Kelompok 6:
Aldi Gunawan (1801035143)
Andi Muhammad Adam Abdillah (1901036250)
Ardhelia Irnadianis Ifada (1901036181)
Hilda Salsabila (1901036169)
Khairunnisa (1901036252)
Muhammad Farrell Aditya (1901036227)
Dosen Pengampu:
Prof. Dr Rusdiah Iskandar, M.Si.,Ak
MISI :
c. Go Beyond Next
SIG telah menjadi perusahaan yang mengalami transformasi tujuan. Untuk
membangun kondisi kehidupan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang, SIG akan
bertindak beda dan selalu melebihi jangkauan (Go Beyond Next).
Ekuitas
Modal ditempatkan 593.152.000 593.152.000 593.152.000 593.152 593.152
dan disetor
tambahan modal 1.458.257.900 1.458.257.900 1.458.257.900 1.458.258 1.458.258
disetor
Selisih transaksi non- 28.928.287 28.928.287 28.928.287 28.928 28.928
pengendali
Komponen ekuitas 426.872.903 101.295.697 497.968.468 422.194 53.246
lainnya
Saldo laba 26.527.984.67 26.340.341.27 28.613.778.32 32.039.82 32.039.82
0 8 7 5 5
kepentingan non- 1.539.195.697 1.524.057.477 1.544.210.540 1.479.926 1.479.926
pengendali
Jumlah Ekuitas 30.574.391.45 30.046.032.63 32.736.295.52 36.022.28 35.653.33
7 9 2 3 5
Jumlah liabilitas dan 44.177.429.49 48.664.547.97 48.160.988.61 72.852.08 69.155.78
Ekuitas 3 4 7 1 0
C. ANALISIS
a. Analisis Horizontal
Analisis Trend
Pendapatan :
Dari segi Pendapatan Perusahaan ini di tahun 2016 hingga tahun 2018 mengalami naik
turun, dan kemudian di tahun 2019 hingga tahun 2020 Perusahaan ini mengalami
penurunan yang cukup parah pada Pendapatannya yang mana hanya mendapatkan Laba
Kotor sekitar Rp. 12.000.000,-. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya bisa
mendapatkan Laba Kotor yang mencapai Milyaran.
Laba Bersih
Laba bersih untuk perusahaan ini selalu mengalami peningkatan di tahun genap seperti
tahun 2016,2018,dan 2020. Sedangkan untuk tahun 2017 dan 2019 Perusahaan
mengalami penurunan pada tingkat Laba sebesar (-Rp. 2.885.030.572) dari tahun 2016 ke
tahun 2017, dan sebesar (-Rp.3.083.333.003) dari tahun 2018 ke tahun 2019 yang
disebabkan kebijakan PPKM yang di telah diterapkan oleh Pemerintah karena adanya
covid-19. Tetapi dengan begitu Perusahaan ini selalu meraih Laba di setiap tahunnya.
Biaya Keuangan
Dari tahun 2016 hingga tahun 2018, dan dari tahun 2019 hingga tahun 2020 Perusahaan
selalu mengalami peningkatan pada Biaya Keuangan. Peningkatan ini bisa dibilang
peningkatan yang cukup besar dari tahun ke tahun.
Beban Penjualan
Dari data di atas, Perusahaan ini selalu mengalami penurunan dalam Beban Penjualan
dari tahun 2016 hingga tahun 2020.
Penghasilan Keuangan
Dari data di atas, dari tahun 2016 hingga tahun 2018 Perusahaan ini menghasilkan
Pendapatan yang cukup besar. Tetapi saat PPKM diterpakan di tahun 2019 hingga tahun
2020, perusahaan ini mengalami rugi yang sangat parah bagi perusahaan sebesar (-Rp.
