Anda di halaman 1dari 25

Penyakit dan

Kecelakaan
Akibat Kerja
Keselamatan Pasien & Kesehatan Kerja
Kelompok 9 Seminar KPKK
Anggota:
● Fadillah Azzahra (22020120140035)
● Hayuning Tyas R (22020120130086)
● Muta’azziyah Faqiyatul L (22020120140124)
● Nabila Azzahra (22020120130100)
● Raisya Arwandaninggar (22020120130104)
● Rara Nur Susanti (22020120130108)
● Shevara Audrilia (22020120140148)
● Sinta Kusuma A (22020120120027)
1. Penyakit Akibat Kerja

1.1 1.2 1.3 1.4 1.5

Pengertian Pencegahan Penyakit

Penyebab Diagnosis
1. Penyakit Akibat Kerja

Pengertian

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),


penyakit akibat kerja diartikan sebagai
gangguan kesehatan yang muncul akibat
faktor risiko yang ada pada lingkungan
pekerjaan.

Menurut Suma’mur (1985), penyakit akibat


kerja merupakan penyakit yang disebabkan
oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses,
maupun lingkungan kerja.
1.2 Penyebab Penyakit Akibat Kerja

01 03
Gol. Fisik
02 Gol. Infeksi
1. Kebisingan Gol. Kimiawi Golongan ini disebabkan
2. Radiasi oleh hal-hal seperti bibit
3. Suhu Udara yang penyakit antharax atau
1. Debu brucella pada
Tinggi
2. Uap pekerja-pekerja penyamak
4. Tekanan. Udara yang
3. Gas kulit.
Tinggi
4. Larutan
5. Pencahayaan yang
5. Kabut
tidak cukup
1.2 Penyebab Penyakit Akibat Kerja

04 05
Gol. Fisiologis Gol. Mental
Disebabkan oleh Psikologis
kesalahan-kesalahan
kontruksi mesin, sikap Hal ini terlihat misalnya
badan kurang baik, salah pada hubungan kerja yang
cara melakukan pekerjaan tidak baik, atau misalnya
dan lain-lain. keadaan membosankan.
1.3 Pencegahan Penyakit Akibat Kerja

Peningkatan Kesehatan
Perlindungan Khusus

Diagnosis Dini & Pengobatan

Membatasi Kemungkinan Cacat

Pemulihan Kesehatan
1.4 Diagnosis Penyakit Akibat Kerja

7 Langkah yang dapat digunakan sebagai pedoman diagnosis:

1. Tentukan diagnosis klinis dengan anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik


diagnostik dan pemeriksaan penunjang.

2. Tentukan pajanan terhadap faktor risiko dengan melakukan anamnesis


mengenai riwayat pekerjaan

3. Membandingkan gejala penyakit sewaktu bekerja dan dalam keadaan tidak


bekerja
1.4 Diagnosis Penyakit Akibat Kerja

4. Pemeriksaan fisik yang dilakukan

5. Pemeriksaan laboratorium khusus atau pemeriksaan biomedis

6. Pemeriksaan atau pengujian lingkungan kerja atau data hygiene perusahaan

7. Konsultasi keahlian medis dan keahlian lain.


1.5 Penyakit Akibat Kerja
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER01/MEN/1981 dan
Keputusan Presiden RI No 22/1993 terdapat 31 jenis penyakit akibat kerja, diantaranya adalah:
1. Pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentukan jaringan parut
(silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang silikosisnya
merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.
2. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkopulmoner) yang disebabkan oleh
debu logam keras.
3. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkopulmoner) yang disebabkan oleh
debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang
yang dikenal berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organik.
2. Kecelakaan Akibat Kerja

2.1 2.2 2.3 2.4 2.5

Pengertian Penyebab Pencegahan

Klasifikasi Klasifikasi
Jenis Cidera Kecelakaan
Kerja
2. Kecelakaan Akibat Kerja
2.1 Pengertian

- Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tidak terencana dan


tidak terkendali akibat dari suatu tindakan atau reaksi suatu objek,
bahan, orang, atau radiasi yang mengakibatkan cidera atau
kemungkinan akibat lainnya (Heinrich et al., 1980)
- Kecelakaan kerja yakni suatu kejadian tiba-tiba atau yang tidak
disangka-sangka dan terjadi dengan sendirinya tetapi memiliki
penyebabnya (Departemen Tenaga Kerja RI)
2.2 Klasifikasi Jenis Cedera Akibat Kerja
1. Cedera fatal (fatality)

2. Cedera yang menyebabkan hilang waktu kerja (loss time injury)

3. Cedera yang menyebabkan kehilangan hari kerja (loss time day)

4. Tidak mampu bekerja atau cidera dengan kerja terbatas (restricted duty)

5. Cedera dirawat di rumah sakit (medical treatment injury)

6. Cedera riangan (first aid injury)

7. Kecelakaan yang tidak menimbulkan cedera (non injury incident)


2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja

3
1
Faktor sumber bahaya
Faktor manusia yang yaitu: Perbuatan
dipengaruhi oleh berbahaya, hal ini terjadi
pengetahuan, misalnya karena metode
keterampilan, dan sikap. Faktor kerja yang salah atau
keletihan.
2
4
Faktor material yang
memiliki sifat dapat Faktor yang dihadapi, misalnya
memunculkan kurangnya
kesehatan atau pemeliharaan/perawatan
keselamatan pekerja. mesin/peralatan sehingga tidak
bisa bekerja dengan sempurna.
2.4 Klasifikasi Kecelakaan Kerja
Menurut International Labour Organization (ILO) (1989) dalam Parlindungan (2008) ada beberapa
klasifikasi mengenai kecelakaan kerja diantaranya:

