Anda di halaman 1dari 7

A.

Definisi dan Klasifikasi Aset


Aset didefinisikan sebagai sumber daya yang mempunyai potensi memberikan
manfaat ekonomis pada perusahaan pada masa-masa mendatang. Sumber daya yang mampu
memberikan aliran kas masuk atau kemampuan mengurangi kas keluar bisa disebut sebagai
aset. Sumber daya tersebut bisa diakui sebagai aset apabila 1. Perusahaan memperoleh hak
penggunaan aset tersebut sabagai hasil transaksi atau pertukaran pada masa lalu, dan 2.
Manfaat ekonomis masa mendatang bisa diukur, dikuantifikasikan dengan tingkta ketetapan
yang memadai. Apabila ada sumber daya yang tidak memenuhi kedua persyaratan diatas
maka sumber daya tersebut tidak bisa digolongkan sebagai aset, meskipun sumber daya
tersebut mampu menghasilkan manfaat ekonomis pada masa-masa mendatang.

Dalam pengertian aset tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja,
tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan (deffered
charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang. Serta
aset aset yang tidak berwujud lainnya (intangible assets) misalnya goodwill, hak patent, hak
menerbitkan dan sebagainya.
Menurut Djarwanto PS. pengertian aset adalah sebagai berikut:
“Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan, bentuk-bentuknya dapat berupa
harta kekayaan atau hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang
bersangkutan.”
Menurut Mamduh M.Hanafi pengertian aset adalah:
“Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan darinya manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diraih oleh perusahaan.”
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa aset
adalah bentuk dari penanaman modal perusahaan, bentuk-bentuknya dapat berupa harta
kekayaan, dan diharapkan mampu memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak
langsung dimasa yang akan datang.
B.     Jenis-jenis aset
1.      Aset lancar
Menurut Alimsyah dan Padji mendefinisikan aset lancar sebagai berikut:
“Aset lancar adalah harta perusahaan yang dapat ditukar dengan uang tunai dalam waktu
relative singkat, biasanya ukuran waktunya yang dipakai ialah siklus usaha atau tahun buku,
yang termasuk aset lancar ialah uang kas, rekening giro bank, investasi jangka pendek,
piutang usaha, persediaan barang dagang, biaya dibayar dimuka, wesel, dll.”

Menurut S. Munawir mendefinisikan aset lancar sebagai berikut:


“aset lancar adalah uang kas atau aset lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau
ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama
satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal)”

Dari pengertian aset lancar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aset lancar adalah
aset yang dapat dijadikan uang dalam waktu yang singkat dalam kurun waktu dari satu tahun
yang terdiri dari kas, rekening giro, piutang usaha, persediaan, wesel dan lain sebagainya.
Kelompok aset lancar Menurut Abdullah Shahab yaitu:
a.       Kas
b.      Surat berharga
c.       Wesel tagih
d.      Piutang dagang
e.       Persediaan barang
f.       Beban dibayar dimuka
Sedangkan menurut S. Munawwir yang termasuk dalam kelompok aset lancar adalah sebagai
berikut :
a.       Kas
b.      Investasi
c.       Piutang wesel
d.      Piutang usaha
e.       Persediaan
f.       Piutang penghasilan
g.      Persekot

Kesimpulan dari kelompok aset lancar diatas adalah :


a.     Kas atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Kas
merupakan aset yang paling lancar dibandingkan aset lainnya. Oleh sebab itu, kas
merupakan aset yang paling digemari untuk dicuri, dimanipulasi, dan diselewengkan.
Dalam neraca kas selalu disajikan dalam urutan pertama, setelah itu barulah diikuti
dengan akun piutang  usaha, dan seterusnya dengan urutan tingkat likuiditasnya.
b.      Investasi jangka pendek (surat-surat berharga atau marketable securities). Yaitu investasi
yang sifatnya sementara (jangka pendek) dengan maksu untuk memanfaatkan uang kas
yang untu sementara belum dibutuhkan dalam operasi.
c.       Piutang dagang, adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditor atau langganan)
sebagai akibat adanya penjualan barang secara kredit.
d.      Persediaan, adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal
neraca masih digudang atau belum dijual.
e.       Piutang penghasilan atau penghasilan yang masih harus diterima, adalah penghasilan
yang sudah menjadi hak perusahaan karena perusahaan telah memberikan jasanya tetapi
belum diterima pembayarannya sehingga merupakan tagihan.
f.       Persekot atau pembayaran yang diterima dimuka, adalah pengeluaran untuk memperoleh
jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran itu belum menjadi biaya atau jasa pihak lain atau
belum dinikmati oleh perusahaan pada periode ini melainkan pada periode berikutnya.

2.      Aset tetap
Setiap perusahaan mempunyai harta (aset) untuk mendukung kegiatan usahanya.
Diantaranya yaitu aset tetap. Aset tetap dibagi menjadi dua golongan yaitu, aset tetap
berwujud aset tidak berwujud. Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset relatif
permanen.Mereka merupakan aset berwujud (tangible assets) karena ada secara fisik. Aset
tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual
sebagai bagian dari operasi normal. Nama-nama deskriftif lain bagi aset ini adalah aset
pabrik, atau properti, pabrik, dan peralatan.
Aset tak berwujud aset yang masuk dalam kategori ini tidak mempunyai wujud fisik.
Beberapa contoh adalah: paten yang dipunyai perusahaan, trand
mark, hak francise. Goodwil juga bisa dikelompokkan sebagai aset tidak berwujud. Goodwil
merupakan selisih antara harga yang dibayarkan dengan nilai pasar perusahaan yang dibeli.
Pengertian aset tetap menurut PSAK 16 menyatakan bahwa :
“Aset tetap adalah aset yang berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan dan mempunyai masa
manfaat lebihdari satu tahun.”

Sedangkan menurut IAI melalui PSAK No.16 mengemukakan pengertian aset tetap
sebagai berikut:
“aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai dengan dibangun
terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam rangka kejadian normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun.”

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa aset tetap adalah aset
berwujud yang dimiliki perusahaan yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak
dimaksudkan untuk dijual dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap
memiliki jenis-jenis di antaranya yaitu:
a.      Jenis-jeni aset tetap
Menurut S.Munawir jenis-jenis aset tetap adalah sebagai berikut:
1)      Tanah yang diatasnya didirikan bangunan atau digunakan operasi.
2)      Bangunan, baik bangunan kantor maupun bangunan untuk pabrik
3)      Mesin
4)      Inventris
5)      Kendaraan dan perlengkapan atau alat-alat lainnya.
b.      Karakteristik aset tetap
Aset tetap memiliki karakteristik, menurut Jerry J.Weygandt yang dialih bahasakan oleh
Ali Akbar Yulianto, Wasilah, dan Rangga Handika, karakteristik aset tetap yaitu:
1)      Memiliki bentuk fisik (bentuk dan ukuran yang jelas)
2)      Digunakan dalam kegiatan operasional
3)      Tidak untuk dijual kekonsumen
Adapun perolehan aset tetap selain dengan transaksi kas Menurut Earl K.Stice yang dialih
bahasakan oleh Safrida R. P. Di antaranya:
1)      Pembelian secara paket
2)      Pembayaran yang ditangguhkan
3)      Sewa guna usaha
4)      Pertukaran aset non moneter
5)      Perolehan dengan penerbitan surat berharga
6)      Kontruksi sendiri
7)      Perolehan melalui sumbangan atau penemuan
8)      Akuisisi suatu perusahaan secara keseluruhan
c.       Pelepasan aset tetap
Menurut Warren, Reeve dan Fess yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita,
Amanugrahani, dan Taufik Hendrawan, pelepasan aset tetap yaitu:
1)      Pembuangan aset tetap
2)      Penjualan aset tetap
3)      Pertukaran aset tetap yang sejenis
d.      Penyusutan aset tetap
Semua jenis aset tetap, kecuali tanah akan semakin berkurang kemampuannya untuk
memberikan jasa bersama dengan berlalunya waktu. Berikut ini merupakan beberapa
pengertian dari penyusutan:
1)   Menurut Jerry J.Weygandt yang dialih bahasakan Ali Akbar Yulianto, Wasilah, dan
Rangga Handika, pengertian penyusutan adalah alokasi biaya dari aset tetap menjadi
beban selama masa manfaatnya berdasarkan cara yang sistimatis dan rasional.
2)    Menurut Soemarso S.R pengertian penyusutan adalah pengakuan adanya penurunan
nilai aset tetap berwujud.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyusutan adalah
penurunan nilai aset tetap berwujud secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap
periode akuntansi selama masa manfaatnya.
e.       Sebab –sebab penyusutan aset
Menurut Warren. Reeve & Fess yang diterjemahkan oleh Aria Amanugrahani dan Taufik
hendrawan, sebab-sebab penyusutan yaitu :
1)       Penyusutan fisik
a.    penyusutan fisik terjadi dari kerusakan ketika digunakan dan karena
pengaruh     cuaca.
2)      Penyusutan fungsional
a. Penyusutan fungsional terjadi jika aset tetap yang dimaksud tidak lagi mampu
menyediakan manfaat dengan tingkat seperti diharapkan.

