Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY “A” DENGAN GOUT

ARTRITIS DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS X

DISUSUN OLEH :

AGUS MULYADI
NURVITA DEWI
DEWI NANING
WINA OCTAVIANA
RUTH MELIANA
RISKA SEPTIANA

Kelas : JKT 14

PROGRAM PENDIDIKAN S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
(STIKIM)
2021
LATAR BELAKANG

Asam urat merupakan suatu penyakit yang diakibatkan tingginya kadar purin didalam darah, kondisi
beberapa tahun terakhir ini semakin banyak orang yang dinyatakan menderita penyakit tersebut. Penyakit
asam urat cenderung diderita pada usia yang semakin muda. Penderita paling banyak pada golongan usia 30-
50 tahun yang tergolong usia produktif (Krisnatuti & Rina, 2006).
Berdasarkan survey World Health Organization (WHO) tahun 2013 Indonesia merupakan Negara
terbesar ke 4 didunia yang penduduknya menderita asam urat, prevalensi penyakit asam urat di Indonesia
sebesar 81% . adapun berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) ada 3 provinsi dengan prevalensi
penyakit asam urat tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 33,1%, Jawa Barat sebesar 32,1%,
Bali sebesar 30,0% Adapun Sulawesi Tenggara berada pada urutan ke-14 sebesar 20,8%. Berdasarkan data di
Puskesmas Polinggona pada Tahun 2017 didapat 55 pasien menderita asam urat dari 199 orang atau 27,6 %
Penyakit asam urat ditandai oleh gangguan linu-linu, terutama di daerah persendian tulang. Tidak
jarang timbul rasa amat nyeri bagi penderitanya. Rasa sakit tersebut diakibatkan adanya radang pada
persendian. Radang sendi tersebut ternyata disebabkan oleh penumpukan kristal di daerah persendian.
Tingginya kadar asam urat dalam darah juga dapat menyebabkan Gout artritis yang 2 merupakan salah satu
jenis rematik. Di Indonesia, gout artritis menduduki urutan kedua terbanyak dari penyakit Osteoartritis. Hasil
penelitian sebagian besar penderita gout arthritis mengalami hiperurisemia, yaitu sebesar 65% (Alifiasari,
2011).
Dampak selanjutnya jika penyakit ini tidak diatasi secara tepat dikhawatirkan dapat menurunkan
produktifitas kerja. Salah satu cara mengatasinya, yaitu dengan pengaturan diet. Menu diet diatur agar lebih
banyak mengonsumsi makanan dengan kandungan nukleotida purin rendah. Dengan melakukan program diet
yang baik, dapat membantu meringankan gangguan penyakit gout (Krisnatuti & Rina, 2006).
Hasil penelitian dalam studi yang berkembang di Asia menyimpulkan bahwa kejadian peningkatan
kadar asam urat dipengaruhi akibat gaya hidup dan diet yang dibawa oleh kemakmuran yang meningkat
(Alexander, 2010). Asupan diet vegetarian seimbang dengan protein hewani dan konten purin disertai asupan
cairan yang cukup dengan buah-buahan dan sayuran setelah diteliti dapat mengurangi risiko terserang asam
urat dibandingkan dengan orang yang memakan segala jenis makanan (Roswitha, 2003).
Pada prinsipnya, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Untuk menjaga agar kadar asam urat
darah tetap dalam batas normal, disarankan konsumsi makanan dan minuman yang tidak banyak mengandung
purin. langkah terpenting adalah semaksimal mungkin mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang
kaya akan zat purin. Karena minum obat saja tanpa disertai kepatuhan diet tidak akan membuahkan hasil
pengobatan yang baik karena produksi asam urat tetap tinggi.
Banyak hal yang dapat mempengaruhi kepatuhan seseorang terhadap diet, diantaranya umur seseorang,
jenis kelamin, kepribadian, kondisi kesehatan, pengalaman terhadap kesehatan, lingkungan dan pelayanan
yang diterima dari fasilitas kesehatan. Lingkungan sangat berperan dalam kepatuhan klien menjalankan diet,
jika lingkungan mendukung penderita asam urat akan patuh terhadap diet nya. Seseorang yang menginginkan
dirinya dalam kondisi sehat mempunyai keinginan selalu patuh terhadap anjuran petugas pelayanan kesehatan
(Suharto, 2000).
Pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember pada Tahun 2019 didapat 55 dari 199 pasien yang
dicurigai menderita asam urat atau 27,6 % di puskesmas x. Ketika dilakukan wawancara kepada 10 orang
yang menderita asam urat, 6 orang diantaranya tidak tahu tentang asam urat dan menganggap penyakit asam
urat adalah penyakit biasa dan tidak berbahaya. Salah satunya Keluarga Ny. A. Sehingga penulis tertarik
untuk menjadikan keluarga Ny. A dengan masalah Asam Urat menjadi keluarga binaan.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Asam Urat Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang nyeri
pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan kaki bagian tengah.
(Merkie, Carrie. 2005). Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam urat yang
menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407). Jadi, Gout atau sering disebut asam urat adalah
suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam
urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