Menurut Jenis Kecelakaan Berdasarkan Penyebab

Terjatuh, tertimpa benda jatuh Mesin

Terbentur, terjepit oleh benda Manusia

Pengaruh suhu tinggi, kelebihan beban Lingkungan Kerja

Kontak dengan bahaya / radiasi Bahan-bahan, zat-zat, radiasi


2.4 Klasifikasi Kecelakaan Kerja

Berdasarkan sifat Berdasarkan Letak


luka/kelainan Kelainan/Luka di Tubuh

Patah tulang, Dislokasi Kepala

Regang otot, Memar, Pengaruh Radiasi Leher

Amputasi, Gegar dan Remuk Badan

Luka sayat, Luka bakar, Keracunan Mendadak Anggota gerak atas dan bawah
2.5 Pencegahan Kecelakaan Kerja

1. Melakukan pencatatan Kejadian Akibat Kerja (KAK)

2. Meningkatkan penerapan pelayanan kesehatan kerja

3. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja

4. Diadakan kegiatan surveilans kerja

5. Diadakan penyesuaian terhadap peralatan kerja SDM Rumah Sakit


3. Analisis
Kasus
Analisis Kasus
Penyakit menular yang akibat kerja pada perawat di
rumah sakit salah satunya adalah penyakit HIV AIDS dan
hepatitis. Hal itu dapat disebabkan ketika perawat tertusuk
jarum yang dapat dipastikan jarumnya sudah terpapar
dengan darah, sehingga dampak yang ditimbulkan tidak
hanya luka tusuk biasa tetapi merupakan jalan masuk (port
the entry) dari kuman atau bakteri penyakit yang dapat
menular melalui darah ke perawat sehingga dapat
menimbulkan penyakit seperti HIV/AIDS dan Hepatitis.
Pencegahan

Komunikasi Lingkungan Kerja

Rumah Sakit memberikan Faktor-faktor fisik di rumah sakit yang dapat menjadi
sosialisasi dan pelatihan penyebab adalah kebisingan, penerangan yang tidak
sesuai seperti kurang pencahayaan atau terlalu silau,
terkait program K3RS kepada
tekanan udara, dan aroma di tempat kerja.
tenaga kesehatan terkhusus
perawat, serta perawat harus
mampu melaporkan apabila Sumber Daya, Peralatan Keselamatan
terdapat penyakit akibat kerja dan Kesehatan Kerja
yang dialami agar dapat
segera diberikan penangan. Ketersediaan sarana dan prasarana seperti alat
pelindung diri bagi petugas kesehatan
mendukung perawat agar terhindar dari
penyakit serta kecelakaan kerja.
Pencegahan

Standar Operasional Procedure


(SOP)
Komitmen

Standar Operasional prosedur Perawat harus memiliki


diperlukan agar perawat dapat pengetahuan serta komitmen
mengetahui prosedur kerja yang bahwa perawat tidak hanya
harus dilakukan, sebagai melindungi dan merawat
standarisasi cara yang dilakukan pasien saja, tetapi juga harus
perawat dalam menyelesaikan melindungi dirinya juga di
pekerjaannya. dalam bekerja.
Penutup
Kesimpulan

Tidak dapat dipungkiri kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari


melakukan aktivitas salah satunya bekerja. Dengan segala macam
faktor yang ada, segala bentuk pekerjaan yang dijalankan pastinya
memiliki risiko dari risiko rendah sampai dengan risiko. Berbagai risiko ini
dilalui untuk memenuhi setiap kebutuhan per harinya. Masih kurangnya
pemahaman dan penerapan dan kesehatan kerja (K3) menjadi bahan
evaluasi kembali. Berbagai faktor K3 sangat esensial dan harus menjadi
perhatian bersama. Dalam meminimalisir adanya kecelakaan akibat kerja
(KAK) dan penyakit akibat kerja (PAK) diperlukannya kerjasama serta
rasa tanggung jawab antar tenaga kerja dengan tempat bekerja.
Referensi
Parlindungan, S. H. (2018). Analisis faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja pada perawat IRI dan
rehabilitasi di RSJ Prof. DR. M. Ildrem Medan tahun 2018. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera
Utara.
Putri, S., Santoso, Rahayu, E., P. (2018). Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap
Kejadian Kecelakaan Kerja Perawat Rumah Sakit. Jurnal Endurance, 3(2), 271- 277.
Ramdan, I., M., Rahman, A. (2017). Analisis Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Perawat.
JKP , 5(3), 229-241.
Salawati, L. (2015). Penyakit Akibat Kerja dan Pencegahan. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 91-95.
Salmawati, L., Rasul, M., Napirah, M., R. (2019). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecelakaan
Kerja Pada Perawat Di Ruang IGD RSU Anutapura Kota Palu. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2),
104-112.
Siregar, F. R. (2020). HAL-HAL TERKAIT TERJADINYA PENYAKIT ATAU KECELAKAAN AKIBAT KERJA
PADA PERAWAT. OSF Preprints, 1-9.
Thanks!
Do you have any questions?

addyouremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai