Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AMIR HAMZA.

1. Apakah yang di maksud dengan sosiologi Hukum.


2. Mengapa kita mempelajari sosiologi Hukum.
3. Coba jelaskan tentang Das sain dan Das Solleh yang terjadi di dalam masyarakat
4. Apa pengaruh Sejarah Hukum dan Falsafah Hukum terhadap sosiologi Hukum.
5. Coba jelaskan beberapa aliran yang mempengaruhi Sosiologi Hukum

JAWAB
1. Defenisi sosiologi hukum menurut para ahli
A. Soerjono Soekanto
Sosiologi Hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis dan
empiris menganalisa atau mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan
gejala-gejala lainnya.
B. Satjipto Raharjo
Sosiologi Hukum (sosiologi of law) adalah pengetahuan hukum terhadap pola
perilaku masyarakat dalam konteks sosial.
C. Otje Salman
Sosiologi Hukum adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara hukum
dan gejala-gejala sosial lainnya secara empiris analitis.
D. H.L.A. Hart
H.L.A. Hart tidak mengemukakan definisi tentang sosiologi hokum. Namun, definisi
yang dikemukakannya mempunyai aspek sosiologi hukum. Hart mengungkapkan
bahwa suatu konsep tentang hokum memngandung unsur-unsur kekuasaan yang
terpusatkan kepada kewajiban tertentu di dalam gejala hukum yang tampak dari
kehidupan bermasyarakat. Menurut Hart, inti dari suatu sistem hukum terletak pada
kesatuan antara aturan utama/primary rules dan aturan tambahan /secondary rules
(Zanudin Ali,2006,1). Aturan utama merupakan ketentuan informal tentang
kewajiban-kewajiban warga masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
pergaulan hidup sedangkan aturan tambahan terdiri atas :
1.Rules of recognition, yaitu aturan yang menjelaskan aturan utama yang diperlukan
berdasarkan hierarki urutannya,
2.Rules of change, yaitu aturan yang mensahkan adanya aturan utama yang baru.
3.Rules of adjudication, yaitu aturan yang memberikan hak-hak kepada
orang perorangan untuk menentukan sanksi hukum dari suatu peristiwa tertentu
apabila suatu aturan utama dilanggar oleh warga masyarakat.

2. Karena sosiologi Hukum memiliki banyak fungsi , diantaranya :


- Social Control. Dalam hal ini, sosiologi mengkaji seperangkat kaidah khusus
yang berlaku serta dibutuhkan, guna menegakkan ketertiban dalam
kehidupan bermasyarakat.
- Berfungsi untuk mengarahkan hukum terhadap cita masyarakat tentang
keadilan
- Agar masyarakat mengerti tentang hukum dan mematuhinya
- Agar tercipta hukum yang benar dan sesuai dengan kaidah kaidah hukum.

3. Kaidah hukum mempunyai sifat yang pasif seperti yang telah diungkapkan. Agar
kaidah hukum tidak berfungsi pasif, diperlukan rangsangan dari peristiwa (das sein)
tertentu, sehingga kaidah hukum dapat aktif, yang kemudian dapat diterapkan pada
peristiwa konkret tersebut. Oleh karena itu selama tidak terjadi peristiwa konkret
tertentu maka kaidah hukum itu hanya merupkan pedoman pasif belaka. Jadi kaidah
hukum memerlukan terjadinya peristiwa konkret: Das Sollen memerlukan Das Sein.
Apabila suatu peristiwa konkret menjadi peristiwa hukum, maka peristiwa konkret
yang relevan untuk hukum, peristiwa yang oleh hukum dihubungkan dengan akibat
hukum. Oleh karena itu, suatu peristiwa konkret tidak sendirinya menjadi peristiwa
hukum. Suatu peristiwa hukum tidak mungkin terjadi tanpa adanya peristiwa
hukum. Peristiwa hukum diciptakan oleh kaidah hukum. Sebaliknya kaidah hukum
dalam proses terjadinya dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa konkret.

4. Filsafat hukum dan ilmu hukum adalah dua hal besar yang mempengaruhi sosiologi
hukum. Akan tetapi, hukum alamlah yang merupakan basis intelektual dari sosiologi
hukum. Seorang tokoh yang terkemuka dari mazhab sejarah yaitu Carl Von Savigny
(1779-1861) berpendapat bahwa hukum merupakan perwujudan dari kesadaran
hukum masyarakat (Volgeist). Ia berpendapat bahwa semua hukum berasal dari adat
istiadat dan kepercayaan, bukan dari pembentuk undang-undang (Zainudin
Ali,2006,122). Ia menantang kodifikasi hukum Jerman. Keputusan-keputusan badan
legislatif, menurutnya membahayakan masyarakat karena tidak sesuai dengan
dengan kesadaran hukum masyarakat.
filsafat hukum jauh mendahului sosiologi hukum apabila ia mempertanyakan
keabsahan dari hukum positif. Pikiran-pikiran filsafat menjadi pembuka jalan bagi
kelahiran sosiologi hukum, oleh karena scara tuntas dan kritis, seperti lazimnya
watak filsafat, menggugat sistem hukum perundang-undangan.Pikiran filsafat
tersebut juga dapat dimulai dari titik yang jauh yang tidak secara langsung
menggugat hukum positif (Satjipto Rahardjo,2010,17). Seperti yang dilakukan oleh
Gutav Radbruch dengan tesis “tiga nilai dasar hukum” yaitu keadilan, kegunaan dan
kepastian hukum.

5. - Aliran Positif.
Aliran ini hanya ingin membicarakan kejadian yang dapat diamati dari luar secara
murni. Mereka tidak mau memasukan hal-hal yang tidak dapat diamati dari luar,
seperti nilai dan tujuan.Aliran positif ini di pelopori oleh Donald Black.Black
menyatakan perihal terjadinya kekaburan antara ilmu (science) dan kebijaksanaan
(policy) dalam sosiologi hukum. Positivisme ini, dengan maksud yang jelas, hendak
menggantikan dan mengerti zaman yang ada dengan caranya sendiri. Paham ini
melihat masa pertengahan abad ke-19 sebagai peralihan yang jelas dari masa
dominasi gereja (teologis) dan para pendukungnya (metafisik), digantikan oleh kaum
industrialis dan intelektual, yang tidak lain adalah kaum positivistis itu. Yang
melatarbelakangi tumbuhnya sosiologi dalam filsafat positivisme itu adalah sebagai
berikut :
1.Semua pengetahuan harus didasarkan atas pengamatan empiris, baik itu alam,
manusia dan masyarakat.
2.Pengamatan harus diberi nilai tinggi dari suatu gagasan (reprensentation)
Dengan demikian, pengetahuan yag benar atau ilmiah, yang empiris dan yang bukan
diturunkan dari agama dan filsafat. Itulah yang dikatakan positivisme sebagai
pemikiran sosiologi awal.

- Aliran Normatif

Menurut aliran ini, hukum bukan merupakan fakta yang teramati tetapi merupakan
suatu institusi nilai. Hukum mengandung nilai-nilai dan bekerja untuk
mengekspresikan nilai-nilai tersebut dalam masyarakat. Menurut aliran ini, hukum
bersifat derivartif, karena itu tidak dapat dipisahkan dari institusi primer seperti
politik dan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai