Dalam pengertian aset tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja,
tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan (deffered
charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang. Serta
aset aset yang tidak berwujud lainnya (intangible assets) misalnya goodwill, hak patent, hak
menerbitkan dan sebagainya.
Menurut Djarwanto PS. pengertian aset adalah sebagai berikut:
“Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan, bentuk-bentuknya dapat berupa
harta kekayaan atau hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang
bersangkutan.”
Menurut Mamduh M.Hanafi pengertian aset adalah:
“Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan darinya manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diraih oleh perusahaan.”
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa aset
adalah bentuk dari penanaman modal perusahaan, bentuk-bentuknya dapat berupa harta
kekayaan, dan diharapkan mampu memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak
langsung dimasa yang akan datang.
B. Jenis-jenis aset
1. Aset lancar
Menurut Alimsyah dan Padji mendefinisikan aset lancar sebagai berikut:
“Aset lancar adalah harta perusahaan yang dapat ditukar dengan uang tunai dalam waktu
relative singkat, biasanya ukuran waktunya yang dipakai ialah siklus usaha atau tahun buku,
yang termasuk aset lancar ialah uang kas, rekening giro bank, investasi jangka pendek,
piutang usaha, persediaan barang dagang, biaya dibayar dimuka, wesel, dll.”
Dari pengertian aset lancar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aset lancar adalah
aset yang dapat dijadikan uang dalam waktu yang singkat dalam kurun waktu dari satu tahun
yang terdiri dari kas, rekening giro, piutang usaha, persediaan, wesel dan lain sebagainya.
Kelompok aset lancar Menurut Abdullah Shahab yaitu:
a. Kas
b. Surat berharga
c. Wesel tagih
d. Piutang dagang
e. Persediaan barang
f. Beban dibayar dimuka
Sedangkan menurut S. Munawwir yang termasuk dalam kelompok aset lancar adalah sebagai
berikut :
a. Kas
b. Investasi
c. Piutang wesel
d. Piutang usaha
e. Persediaan
f. Piutang penghasilan
g. Persekot
2. Aset tetap
Setiap perusahaan mempunyai harta (aset) untuk mendukung kegiatan usahanya.
Diantaranya yaitu aset tetap. Aset tetap dibagi menjadi dua golongan yaitu, aset tetap
berwujud aset tidak berwujud. Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset relatif
permanen.Mereka merupakan aset berwujud (tangible assets) karena ada secara fisik. Aset
tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual
sebagai bagian dari operasi normal. Nama-nama deskriftif lain bagi aset ini adalah aset
pabrik, atau properti, pabrik, dan peralatan.
Aset tak berwujud aset yang masuk dalam kategori ini tidak mempunyai wujud fisik.
Beberapa contoh adalah: paten yang dipunyai perusahaan, trand
mark, hak francise. Goodwil juga bisa dikelompokkan sebagai aset tidak berwujud. Goodwil
merupakan selisih antara harga yang dibayarkan dengan nilai pasar perusahaan yang dibeli.
Pengertian aset tetap menurut PSAK 16 menyatakan bahwa :
“Aset tetap adalah aset yang berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan dan mempunyai masa
manfaat lebihdari satu tahun.”
Sedangkan menurut IAI melalui PSAK No.16 mengemukakan pengertian aset tetap
sebagai berikut:
“aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai dengan dibangun
terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam rangka kejadian normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun.”
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa aset tetap adalah aset
berwujud yang dimiliki perusahaan yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak
dimaksudkan untuk dijual dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap
memiliki jenis-jenis di antaranya yaitu:
a. Jenis-jeni aset tetap
Menurut S.Munawir jenis-jenis aset tetap adalah sebagai berikut:
1) Tanah yang diatasnya didirikan bangunan atau digunakan operasi.
2) Bangunan, baik bangunan kantor maupun bangunan untuk pabrik
3) Mesin
4) Inventris
5) Kendaraan dan perlengkapan atau alat-alat lainnya.
b. Karakteristik aset tetap
Aset tetap memiliki karakteristik, menurut Jerry J.Weygandt yang dialih bahasakan oleh
Ali Akbar Yulianto, Wasilah, dan Rangga Handika, karakteristik aset tetap yaitu:
1) Memiliki bentuk fisik (bentuk dan ukuran yang jelas)
2) Digunakan dalam kegiatan operasional
3) Tidak untuk dijual kekonsumen
Adapun perolehan aset tetap selain dengan transaksi kas Menurut Earl K.Stice yang dialih
bahasakan oleh Safrida R. P. Di antaranya:
1) Pembelian secara paket
2) Pembayaran yang ditangguhkan
3) Sewa guna usaha
4) Pertukaran aset non moneter
5) Perolehan dengan penerbitan surat berharga
6) Kontruksi sendiri
7) Perolehan melalui sumbangan atau penemuan
8) Akuisisi suatu perusahaan secara keseluruhan
c. Pelepasan aset tetap
Menurut Warren, Reeve dan Fess yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita,
Amanugrahani, dan Taufik Hendrawan, pelepasan aset tetap yaitu:
1) Pembuangan aset tetap
2) Penjualan aset tetap
3) Pertukaran aset tetap yang sejenis
d. Penyusutan aset tetap
Semua jenis aset tetap, kecuali tanah akan semakin berkurang kemampuannya untuk
memberikan jasa bersama dengan berlalunya waktu. Berikut ini merupakan beberapa
pengertian dari penyusutan:
1) Menurut Jerry J.Weygandt yang dialih bahasakan Ali Akbar Yulianto, Wasilah, dan
Rangga Handika, pengertian penyusutan adalah alokasi biaya dari aset tetap menjadi
beban selama masa manfaatnya berdasarkan cara yang sistimatis dan rasional.
2) Menurut Soemarso S.R pengertian penyusutan adalah pengakuan adanya penurunan
nilai aset tetap berwujud.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyusutan adalah
penurunan nilai aset tetap berwujud secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap
periode akuntansi selama masa manfaatnya.
e. Sebab –sebab penyusutan aset
Menurut Warren. Reeve & Fess yang diterjemahkan oleh Aria Amanugrahani dan Taufik
hendrawan, sebab-sebab penyusutan yaitu :
1) Penyusutan fisik
a. penyusutan fisik terjadi dari kerusakan ketika digunakan dan karena
pengaruh cuaca.
2) Penyusutan fungsional
a. Penyusutan fungsional terjadi jika aset tetap yang dimaksud tidak lagi mampu
menyediakan manfaat dengan tingkat seperti diharapkan.
c. Utang Obligasi
Utang obligasi adalah surat utang yang berisikan janji tertulis untuk membayar sejumlah
uang pada waktu yang telah ditentukan dan disertai dengan pembayaran bunga secara berkala
denga jumlah yang telah ditentukan.
1) Karakteristik utang obligasi
Untuk memperoleh sejumlah besar dana jangka panjang, perusahaan (perseroan) pada
umumnya memiliki dua sumber alternatif pembiayaan, yaitu dengan cara menerbitkan saham
(equity financing) atau menerbitkan obligasi (debt financing). Dari sisi debitur, pendanaan
atau pembiayaan dengan cara menerbitkan obligasi memiliki beberapa keuntungan dibanding
dengan menerbitkan saham. Beberapa keuntungan tersebut diantaranya :
a) Kreditur (bondholders) tidaklah memiliki hak suara seperti halnya pemegang saham biasa,
sehingga pemilik perusahaan tetap memiliki kendali penuh atas perusahaan.
b) Beban bunga yang dibayarkan atas utang obligasi dapat dikurangkan untuk tujuan pajak
(dengan kata lain, beban bunga akan mengurangi laba bersih, yang pada akhirnya
memperkecil pajak laba perusahaan), sedangkan deviden yang dibagikan kepada para
pemegang saham tidak dapat dikurangkan untuk tujuan pajak (ingat bahwa deviden bukanlah
merupakan komponen penentu besarnya laba rugi).
c) Menghasilkan laba per lembar saham biasa yang lebih besar, karena jika pendanaan
dilakukan denga cara menerbitkan saham biasa maka jumlah lembar saham biasa yang
beredar akan menjadi bertambah dan oleh sebab itu laba per lembar saham biasa akan
menjadi lebih kecil, meskipun beban bunga obligasi mengurangi laba bersih (laba per lembar
saham biasa dihitung dengan cara membagi laba bersih dengan jumlah lembar saham biasa
yang beredar).
d. Utang Hipotik
Suatu jenis pinjaman (utana) jangka panjang dengan jaminan benda-benda tidak
bergerak.
D. Pengertian Ekuitas
PSAK no 21 (Ikatan Akuntan Indonesia, 2002) menyatakan bahwa ekuitas sebagai
bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian rupa sehingga
memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan
peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku.
1. Tujuan Penyajian Ekuitas
Tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi
kepada yang berkepentingan tentang efisiensi dan kepengurusan manajemen. Tujuan lainnya
adalah menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang
ekuitas lainnya.
2. Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas pemilik dalam sebuah korporasi biasanya disebut ekuitas pemegang saham,
investasi pemegang saham atau modal saja. Dalam neraca korporasi, seksi ekuitas pemegang
saham melaporkan jumlah total dari dua sumber utama ekuitas pemegang saham. Sumber
pertama adalah modal yang disetorkan kepada pemegang saham, yang dinamakan dengan
modal disetor. Modal disetor adalah keseluruhan jumlah kas dan aset lainnya yang disetorkan
oleh pemegang saham kedalah perseroan untuk di pertukarkan dengan saham. Sumber utama
modal disetor berasal dari penerbitan saham (modal saham). Sumber kedua adalah laba bersih
yang ditahan dalam perusahaan, yang dinamakan dengan laba ditahan. Laba ditahan timbul
sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan yaitu laba bersih.
3. Modal setoran dan laba ditahan
Laba ditahan pada dasarnya adalah terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan
dari akun ikhtisar laba rugi. Begitu saldo laba ditutup ke laba ditahan, sebenarnya saldo laba
tersebut telah lebur menjadi elemen modal pemegang saham yang sah. Seperti juga modal
setoran, laba ditahan menunjukkan sejumlah hak atas seluruh jumlah rupiah aset bukan hak
atas jenis aset tertentu. Dengan demikian untuk mengukur seluruh hak pemegang saham atas
aset, laba ditahan harus digabungkan dengan modal setoran.
Perbedaan antara dua bagian elemen ekuitas pemegang sangat penting. Dari segi
administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba sehingga laba ditahan
harus selalu dipisahkan dengan modal setoran meskipun jumlah akhirnya ditotal untuk
membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan ini juga penting secara yuridis karena
modal setoran merupakan dana besar yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan
perlindungan bagi pihak lain. Dana ini hanya dapat ditarik kembali dalam likuidasi rupiah
yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian deviden.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aset didefinisikan sebagai sumber daya yang mempunyai potensi memberikan manfaat
ekonomis pada perusahaan pada masa-masa mendatang. Sumber daya yang mampu
memberikan aliran kas masuk atau kemampuan mengurangi kas keluar bisa disebut sebagai
aset.
kewajiban merupakan adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian
rupa sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai
dengan peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku.
B. Saran
Berdasarkan atas apa yang kami tulis dalam karya tulis dalam sebuah makalah yang
berjudul “Aset, Kewajiban dan Ekuitas” ini kami selaku penulis berharap memberi
pemahaman bagi segenap pembaca sehingga dapat menambah wawasan bagi para pembaca
terlebih lagi pada penulis sendiri.
Hanya sampai disinilah kemampuan kami dalam membahas Aset, Kewajiban dan
Ekuitas. semoga karya tulis ini memberikan manfaat pada penulis dan para pembaca.