3.205.298) tahun 2019, dan (-Rp. 2.320.781) untuk tahun 2020.
b. Analisis Vertikal
Analisis Common Size
Aset Lancar
Pada tahun 2017 total aset lancar mengalami kenaikan sebesar Rp
3.937.805.970 yang kemungkinan diakibatkan oleh kas dan setara kas,kas yang
dibatasi,piutang pihak ketiga,piutang pihak berelasi,persediaan bersih,uang
muka,beban di bayar dimuka dan pajak dibayar dimuka Pada tahun 2018 total aset
lancar mengalami kenaikan sebesar Rp 2.265.325.833.970 dari tahun 2017 yang
kemungkinan diakibatkan oleh kas dan setara kas,kas yang dibatasi,piutang pihak
ketiga,piutang pihak berelasi,persediaan bersih,uang muka,beban di bayar dimuka
dan pajak dibayar dimuka Pada tahun 2019 total aset lancar mengalami penurunan
sebesar Rp15.991.027.088 dari tahun 2018 yang kemungkinan diakibatkan oleh
kas dan setara kas,kas yang dibatasi,investasi jangka pendek,piutang pihak
ketiga,piutang pihak berelasi,persediaan bersih,uang muka,beban di bayar
dimuka,pajak dibayar dimuka dan aset lancar lainnya Pada tahun 2020 total aset
lancar mengalami penurunan sebesar Rp1.094.263 dari tahun 2019 yang
kemungkinan diakibatkan oleh kas dan setara kas,piutang pihak ketiga,piutang
pihak berelasi,persediaan bersih,uang muka,beban di bayar dimuka dan pajak
dibayar dimuka
Aset tidak lancer
Pada tahun 2017 perusahaan membeli obligasi pemerintah yang
berpengaruh pada kenaikan jumlah aset tidak lancar sebesar Rp1.413.097.529
penurunan aset tidak lancar disebabkan oleh aset pajak tangguhan, aset tetap,dan
aset tidak lancar lainnya Pada tahun 2018 perusahaan membeli obligasi pemerintah
yang berpengaruh pada penurunan jumlah aset tidak lancar sebesar Rp118.627.080
penurunan aset tidak lancar disebabkan oleh aset pajak tangguhan,properti
investasi,beban tangguhan,aset tak berwujud,uang muka investasi,dan aset tidak
lancar lainnya Pada tahun 2019 perusahaan membeli obligasi pemerintah yang
berpengaruh pada penurunan jumlah aset tidak lancar sebesar Rp35.086.056.064
penurunan aset tidak lancar disebabkan oleh aset pajak tangguhan,investasi pada
entitas asosiasi,properti investasi,aset tetap,beban tangguhan,aset takberwujud,uang
muka investasi dan aset tidak lancar lainnya. Pada tahun 2020 perusahaan membeli
obligasi pemerintah yang berpengaruh pada kenaikan jumlah aset tidak lancar
sebesar Rp293.104penurunan aset tidak lancar disebabkan oleh kas yang dibatasi
penggunaannya,investasi pada ventura bersama,aset takberwujud dan tagihan
pengembalian pajak
Liabilitas lancer
Pada tahun 2017,jumlah liabilitas lancar mengalami kenaikan sebesar Rp
687.223.067 yang disebabkan oleh beban yang masih harus di bayar pinjaman
jangka pendek,utang usaha pihak ketiga,utang usaha pihak beralasi,utang lain-lain
dan liabilitas sewa pembiayaan Pada tahun 2018,jumlah liabilitas lancar mengalami
penurunan sebesar Rp 586.592.407.yang disebabkan oleh utang usaha pihak
ketiga,utang usaha pihak berelasi,liabilitas imbalan kerja jangka pendek,pinjaman
bank,dan liabilitas sewa pembiyaan Pada tahun 2019,jumlah liabilitas lancar
mengalami penurunan sebesar Rp 8.190.597.347 yang disebabkan oleh pinjaman
jangka pendek,utang usaha pihak ketiga,utang usaha pihak berelasi,utang lain-
lain,beban yang masih harus dibayar,beban yang masih harus di bayar utang
pajak,liabilitas imbalan kerja jangka pendek,uang muka penjualan,pinjaman bank
dan liabilitas sewa pembiyaan Pada tahun 2020,jumlah liabilitas lancar mengalami
penurunan sebesar Rp 734.089 yang disebabkan oleh pinjaman jangka
pendek,utang lain-lain,beban yang masih harus dibayar,utang pajak,uang muka
penjualan dan pinjaman bank
Liabilitas tidak lancer
Pada tahun 2017,perusahaan mengalami kenaikan liabilitas tidak lancar
sebesar Rp 4.328.254.232 yang disebabkan oleh liabilitas pajak tangguhan,liabilitas
imbalan kerja,pinjaman bank,liabilitas sewa pembiayaan,provisi jangka panjang
dan liabilitas jangka panjang lain nya. Pada tahun 2018,jumlah liabilitas lancar
mengalami penurunan sebesar Rp 2.607.229.833 yang disebabkan oleh liabilitas
imbalan kerja dan liabilitas sewa pembiyaan Pada tahun 2019,jumlah liabilitas
lancar mengalami penurunan sebesar Rp 7.190.180.605 yang disebabkan oleh
liabilitas pajak tangguhan,liabilitas imbalan kerja,pinjaman bank,liabilitas sewa
pembiayaan,provisi jangka panjang dan liabilitas jangka panjang lainnya Pada
tahun 2020,jumlah liabilitas lancar mengalami penurunan sebesar Rp 2.609.380
yang disebabkan oleh liabilitas pajak tangguhan dan pinjaman bank
Ekuitas
Total ekuitas perusahaan pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar Rp
528.358.818 yang dipengaruhi oleh komponen ekutias lainnya,saldo laba dan
kepentingan non pengendali Total ekuitas perusahaan pada tahun 2018 mengalami
kenaikan sebesar Rp 2.690.262.883 yang dipengaruhi oleh komponen ekutias
lainnya,saldo laba dan kepentingan non pengendali Total ekuitas perusahaan pada
tahun 2019 mengalami penurunan sebesar Rp 32.700.273.239 yang dipengaruhi
oleh modal ditempatkan dan disetor,tambahan modal disetor,selisih transaksi non
pengendali,komponen ekutias lainnya,saldo laba dan kepentingan non pengendali
Total ekuitas perusahaan pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar Rp
368.948 yang dipengaruhi oleh komponen ekutias lainnya
D. PEMBAHASAN
1. Rasio Likuiditas
Jenis Rasio Rumus 2016 2017 2018 2019 2020
LIKUIDITAS (satuan : kali)
Current Ratio
Aktiva Lancar 127,25 156,77 195,15 136,10 135,27
Utang Lancar
AktivaLancar-Persediaan
Quick Ratio 94,48 114,90 151,94 98,17 95,75
Utang Lancar
Current Ratio
Current Ratio PT Semen Indonesia Tbk. pada tahun 2016 menunjukkan
angka 127,25 yang artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 127,25 kali hutang lancar
atau setiap Rp. 1 kewajiban lancar akan dijamin oleh Rp 127,25 aktiva lancar atau
127,25:1 antara aktiva dan hutang lancar. Tahun 2017 Current Ratio meningkat dari
angka 127,25 menjadi 156,77 yang artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 156,77
kali atau setiap Rp. 1 kewajiban lancar akan dijamin oleh Rp 156,77 aktiva lancar
atau 156,77:1 antara aktiva dan hutang lancer. Tahun 2018 Current Ratio meningkat
lagi dari angka 156,77 menjadi 195,15 yang artinya jumlah aktiva lancar sebanyak
195,15 kali atau setiap Rp. 1 kewajiban lancar akan dijamin oleh Rp 195,15 aktiva
lancar atau 195,15:1 antara aktiva dan hutang lancar. Tahun 2019 Current Ratio
menurun dari 195,15 menjadi 136,10 kali, yang artinya jumlah aktiva lancar
sebanyak 136,10 kali atau setiap Rp. 1 kewajiban lancar akan dijamin oleh Rp.
136,10 aktiva lancar atau 136,10:1 antara aktiva dan hutang lancar. Tahun 2020
Current Ratio terus menurun dari 136,10 menjadi 135,27 kali, yang artinya jumlah
aktiva lancar sebanyak 135,27 kali atau setiap Rp. 1 kewajiban lancar akan dijamin
oleh Rp. 135,27 aktiva lancar atau 135,27:1 antara aktiva dan hutang lancar.
Perhitungan di atas menunjukkan berapa kali aset lancar dapat
membiayai hutang lancar perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik
kinerja perusahaan yang ditunjukkan. Dari data diatas standar industry Current
Ratio pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 kinerja manajemen PT Semen
Indonesia Tbk pertama-tama dari tahun 2016-2018 sangat baik karena meningkat
setiap tahunnya, tetapi pada tahun 2019-2020 standar industry Current Ratio tiba
tiba menurun.
Quick Ratio
Pada tahun 2016 quick ratio pada PT Semen Indonesia Tbk yaitu sebesar
94,48 yan artinya setiap Rp. 1 kewajiban lancar akan dijamin Rp. 94,48 aktiva
lancer. Pada tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 114,90 sehingga
kewajiban lancer dijamin Rp 114,90 aktiva lancar. Pada tahun 2018 mengalami
peningkatan Kembali sebesar 151,94 sehingga kewajiban lancar dijamin Rp 151,94
aktiva lancar, sedangkan pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 98,17
sehingga kewajiban lancar hanya bisa menjamin sebesar Rp 98,17 aktiva lancar.
Pada tahun 2020 mengalami penurunan Kembali sebesar 95,75 sehingga kewajiban
lancar menjamin sebesar Rp 95,75 aktiva lancar. Maka dapat diambil kesimpulan
quick ratio yang baik terjadi pada tahun 2016 sampai 2018 karena selama 3 tahun
mengalami peningkatan berturut-turut sehingga kinerja manajemen perusahaannya
baik.
2. Rasio Solvabilitas
Jenis Rasio Rumus 2016 2017 2018 2019 2020
SOLVABILITAS(satuan : kali)
Total Debt Aktiva Lancar
44,65 63,31 56,27 129,57 113,79
Ratio Utang Lancar
Debt Equity AktivaLancar-Persediaan
30,87 38,71 36,01 55,03 52,01
Ratio Utang Lancar
Laba Bersih
Return On Asset 10,25 3,36 6,03 2,97 3,43
Total Aktiva
Laba Bersih
Return On Equity 14,83 5,49 9,42 6,99 7,50
Total Ekuitas
Receivable Turnover
Pada tahun 2016 perputaran piutang terjadi sebanyak 6,83x atau 7 kali
dalam satu periode, dan pada tahun 2017 mengalami perputaran piutang sebanyak
6,17x atau 6 kali. Pada tahun 2018 mengalami perputaran piutang 5,60x atau 6 kali
dalam satu periode dan pada tahun 2019 mengalami perputaran piutang sebanyak
6,30x atau 6 kali dalam satu periode. Pada tahun 2020 perputaan piutang yang
terjadi yaitu 5,45x atau 5 kali dalam satu periode. Semakin tinggi perputaran
piutang maka PT Semen Indonesia tbk berhasil menagih piutang pada perusahaan
lain. PT Semen Indonesia tbk perlu ditingkatkan Kembali karena rata-rata
perputaran piutang yaitu 6 kali dalam satu periode.
Inventory Turnover
Pada tahun 2016 perputaran persediaan sebanyak 6,41x atau 6 kali dalam
satu periode dan pada tahun 2017 terjadi perputaran persediaan sebanyak 6,24x atau
6 kali dalam satu periode. Pada tahun 2018 terjadi perputaran persediaan sebesar
5,91x atau 6 kali dan pada tahun 2019 terdapat perputaran persediaan sebesar 6,76x
atau 7 kali. Pada tahun 2020 terjadi penuruna yaitu terjadi perputaran persediaan
sebesar 5,13x atau 5 kali dalam satu periode. Tahun tertinggi dalam perputaran
persediaan yaitu pada tahun 2019, karena rasio perputaran yang tinggi menandakan
perusahaan tersebut tidak mengeluarkan biaya yang banyak untuk membeli barang
dagangannya dan dapat mengoptimalkan pengeluarannya.
Total Assets Turnover
Pada tahun 2016 sampai 2019 mengalami perputaran asset yang sama yaitu
sebesar 1 kali dalam satu periode sedangkan pada tahun 2020 mengalami
perputaran asset hanya 0,45 kali dalam satu periode. Maka pada tahun 2016 sampai
dengan tahun 2020 kinerja manajemen PT Semen Indonesia Tbk. Dilihat dari Total
Asset Turn Over dalam kondisi baik karena memiliki rata-rata sebesar 1 kali.
E. SIMPULAN
PT Semen Indonesia Tbk ini pada tahun 2019 sampai dengan 2020 mengalami penurunan
jumlah asset yang sangat drastis, sehinggga jika dilihat dari rasionya, dapat ditentukan
bahwa PT Semen Indonesia Tbk kurang mampu melunasi utang-utangnya.