuhkan oleh onsumen. Salah satu persyaratan suatu proyek yang layak adalah
keharusan dalam memiliki prospek penguasaan pangsa pasar yang baik. Namun tidak
penguasaan pasar di masa depan. Hal ini harus dipersiapkan dalam penyusunan
Analisis kedua yang harus dilakukan adalah analisis finansial. Dalam analisis
ini dilakukan pengukuran kelayakan suatu proyek secara finansial dimulai dari
estimasi biaya dan pendapatan yang dihasilkan dari proyek tersebut. Estimasi biaya
perolehan izin usaha, biaya peralatan, biaya instalasi, biaya engineering, biaya
pelatihan, biaya pembelian tanah dan biaya lain yang dikeluarkan pada awal
investasi dilakukan.
Terdapat tiga macam biaya operasi. Pertama biaya langsung, yaitu segala
mencakup biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Kedua,
biaya tidak langsung, yaitu biaya yang tidak terkait langsung dengan proses
produksi. Biaya ini mencakup biaya bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja
10
tak langsung dan berbagai biaya tak langsung lainnya. Ketiga, biaya
komersial. Biaya komersial adalah biaya yang mencakup biaya pemasaran dan
biaya administrasi.
3. Estimasi pendapatan
yang akan diperoleh per tahun. Estimasi per tahun dilakukan untuk
tepat. Perlu dicatat bahwa estimasi pendapatan ini dilakukan berdasarkan cash
flow yaitu aliran kas yang akan dihasilkan oleh suat proyek. Dalam evaluasi
adalah menggunakan cash flow dan bukan menggunakan pendapatan. Hal ini
Terdapat dua indikator finansial yang umum digunakan untuk menilai sehat atau
tidaknya suatu proyek secara finansial. Indikator-indikator ini juga biasa digunakan
dalam perhitungan analisi benefit cost (analisis benefit cost ratio). Indikator-indikator
11
perbandingan dalam keputusan investasi maka nilai IRR harus
investasi yang dikeluarkan. NPV yang dianggap layak adalah NPV yang
B1 B2 Bn
NVP=B 0+ + 2
+…+ n
(1+r ) (1+r ) (1+ r )
atau
t =n
B
∑ (1+ tr)2
t =0
Di mana,
Bt = (b t−C t )
12
f = discount rate (tingkat diskon)
3. Payback Period
Payback Period adalah periode waktu yang dibutuhkan agar cash flow
Dalam melakukan analisis baik dengan menggunakan IRR maupun NPV, terdapat
dua faktor yang perlu diperhatikan, yaitu periode evaluasi dan konsep nilai uang
terhadap waktu (time value of money). Dalam periode evaluasi, periode yang
faktor tertentu, misalnya usia kepemilikan (ownership life). Sementara itu dalam
konsep time value of money, uang didefinisikan mempunyai nilai terhadap waktu dan
besaran nlai tersebut sangat tergantung pada saat kapan uang tersebut diterima.
Konsep ini mengandung implikasi bahwa nilai uang sekarang tidak sama dengan nilai
uang yang sama pada masa lalu maupun masa yang akan dating.
Suatu proyek yang dapat dikatakan layak secara teknis dan operasi harus
Render3 , terdapat enam aspek yang merupakan aspek operasional suatu proye.
pemilihan lokasi ditentukan oleh tiga faktor antara lain adalah aspek sumber faktor
13
produksi (akses terhadap sumber faktor produksi berupa bahan baku, sumber daya
manusia, tanah, modal dan infrastruktur), aspek produk dan aspek lingkungan.
Terkait dengan analisis kelayakan suatu proyek dalam sektor publik, selain
menekankan pada analisis aspek keuangan atau finansial, analisis BCR juga
menekankan pada analisis ekonomi dan social serta lingkungan. Hal ini disebabkan
penerapan BCR dalam pengembangan ekonomi wilayah (sektor publik) tidak dapat
proporsi kontribusi sektor tersebut dalam masyarakat. Aspek social yang berkaitan
dengan penerapan BCR dalam sektor publik ini harus mempertimbangkan kriteria
Social Cost and Benefit Analysis (SCBA). Analisis ini memperhatikan eksternalitas,
yaitu dampak eksternal yang ditimbulkan baik yang menguntungkan atau merugikan
Aspek social ekonomi penting dilakukan agar pada masa suatu depan suatu
proyek investasi tidak membebani daerah tersebut. Analisis ekonomi ini, menurut
consumers surplus (berkaitan erat dengan konsep consumers willingness to pay yang
berguna untuk menghitung harga yang relevan dengan kemampuan konsumen) dan
14
producers surplus (berkaitan erat dengan konsep producers willingness to invest yang
Namun, dampak negatif seringkali timbul dan memberikan akibat hal-hal yang tidak
seberapa besar dampak yang ditimbulkan dapat diminimalkan sampai dengan batas
toleransinya. Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan upaya ini harus diperhitugkan
1. Jenis Proyek
dapat berbagai macam jenis dan bidang yang berbeda. Jenis proyek sangat
15
keuntungan atau pendapatan daerah cenderung berbeda dengan variable yang
Terdapat tiga macam biaya proyek yanag dimasukan dalam perhitungan Pertama,
biaya keseluruhan proyek (Project Cost) dalam hal ini adalah biaya keuangan atau
financial. Biaya ini meliputi biaya tetap (Fixed Cost),Biaya Variabel (Variabel
perhitungan maka Sunken Cost tidak dimasukan dalam perhitungan Project Cost.
Sunken Cost adalah biaya yang telah dikuluarkan untuk proyek yang bersangkutan
Kedua, biaya ekonomi dalam masyarakat (jEconomic Cost to the Community). Jenis
biaya yang kedua tersebut cenderug sulit untuk dilakukan karena memasukkan
3. Estimasi Keuntungan
Estimasi ini dilakukan per tahun sepanjang proyek terkait masih berlangsung.
Perhitungan keuntungan ini memasukkan Revenue per tahun dan serta manfaat
lain. Faktor-faktor yang mempersulit perhitungan ini antara lain dapat dilihat pada
16
Dari Tabel 1 dapat dilihat beberapa variable yang dapat digunakan sebagai proksi
digunakan sebagai proksi utuk mengetahui dampak langsug suatu proyek antara lain
adalah variable tenaga kerja. Pendapatan atau gaji teaga kerja serta pemanfaata lahan
disekitar lokasi proyek. Sementara variable proksi yang dapat digunakan utuk
mengetahui dampak tidak langsung suatu proyek antara lain efek multiplier pada
tenaga kerja. Peningkatan nilai property serta biaya social lainya. Sementara variable
Tabel 1
Perhitungan Dampak Suatu Proyek
17
4. Perhitungan benefit-cost ratio dan Internal rate of return
Setelah melewati berbagai tahapan awal, maka tahap terakhir yang harus dilakukan
adalah melakukan perhitungan BCR dan Internal rate of return. Perhitungan BCR
dilakuka dengan memperhatikan Net Present Value (NPV). Rumus Preset Value
adalah :
A
Present Value= n
(t +r )
Keterangan :
A : Variabel
r : discount rate
Secara umum, konsep dasar dari analisa BCR adalah memanfaatkan model
perhitungan keuangan dari egiatan yang sedang atau akan dilakukan. Dalam
Dalam BCR seluruh alternative diukur (Benefit) dihitung dari kemauan seseorang
juga dapat diartikan sebagai cash flow (aliran kas) yang termasuk laba setelah
Sementara itu, biaya dihitung berdasarka jumlah yang harus dibayarkan sebagai
bentuk kompensasi yang diberikan karena adanya konsekuesi negative dari suatu
program. Dengan kata lain, biaya mencerminkan jumlah penggunaan dana kecuali
18
pembayaran pada pemegang saham dikurangi penerima yang terkait dengan
Komponen yang termasuk dalam biaya antara lain biaya pengembanga, biaya
pelaksanaan, biaya tenaga kerja, biaya fasilitas, dan biaya material/bahan yang
digunakan. Resiko yang terdapat pada setiap pilihan juga perlu untuk di
Konsep lain yang harus dipahami dalam penggunaan analisis BCR ini antara
lain,tangible dan Intangible Benefit serta cost. Tangible benefit adalah keuntungan
yang timbul dari suatu pilihan namun dapat dinilai dan dipasarkan di pasar.
dan dipasarkan di pasar. Sementara itu, Tangible cost menunjukkan biaya yang
dapat diukur dan berwujud, dan sebaliknya Intangible cost merupakan biaya-
Pemanfaatan BCR ini lazim menggunakan durmula time value of money (nilai
masa datang kedalam nilai waktu sekarang. Sebagai contoh, prakiaran biaya yang
akan dikeluarka dalam lima tahun mendatag adalah Rp. 1.000 yang nilainya sama
Pt
P 0= t
( 1+i)
19
Keterangan :
t : Periode
untuk dikonsumsi saat ini. Selain itu, aspek social Opportunity cost juga
Kriteria yang digunakan dalam alat analisa ini adalah apabila rasio B/C>1 akan
berimplikasi proyek tersebut layak di pilih. Sebaliknya, apabila rasio kotor B/C<1,
n
B
∑ (1+ti)t
t =1
B/C= n
t C +K
t
∑ (1+ i)
t
t =1
Keterangan :
20
Bt = Penerimaan sampai tahun t
kebutuhan (biaya) dan keuntungan yang akan diperoleh dari masing-masing pilihan.
Dalam hal ini, pengambilan keputusan dapat menghitung dapat menghitung biaya
yang dikeluarkan untuk melaksanakan masing-masing pilihan dari tahap awal sampai
dibuat dengan menggunakan perhitunagn Net Present Value (nilai waktu sekarang)
mengetahui prinsip-prinsip Net Present Value (NPV) atau nilai uang sekarang,
21
Untuk mempermudah pemahaman terhadap penjelasan tersebut. Berikut
Tabel 2
Contoh Perhitungan Benefit Cost Ratio
Tingkat
Tahun Modal Biaya Keuntung K+C NPV NPV
Diskonto
(K) (C) n (B) (K+C) (B)
(Misal:1=10%
)
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8)
(5)
0 65 0 0 1 65 65 0
1 25 2 0 0,909 27 24,545 0
2 10 5 15 0,826 15 12,397 12,397
3 0 7 22 0,751 7 5,259 16,529
4 0 8 28 0,683 8 5,464 19,124
5 0 10 40 0,621 10 6,209 24,837
6 0 11 46 0,564 11 6,209 25,966
7 0 12 50 0.513 12 6,1598 25,658
8 0 15 50 0,467 15 6,998 23,325
9 0 20 45 0,424 20 8,482 19,084
10 0 25 40 0,386 25 9,639 15,422
Penyelesaian :
n
t B
∑ (1+i)t = 182,342 Kolom (B)
t =1
22
n
t C +K
t
∑ (1+ i)t = 156.360 Kolom (7)
t =1
B 182,342
Rasio Kotor = =1,166 Rasio Kotor B/C >1
C 156,360
diskonto penentu tingkat dikonto ini merupakan hal yang sangat menentukan akurasi
penggunaan dana. Penentuan tingkat diskonto mengacu pada tingkat bunga tabungan,
Tidak ada perbedaan antara tingkat diskonto yang digunakan oleh pemerintah
dan swasta. Hal ini mengingat aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah
B. Maksimalisasi Benefit-Cost
Maximize Benefit-Cost
Kendala : a) fungsi
b) anggaran
c) lainnya
Asumsi yang digunakan dalam metode Maksimalisasi Benefit-Cost ini adalah
proyek dinyatakan baik dan layak operasi apabila benefit yang dihasilkan melebihi
costi yang harus ditanggung. Rumus umum yang dapat digunakan adalah:
Max Tb-TC s.t constraint of production foundation
j=s l= z
TB=∑ f j ( x j ) TC=∑ f t (h t )
j =f l=f
23
x j = Jumlah barang/jasa
ht = Jumlah Input
pengambil keputusan dalam menentukan prioritas. Selain itu BCR juga sangat
Apabila BCR atau alat lain tidak dimanfaatkan oleh pengambil keputusan,
waktu, tenaga, dan biaya untuk pilihan program yang kurang esensial untuk
dilaakukan pada waktu tertentu. Sebaliknya, penggunaan BCR dapat menjadi alat
pemerintah-swasta, namun tidak semua jenis prasarana dan sarana dapat dilakukan
kerja sama, ada bagian-bagian tertentu yang memungkinkan dapat dilakukan. Pada
kenyataannya, calon investor umunya menilai kriteria financial atau ekonomi, seperti
Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),
dan Play Back Period. Untuk menunjang hal tersebut maka apparat pemerintah
24
daerah harus mampu meningkatkan kapabilitasnya agar dapat menjalin kemitraan
ini memiliki masalah dalam hal akurasi. Peramalan biaya dan keuntungan tidak
selamanya mendekati nilai rill pada saat yang ditentukan. Selisih antara nilai
prakiraan dan nilai rill dapat positif, dan sebaliknya negative. Meskipun demikian,
ketidaksesuaian ini terkadang disebut sebagai risiko yang harus dihadapi oleh
pengambilan keputusan.
dimasukkan ke dalam analisis BCR, pada praktiknya pengambil keputusan sering kali
mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi pos biaya yang akan dianalisi. Hal ini
Terdapat beberapa faktor publik yang sulit dilakukan penerapan BCR dalam
studi kelayakan proyek. Proyek publik tersebut antara lain adalah air minum, jalan,
kesehatan, pendidikan dan petahanan keamanan. Analisis BCR akan sangat sulit
kepentingan di dalamnya.
Dalam pengunaan BCR, aspek ketidakpastian menjadi bagian yang tidak dapat
25
1. Analisis nilai yang diekspetasi (expected value analysis)
tertentu. Sebagai contoh biaya listrik per kilowat/jam saat ini adalah Rp.
Sementara itu, kemungkinan biaya listrik naik menjadi Rp. 1.500 adalah
= 1.800
26
Evaluasi pilihan ini pada dasarnya lebih mengarah pada langkah mencari
alternatif lain selain pilihan yang telah ada. Terdapat dua tipe analisis, yaitu
dilakukan untuk setiap tahap program yang ditentukan. Hasil BCR dengan
menggunakan metode ini tentu saja menjadi lebih detail. Sementara itu
pilihan investasi pemerintah yang menjanjikan. Selain itu analisis BCR juga
untuk membangun beberapa fasilitas public, antara lain pembangunan pasar dan
terminal. Dalam sepuluh tahun kedepan, diharapkan ketiga fasilitas public tersebut
dapat terealisasi.
27
A. Pembangunan pasar
Tujuan:
Pembangunan pasar ini diperkirakan memakan waktu tiga tahun dengan biaya
sebesar Rp.400 juta. Penerimaan sewa dan retribusi baru akan diterima oleh
diasumsikan sebesar Rp.50 juta. Sementara itu pasar diperkirakan akan dapat
berfungsi dengan baik selama 15 tahun. Saat ini, tingkat bunga tabungan
sebesar 11%, dan tingkat bunga deposito mencapai 13% per tahun.
2. Masukkan data kedalam excel dengan cara seperti terlihat dalam Gambar
3 berikut.
28
Gambar 3. Memasukkan Data ke Dalam Excel
29
Tuliskan dalam kolom diskonto: =(1+10%)^0. Pangkat ini akan berubah
(K) dan biaya (C). Jumlah biaya tersebut kemudian dihitung berdasarkan
Total B = Bt / (1 + i)t
30
Hasil perhitungan BCR dengan rumus yang terdapat pada bagian
angka tersebut, nilai BCR didapatkan dari pembagian 294 oleh 281 dan
B. Pembangunan terminal
Tujuan
retribusi bagi pemerintah, baik yang berasal dari kendaraan yang masuk
Biaya yang diperlukan untuk membangun sebuah terminal cukup besar, selain
berkontribusi sebesar Rp.60 juta. Sementara itu, biaya yang harus dikeluarkan
31
selama 20 tahun. Tingkat diskonto yang dipilih mengikuti bunga tabungan
Dengan angka dalam tabel, jumlah keuntungan yang diperoleh sebesar 249,
perhitungan dalam rumus BCR diperoleh nilai BCR yaitu sebesar 1,123.
Sesuai dengan aturan umum BCR, proyek ini pun layak untuk dilakukan.
tahun depan.
32
Dengan membandingkan nilai BCR, terlihat bahwa program yang perlu
proyek harus dilakukan secara integral terhadap setiap aspek dan merupakan suatu
Sebagai contoh lainnya diketahui suatu proyek besar menghasilkan estimasi biaya
– Biaya Investasi yang dikeluarkan pada tahun ke-1 dan ke-2 masing-masing sebesar
jt.
33
– Manfaat yang diterima mulai tahun ke-2 sampai tahun ke-6 masing-masing sebesar
Rp 100 jt, Rp 200 jt, Rp 300 jt, Rp 400 jt, dan Rp 500 jt.
Hasil pehitungannya adalah 1,074 > 1 maka usaha tersebut dinyatakan layak dan
dilanjutkan.
34
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
yang akan diperoleh dari pelaksanaan suatu program. Dalam analisis benefit
dan cost perhitungan manfaat biaya serta biaya ini merupakan satu kesatuan
– Biaya Investasi yang dikeluarkan pada tahun ke-1 dan ke-2 masing-
– Manfaat yang diterima mulai tahun ke-2 sampai tahun ke-6 masing-
masing sebesar Rp 100 jt, Rp 200 jt, Rp 300 jt, Rp 400 jt, dan Rp 500 jt.
35
Tahun Cost Benefit Netbenefit DF 10% PV
Hasil pehitungannya adalah 1,074 > 1 maka usaha tersebut dinyatakan layak
dan dilanjutkan.
36
DAFTAR PUSTAKA
Bjomstad, Dave. “Benefut Cost Ratio.” National Center for Environmental Decision-
Isnor, Roland R. “Cost-Benefit Analysis and ROI: Essential Tools for Serious
Managers”
Universitas Padjajaran
37
Portney, Paul R. “Benefit-Cost Analysis. “www.econlib.org
Sugiyono, Agus. 2001. “Analisis Manfaat dan Biaya Sosial.” Program Pascasarjana
Mitigation.
William B. Werther, Jr. and Keith Davis, 1993. Human Resources and Personnel
Management.
www.econlib.org
www.wikipedia.com
38