Anda di halaman 1dari 5

2.

1 Akuntansi Produk Sampingan


Setelah mempelajari konsep dan cara perhitungan harga pokok produk gabungan, maka tidak
lengkap jika tidak membahas harga pokok produk sampingan. Hal ini dapat dimengerti
karena keduanya mempunyai hubungan yang erat. Dalam produk sampingan, yang
menjadikan permasalahan adalah bagaimana memperlakukan pendapatan penjualan produk
sampingan tersebut.
Pengakuan adanya produk sampingan ini menyangkut perlakuan terhadap harga pokok
produk sampingan, biaya untuk memproses produk sampingan, dan hasil penjualan produk
sampingan. Alokasi biaya bersama kepada produk utama dan produk sampingan pada
umumnya dianggap tidak perlu, karena nilai produk sampingan relatif rendah bila
dibandingkan dengan produk utama. Tetapi dalam kenyataannya ada beberapa metode yang
mengalokasikan biaya bersama kepada produk utama dan produk sampingan. Metode-
metode akuntansi yang dapat diterima untuk menetapkan biaya produk sampingan dibagi
dalam dua kategori, yaitu:
a. Metode Tanpa Harga Pokok
Berikut ini diuraikan beberapa metode perlakuan terhadap pendapatan penjualan produk
sampingan:
1. Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pendapatan diluar
usaha.
Dalam metode ini pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk sampingan di kurangi
dengan produk penjualan returnya dicatat dalam rekening “Pendapatan Penjualan Produk
Sampingan” dan pada akhir periode akuntansi ditutup ke rekening lapa rugi. Rekening
Laba rugi dalam kelompok penghasilan diluar uasaha (Other Income).
Contoh :
Laporan laba rugi perusahaan yang menghasilkan produk utama dan produk sampingan,
yang pendaatan penjualan produk sampingannya diperlakukan sebagai penghasilan di luar
uasaha.
Pendapatan Penjualan Produk utama (25.000 unit @Rp 4) Rp 100.000
Harga poko penjualan
Biaya produksi bersa,a (30.000 unit @Rp 2)
Harga pokok persedianakhir (5000 unit @Rp 2) Rp 60.000
Rp 10.000
Rp 50.000
Laba bruto Rp 50.000
Biaya usaha :
Biaya pemasaran Rp 20.000
Biaya administrasi dan umum Rp 10.000
Rp 30.000
Laba bersih usaha Rp 20.000
Penghasilan diluar usaha :
Pendapatan penjualan produk sampingan Rp 4000
Laba bersih sebelum PPh
Rp 24.000
2. Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai tambahan
pendapatan penjualan produk utama.
Metode ini merupakan variasi metode pertama. Semua biaya produksi dikurangkan dari
pendapatan penjualan semua produk (baik produk utama ataupun sampingan) untuk
mendapatkan laba bruto. Dalam metode ini tidak ada alokasi biaya bersama seperti halnya
dengan metode pertama. Dari contoh dimuka, pendapatan penjualan produk sampingan
sebesar Rp 4.000 dicantumkan dalam laporan laba rugi dibawah pos pendapatan penjualan
produk utama, sehingga pendapatan penjualan semua produk berjumlah Rp104.000.
Angka-angka lain dalam laporan tersebut tetap sama kecuali jumlah laba bruto dan laba
bersih usaha yang berbeda.

3. Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang harga


pokok penjualan
Dalam metode ini pendapatan penjualan produk sampingan sebesar Rp 4000 dikurangkan
dari harga pokok penjualan sehingga menghasilkan laba bruto Rp 56.000 (Rp 100.000-Rp
46.000). laba bersih sebelum pajak tetap sama sebesar Rp 24.000.
4. Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai penguranan total
biaya produksi
Pendapatan penjualan produk sampingan sebesar Rp 4000 dikurangkan dari total biaya
produksi Rp 60.000, sehingga biaya produksi turun menjadi Rp 1,87 (Rp 56.000 :
Rp30.000). sehingga harga pokok persediaan produk akhir turun menjadi Rp 9,350.

Pendapatan penjualan produk utama (25.000 unit @Rp 4) Rp 100.000


Harga pokok penjualan :
Biaya produksi bersama (30.000 unit @Rp 2) Rp 60.000
Dikurangi hasil penjualan produk sampingan Rp 4000
Biaya produksi bersih produk utama Rp 56.000
Dikurangi persediaan akhir produk utama 5000 x Rp 1,87 Rp 46.650
Laba bruto Rp 53.350
Biaya usaha :
Biaya pemesanan Rp 20.000
Biaya administrasi dan umum Rp 10.000

Rp 30.000
Laba bersih uasaha Rp 23.350

Pendapatan penjualan produk sampingan yang ditambahkan pada pendapatan penjualan


produk utama, atau yang dicantumkan sebagai pendapatan lain-lain, atau yang dikurangkan
dari harga pokok penjualan atau yang dikurangkan dari total biaya produksi adalah
pendapatan penjualan produk sampingan setelah dikurangi dengan biaya pemasaran, biaya
administrasi dan umum produk sampingan tersebut setelah terpisah dari produk utama.

b. Metode-Metode Harga Pokok (Cost Methods)


Dalam metode ini pengalokasian biaya produk sampingan hampir sama dengan produk
bersama yaitu sebagian biaya bersama dialokasikan kepada produk sampingan dan
menentukan harga pokok persediaan produk sampingan dengan biaya yang dialokasikan
tersebut. Ada dua metode yang berdasarkan dpada metode harga pokok, yaitu:
1. Metode biaya pengganti
Metode biaya pengganti biasanya digunakan pada perusahaan yang produk sampingannya
digunakan sendiri, sehingga tidak perlu membeli bahan dari pemasok luar. Harga pokok
yang diperhitungkan adalah sebesar harga beli atau biaya pengganti (replacement cost)
yang berlaku di pasar. Harga pokok ini kemudian dikreditkan pada rekening Barang Dalam
Proses-Biaya Bahan Baku (BDP-BBB), sehingga mengurangi biaya produksi produk
utama. Pengurangan biaya produksi produk utama ini akan mengakibatkan harga pokok
persediaan produk utama menjadi lebih rendah.
Contoh:
Misalkan diketahui data sebagai berikut :
Jumlah biaya produksi untuk 10.000 kg produk utama 700.000
Pendapatan penjualan (9000 x 120) 1.080.000
Biaya pengganti produk sampingan yang digunakan dalam mengelola produk 50.000
utama
Biaya pemesanan dan administrasi utama 100.000
Persediaaan akhir produk 1000 kg

Laporan laba rugi :


Pendapaatan penjualan produk utama Rp 1.080.000
HHP :
Biaya produksi Rp 700.000
Dikurangi : biaya pengganti produk simpanan Rp 50.000
Rp 650.000
Dikurangi : persediaan akhir (1000 kg x Rp 65)* Rp 65.000
Rp 585.000

Laba bruto Rp 495.000


Biaya pemasaran dan administrasi umum Rp 100.000
Laba bersih sebelum PPh Rp 395.000
*Rp650.000 : 10.000kg = Rp65

2. Metode pasar
Metode ini memperlakukan produk sampingan ini pada dasarnya sama dengan metode
terakhir yang telah dibicarakan diatas. Ada perbedaan sedikit diantara keduanya, yaitu kalau
pada metode terakhir yang dikurangkan dari total biaya produksi adalah pendapatan
penjualan sesungguhnya produk sampingan, sedangkan pada metode nilai pasar ini yang
dikurangkan adalah taksiran nilai pasar produk sampingan. Metode ini mencoba
menafsirkan biaya produk sampingan dengan titik tolak dari nilai pasarnya. Tasksiran biaya
produk sampingan pada saat terpisah ini kemudian dikurangkan dari biaya bersama untuk
mendapatkan biaya produk utama.

Anda mungkin juga menyukai