Disusun oleh :
1. Malik Fajar
2. Nurrahmat
Dosen Pengampu :
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. PENGERTIAN SEJARAH ISLAM DAN PEMBAHARUAN ISLAM.....2
B. RUANG LINGKUP SEJARAH ISLAM.....................................................4
C. MODEL PENELITIAN SEJARAH DAN PEMIKIRAN MODERN
DALAM ISLAM..................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
1
3. Dapat mengetahui model penelitian dan pemikiran modern dalam Islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
W.J.S.Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka.1991), cet.
XII,hlm. 887.
3
dalam berbagai aspek. Dalam kaitan ini, maka muncullah berbagai istilah yang
sering digunakan untuk sejarah ini, diantaranya Sejarah Islam,2 Sejarah
Peradaban Islam,3 Sejarah dan Kebudayaan Islam,4
4
perkembangan zaman. Hal ini dilakukan karena betapa hebatnya paham-
paham yang dihasilkan para ulama atau pakar zaman lampau itu tetap ada
kekurangan dan selalu dipengaruhi oleh kecenderungan, pengetahuan, situasi
social, dan lain sebagainya.
Selain itu pembaharuan dalam Islam dapat pula berarti mengubah
keadaan ummat agar mengikuti ajaran yang terdapat di dalam al-Qur’an dan
al-Sunnah. Hal ini perlu dilakukan, karena terjadi kesenjangan antara yang
dikehendaki al-Quran dengan kenyataan yang terjadi dalam masyarakat. Al-
Quran misalnya mendorong ummat agar menguasai pengetahuan agama dan
ilmu pengetahuan modern serta teknologi secara seimbang; hidup bersatu,
rukun dan damai sebagai suatu keluarga besar dsb. Namun kenyataannya
ummatnya menunjukkan keadaan yang berbeda. Sebagian besar ummat Islam
menguasai pengetahuan agama sedang ilmu pengetahuan modern tidak
dikuasai bahkan dimusuhi;hidup dalam keadaan penuh pertentangan dan
peperangan , satu dengan yang lainnya saling bermusuhan. Dengan demikian
maka, pembaharuan Islam mengandung maksud mengembalikan sikap dan
pandangan hidup ummat agar sejalan dengan petunjuk al-Qur’an dan al-
Sunnah.
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan
pembaharuan dalam Islam adalah bukan mengubah al-Qur’an dan al-Hadis,
tetapi justru kembali kepada al-Qur’an dan al-Hadis, sebagai sumber ajaran
Islam yang utama.
5
I ini tercatat sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW dari tahun 570-632
M, Khulafur Rasyidin7 dari tahun 632-661 M, Bani Umayyah dari tahun 661-
750 M, Bani Abbas dari tahun 750-1250 M.
Selanjutnya periode pertengahan yang berlangsung dari tahun 1250-
1800 M, dapat dibagi kedalam dua masa, yaitu masa kemunduran I dan masa
Tiga Kerajaan Besar. Masa kemunduran I berlangsung sejak tahun 1250-1500
M. Di zaman ini Jengis Khan dan keturunannya dating membawa
penghancuran kedunia Islam. Sedangkan masa tiga kerajaan Besar yang
berlangsung dari tahun 1500-1800 dapat dibagi menjadi fase kemajuan (1500-
1700 M), dan masa kemunduran II (1700-1800).
Adapun periode modern yang berlangsung dari tahun 1800 M, sampai
dengan sekarang ditandai dengan zaman kebangkitan Islam.8
Secara keseluruhan berbagai peristiwa yang terjadi dalam sejarah
Islam dapat diketahui dalam beberapa periode tersebut di atas. Pembagian
periodesasi sejarah Islam demikian penting diketahui untuk lebih mudah
dipahami.