C.    Definisi dan klasifikasi Kewajiban


Menurut Soemarso kewajiban adalah suatu tugas atau tanggung jawab untuk
bertindak atau melakukan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut
hukum sebagai konsekuensi dari kontrak mengingat atau peraturan perundangan. Tugas atau
tanggung jawab untuk bertindak atau melakukan seseuatu pengorbanan ekonomis yang harus
dilakukan perusahaan karena tindakan atau transaksi sebelumnya.
Berdasarkan PSAP 09 kewajiban merupakan adalah utang yang timbul dari peristiwa
masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah.
1.      Keadaan yang dapat menimbulkan kewajiban
Kohler, menyatakan bahwa utang adalah suatu jumlah yang harus dibayar dalam bentuk
uang, barang, atau jasa khususnya utang yang memiliki kriteria sebagai berikut:
a.       Terjadi/telah terjadi
b.      Terjadi pada suatu saat tertentu dimasa mendatang
c.       Terjadi karena tidak dilaksanakannya suatu tindakan dimasa yang akan datang.
Hutang dapat terjadi karena bebrapa faktor antara lain:
a.       Kewajiban legal/kontrak
Kewajiban legal adalah utang yang timbul karena adanya ketentuan formal berupa
peraturan hukum untuk membayar kas atau menyerahkan barang (jasa) kepada entitas
tertentu.
b.      Kewajiban konstruktif
Kewajiban konstruktif timbul karena kewajiban tersebut sengaja diciptakan untuk
tujuan/kondisi tertentu, meskipun secara formal tidak dilakukan melalui perjanjian
tertulis untuk membayar sejumlah tertentu dimasa yang akan datang.
c.       Kewajiban equitable
Kewajiban equitable adalah utang yang timbul karena adanya kebijakan yang diambil
oleh perusahaan karena alasan moral/etika dan perlakuannya diterima oleh praktik secara
umum.
2.      Klasifikasi kewajiban
Pengklasifikasian kewajiban dapat dibedakan menjadi dua yaitu kewajiban lancar atau
kewajiban jangka pendek  dan Kewajiaban Jangka Panjang.
a.       Kewajiban lancar atau kewajiban jangka pendek 
adalah kewajiban yang diperkirakan akan dibayar dengan menggunakan aset lancar atau
menciptakan kewajiban lancar lainnya dan harus segera dilunasi dalam jangka waktu 1 tahun.
Jenis-jenis kewajiban lancar adalah:
1)      Utang Usaha
Utang usaha adalah semua utang yang timbul dari pembelian barang dagang, yang dibayar
secara kredit.
2)      Utang Wesel
Utang wesel dapat diklasifkasikan sebagai kewajiban jangka panjang tergantung jangka
waktu jatuh temponya. Utang dalam bentuk janji tertulis yang diklasifikasikan sebagai utang
jangka pendek adalah :
a)      Utang wesel dagang
Utang wesel dagang adalah jumlah yang dijanjikan secara tertentu dibayar kepada
pemasok barang, jasa dan eqipment. Umumnya baik jumlah yang dilunasi maupun
tanggal pelunasannya telah tercantum dalam wesel.
b)      Utang wesel pinjaman jangka pendek
Adalah utang wesel kepada bank atau lembaga lainnya biasanya timbul karena transaksi
pinjaman uang. Apabila wesel tersebut berbunga, disajikan dalam neraca sebesar
nominalnya dan diperlukan pengakuan biaya bunga pada setiap akhir periode untuk
disajikan dalam laporan laba rugi. Jika wesel yang diterbitkan untuk peminjaman uang
tidak berbunga, bank akan memotong (mengenakan diskon) sejumla tertentudari jumlah
uang yang dipinjam dan menyerahkan jumlah setelah dipotong kepada peminjam.
3)      Utang Upah
Utang upah merrupakan jumlah upah yang terutang kepada karyawan atas manfaat yang telah
diterima perusahaan melalui pemakaian jasa karyawan selama periode berjalan. Dalam hal
ini, perusahaan telah menikmati atau menggunakan jasa karyawan dalam periode berjalan
namun baru akan dibayarkan diperiode akuntansi berikutnya sesuai tanggal pembayaran yang
telah ditetapkan.
4)      Utang pajak penghasilan karyawan
Utang pajak penghasilan karyawan merupakan jumlah pajak yang terutang  kepada
pemerintah atas besarnya gaji karyawan yang terkena pajak penghasilan.
5)      Utang jaminan
Utang jaminan ialah uang yang diterima perusahaan sebagai jaminan aset atau kegiatan yang
dipercayakan kepada pelanggan. Misalnya : seseorang yang membeli minuman dalam botol
harus memberikan uang untuk jaminan botol.
6)      Utang Bunga
Utang bunga merupakan jumlah bunga yang terutang kepada kreditur atas dana yang
dipinjam. Dalam hal ini debitur telah menikmati dana kreditur selama periode berjalan namun
baru akan dibayarkan diperiode akuntansi berikutnya sesuai dengan tanggal jatuh tempo
pinjaman.
7)      Pendapatan diterima dimuka
Pendapatan diterima dimuka timbul pada saat pembayaran diterima sebelum barang atau jasa
diberikan. Contoh nya sewa diterima dimuka.
8)      Utang pajak penjualan
Merupakan utang atas pajak yang dipungut dari pembeli ketika penjualan terjadi.
9)      KewajibanKontijensi
Suatu transaksi yang terjadi dimasa lampau akan menimbulkan kewajiban apabila kejadian
tertentu terjadi dimasa mendatang. Kewajiban ini baru akan terjadi secara aktual tergantung
pada adanya kejadian dimasa mendatang.

b.    Kewajiban Jangka Panjang


Kewajiban jangka panjang adalah semua keawajiban perusahaan yang jatuh temponya
lebih dari satu periode akuntansi, yang akan dilunasi dengan menggunakan sumber-sumber
yang bukan digolongkan sebagai aset lancar.
Utang jangka panjang ini, umumnya dibutuhkan oleh perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan dana dalam merealisasikan rencana-rencana strategis perusahaan,  misalnya:
penambahan modal kerja permanen, pembelian mesin-mesin atau aset baru, perluasan pabrik,
akuisisi, afiliasi, pelunasan utang jangka panjang lain yang segera jatuh tempo, dll.
Bagian utang jangka panjang yang segera jatuh tempo dalam 12 bulan setelah tanggal
neraca. Bagian dari utang obligasi, utang hipotik dan jenis-jenis utang jangka panjang
lainnya, yang akan jatuh tempo dalam tahun fiskal berikutnya harus dilaporkan sebagai utang
lancar dikecualikan dari ketentuan tersebut. utang ini didalam neraca dikelompokkan dalam
utang lain-lain.

c.       Utang Obligasi
Utang obligasi adalah surat utang yang berisikan janji tertulis untuk membayar sejumlah
uang pada waktu yang telah ditentukan dan disertai dengan pembayaran bunga secara berkala
denga jumlah yang telah ditentukan.
1)      Karakteristik utang obligasi
Untuk memperoleh sejumlah besar dana jangka panjang, perusahaan (perseroan) pada
umumnya memiliki dua sumber alternatif pembiayaan, yaitu dengan cara menerbitkan saham
(equity financing) atau menerbitkan obligasi (debt financing). Dari sisi debitur, pendanaan
atau pembiayaan dengan cara menerbitkan obligasi memiliki beberapa keuntungan dibanding
dengan menerbitkan saham. Beberapa keuntungan tersebut diantaranya :
a)    Kreditur (bondholders) tidaklah memiliki hak suara seperti halnya pemegang saham biasa,
sehingga pemilik perusahaan tetap memiliki kendali penuh atas perusahaan.
b)    Beban bunga yang dibayarkan atas utang obligasi dapat dikurangkan untuk tujuan pajak
(dengan kata lain, beban bunga akan mengurangi laba bersih, yang pada akhirnya
memperkecil pajak laba perusahaan), sedangkan deviden yang dibagikan kepada para
pemegang saham tidak dapat dikurangkan untuk tujuan pajak (ingat bahwa deviden bukanlah
merupakan komponen penentu besarnya laba rugi).
c)      Menghasilkan laba per lembar saham biasa yang lebih besar, karena jika pendanaan
dilakukan denga cara menerbitkan saham biasa maka jumlah lembar saham biasa yang
beredar akan menjadi bertambah dan oleh sebab itu laba per lembar saham biasa akan
menjadi lebih kecil, meskipun beban bunga obligasi mengurangi laba bersih (laba per lembar
saham biasa dihitung dengan cara membagi laba bersih dengan jumlah lembar saham biasa
yang beredar).
d.      Utang Hipotik
Suatu jenis pinjaman (utana) jangka panjang dengan jaminan benda-benda tidak
bergerak.

