Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM

MENGUKUR TERNAK SAPI

Nama : Degi Pebri


Npm : 1954231009
Mk : Ilmu Tilik Dan Tingkah Laku Ternak
Dosen pengampuh : Dr. Ir Nuhaita, MP

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
PRODI PERNAKAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kali ini saya mengukur sapi bali didaerah saya sendiri yaitu kabupaten seluma,
kecamatan ilir talo, desa padang cekur. Sapi yang saya ukur merupakan sapi paman saya sendiri
pak mukmin pada tanggal 1 mei 2021, dengan menggunakan tali plastik.
Pengetahuan tentang umur pada suatu peternakan sapi mempunyai arti penting, karena
berhubungan dengan biaya dan waktu hewan tersebut masih bisa dipelihara. Penafsiran umur ini
dapat dilihat menggunakan metode pengamatan pada pergantian dan keterasahan gigi seri,
wawancara dengan pemillik ternak, recording, mengamati saat jatuhnya tali pusar, dan
munculnya cincin tanduk serta melihat pertumbuhan bulu dan tingkah lakunya.
Pada dasarnya penilaian ternak dilaksanakan berdasarkan atas apa yang terlihat dari segi
penampilannya saja dan kadang-kadang terdapat hal-hal yang oleh peternak dianggap sangat
penting, akan tetapi ahli genetika berpendapat bahwa hal tersebut sebenarnya tidak ada
pengaruhnya terhadap potensi perkembangbiakan atau produksi. Oleh karena itu, dalam
penentuan seleksi ternak sebaiknya kedua cara penilaian digunakan. Jadi selalu ternak ternak
tersebut mempunyai kedudukan urut atau rangking tertinggi berdasarkan nilai rekor
performanya, juga baik dalam memenuhi persyaratan secara fisik.
Untuk menilai ternak diantaranya  harus mengenal  bagian-bagian dari tubuh sapi serta
konformasi tubuh yang ideal. Ternak yang dinilai harus sehat dan baik sesuai dengan jenis
bangsanya,  bagus ukuran tubuhnya, seluruh bagian tubuh harus berpadu dengan rata, harus
feminin dan tidak kasar. Dengan demikian, maka kita dapat menentukan perbandingan antara
kondisi sapi yang ideal dengan kondisi sapi yang akan kita nilai. Bagian-bagian tubuh sapi yang
mendekati kondisi ideal dapat menunjang produksi  yang akan dihasilkannya
Yang paling tepat adalah dengan meilhat catatan kelahiran, tetapi hal itu sulit dilakukan
dalam praktek, lebih-lebih terhadap ternak rakyat, hanya untuk sapi-sapi perah perusahaan dan
babi sebagian besar ada catatan kelahiran itu. Dengan melihat pertumbuhan tanduk lebih sukar
dilakukan dan sulit untuk percaya hasilnya, yang paling umum digunakan sebagai alat untuk
menentukan umur pada kuda, sapi, kerbau dan domba atau kambing adalah keadaan dan
pertumbuhan gigi, karena pertumbuhan, pergantian dan pergeseran dari gigi terjadi pada umur-
umur tertentu dan tiap jenis ternak agak serupa sehingga mudah diikuti dan hampir dapat
dipercaya kebenarannya.. Menaksir umur sapi tujuannnya yaitu untuk penentuan bibit,
pemeliharaan, preventif dan menghindari pemalsuan pada proses jual beli ternak dipasaran.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Tilik Ternak
Tilik ternak adalah suatu ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk tubuh dari luar untuk
menentukan atau meramalkan prestasi dari suatu ternak. Sesuai tujuan pemeliharaan sekaligus
untuk menilai tingkat pemurnian bangsa ternak dan merupakan alat bantu pelaksanaan program
seleksi ternak dalam rangka perbaikan mutu genetik kelompok ternak.
Untuk melakukan penilaian terhadap hasil karkas, perlu dipelajari dan diketahui terlebih dahulu
tentang pembagian karkas Sapi. Sebab dengan mengetahui pembagian karkas tersebut, para
peternak ataupun tukang potong akan mampu melakukan penilaian dengan betul.

B. Teknik Pengukuran
1. Ukuran Tinggi :
a. Tinggi Pundak, tinggi gumba ialah jarak tegak lurus dari titik tertinggi pundak sampai ketanah
atau lantai, alat yang digunakan adalah tongkat ukur.
b. Tinggi punggung ialah jarak tegak lurus dari taju duri ruas tulang punggung atau processus
spinosus vertebrae thoracaleyang terakhir sampai ke tanah . Titik ini mudah didapat dengan
menarik garis tegak lurus tepat diatas pangkal tulang rusuk terakhir.
c.Tinggi pinggang ialahjarak tegak lurus dari titik antara tulang lumbar vertebrae 3-4, tepat
melalui legok lapar sampai ke tanah ( lantai ).
d. Tinggi pinggul ialah jarak tegak lurus dari titik tertinggi pada os sacrum pertama sampai ke
tanah.
e. Tinggi kemudi, jarak tegak lurus dari os sacrum ( sacrale ), tepat melalui tengah- tengah tulang
ilium sampai ke tanah.
f. Tinggi pangkal ekor ialah jarak tegak lurus dari titik pangkal ekor, sampai ke tanah.
Alat yang dipakai untuk mengukur tinggi bagian- bagian tubuh diatas adalah tongkat ukur.

2. Ukuran Panjang :
a. Panjang kepala jarak dari puncak kepala sampai ujung moncong.
b. Panjang badan ; diukur secara lurus dengan tongkat ukur dari siku ( humerus ) sampai
benjolan tulang tapis ( tuber ischii ).
c. Panjang menyilang badan, jarak yang diukur antara tulang benjolan bahu sampai tulang duduk
disisi lainnya. Diukur dengan memakai pita ukur.
d. Panjang kemudi; panjang kelangkang; panjang pelvis, jarak antara tuber coxae dan tuber ischii
pada sisi sama.
e. Panjang telinga, jarak antara ujung telinga sampai pangkal telinga bagian dalam. Dapat diukur
dengan penggaris atau pita ukur.
f. Panjnag tanduk, diukur dengan pita ukur. Jarak antara ujung tanduk sampai kedasar tanduk.
Selain yang telah disebutkan alat- alatnya, dapat juga digunakan tongkat ukur, jangka sorong
atau caliper
.
3. Ukuran Lebar :
a. Lebar dada, jarak terbesar pada yang diukur tepat dibelakang antara kedua benjolan siku luar,
yaitu tepat pada tempat mengukur lingkar dada.
b. Lebar pinggang, jarak diukur antara taju horizontal yaitu pada tulang lumbale 3-4.
c. Lebar pinggul, jarak antara tuber coxae pada sisi kiri dan kanan.
d. Lebar kemudi, jarak terlebar antara sisi luar kiri dan kanan tulnag pelbis atau os illium melalui
os sacrum 3-4.
e. Lebar pantat, lebar tulang tapis atau lebar tulang duduk, jarak antara kedua benjolan tuber
ischii kiri dan kanan.
f. Lebar kepala, jarak terbesar antara kedua lengkungan tulang mata sebelah atas luar kiri dan
kanan

4. Ukuran Dalam :
Dalam dada. Jarak titik tertinggi pundak ( gumba ) sampai tulang dada dan diukur melalui serta
merta dibelakang siku.

5. Ukuran Lingkar :
a. Lingkar dada. Lingkaran yang diukur pada dada serta merta atau persis dibelakang siku, tegak
lurus dengan sumbu tubuh.
b. Lingkar perut . lingkaran yang diukur di daerah perut.yang memliki lingkaran besar, melalui
serta merta di belakang tulang rusuk terakhir dan tegak lurus dengan sumbu tubuh.
c. Lingkar flank. Lingkaran yang diukur di daerah flank, melalui tuber coxae serta merta depan
ambing atau skrotum.
d. Lingkar pantat, lingkar round. Lingkaran yang diukur pada pantat, dari tulang patella kiri
sampai tulang patella kanan, kearah belakang serta membentuk penampang sejajar dengan lantai.
e. Lingkar tulang pipa. Lingkaran yang diukur ditengah- tengah tulang pipa, yaitu pada bagian
yang terkecil dan terbulat.
f. Lingkar skrotum. Lingkaran yang diukur pada bagian terbesar skrotum; terlebih dulu skrotum
telah ditarik kearah bawah sehingga terdapat kedua testesnya.
g. Lingkar tubuh.
h. Lingkar mulut, lingkar moncong. Lingkaran yang diukur tepat pada akhir sudut bibir, ialah
pada batas antara kepala dan moncong.

C. Pendugaan Ukuran Bobot Badan


Rumus penentuan berat badan sapi berdasar ukuran tubuh bertolak dari anggapan bahwa tubuh
ternak sapi berupa tong. Oleh karena itu, ukuran tubuh yang digunakan untuk menduga bobot
tubuh biasanya adalah panjang badan dan lingkar dada. Rumus-rumus yang dapat digunakan
untuk menduga bobot badan adalah Rumus yang telah dikenal adalah rumus Schoorl yang
mengemukakan pendugaan bobot ternak sapi berdasarkan lingkar dada sebagai berikut :
Bobot badan (kg) = (lingkar dada (cm) + 22)2
100
Sadangkan sapi yang saya ukur ini adalah sapi bali
Panjang badan : 110 cm
Lebar dada : 142 cm

2
Bobot badan = (142 cm + 22)
100
2
= 164 = 26.896

100 100
= 268,96 kg

Jadi bobot berat badan sapi yang saya ukur tersebut adalah 268,96 kg

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 1 mei 2021 pukul 13.00 s/d selesai di lahan bapak
mukmin kabupaten seluma, kecamatan ilir talo, desa padang cekur, sedangkan sapi yang saya
ukur tersebut juga sapi pak mukmin.

B. Alat dan Bahan

Alat : tali plastik biasa


Alat tulis
Bahan : sapi betina 2 ekor

IV. PENUTUP
A. Kesimpulan

Ilmu tilik ternak adalaha ilmu yang mempelajari tentang bentuk tubuh bagian luar untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan ternak. Dengan ilmu tilik ini juga dapat
memperkirakan bobot badan sapi. Bagian tubuh sapi yang diukur yaitu panjang badan, tinggi
gumba, tinggi hip, tinggi gumba, lebar dada dan dalam dada. Untuk memperkirakan bobot
badan sapi, menggunakan rumus Schoorl dengan memanfaatkan data lebar dada. Data yang
didapatkan yaitu sapi betina panjang badang 110 cm Dan lebar dada 142 cm, sedangan
pendugaan bobot sapi tersebut 268,96 kg.

Anda mungkin juga menyukai