Selanjutnya dilihat dari segi isinya sejarah Islam dapat dibagi kedalam
sejarah mengenai kemajuan dan kemundurannya dalam berbagai bidang
seperti dalam bidang politik, pemerintah, ekonomi, kebudayaan, ilmu
pengetahuan, dengan berbagai paham dan aliran yang ada di dalamnya dan
lain sebagainya, sejarah mengenai penyebarannya ke berbagai belahan dunia
,tokoh-tokoh yang mengembangkannya. Pembagian sejarah demikian penting
diketahui untuk menempatkan posisi studi kita, yaitu pada bidang mana yang
akan kita tekuni.
6
Di bawah ini beberapa pendapat tentang pemikiran modern dalam
pemikiran modern dalam Islam yang dikemukakan oleh Deliar Noer dan
H.A.R. Gibb:
a. Model Penelitian Deliar Noer
Salah satu buku tentang pemikiran modern dalam Islam yang
dilakukan oleh Deliar Noer berjudul Gerakan Modern Islam di
Indonesia1900-1942, diterbitkan oleh LP3ES disekitar tahun 80-an. Dari
judulnya terlihat bahwa penelitian tersebut bersifat deskribtif analitis, yaitu
penelitian yang mencoba mendiskribsikan gerakan modern Islam di
Indonesia yang terjadi pada tahun 1900-1942. Penelitian tersebut antara lain
memuat latar belakang pemikiran, permasalahan, yang ingin dipecahkan,
metode dan pendekatan serta analisis yang digunakan.
Di antara pemikiran yang melatarbelakangi penelitian tersebut adalah
adanya asumsi bahwa perkembangan yang terjadi pada akhir periode 1900-
1942 merupakan tahun pergantian penguasa di Indonesia dari tangan Belanda
ke tangan Jepang. Tetapi pemikiran, gerakan dan perkembangan yang
umumnya yang bersangkutan dengan gerakan modern Islam di negeri kita ini
tidak berhenti dengan pergantian ini. Malah, gerakan modern dalam Islam
itu masih terus berlanjut, bukan saja pada masa Jepang, melainkan juga
sesudah merdeka, hingga kini. Bahkan Deliar Noer mengatakan,agaknya
gerakan tersebut lebih kentara dimasa merdeka, oleh karena pertama :
kebebasan yang sama-sama dicapai dengan golongan lain sebangsa, dan
kedua: karena tantangan-tantangan yang dihadapi gerakan-garakan tersebut
lebih pula bersifat bebas dan terbuka. Dalam rangka ini maka mudah terlihat
analogi yang dihadapi pada masa merdeka dengan yang dihadapi di zaman
jajahan Belanda dahulu.
Lebih lanjut, Deliar Noer mengatakan betapa perkembangan masa
merdeka banyak relevansinya dengan perkembangan pemikiran periode
sebelumnya antara tahun 1900-1942. Yaitu pertama, soal kilafian,. Gerakan
modern Islam di negeri kita, seperti juga di negeri Islam lain, bermula dengan
7
soal-soal ubudiyah. Dalam rangka rangka ini, paham gerakan tersebut
berusaha mengubah paham tradisional. Ke dalamnya termasuk apa yang
disebut takhayul dan khurafat, ada pula yang disebut masalah khilafiyah
dalam kalangan Islam.
Kedua, sifat fragmentasi kepartaian. Sifat ini di masa tahun 1920-
1942 sangat menonjol, baik pada kalangan Islam maupun pada kalangan
kebangsaan. Pada kalangan Islam, disamping Partai Serikat Islam (Indonesia)
muncul pula Permi, Perti, Perii, Penyadar, PII dan PSII Kartosuwiryo; pada
kalangan kebangsaan (yaitu yang mengaku netral terhadap agama), muncul
PMI, Partindo, Gerindo, PBI dan BU (yang bergabung menjadi Perinda) dan
Parpindo.
Ketiga, kepemimpinan yang bersifat pribadi. Dizaman merdeka
kecenderungan seperti ituterjadi, yaitu pemimpin, dengan alas an-
alasannyasendiri, membawa pengikut-pengikutnya ke luar organisasi semula,
membangun partai baru ataupun mengubah sifat organisasinya menjadi partai
politik.9
Keempat, perbedaan dan pertentangan paham. Contoh adanya
pertentangan paham antara lain terlihat pada perbedaan kecenderungan dan
sikap pada masa demokrasi terpimpin, ketika sebagian kalangan Islam
dengan keras meolak cinta dan konsep Soekarno tentang ini, sedangkan lain,
menerima dan sekurang-kurangnya secara formal dan mendukug.
Kelima, hubungan dengan pemerintah.Sudah jelas, bahwa dipandang
dari pergerakan nasional, pemerintah jajahan adalah musuh yang harus
dihancurkan. Oleh sebab itu suasananya adalah suasana permusuhan dan
suasana perang.
Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka permasalahan
yang ingin dijawab dalam penelitian ini adaalah bagaimana corak dan objek
pembaharuan pemikiran yang dilakukan gerakan modern Islam di Indonesia
pada tahun 1900-1942 itu dan bagaimana relevensi gerakan tersebut dengan
9
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: LP3ES, 1980), cet. 1, hlm.
Xiii-viv.
8
gerakan pembaharuan pemikiran Islam yang dilakukan gerakan modern Islam
di Indonesia pada masa setelah kemerdekaan.
Untuk mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan untuk penelitian
tersebut Deliar Noer menggunakan bahan-bahan yabg terdapat dalam
berbagai literature baik yang ditulis dalam bahasa Indonesia maupun yang
ditulis dalam dalam bahasa Inggris dan Belanda; dan menggunakan bahan-
bahan yang didapat dari hasil wawancara dengan tokoh-tokoh yang
berkompeten dalam bidangnya. Bahan-bahan tersebut kemudian
dideskribsikan secara sistematik dan kronologis dan dianalisis dengan
menggunakan menggunakan pendekatan historis sosioligis. Dengan
pendekatan historis dihasilkan pembahasan menurut urutan peristiwasecara
kronologis dan dapat dibuktikan keberadaannya dalamsejarah; dan dengan
pendekatan sosiologis dihasilkan deskripsi yang menjelaskan berbagai
peristiwa yang antara satu bagian dengan bagian lainnya saling berkaitan.
Melalui metode dan pendekatan tersebut dihasilkan informasi yang
komprehensif mengenai asal-usul dan pertumbuhan gerakan modern Islam
dalam bidang pendidikan, sosial dan politik. Asal-usul dan pertumbuhan
gerakan modern Islam dalam bidang politik meliputi serikat Islam, partai-
partai Islam, reaksi Belanda, reaksi kalangan tradisi dan kalangan
kebangsaan, reaksi kalangan tradisi dan kalangan nasiosionalis yang netral
agama.
Selanjutnya penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan yang
menjelaskan tentang Timur Tengah dan pengaruhnya dalam
pembaharuan,perkembangan dan sifat gerakan modern Islam di Indonesia,
golongan modern Islam dan system pendidikan sekolah, kepemimpinan
dalam gerakan pembaharuan, kalangan modern Islam dan reaksi Belanda,
hubungan antara golongan modern dan tradisi, hubungan antara kalangan
modern Islam dengan kalangna kebangsaan yang netral.
Berkaitan dengan Timur Tengah dan pengaruhnya dalam
pembaharuan , Deliar Noer menyimpulakan, bahwa para pembaharu di
Indonesia, terutama mereka yang menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa
9
perantara untuk menambah pengetahuan mereka, memperoleh informasi dan
pemikiran yang tumbuh di Mesir, terutama Pemikiran Abduh. Pemikiran
Abduh tentang pembaharuan pada dasarnya bersifat agama, dan memang segi
ini yang ditekankan oleh para pembaharu umumnya di Indonesia,Abduh
menegakkan ijtihad,menolak taklid dan melihat kepada rasulullah serta para
sahabat sebagai contoh dalam mengerjakan ibadah,dan masalah-masalah ini
pula yang di tekankan para pembaharu di indonesia.tidak berhenti hingga
Abduh saja.Banyak di antara mereka yang menggali lebih dalam dari
sumber-sumber yang di per gunakan Abduh sendiri,yaitu Ibn Taimiyah dan
Ibn Al-ayyim.mereka juga berusaha menafsirkan sendiri sumber dasar islam
(Quran dan Hadis):Kesimpulan mereka bisa saja di ambil dari pendapat
Abduh atau pandangan ulama lain.
Mengenai perkembangan dan sifat gerakan modern islam di indonesia
indonesia,Deliar Noer menyimpulkan bahwa sifat dan kecenderungan oleh
gerakan di bentuk oleh pimpinan organisasi serta lingkungan organisasi
tersebut bergerak.menurut Deliar Noer,seakan terdapat bukan satu
penggerakan di indonesia,melainkan beberapa,masing-masing dengan sifat
sendiri-sendiri .selanjutnya dalam kesimpulannya Deliar Noer menyebutkan
adanya golongan tradisional dan golongan pembaharu.golongan tradisi lebih
menghiraukan soal-soal agama,din atau ibadah belaka.bagi mereka islam
seakan-akan sama dengan fiqih ,dalam hal ini meraka mengakui taklid dan
menolak ijtihad dan banyak pula yang memberi perhatian pada tasawuf
.sementara itu, golongan pembaharu lebih memberi perhatian pada sifat
islam pada umumnya.bagi mereka,islam sesuai dengan tuntan zaman dan
keadaan..islam juga berarti kemajuan,agama itu tidak akan menghambat
usaha mencari ilmu pengatahuan,perkembangan sains dan kedudukan
wanita10. Islam ialah agama universal,yang dasar –dasar ajaranya telah
diungkapkan oleh para nabi,baik yang di kenal maupun tidak dikenal,11yang
10
Lihat Moment Verslag Congres ke-18 Muhammadiyah di Medan
(Yogyakarta:Muhammadiyah,1939),hlm.19.
11
Lihat QS 10:47;2:164;35:24;40:78
10
diutus kepada semua bangsa,tugas mereka diselesaikan Muhammad,rasul
utusan terakhir untuk seluruh umat manusia.
Kesimpulan berikutnya Deliar Noer mengungkapkan tentang
kepemimpinan dalam gerakan pembaharuan .menurutnya,berdasarkan
perkembangan dan sifat gerakan modern islam,terdapat dualisme dalam
kepemimpinan gerakan ini.menurutnya hal ini menumbuhkan kesulitan
dalam memilih kepemimpinan islam di indonesia.para pemimpin modern
islam berasal dari segala macam bidang profesi:klangan ulama,kalangan
perniagaan,kalangan bangsawan,priyayi,atauadat dan pamong praja.secara
geografis,pemimpin itu kebanyakan berasal dari jawa dan minang kabau.
Deliar Noer juga menyimpulkan tentang sikap belanda yang tidak
tetap terhadap islam di indonesia.di suatu pihak islam dilihat sebagai
agama,dan katanya pemerintah netral terhadap hal ini ,tetapi sebaliknya
,pemerintah mengambil sikap diskriminatif dengan memberi kelonggaran
kepada kalangan misionaris kristen lebih banyak ,termasuk bantuan berupa
uang.pemerintah juga melarang kegiatan misionaris islam di daerah
animisme,sedangkan misionaris kristen leluasa masuk.
Selanjutnya,mengenai hubungan antar galongan modern dan
golongan tradisi,Deliar Noer menyimpulkan bahwa golongan tradisi tidak
pula senantiasa berdiam diri dan bersikap statis. Merekapun mengadakan
perubahan dikalangan mereka,pada mulanya dengan mengorganisasikan diri
dalam Nahdatu l ulama(1926) ,dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah(1929)dan
juga dengan mengadakan perubahan lain.
Berdasarkan uraian diatas ,terlihat jelas bahwa Deliar Noer telah
memberikan model penelitian yang memenuhi persyaratan sebagai penelitian
sejarah.
b. Model penelitian H.A.R. Gibb
Hasil penelitian H.A.R.Gibb yaitu yang berjudul Modern Trends in
Islam yang diterjemahkan oleh L.E.Hakim dengan judul Aliran-aliran
Modern dalam Islam dan diterbitkan oleh Tintamas-Jakarta tahun 1954.
11
Penelitian Gibb tentang gerakan modern tentang islam dalam islam
kelihatanya bertolak dari tesisnya yang mengatakan bahwa islam adalah suatu
agama yang hidup dan vital yang menyampaikan dakwah kepada hati,
pikiran, dan perasaan dari berpuluh –puluh,malah berates-ratus miliun
manusia, memberikan kepadanya suatu pedoman supaya hidup jujur,
sungguh-sungguh dan takwa.12Pada bagian lain Gibb mengatakan bahwa
agama Islam dan para penganutnya merupakan sutu susunan yang sama,
masing-masing membentuk dan memberikan reaksi diantara satu sama
lainnya selama Islam itu tetaptinggal sebagai satu organismeyang hidup dan
ajaran-ajarannya memberikan kepuasan bagi perasaan keagamaan pengikut-
pengikutnya.13
Berbicara tentang dasar-dasar alam pikiran Islam, Gibb mengatakan,
bahwa al-Quran adlah suatu kitab yang berisi perintah-perintah , yang
didakwahkan oleh Muhammad selama lebih kurang 20 tahun dari akhir
hidupnya, yang terdiri terutama kalimat-kalimat pendek mengenai pelajaran
agama dan dasar-dasar susila atau bukti-bukti keterangan terhadap mereka
yang ingkar, tafsir dari kejadian-kejadian yang sedang berlaku, dan beberapa
peraturan mengenai soal-soal sosial dan hukum. Lebih lanjut, Gibb
mengatakan tentang tidak adanya pemisahan antara agama dengan alam
pemikiran rasional; akan tetapi bilamana keyakinan itu dikendalikan oleh
agama atau hanya sebagai satu khayalan yang subjektif, maka alam rasional
memendang agama itu hanya sebagai salah satu dari pada objek-objeknya.
Selanjutnya Gibb mengatakaan tentang ketegangan dalam Islam.
Menurutnya, di dalam kehidupan semua agama didapati ketegangan.
Sebabnya adalah terletak dalam keyakinan agama itu sendiri, dengan garis-
garis batas antara yang disembah dengan yang menyembah, pengertiannya
tentang kesucian dan pengertiannya tentang dosa.
12
H.A.R.Gibb, Aliran-AliranModern dalam Islam (terj.) L.E. Hakim, dari judul asli Modern
Trends in Islam, (Jakarta:Tintamas,1954), cet, II, hlm. x.
13
Ibid., hlm.xvii.
12
Selanjutnya, ketika berbicara tentang dasar-dasar modernism, Gibb
mengatakan bahwa modernism menimbulakan satu pergolakan pemikiran
yang amat hebat pengaruhnya dikalangan mereka yang dangkal ilmu
pengetahuannya, kecuali orang-orang “Manar” yang modern yang bercorak
“Neo Hambali”.14
Dari uraian tersebut, terlihat bahwa model penelitian gerakan modern
dalam Islam yang dilakukan Gibb bersifat penelitian kepustakaan, yaitu
penelitian yang sepenuhnya menggunakan bahan-bahan yang terdapat dalam
sumber-sumber tertulis, khususnya buku-buku yang dihasilkan oleh para
penulis sebelumnya.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitiannya itu adalah
pendekatan filosofis historis , yaitu penelitian yang menekankan pada upaya
untuk menarik nilai-nilai universal yang didasarkan pada informasi yang
terdapat dalam kitab suci dan didukung oleh kebenaran sejarah.
14
Ibid., hlm. 61.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikian makalah ini kami buat, kami ucapkan banyak terima kasih
kepada pihak yang telah membantu atas terselesainya makalah ini. Kami
menyadari makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
15
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan,(Jakarta:Bulan
Bintang 11975), cet. I, hlm. 10.
14
itukami mohon kritik dan sarannya , sehingga kami dapat membuat makalah
yang lebih baik lagi
15
DAFTAR PUSTAKA
16