D.    Pengertian Ekuitas
PSAK no 21 (Ikatan Akuntan Indonesia, 2002) menyatakan bahwa ekuitas sebagai
bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian rupa sehingga
memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan
peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku.
1.      Tujuan Penyajian Ekuitas
Tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi
kepada yang berkepentingan tentang efisiensi dan kepengurusan manajemen. Tujuan lainnya
adalah menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang
ekuitas lainnya.
2.      Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas pemilik dalam sebuah korporasi biasanya disebut ekuitas pemegang saham,
investasi pemegang saham atau modal saja. Dalam neraca korporasi, seksi ekuitas pemegang
saham melaporkan jumlah total dari dua sumber utama ekuitas pemegang saham. Sumber
pertama adalah modal yang disetorkan kepada pemegang saham, yang dinamakan dengan
modal disetor. Modal disetor adalah keseluruhan jumlah kas dan aset lainnya yang disetorkan
oleh pemegang saham kedalah perseroan untuk di pertukarkan dengan saham. Sumber utama
modal disetor berasal dari penerbitan saham (modal saham). Sumber kedua adalah laba bersih
yang ditahan dalam perusahaan, yang dinamakan dengan laba ditahan. Laba ditahan timbul
sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan yaitu laba bersih.
3.      Modal setoran dan laba ditahan
Laba ditahan pada dasarnya adalah terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan
dari akun ikhtisar laba rugi. Begitu saldo laba ditutup ke laba ditahan, sebenarnya saldo laba
tersebut telah lebur menjadi elemen modal pemegang saham yang sah. Seperti juga modal
setoran, laba ditahan menunjukkan sejumlah hak atas seluruh jumlah rupiah aset bukan hak
atas jenis aset tertentu. Dengan demikian untuk mengukur seluruh hak pemegang saham atas
aset, laba ditahan harus digabungkan dengan modal setoran.
Perbedaan antara dua bagian elemen ekuitas pemegang sangat penting. Dari segi
administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba sehingga laba ditahan
harus selalu dipisahkan dengan modal setoran meskipun jumlah akhirnya ditotal untuk
membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan ini juga penting secara yuridis karena
modal setoran merupakan dana besar yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan
perlindungan bagi pihak lain. Dana ini hanya dapat ditarik kembali dalam likuidasi rupiah
yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian deviden.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Aset didefinisikan sebagai sumber daya yang mempunyai potensi memberikan manfaat
ekonomis pada perusahaan pada masa-masa mendatang. Sumber daya yang mampu
memberikan aliran kas masuk atau kemampuan mengurangi kas keluar bisa disebut sebagai
aset.
kewajiban merupakan adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian
rupa sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai
dengan peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku.

B.     Saran
Berdasarkan atas apa yang kami tulis dalam karya tulis dalam sebuah makalah yang
berjudul “Aset, Kewajiban dan Ekuitas” ini kami selaku penulis berharap memberi
pemahaman bagi segenap pembaca sehingga dapat menambah wawasan bagi para pembaca
terlebih lagi pada penulis sendiri.
Hanya sampai disinilah kemampuan kami dalam membahas Aset, Kewajiban dan
Ekuitas. semoga karya tulis ini memberikan manfaat pada penulis dan para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai