Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

“EKONOMI INDONESIA PADA MASA PANDEMI COVID-19”


Disusun Guna Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia

DISUSUN OLEH :
VIONA ARGARETHA
NIM 21320008
AKUNTANSI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TAMA JAGAKARSA

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Ekonomi Pada Masa
Pandemi Covid-19” dapat saya selesaikan dengan baik. Saya berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Begitu pula atas limpahan
kesehatan dan kesempatan yang Tuhan karuniai kepada saya sehingga makalah ini dapat
saya susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media
internet.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan saya semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Harapan saya, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu
saya memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah saya selanjutnya.

Demikian makalah ini saya buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang saya angkat pada makalah ini, saya mohon maaf.
Saya menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Jakarta, 13 November 2021


Viona Argaretha

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................................
iii
BAB 1 ........................................................................................................................................
1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................
1
a. Latar Belakang ..........................................................................................................
1
b. Rumusan Masalah ....................................................................................................
1
c. Tujuan ......................................................................................................................
1
d. Manfaat ...................................................................................................................
2
BAB II ........................................................................................................................................
3
PEMBAHASAN ..........................................................................................................................
3
a. Konsep Ekonomi Kerakyatan di Indonesia ...............................................................
3
b. Kondisi Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19 …………………........................................
5
c. Peluang Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19 ..........................................
6
d. Ekonomi Kerakyatan dan Etika Berekonomi di Era Pandemi Covid-19 ....................
7
e. Rintangan Pemulihan Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19 ……….…….…..
9

iii
BAB III .....................................................................................................................................
10
PENUTUP ................................................................................................................................
10
a. Kesimpulan ............................................................................................................
10
b. Saran ......................................................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................
12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat,
tetapi juga memengaruhi kondisi perekonomian, pendidikan, dan kehidupan sosial
masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB), jumlah pasien positif terinfeksi COVID-19 di Indonesia mencapai 6.575 orang
per 19 April 2020. Pandemi ini menyebabkan beberapa pemerintah daerah
menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berimplikasi
terhadap pembatasan aktivitas masyarakat, termasuk aktivitas ekonomi, aktivitas
pendidikan, dan aktivitas sosial lainnya.

Menurunnya berbagai aktivitas ini berdampak pada kondisi sosial-ekonomi


masyarakat, khususnya masyarakat rentan dan miskin. Oleh sebab itu, pemerintah,
baik di tingkat pusat maupun daerah, mengeluarkan berbagai kebijakan untuk
menanggulangi penyebaran COVID-19 serta kebijakan kebijakan yang bersifat
penanggulangan dampak sosial dan ekonomi akibat pandemi ini. Kendati demikian,
pelaksanaan berbagai kebijakan ini perlu dipantau dan dievaluasi untuk mengetahui
efektivitasnya.

The SMERU Research Institute, sebagai lembaga penelitian yang fokus


mengkaji isu-isu sosial-ekonomi, berinisiatif melakukan beberapa kegiatan penelitian
di bidang sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan kebijakan terkait dengan
pandemi COVID-19, baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah.

b. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep ekonomi kerakyatan di Indonesia?
2. Bagaimana dampak ekonomi kerakyatan di era Covid-19?
3. Bagaimana peluang ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19?
4. Bagaimana ekonomi kerakyatan dan etika berekonomi di era pandemi Covid-
19?
5. Bagaimana strategi pengembangan ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-
19?

c. Tujuan
1. Mengetahui konsep ekonomi kerakyatan di Indonesia.
2. Mengetahui dampak ekonomi kerakyatan di era Covid-19.
3. Mengetahui peluang ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19.

1
4. Mengetahui ekonomi kerakyatan dan etika berekonomi di era pandemi Covid-
19.
5. Mengetahui strategi pengembangan ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-
19.

d. Manfaat
1. Kepentingan akademis, dapat memberikan tambahan informasi dalam
wacana akademik yang berkaitan dalam ilmu pengetahuan khususnya
mengenai pengembangan ekonomi kerakyatan di Indonesia era Covid-19.
2. Kepentingan praktis, diharapkan dapat membantu pihak-pihak perumus
ataupun bagi para pengambil keputusan di pemerintah yang berhubungan
dengan pengembangan ekonomi kerakyatan di Indonesia era Covid-19.

2
BAB II
PEMBAHASAN

a. Konsep Ekonomi Kerakyatan di Indonesia


1. Pengertian Ekonomi Kerakyatan
Definisi ekonomi kerakyatan menurut (Marzuki, 2015), ekonomi
kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat,
dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha
yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan (popular) yang dengan secara swadaya
mengelola sumberdaya ekonomi apa saja yang dapat diusahakn dan
dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai usaha kecil dan menengah (UKM)
terutama meliputi sektor pertanian, peternakan, kerajinan, makanan, dsb.
Yang ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan
keluarganya tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.
Ekonomi kerakyatan dapat ditafsirkan sebagai setara dengan istilah
demokrasi ekonomi yang secara tegas terdapat pasal penjelasan,. Penjelasan
pasal 33 UUD 1945 menyatakan bahwa ekonomi kerakyatan yakni sistem
ekonomi dimana produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua, serta
dibawah pemilikan anggota-anggota masyarakat. Dengan demikian salah satu
pilar dari demokrasi ekonomi itu adalah keikutsertaan semua orang dalam
kegiatan produksi.

2. Tujuan Ekonomi Kerakyatan


 Membangun negara yang berdaulat secara politik dan ekonomi
 Mendorong pertumbuhan ekonomi negara
 Menaikkan pendapatan masyarakat secara merata
 Mebebaskan masyarakat dari oligarki kelompok elite yang pemegang
modal

3. Ciri Ciri Ekonomi Kerakyatan


 Sumber daya alam penting yang mencakup hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh pemerintah
 Memerhatikan kemakmuran rakyat dengan meningkatkan kualitas hidup
 Peluang usaha yang sama besar dalam memperoleh pekerjaan ataupun
pembukaan usaha
 Tidak adanya oligarki (penguasaan sumber daya alam) oleh kelompok
elite
 Mekanisme pasar yang adil dengan persaingan yang sehat Adanya
pembangunan ekonomi yang berkesinambungan
 Adanya perlindungan hak konsumen

3
 Pertumbuhan ekonomi yang menjungjung keadilan, kepentingan orang
banyak, dan peningkatan kualitas hidup

4. Prinsip-Prinsip Ekonomi Kerakyatan


Prinsip dasar dari sistem ekonomi kerakyatan ini sendiri sudah tercatat di
dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, yakni:
 “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan.” Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.
 “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.” Pasal 33 Ayat 2.
 “Kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.” Pasal 33
Ayat 3.
Berdasarkan ketiga prinsip dasar tersebut bisa kita simpulkan bahwa sistem
ekonomi kerakyatan sendiri sejatinya ingin mampu merealisasikan kedaulatan
rakyat dalam hal ekonomi negara. Untuk itu, negara berperan penting dalam
sistem ekonomi yang satu ini. Selain mempunyai tiga prinsip dasar di atas, sistem
ekonomi kerakyatan juga ternyata mempunyai tiga komponen utama, yakni:
Sesuai dengan amanat pada Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945, maka setiap anggota
masyarakat harus berperan aktif dalam proses produksi secara nasional.
 Setiap anggota masyarakat, termasuk di dalamnya fakir, miskin, dan anak-
anak yang terlantar harus bisa menikmati hasil produksi nasional, sesuai
dengan bunyi pasal 34 UUD 1945.
 Setiap masyarakat wajib berperan aktif dalam proses pengendalian
jalanya roda ekonomi nasional.

5. Kelebihan dan Kekurangan Ekonomi Kerakyatan


Layaknya buatan manusia yang tak sempurna, Sistem Ekonomi Kerakyatan
juga memiliki sisi kelebihan dan kekurangannya sendiri. Berikut adalah kelebihan
dari sistem ini sehingga membuatnya dianggap lebih baik daripada sistem
ekonomi lainnya:
 Rakyat miskin bisa mendapatkan perlakuan hukum yang adil dalam
persoalan perekonomian, dengan begitu kesenjangan sosial dapat
dipersempit
 Sistem ini memungkinkan pemerintah untuk lebih memperhatikan rakyat
kecil melalui bermacam program nyata
 Sistem ini dapat digunakan sebagai kendaraan untuk membuat
kedaulatan rakyat mewujud nyata
 Kegiatan ekonomi rakyat kecil dapat terstimulus untuk lebih produktif
dan sekaligus bisa melahirkan wirausaha baru
 Transaksi pada proses produksi, distribusi, dan konsumsi pun dapat
dikelola dengan baik.

4
Ibarat dua sisi mata uang, kendati memiliki banyak kelebihan, sistem ini pun
memiliki kelemahan. Berikut adalah beberapa kelemahan dari Sistem Ekonomi
Kerakyatan:

 Dalam sistem ini tak jarang akan terjadi tindakan bagi-bagi uang pada
rakyat. Bagi pihak manapun praktik ini tidak menguntungkan, termasuk
bagi rakyat yang menerimanya. Mengapa? Karena nantinya mereka
menjadi tidak mandiri, tak mau berusaha sendiri
 Lebih jauh, aksi tersebut dapat mengakibatkan koperasi serta UMKM jadi
memiliki ketergantungan dalam daya saing pada suatu mekanisme pasar
tertentu
 Kurangnya pemahaman rakyat perihal investasi, sehingga mengakibatkan
kemiskinan berlangsung lama dan status ekonomi berputar sangat lambat
 Pemerintah tidak mendukung secara optimal, kendati peran mereka
sangat penting, sehingga pada akhirnya peran pemerintah menjadi tidak
dominan
 Sistem Ekonomi Kerakyatan mengharuskan ketatnya pengawasan, karena
jika pengawasan melonggar korupsi rawan sekali terjadi.

b. Kondisi Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19


Indonesia di hadapkan dengan banyak persoalan dalam aspek ekonomi akibat
dari pandemi Covid-19. Kondisi ekonomi di Indonesia nampak memprihatinkan,
ekonomi secara global 2020 diperkirakan bisa jatuh seperti depresi 1930, bukan lagi
seperti tahun 2008 atau 1998. Kondisi ini juga memicu penurunan perdagangan
bahkan perdagangan internasional. Di Indonesia sendiri berbagai sektor harus
terkendala dalam proses operasi, seperti pabrik-pabrik yang harus menghentikan
proses operasi karena kondisi tidak memungkinkan.
Kondisi perekonomian di Indonesia dan upaya pemulihannya saat ini menjadi
fokus baru dalam upaya penanganan. Trend ekonomi ini menjadi topik kajian
Ekonomi dalam Pandemi: Asa Ekonomi dan Langkah Pemulihan yang diadakan oleh
Lembaga Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (LEM UII), secara daring
pada Selasa, (30/6).
Dosen program studi Manajemen Institut Teknologi & Bisnis Ahmad Dahlan
Jakarta, Muhammad Sarwani, S.E., M.M. selaku pembicara menjelaskan adanya
dampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam jumlah yang besar, sebagai bagian
dari krisis ekonomi. “PHK sendiri sudah pasti. Kementerian ketenagakerjaan sendiri
melaporkan ada 2,9 Juta karyawan yang di PHK (per Mei 2020), sedangkan KADIN
(Kamar Dagang dan Industri Indonesia) justru lebih tinggi, ada 6,4 juta karyawan,”
Jelasnya.
Tidak hanya PHK secara massal, dari bagian pemilik usaha sendiri juga
mendapati kerugian. “Selain PHK, permintaan, suplai, produksi, tersendat. Kemudian
usaha-usaha jadi gulung tikar, ya itu sudah pasti seperti yang kita sering lihat,”
Imbuhnya.

5
Wartawan Senior sekaligus dosen manajemen ini juga menyampaikan
beberapa perkiraan pelemahan ekonomi akibat pandemi. Di antaranya adalah
penurunan angka perekonomian Indonesia dalam beberapa kuartal. “Pada Kuartal II
2020, diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar 3,8 persen. Lalu pada kuartal
ke III diperkirakan akan menurun sebesar 1,6 persen. Jadi kalau berturut-turut
minus, Indonesia sudah masuk resesi,” tuturnya.
Sarwani menambahkan dampak pelemahan ekonomi tersebut secara global.
“Bahkan perekonomian dunia akan menurun sebesar tujuh persen, terparah sejak
perang dunia kedua,” tandasnya.
Dalam menghadapi pelemahan terhadap ekonomi, diperlukan langkah
antisipasi ke depan. Pemerintah tidak bisa tinggal diam, atau stagnan dalam
mengambil langkah. “Pelemahan ini bisa diantisipasi dengan beberapa kebijakan.
Pertama pemulihan ekonomi nasional (PEN). Kemudian pelonggaran PSBB secara
berhati-hati, mall, pasar, kantor sudah mulai dibuka di masa transisi, selain itu
pemerintah juga mencoba mempercepat reformasi ekonomi (RUU Cipta Kerja),”
terang Sarwani.
Selain melakukan pemulihan melalui jalur kebijakan, pihak pemerintah juga
bisa memberikan bantuan terhadap masyarakat. “Kemudian bisa dengan stimulasi
daya beli masyarakat, yang tidak hanya bertumpu pada bansos. Lalu kembangkan
aktivitas masyarakat. Percepat realisasi stimulus fiskal. Serta memberikan bantuan
kepada UMKM,” imbuhnya.

c. Peluang Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19


Perekonomian rakyat akibat adanya pandemi covid-19 mengalami
kelumpuhan. Permasalahan masyarakat di tengah pandemi berkaitan dengan
masalah ekonomi seperti banyaknya masyarakat yang di-PHK dan kehilangan mata
pencahariannya sehari-hari. Terlebih beban masyarakat ditambah ketika bantuan
dari pemerintah tidak tepat sasaran. Melihat permasalahan ini, maka solusi yang
tepat adalah menciptakan masyarakat mandiri, yang tidak berpangku tangan
pada bantuan pemerintah tapi mempunyai inisiatif mencari solusi untuk
memperoleh keuntungan ekonomi.
Pemerintah harus memberikan sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat
untuk mandiri di tengah kondisi pandemi Covid-19, bukan hanya berdiam diri tanpa
produktivitas atau kreativitas yang dihasilkan. Strategi yang terbaik dalam melihat ini
semua yakni masyarakat harus pintar membaca peluang ekonomi di tengah kondisi
pandemi Covid-19 ini. Pandemi mematikan sektor ekonomi, tapi tidak mematikan
ide untuk menghasilkan keuntungan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah sebagai
fasilitator harus memberikan pelatihan-pelatihan edukatif
11 kepada masyarakat seperti bagaimana cara membuat masker, cara membuat
tempat cuci tangan dari barang bekas, ataupun barang lainnya yang sangat
dibutuhkan di saat kondisi pandemi.

6
Kebutuhan barang di kondisi pandemi Covid-19 dapat menjadi peluang
dalam menghasilkan keuntungan ekonomi. Hal ini juga akan menciptakan
masyarakat mandiri yang tidak bergantung pada bantuan orang lain ataupun
pemerintah karena mengingat bantuan yang diberikan pemerintah sangat
terbatas, dan tidak dapat diberikan kepada seluruh masyarakat yang terdampak.
Masyarakat harus mampu membaca peluang ekonomi. Masa pandemi Covid-19 ini
masyarakat dituntut mampu membaca peluang ekonomi untuk bertahan hidup.
Maka dari itu, ekonomi kerakyatan harus dikembangkan, seperti diadakannya
pelatihan-pelatihan keterampilan untuk memberikan masyarakat asupan skill selama
pandemi.
Selain itu, pemerintah juga perlu menyediakan program pelatihan ekonomi
berbasis pandemi kepada masyarakat agar dapat tetap menghasilkan uang di kondisi
pandemi. Program tepat guna kepada masyarakat akan dapat membantu
masyarakat untuk tetap produktif meskipun di tengah pandemi, walaupun dalam
kondisi ini tidak boleh mengumpulkan massa yang banyak di satu tempat, namun
dapat tetap dilakukan dengan pemanfaatan teknologi. Pemanfaatan teknologi
pun harus juga melalui sosialisasi kepada masyarakat, karena mengingat
masyarakat tidak sepenuhnya paham, dan masih banyak yang buta terhadap
teknologi. Sehingga sosialisasi dari pemerintah terkait pemanfaatan teknologi di
tengah pandemi sangat dibutuhkan karena teknologi saat ini dijadikan sebagai
sarana dalam berkomunikasi maupun acara-acara resmi lainnya seperti seminar
virtual yang dikenal dengan webbinar ataupun pelatihan-pelatihan dalam bentuk
virtual.
Dengan adanya pandemi Covid-19 mengharuskan masyarakat untuk paham
dengan dunia digitalisasi terlebih mengingat virus ini mengubah tatanan
kehidupan dunia menjadi serba virtual. Tatanan kehidupan ini memang sudah
diprediksi oleh para pakar, jika sebelumnya kita mengenal era Revolusi Industri
12 4.0 yang merupakan tatanan kehidupan baru pada sektor industri dimana
pekerjaan dilakukan oleh tenaga mesin bukan lagi tenaga manusia, maka saat ini kita
sudah masuk ke era Revolusi Industri 5.0 atau society 5.0. Pola kehidupan manusia
memang selalu mengalami evolusi di setiap masanya. Jika society 4.0
memungkinkan kita mengakses juga membagikan informasi di intenet. Maka, pada
fase society 5.0 semua teknologi akan menjadi bagian dari manusia itu sendiri.
Internet tidak hanya sebagai akses mendapatkan informasi namun juga digunakan
untuk menjalani kehidupan. Sehingga perkembangan teknologi dapat
meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masa ekonomi pada
kemudian hari.

d. Ekonomi Kerakyatan dan Etika Berekonomi di Era Pandemi Covid-19


Buku yang berjudul “Daulat Rakyat dan Ekonomi Kerakyatan” karya Bung
Hatta yang dipaparkan kembali oleh Tan Sri Zulfikar Yusuf menjelaskan bahwa bagi
kita (bangsa ini) rakyat itu yang utama, rakyat umum yang mempunyai kedaulatan,
kekuasaan, (souverenitet). Karena itu, jantung hati bangsa dan rakyat itulah yang

7
menjadi ukuran tinggi rendahnya derajat kita (bangsa ini). Dengan rakyat, kita akan
naik dan dengan rakyat pula kita akan turun. Hidup dan matinya Indonesia, merdeka,
semuanya itu bergantung kepada semangat rakyat. Pernyataan seperti itu perlu
menjadi perhatian penuh oleh pemerintah dan lembaga kemasyarakatan lainnya.
Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam penangan pandemi Covid-19 ini. Maka
dari itu, gotong-royong perlu diberlakukan dalam penyelesaian kasus Covid-19 ini.
Mari kita lihat kembali nilai-nilai ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan itu
merupakan sistem ekonomi yang disusun sebagai usaha bersama dengan dijiwai
oleh nilai-nilai kekeluargaan. Dalam ekonomi kerakyatan, sumber daya yang
potensial dikelola atas dasar kemandirian, dan digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Ekonomi kerakyatan merupakan situasi perekonomian di mana
kegiatan ekonomi diselenggarakan dengan melibatkan partisipasi semua anggota
masyarakat, sementara penyelenggaraan kegiatan-kegiatan ekonomi itupun
berada di bawah pengendalian atau pengawasan anggota-anggota masyarakat.
13 Distribusi hasil produksi mengutamakan pemerataan kepada rakyat sebagai
pendorong terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Adanya pandemi Covid-19 berimbas kepada sektor ekonomi baik negara,
perusahaan hingga masyarakat tentu sangat membutuhkan nilai-nilai ekonomi
kerakyatan. Secara penerapan memiliki konsep kolektivitas atau gotong-royong.
Dengan informasi penurunan angka pertumbuhan ekonomi, tentu kita akan bisa
membenahi dengan kerjasama saling bahu-membahu. Di saat seperti ini dibutuhkan
komunikasi yang baik antara pihak pemerintah dan juga para pelaku usaha dalam
negeri. Keputusan pemerintah dalam memberikan tunjangan atau insentif kepada
masyarakat yang terdampak sudah sangat tepat dan sesuai dengan fungsi
keberadaan Negara itu sendiri.
Di sisi lain pihak perusahaan swasta juga mesti menunjukkan peran
kemanusiaan serta kekeluargaannya terhadap masyarakat yang terdampak. Hal ini
akan sangat membantu penahanan merosotnya nilai-nilai kesejahteraan di
masyarakat akibat pandemi. Begitu juga dengan masyarakat yang masih
terbilang mampu untuk saling mendukung usaha-usaha kecil di masyarakat
misalnya usaha kuliner atau jenis usaha mikro lainnya.
Dalam hal perusahaan yang melakukan PHK seharusnya tetap memberikan
perhatian kepada karyawan yang menjadi korban PHK, bukan dengan
membiarkannya begitu saja. Tentu permasalahan ini juga menjadi perhatian bagi
pemerintah. Komunikasi yang baik mesti dilayangkan kepada perusahaan terkait
dan merencanakan alternatif baru untuk menampung karyawan-karyawan yang
di PHK setelah kondisi perekonomian telah membaik. Biar bagaimanapun, kasus
pengangguran sama bahayanya untuk kesejahteraan rakyat. Inilah yang kemudian
disebut sebagai penerapan nilai-nilai ekonomi kerakyatan dalam asas kekeluargaan
yang meliputi nilai kasih sayang, nilai menghormati dan menghargai, nilai tolong
menolong dan gotong royong, nilai demokrasi serta nilai kesatuan persatuan yaitu
bersatunya pemimpin dengan yang dipimpin.
Pandemi Covid-19 membuat secara tiba-tiba roda perekonomian terhenti di
dalam maupun di luar negeri. Perekonomian secara tiba-tiba mengalami crash

8
landing, dan mesti masuk ke dalam ruang gawat darurat. Pembangunan
ekonomi merupakan suatu proses mutlak yang harus dilakukan oleh suatu
bangsa dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh bangsa
tersebut. Dalam hal ini, pemerintah harus lebih aktif lagi mengambil peranan sebagai
motor penggerak pembangunan ekonomi nasional. Pemerintah dan masyarakat
memiliki peran penting untuk menjaga stabilitas sosial dan ekonomi supaya tidak
membuat chaos yang berkepanjangan.

e. Rintangan Pemulihan Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19


Walaupun tindakan pemulihan ekonomi menjadi hal yang harus segera
dicanangkan, tidak dapat dipungkiri apabila dalam upaya pemulihan tersebut
menemui rintangan. Sarwani menggaris bawahi terkait rintangan ini. Dirinya berujar
bahwa upaya pemulihan ini bukan perkara yang mudah. “Penopang pertumbuhan
ekonomi cenderung rendah, dilihat dari rendahnya konsumsi rumah tangga. Dimana
konsumsi rumah tangga yang menjadi tumpuan 60 persen bagian dari PDB”,
jelasnya. Selain daya beli, minat belanja masyarakat juga menurun. “Sekarang orang
kalo punya uang cenderung akan dia tabung,” pungkasnya.
Sarwani mengatakan jika lapangan kerja tak segera dibuka, maka akan
muncul masalah baru. “Pengangguran baru 6,4 juta karyawan, lama kelamaan juga
akan menjadi bebas ekonomi tersendiri yang akan ditanggung negara,” tandasnya.
Hal ini juga akan berpengaruh terhadap kemampuan (Skill) dari para pekerja.
“Karena lama tidak bekerja, skill mereka akan ketinggalan. Perlu re-skilling dan up-
skilling, yang tentu saja kembali lagi ongkosnya juga besar,” tekannya.
Bantuan yang diberikan pemerintah untuk menstimulasi UMKM tidak
berjalan lancar distubisinya. Dari pemaparan Sarwani, baru sejumlah kecil bantuan
yang sudah tersalurkan. “Dari stimulus yang disediakan sebesar 123 Triliun, baru
terserap 0,06 persen. Jadi satu persen pun belum ada per-Mei 2020. Jadi bagaimana
ekonomi mau pulih jika hal-hal seperti ini malah menjadi perintang,” ujarnya.
(FSP/RS)

9
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 hingga sekarang
membawa dampak yang signifikan bagi negara. Hampir seluruh negara di dunia
terdampak akibat pandemi Covid-19 ini. Salah satu negara yang terkena dampaknya
adalah Indonesia. Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya pada kesehatan
masyarakat namun juga berdampak pada ekonomi kerakyatan atau kesejahteraan
ekonomi negara hingga ekonomi masyarakat.
Adanya pandemi Covid-19 ini dapat menciptakan peluang masyarakat
mandiri, yang tidak berpangku tangan pada bantuan pemerintah tapi
mempunyai inisiatif mencari solusi untuk memperoleh keuntungan ekonomi.
Strategi yang terbaik dalam melihat ini semua yakni masyarakat harus pintar
membaca peluang ekonomi di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini. Pandemi
mematikan sektor ekonomi, tapi tidak mematikan ide untuk menghasilkan
keuntungan ekonomi.
Pandemi Covid-19 berimbas kepada sektor ekonomi baik negara,
perusahaan hingga masyarakat tentu sangat membutuhkan nilai-nilai ekonomi
kerakyatan. Secara penerapan memiliki konsep kolektivitas atau gotong-royong.
Dengan informasi penurunan angka pertumbuhan ekonomi, tentu kita akan bisa
benahi ketika saling bahu-membahu. Di saat seperti ini dibutuhkan komunikasi yang
baik antara pihak pemerintah dan juga para pelaku usaha dalam negeri. Keputusan
pemerintah dalam memberikan tunjangan atau
18 insentif kepada masyarakat yang terdampak sudah sangat tepat dan sesuai
dengan fungsi keberadaan Negara itu sendiri. Di sisi lain pihak perusahaan swasta
juga mesti menunjukkan peran kemanusiaan serta kekeluargaannya terhadap
masyarakat yang terdampak.
Ada beberapa langkah atau upaya yang harus diperhatikan dalam
merealisasikan atau mengembangkan ekonomi kerakyatan di tengah pandemi Covid-
19 yaitu : pertama, melakukan identifikasi terhadap pelaku ekonomi, seperti
koperasi, usaha kecil, petani dan kelompok tani mengenai potensi dan
pengembangan usahanya. Kedua, melakukan program pembinaan terhadap
pelaku-pelaku tersebut melalui program pendamping. Ketiga, program
pendidikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan mereka pada saat
mengembangkan usaha. Keempat, melakukan koordinasi dan evaluasi kepada yang
terlibat dalam proses pembinaan, baik pembinaan terhadap permodalan, SDM,
pasar, informasi pasar, maupun penerapan teknologi.

b. Saran
Berdasarkan,hasil analisis maka saran yanggdapat diberikan adalah:
1. Pemerintah dan masyarakat dapat saling bahu membahu dalam
mengembangkan ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19.

10
2. Pemerintah dapat melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang
cara meningkatkan ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19.
3. Pemerintah dan masyarakat memiliki peran penting untuk menjaga stabilitas
sosial dan ekonomi negara di era pandemi Covid-19.

11
Daftar Pustaka

Marzuki, Alie. 2015. Indikator Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.


Mubyarto, 1999. Reformasi Sistem Ekonomi : Dari kapitalisme menuju
ekonomi kerakyatan. Jakarta: Aditya Media.
Soeharto, Prawirokusumo. 2010. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil.
Yogyakarta: BPFE.
Soeharto, Prawirokusumo. 2010. Ekonomi Rakyat : Konsep Kebijakan dan
Strategi.
Zulkarnain. 2006. Kewirausahaan, Strategi Pembelajaran Usaha Kecil dan
Penduduk Miskin. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Hoesein, Zainal Arifin. 2016. Peran Negara Dalam Pengembangan Sistem
Ekonomi Kerakyatan menurut UUD 1945 . Jurnal Hukum IUS QUIA
IUSTUM No. 3 Vol. 23 Juli 2016: 503 – 528.
Putra, M. Umar Maya. 2015. Konsep Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Di
Kota Medan. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 5, Nomor 01,
April 2015.
Rompas, Wensy I. 2018. Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan Di Kawasan
Timur Indonesia Dalam Rangka Akselerasi Perekonomian Dan Sektor
Pariwisata Di Sulawesi Utara: Sebuah Kajian Literatur. Jurnal EMBA
Vol.6 No.4 September 2018, Hal. 4133 – 4142.
Sadikin, Achmad. 2011. Membangun Ekonomi Kerakyatan Dalam Kerangka
Paradigma Pembangunan Kemandirian Lokal. Majalah Ilmiah
Ekonomika Volume 11 Nomor 4, Nopember 2011 : 146 – 175.
Dwianto, Achmad Reyhan, DetikHealth. 2020. Perjalanan 8 Bulan Pandemi
Virus Corona COVID-19 di Indonesia. https://health.detik.com/berita-
detikhealth/d-5240992/perjalanan-8-bulan-pandemi-virus-corona-
covid-19-di-indonesia diakses pada 1 Desember 2020 pukul 07.40
WIB.
Satgas Covid-19, CNN Indonesia. 2020. Kilas Balik Pandemi Covid-19 di
Indonesia. https://m.cnnindonesia.com/nasional/20201110123516-25-
568018/kilas-balik-pandemi-covid-19-di-indonesia diakses pada 1
Desember 2020 pukul 07.34 WIB.

12

Anda mungkin juga menyukai