Anda di halaman 1dari 9

CARA MENGATASI PERMASALAHAN PEMBELAJARAN DI SMA/SMK

DENGAN METODE LEARNING BY DOING

(PENULISAN KARYA ILMIAH)

Disusun oleh :

Nama : Disman Pardede

NIM : 5193121020

Kelas : PTM - A

Dosen Pengampu : Drs. Husni Wardi Tanjung, M.Pd.

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

PEMBAHASAN
1. Pengertian masalah
Masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri
sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan. menurut pengertian secara psikologis,
belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat
didefinisikan “Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Menurut Gagne (1984: 77) bahwa “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Dari definisi masalah dan belajar maka
masalah belajar dapat diartikan atau didefinisikan sebagai berikut :
“Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat
kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan”.
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-
kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi
dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja
dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.
Dalam interaksi belajar mengajar siswa merupakan kunci utama keberhasilan belajar selama
proses belajar yang dilakukan. Proses belajar merupakan aktivitas psikis berkenaan dengan
bahan belajar.
Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas, diantaranya :
1. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar
seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan.
2. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak
berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya
subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya.
3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi
intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan
tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja
atau malah sangat rendah.
4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar,
sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain
yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa
tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi
intelektualnya.

2. Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun
psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan ini di upayakan dalam
proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Perubahan perilaku individu akibat
proses belajar tidaklah tunggal, setiap proses belajar mempengaruhi perubahan perilaku pada
domain tertentu pada diri siswa, tergantung perubahan yang diinginkan terjadi sesuai dengan
tujuan pendidikan. Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh
kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Hasil belajar adalah sesuatu yang
dicapai atau diperoleh setelah adanya proses belajar mengajar. Keberhasilan belajar siswa dapat
dilihat dari prestasi belajar, dimana prestasi belajar merupakan gambaran hasil belajar siswa
dalam mengikuti proses belajar mengajar pada suatu jenjang yang diikutinya.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan akan nyata dalam aspek tingkah laku. Ada
dua faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, yaitu
Faktor Jasmani diantaranya :

1. Faktor Kesehatan bahwa proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan
seseorang terganggu, sehat itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, tidak adanya
motivasi belajar, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-
gangguan/ kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya,
2. Cacat tubuh bahwa keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.

Faktor eksternal merupakan faktor yang ada di luar individu yaitu faktor keluarga, Siswa
yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa

1. Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Hal ini
jelas dan dan dipertegas Wirowidoo dengan pertanyaan yang menyatakan bahwa:
keluarga adalaha lembaga pendidikan yang pertama dan utama,
2. Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya.
Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau anggota keluarga yang lain pun turut
mempengaruhi belajar anak,
3. Suasana rumah maksudnya sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi
didalam keluarga dimana anak berada dan belajar,
4. Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang
belajar selain harus terpenuhhi kebutuhan pokoknya. Misalnya makanan, pakaian,
perlindungan, kesehatan dan lain-lainnya.

Faktor Sekolah diantaranya yaitu :

1. Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar.
Murid atau siswa dan mahasiswa, yang dalam proses belajar agar dapat menerima,
menguasai dan lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran itu. Maka cara-cara
mengajar serta cara belajar haruslah setepat-tepatnya dan seefisien serta seefektif
mungkin,
2. Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan
ini sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai
dan mengembangkan bahan pelajaran itu,
3. Relasi Guru dengan Siswa Di dalam relasi (Guru dengan siswa) yang baik, siswa akan
menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga
siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya.
4. Permasalahan pembelajaran “Teknologi pengelasan kapal” pada sekolah
menengah kejuruan
Permasalahan yang terjadi mata pelajaran teknologi pengelasan kapal ini adalah dimana
seorang guru memberikan pembelajaran kebanyakan hanya dengan materi saja. Seperti yang
sudah dibahas sebelum nya bahwa kesulitan belajar pada siswa itu bermacam-macam dan minat
yang ada pada diri siswa pun juga berbeda-beda, terutama cara ia memahami suatu pelajaran, ada
siswa yang dapat memahami pembejalaran yang hanya dengan materi saja dan ada juga siswa
yang dapat memahami suatu pembelajaran jika langsung terjun ke praktek nya,
Kita mengetahui bahwa dengan belajar yang hanya terus membahas materi tanpa
langsung merealisasikanya/melakukan itu akan kurang efektif membuat seorang siswa dapat
mengingat dan memahami secara mendalam atas apa yang telah kita ajarkan.
Belajar juga butuh motivasi dari seorang guru untuk siswanya dan juga bagaimana cara
seorang guru membuat suasana kelas menjadi asik dan nyaman untuk tempat siswa melakukan
pembelajaran, nah disinilah ide atau metode pembelajaran dibutuhkan agar dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.

5. Ide pembelajaran dengan metode Learning by doing


Dalam bahasa Indonesia kalimat "learning by doing" ini kita artikan sebagai "belajar dengan
melakukan". Belajar dengan melakukan yang berarti kita lebih mengutamakan bertindak dari
pada berteori belaka. Orang yang melakukan sesuatu yang belum ia ketahui sebelumnya dan
karena dia melakukannya dia jadi tahu, itu yang disebut "learning by doing".

Interaksi edukatif selayaknya dibangun guru berdasarkan penerapan aktivitas anak didik,
yaitu belajar sambil melakukan (Learning by doing). Melakukan aktivitas atau bekerja adalah
bentuk pernyataan dari anak didik bahwa pada hakekatnya belajar adalah perubahan yang terjadi
setelah melakukan aktivitas atau bekerja. Pada aspek lain guru juga menkondisikan anak didik
dengan menggunakan bentuk-bentuk pengajaran dalam konteks learning by doing, diantaranya:

a) Menumbuhkan motivasi belajar anak


b) Mengajak anak didik beraktivitas
c) Mengajar dengan memperhatikan perbedaan individual
d) Mengajar dengan umpan balik
e) Penyusunan pemahaman yang logis dan psikologis
6. Solusi permasalahan pembelajaran
Solusi yang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran adalah :
1) Berikan motivasi kepada siswa agar semangat mengikuti proses pembelajaran
2) Bangun suasana kelas yang nyaman tidak harus monoton pada pembelajaran terus
3) Melakukan cara agar suasana pembelajaran menyenangkan
4) Jangan terlalu banyak memberikan materi kepada siswa
5) Langsung melakukan/mempraktekan materi yang baru di pelajari
6) Melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar, karena pendekatan
ini menekankan pada pengalaman siswa secara langsung yang berkenaan dengan
kompetensi yang harus dikuasai.
7) Menyediakan pendekatan multi sensori bagi siswa ketika berlangsung pembelajaran,
seperti mendengar, merasa, mencium, dan mencipta objek=objek yang dipelajari.
8) Memberikan kompetensi bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan menggunakan
material dan melakukan eksperimen.
9) Membina suasana sosial yang transaksional antara siswa dan guru.

Upaya-Upaya Penanggulangan Masalah Belajar :


1. Perhatikan Mood
2. Siapkan Ruang Belajar
3. Komunikasi
4. Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar.
5. Mengalokasikan letaknya kesulitan atau permasalahannya
6. Melokalisasikan jenis faktor dan sifat yang menyebabkan mengalami berbagai kesulitan.
7. Memperkirakan alternatif pertolongan.
Hasil Observasi
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan diketahui penyebab kesulitan belajar siswa,
diantaranya sebagai berikut :
1. Keadaan kelas yang kurang kondusif. Penataan ruangan yang tidak menunjang dalam
kegiatan pembelajaran.
2. Kurang tersedianya peralatan praktek dan juga bahan praktek
3. Cara mengajar guru yang tidak memfasilitasi berbagai gaya belajar siswa dan sikap guru
yang dictator.
4. Pandangan siswa terhadap suatu mata pelajaran yang menganggap mata pelajaran itu sulit
sehingga siswa merasa segan dan terbebani untuk mempelajarinya.
5. Adanya faktor dari lingkungan luar seperti masalah keluarga dan masalah ekonomi.
Adapun solusi yang diberikan oleh pihak BK (Bimbingan Konseling) dalam mengatasi
masalah belajar siswa, yaitu :
1. Melakukan pendekatan terhadap siswa
2. Pencarian data tentang masalah yaitu dengan berkomunikasi dengan orang tua siswa dan
wali kelas.
3. Melakukan konsultasi secara privat.
PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil observasi yang kita lakukan, dapat kita ketahui bahwa ada 2 faktor yang dapat
membuat siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran, yaitu:
 Faktor  internal belajar siswa, meliputi sikap siswa dalam belajar, motivasi belajar siswa,
konsentrasi siswa, cara mengolah pembelajaran, rasa percaya diri siswa, kebiasaan
belajar, dan cita-cita siswa.
 Faktor eksternal belajar siswa, meliputi guru sebagai pembina siswa belajar, sarana dan
prasarana, lingkungan siswa di sekolah dan kurikulum sekolah.
Adapun solusi yang diberikan oleh pihak BK (Bimbingan Konseling) dalam mengatasi
masalah belajar siswa, yaitu :
 Melakukan pendekatan terhadap siswa
 Pencarian data tentang masalah yaitu dengan berkomunikasi dengan orang tua siswa dan
wali kelas.
 Melakukan konsultasi secara privat.
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, Hlm. 13-14

Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, Hlm. 36

S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 2000,

Darmawan Widodo. 2009. Analisis Kesulitan Belajar Pokok Bahasan Pecahan pada Siswa Kelas
V Sekolah Dasar di Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Tesis. Program Pasca Sarjana UNS.
Tidak diterbitkan.

Anda mungkin juga menyukai