Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN PENCEGAHAN INFEKSI MENULAR PADA


REMAJA DI RT 02 DESA PAKU ALAM KECAMATAN SUNGAI TABUK

Disusun Oleh :
Kelompok 7 & 8

Azna Yuliana 11194692110094


Made Adhitya Affanda 11194692110106

Mitha Ariani 11194692110108

Nola Cristina Natalia.P 11194692110112

Raihana 11194692110117

Safril 11194692110121

Sri Suryaningsih 11194692110123

Yulia Puspita Sari 11194692110128

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi selain Pendidikan dan
penelitian adalah kegiatan Pengabdian dan Pelayanan kepada
Masyarakat,hal ini berdasarkan pada pasal 20 UU No.20 Tahun 2003
tentang system Pendidikan Nasional (UU Diknas) dan berdasarkan pasal
24 UU Diknas yang menyatakan bahwa adanya otonomi oleh Perguruan
Tingi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat
penyelenggaraan Pendidikan tinggi,penelitian ilmiah dan pengabdian
kepada masyarakat. Tri Dharma Perguruan Tinggi itu sendiri merupakan
tiga sumber utama pendapatan institusi.
Indonesia sebagai Negara berkembang selalu berupaya melakukan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat,karena pemerintah memiliki
kewajiban terhadap kesejahteraan masyarakat salah satunya melalui
peningkatan kesehatan. Contoh upaya peningkatan derajat kesehatan
adalah pemberian sosialisasi tentang pendidikan kesehatan pencegahan
infeksi menular pada remaja.
Infeksi menular seksual (IMS) adalah suatu penyakit atau gangguan
yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui/ kontak hubungan
seksual. Bahwa remaja putri tampak lebih mudah terinfeksi penyakit
menular seksual dibandingkan wanita dewasa karena secara biologis sel-
sel organ reproduksi belum matang.
Infeksi menular seksual selain ditularkan melalui hubungan seksual,
juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan kulit, handuk, alat,
serta kurangnya kebersihan organ reproduksi. Diantara semua jenis
personal hygiene, organ reproduksi wanita harus dijaga kebersihannya.
Jika tidak, hal ini akan menyebabkan permasalahan pada organ
reproduksi.
Peningkatan pengetahuan kesehatan atau perawatan merupakan
aktifitas individu dan komunitas sebagai upaya merawat, melindungi,
mengetahui dalam kesehatan diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan
mengenai kesehatan reproduksi yaitu infeksi menular seksual dan bahaya
yang ditimbulkan akibat tidak memiliki pengetahuan yang memadai
tentang cara perawatan organ genitalia yang benar sehingga seseorang
mudah berperilaku yang membahayakan atau acuh terhadap kesehatan
alat genitalnya, program kesehatan seharusnya lebih ditujukan pada
perubahan perilaku (promotif dan preventif). Perubahan perilaku
berkontribusi 50% untuk menyehatkan masyarakat. Salah satu strategi
untuk mengubah perilaku yaitu dengan meningkatkan pengetahuan dan
sikap melalui pendidikan kesehatan.
Pelaksanaan kegiatan komunitas berjalan sesuai dengan yang telah
direncanakan bekerjasama dengan pihak puskesmas dan kelurahan di
wilayah desa paku alam. Perubahan yang dapat dinilai pada warga di
desa paku alam sebatas tahap pengetahuan.
BAB II
TARGET DAN LUARAN

A. Target
Target yang ingin dicapai melalui edukasi ini adalah sebagai berikut.
1. Setelah dilakukan penyuluhan mereka dapat mengetahui pentingnya
informasi tentang pencegahan infeksi menular pada remaja
2. Peseta mampu menjelaskan penitngnya informasi tentang pencegahan
infeksi menular pada remaja
3. Menujukkan kepada masyarakat Banjarmasin tentang kepedulian
mahasiswa/i Universitas Sari Mulia dengan pemberian Pendidikan
Kesehatan kepada masyarakat.

B. Luaran
Luaran yang diharapkan melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah
sebagai berikut
1. Menambah pengetahuan dalam memahami pentingnya memberikan
informasi pencegahan infeksi menular pada remaja
2. Bahan Ajar.
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Tujuan
a. Umum
Setelah diberikan penyuluhan 30 menit, diharapkan remaja mampu
memahami dan mengerti informasi tentang pencegahan infeksi
menular pada remaja
b. Khusus
Setelah di berikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan remaja
dapat:
1) Menjelaskan pengertian informasi tentang infeksi menular pada
remaja
2) Menjelaskan pencegahan infeksi menular pada remaja
B. Sasaran
Masyarakat di RT 02 desa paku alam

C. Waktu dan Tempat


Hari dan Tanggal : selasa, 05 Oktober 2021
Pukul : 09.00 – 11.30
Tempat : langgar RT 02

D. Media dan Alat


a. Proyektor
b. Pengeras Suara

E. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab

F. Susunan Kepanitian
Ketua Pelaksana : Made Aditya Affanda
Pemateri : Raihana
Moderator,pembawa acara : Yulia Puspita Sari
Notulen : Sri Suryaningsih
Fasilitator,Operator : Nola Cristina N.P. dan Azna Yuliana
Dokumentasi,Humas : Safril dan Mitha Ariani

G. Skema Kegiatan

LCD

KETERANGAN :
1. : LCD
MEJA 2. : Moderator
3. : Penyuluh
4. : Peserta
5. : Meja

H. Alur Kegiatan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media


Kegiatan

1. Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan Remaja Kata/kalimat


salam
2. Memperkenalkan
diri
3. Menyampaikan
tujuan dan pokok
materi
4. Menyampaikan
pokok
pembahasan
5. Kontrak waktu
2. Pelaksanaan 20 menit 1. Meyampaikan Remaja Leafleat dan
materi powerpoint
2. Menjelaskan
pengertian
informasi tentang
pencegahan
infeksi menular
pada remaja

3. Penutup 5 menit 1. Melakukan Remaja Kata/kalimat


evaluasi
2. Menyampaikan
kesimpulan materi
3. Mengakhiri
pertemuan
DAFTAR PUSTAKA

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2020. Symptom and
diagnosis.
https://www.cdc.gov/coronavirus/about/symptoms.html.

Fatimah, C., & Ardiani, R. 2018. Pembuatan Hand Sanitizer (Pembersih


Tangan Tanpa Air) Menggunakan Antiseptik Bahan Alami. In Prosiding
Seminar Nasional Hasil Pengabdian (Vol. 1, No. 1, Pp. 336-343)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Peraturan menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman PPI.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).

World Health Organization (WHO). 2020. https://www.who.int/health


topics/coronavirus.

World Health Organization (WHO).2020. Frequently Asked Questions on novel


coronavirus - update https://www.who.int/csr/disease /coronavirus
infections /faq_dec12/e
Lampiran 1 Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No Nama Bidang Ilmu Tugas Uraian Tugas

1. Made Aditya Keperawatan Ketua Menyusun proposal


Affanda melaksanakan
kegiatan
penyulahan sampai
selesai dan
menyusun laporan

2. Raihana Keperawatan Penyaji Membantu ketua


dalam menyusun
laporan dan
melaksanakan
kegiatan dengan
menyampaikan
materi

3. Yulia Puspita Sarii Keperawatan MC Membantu ketua


dalam menyusun
laporan dan
melaksanakan
kegiatan dengan
membuka
rangkaian acara.

4. Sri Suryaningsih Keperawatan Moderator Membantu ketua


dalam menyusun
laporan dan
melaksanakan
kegiatan dengan
mengatur jalannya
penyampaian
materi dan diskusi.

5. Nola Cristina N.P. Keperawatan Notulen Membantu ketua


dalam menyusun
laporan dan
melaksanakan
kegiatan dengan
menulis semua hal-
hal penting

6. Azna Yuliana Keperawatan Fasilitator Membantu ketua


dalam menyusun
laporan dan
Mitha Ariani melaksanakan
kegiatan dengan
menyiapkan alat
dan bahan untuk
kegiatan

7 Safril Keperawatan Dokumentasi Membantu ketua


dalam menyusun
laporan dan
melaksanakan
kegiatan dengan
pendokumentasian.

Lampiran 2. SATUAN ACARA PENYULUHAN


1. Latar belakang

Infeksi menular seksual (IMS) adalah suatu penyakit atau gangguan


yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui/ kontak hubungan
seksual. Bahwa remaja putri tampak lebih mudah terinfeksi penyakit menular
seksual dibandingkan wanita dewasa karena secara biologis sel-sel organ
reproduksi belum matang.
Infeksi menular seksual selain ditularkan melalui hubungan seksual, juga
dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan kulit, handuk, alat, serta
kurangnya kebersihan organ reproduksi. Diantara semua jenis personal
hygiene, organ reproduksi wanita harus dijaga kebersihannya. Jika tidak, hal
ini akan menyebabkan permasalahan pada organ reproduksi.
Peningkatan pengetahuan kesehatan atau perawatan merupakan
aktifitas individu dan komunitas sebagai upaya merawat, melindungi,
mengetahui dalam kesehatan diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan
mengenai kesehatan reproduksi yaitu infeksi menular seksual dan bahaya
yang ditimbulkan akibat tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang
cara perawatan organ genitalia yang benar sehingga seseorang mudah
berperilaku yang membahayakan atau acuh terhadap kesehatan alat
genitalnya, program kesehatan seharusnya lebih ditujukan pada perubahan
perilaku (promotif dan preventif). Perubahan perilaku berkontribusi 50%
untuk menyehatkan masyarakat. Salah satu strategi untuk mengubah
perilaku yaitu dengan meningkatkan pengetahuan dan sikap melalui
pendidikan kesehatan.

Pelaksanaan kegiatan komunitas berjalan sesuai dengan yang telah


direncanakan bekerjasama dengan pihak puskesmas dan kelurahan di wilayah
desa paku alam. Perubahan yang dapat dinilai pada warga di desa paku alam
sebatas tahap pengetahuan.
2. Tujuan

a. Umum
Setelah diberikan penyuluhan 30 menit, diharapkan remaja mampu
memahami dan mengerti tentang informasi pencegahan infeksi menular
pada remaja
b. Khusus
Setelah di berikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan remaja
dapat:
1) Menjelaskan pengertian informasi tentang infeksi menular pada
remaja
2) Menjelaskan pencegahan infeksi menular pada remaja

3. Sasaran
Masyarakat di RT 02 desa paku alam

4. Waktu dan Tempat


Hari dan Tanggal : Selasa, 05 November 2021
Pukul : 09.00 – 11.30
Tempat : langgar RT 02

5. Media dan Alat


a. Proyektor
b. Pengeras Suara

6. Metode
c. Ceramah
d. Tanya jawab

7. Susunan Kepanitian

Ketua Pelaksana : Made Aditya Affanda


Pemateri : Raihana
Moderator,pembawa acara : Yulia Puspita Sari
Notulen : Sri Suryaningsih
Fasilitator,Operator : Nola Cristina N.P. dan Azna Yuliana
Dokumentasi,Humas : Safril dan Mitha Ariani

8. Skema Kegiatan

LCD

KETERANGAN :
: LCD
MEJA : Moderator
: Penyuluh
: Peserta
: Meja

9. Alur Kegiatan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media


Kegiatan

1. Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan Remaja Kata/kalimat


salam
2. Memperkenalkan
diri
3. Menyampaikan
tujuan dan pokok
materi
4. Menyampaikan
pokok
pembahasan
5. Kontrak waktu
2. Pelaksanaan 20 menit 1. Meyampaikan Remaja Leafleat dan
materi powerpoint
2. Menjelaskan
pengertian
informasi tentang
pencegahan
infeksi menular
pada remaja

3. Penutup 5 menit 1. Melakukan Remaja Kata/kalimat


evaluasi
2. Menyampaikan
kesimpulan materi
3. Mengakhiri
pertemuan
Lampiran 3. Materi

1. Definisi Infeksi Menular Seksual


Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual, baik melalui vagina, mulut, maupun anus. Infeksi tersebut
dapat disebabkan oleh bakteri (misalnya sifiis), jamur (misalnya candidiasis),
virus (misalnya herpes, HIV), atau parasit (misalnya kutu) (BKKBN, 2012).
Manuaba (2009) Menjelaskan bahwa infeksi menular seksual adalah
penyakit infeksi yang penularannya melalui hubungan kelamin. tempat
terjangkit penyakit tersebut tidak semata-mata pada alat kelamin saja tetapi
dapat terjadi di berbagai tempat diluar alat kelamin. Selain itu, Albery &
Munafo (2007) menjelaskan bahwa infeksi menular seksual juga dapat
ditularkan dari ibu ke anak (contahnya saat lahir atau lewat asi) atau lewat
penggunaan bersama jarum suntik diantara pemakai narkoba.
2. Jenis-Jenis Infeksi Menular Seksual
Menurut Price & Wilson (2006), Infeksi menular seksual berdasarkan
penyebab terdiri atas:
a. Infeksi Menular Seksual Yang Disebabkan oleh Bakteri, seperti Klamidia,
Gonore, Sifilis, dan Chancroid
b. Infeksi Menular Seksual yang Disebabkan oleh Virus, seperti Herpes
Genital, Kandiloma Akuminata (Jengger Ayam), HIV/AIDS
c. Infeksi Menular Seksual yang Disebabkan oleh Jamur. Salah satu infeksi
menular seksual yang diakibatkan oleh jamur yaitu Candidiasis.
Kandidiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Candida
Albicans.
d. Infeksi Menular Seksual yang Disebabkan oleh Protozoa. Salah satu
penyakit yang disebabkan oleh protozoa yaitu Trikomoniasis.
Trikomoniasis ini merupakan penyakit infeksi alat genitalia yang terjadi
pada wanita maupun lakilaki yang disebabkan oleh protozoa parasit
trichomonas vaginalis (Manuaba, 2009). Gejala yang muncul akibat
penyakit ini biasanya lekore (keputihan), pada vagina terdapat bintik-
bintik kemerahan seperti strawberry. Masa inkubasi penyakit ini adalah 3-
28 hari (Widoyono, 2008).
3. Cara Penularan Infeksi Menular Seksual
Menurut Nina siti mulyani & Nuryani (2013), Infeksi menular seksual dapat
tertular melalui berbagai perantara, antara lain:
a. Darah
b. Ibu hamil Kepada Bayinya
c. Tato dan Tindik
d. Sentuhan
e. Cara Membersihkan Organ Genitalia.
4. Tanda dan Gejala Infeksi Menular Seksual Gejala-gejala (Symtomatic)
penyakit menular seksual yang mungkin muncul antara lain sebagai berikut
(Suharjo, 2008):
a. Keluar cairan (keputihan) yng tidak normal dari vagina atau penis. Pada
wanita terjadi peningkatan keputihan. Warnanya bisa menjadi lebih putih,
kekuningan, kehijauan, atau merah muda. Keputihan dapat berbau tidak
sedap dan berlendir.
b. Pada pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah
kencing. Biasanya disebabkan oleh penyakit menular seksual. Pada
wanita,gejala demikian dapat disebabkan oleh penyakit menular seksual,
tetapi dapat juga disebabkan oleh infeksi kandung kencing yang
ditularkan melalaui hubungan seksual.
c. Luka terbuka atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut. Luka
tersebut dapat terasa sakit atau tidak.
d. Tonjolan kecil-kecil (Popules) di sekitar alat kelamin.
e. Kemerahan di sekitar alat kelamin.
f. Pada pria, rasa sakit atau kemerahan pada kantung zakar.
g. Rasa sakit di perut bagian bawah yang hilang timbul yang tidak
berhubungan dengan menstruasi.
h. Ada bercak darah setelah berhubungan seksual.
5. Komplikasi yang di Timbulkan Akibat Infeksi Menular Seksual
Menurut (Indriatmi, 2014) komplikasi yang ditimbulkan akibat infeksi menular
seksual apabila tidak segera diobati antara lain:
a. Radang Panggul
b. Infertilitas
c. Cacat Pada bayi
d. Kanker
e. Mempermudah penularan HIV/AIDS.
6. Pencegahan Infeksi Menular Seksual
Menurut Kumalasari & Andhyantoro (2012), cara pencegahan infeksi menular
seksual (IMS) antara lain:
a. Meningkatkan ketahanan keluarga melalui pesan kunci (dikenal dengan
singkatan “ABCDE”).
1 Abstinensia : Tidak melakukan hubungan seksual diluar nikah.
2 Be faithful : Setia pada pasangan yang sah.
3 Condom : Penggunaan kondom sebagai salah satu metode
pencegahan IMS adalah alternatif terakhir yang harus dipilih jika
metode A dan B tidak dapat dilakukan. (Aprilianingrum, 2006).
4 Drugs : Hindari pemakaian narkoba. Khususnya yang menggunakan
suntikan.
5 Equipment : Mintalah peralatan kesehatan yang steril.
b. Pencegahan melalui darah
1 Skrining darah donor dan produk darah.
2 Menggunakan alat suntik dan alat lain yang steril.
3 Penerapan kewaspadaan universal (Universal infection precaution).
4 Berhati-hati pada saat menangani segala hal yang tercemar oleh
darah segar.
c. Pencegahan Menular dari ibu ke anak
1 Pemeriksaan dan konseling ibu hamil
2 Pemberian obat antiretroviral bagi ibu hamil yang mengidap infeksi
HIV.
d. Menjaga kebersihan alat reproduksi karena ada jenis IMS yang dapat
diderita tanpa melalui hubungan seksual misalnya keputihan yang
diakibatkan oleh jamur.
e. Memeriksakan diri segera bila ada gejala-gejala infeksi menular seksual
yang dicurigai.
f. menghindari /hubungan seksual bila ada gejala infeksi menular seksual,
seperti borok pada alat kelamin atau keluarnya pus (cairan nanah) dari
tubuh.
LAMPIRAN 4. ABSEN KEHADIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENDIDIKAN KESEHATAN PENCEGAHAN INFEKSI
MENULAR PADA REMAJA DI DESA PAKU ALAM RT 02
KECAMATAN SUNGAI TABUK

Hari/tanggal :
Tempat :
Waktu :
NO NAMA WILAYAH RT/ NO TANDA TANGAN
TELEPON

1. 1…………
2. 2…………
3. 3…………
4. 4…………
5. 5…………
6. 6…………
7. 7…………

8. 8…………

9. 9…………

10. 10…………

11. 11…………

12. 12…………

13. 13…………

14. 14…………

15. 15…………

16. 16…………

17. 17…………
18. 18…………
19. 19…………

20. 20…………

21. 21…………

22. 22…………

23. 23…………

24. 24…………

25. 25…………

26. 26…………

27. 27…………

28. 28…………

29. 29…………

30. 30…………

31. 31…………

32. 32…………

33. 33…………

34. 34…………

35. 35…………

Banjarmasin, 2021
Mengetahui,
Pembimbing Akademik

Angga Irawan
NIK. 1166092011044

Anda mungkin juga menyukai