B. Klasifikasi Asam Urat


1. Gout primer Dimana menyerang laki-laki usia degenerative, dimanameningkatnya produksi asam urat
akibat pecahan purin yang disintesis dalam jumlah yang berlebihan didalam hati. Merupakan akibat
langsung dari pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekresi asam urat yaitu
hiperurisemia karena gangguan metabolisme purin atau gangguan ekresi asam urat urin karena sebab
genetik. Salah satu sebabnya karena kelainan genetik yang dapat diidentifikasi, adanya kekurangan enzim
HGPRT (hypoxantin guanine phosphoribosyle tranferase) atau kenaikan aktifitas enzim PRPP
(phosphoribosyle pyrophosphate ), kasus ini yang dapat diidentifikasi hanya 1 % saja
2. Gout sekunder, terjadi pada penyakit yang mengalami kelebihan pemecahan purin menyebabkan
meningkatnya sintesis asam urat. Contohnya pada pasien leukemia Disebabkan karena pembentukan
asam urat yang berlebihan atau ekresi asam urat yang berkurang akibar proses penyakit lain atau
pemakaian obat tertentu. merupakan hasil berbagai penyakit yang penyebabnya jelas diketahui akan
menyebabkan hiperurisemia karena produksi yang berlebihan atau penurunan ekskresi asam urat di urin

C. Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal asam urat dalam
sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan
Kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.
Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :
1. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkanasam urat berlebihan
(hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
2. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,gangguan ginjal yang akan
menyebabkan :
3. Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
4. Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asam urat
seperti:aspirin,diuretic,levodopa,diazoksid,asam nikotinat,aseta zolamid dan etambutol
5. Pembentukan asam urat yang berlebih
6. Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
7. Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana penyakit lain, seperti
leukimia
8. Kurang asam urat melalui ginjal
9. Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distalginjal yang sehat. Penyabab tidak
diketahui.Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal,misalnya glumeronefritis kronik
atau gagal ginjal kronik.

D. Patofisiologi
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan berlebihan atau penurunan
eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah produk akhir metabolisme purin. Secara normal,
metabolisme purin menjadi asam urat dapat diterangkan sebagai berikut:
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage pathway).
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui prekursor nonpurin. Substrat
awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam
inosinat, asam guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme yang kompleks,
dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan
amidofosforibosiltransferase (amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida
purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang berlebihan
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin bebasnya, pemecahan
asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo.
Basa purin bebas (adenin, guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor
nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim: hipoxantin guanin
fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase (APRT).
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas oleh glomerulus
dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi kemudian
diekskresikan di nefron distal dan dikeluarkan melalui urin.

E. Tanda dan Gejala


Manisfestasi sindrom gout mencakup artiritis gout yang akut (serangan rekuren inflamasi artikuler dan
periartikuler yang berat), tofus (endapan kristal yang menumpuk dalam jaringan aritukuler,jaringan
oseus,jaringan lunak,serta kartilago),nefropati gout (gangguan ginjal) dan pembentukan assam urat dalam
traktus urunarus. Ada empat stadium penyakit gout yang di kenali :
1. Hiperutisemia asimtomatik
2. Artiritis gout yang kronis
3. Gout interkritikal
4. Gout tofaseus yang kronik
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah menopause pada wanita,
sedangkan kasus yang paling banyak diternui pada usia 50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria,
sekitar 95 persen penderita gout adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg per 100 mI,
lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah menopause perubahan tersebut kurang nyata.
Pada priahiperurisemia biasanya tidak timbul sebelurn mereka mencapai usia remaja.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan serangan gout adalah
rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah
putihmeningkat. Serangan akut mungkin didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol
dan stres emosional. Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi
lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan
tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri.
Kebanyakan gejala-gejala serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan
Perkembangan serangan Akut gout biasanya merupakan kelanjutan dari suatu rangkaian kejadian.
Pertama-tama biasanya terdapat supersaturasi urat dalam plasma dan cairan tubuh. Ini diikuti dengan
pengendapan kristal-kristal urat di luar cairan tubuh dan endapan dalarn dan seldtar sendi. Tetapi serangan
gout sering merupakan kelanjutan trauma lokal atau ruptura tofi (endapan natrium urat) yang merupakan
penyebab peningkatan konsentrasi asam urat yang cepat. Tubuh mungkin tidak dapat menanggulangi
peningkatan ini dengan memadai, sehingga mempercepat proses pengeluaran asam urat dari serum.
Kristalisasi dan endapan asam urat merangsang serangan gout. Kristal-kristal asam urat ini merangsang
respon fagositosis oleh leukosit dan waktu leukosit memakan kristal-kristal urat tersebut maka respon
mekanisme peradangan lain terangsang. Respon peradangan mungkin dipengaruhi oleh letak dan besar
endapan kristal asam urat. Reaksi peradangan mungkin merupakan proses yang berkembang dan
memperbesar diri sendiri akibat endapan tambahan kristal-kristal dari serum.
Periode antara serangan gout akut dikenal dengan nama gout inter kritikal. Pada masa ini pasien bebas
dari gejala-gejala klinik. Gout kronik timbul dalarn jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa
nyeri, kaku dan pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan kronik, sendi yang
bengkak akibat gout kronik sering besar dan berbentuk nodular. Serangan gout akut dapat terjadi secara
simultan diserta gejala-gejala gout kronik. Tofi timbul pada gout kronik karena urat tersebut relatif tidak
larut. Awitan dan ukuran tofi sebanding dengan kadar urat serum.
Yang sering terjadi tempat pembentukan tofi adalah: bursa olekranon, tendon Achilles, permukaan
ekstensor dari lengan bawah, bursa infrapatella dan helix telingaTofi-tofi ini mungkin sulit dibedakan
secara klinis dari rheumatoid nodul. Kadang-kadang tofi dapat membentuk tukak dan kemudian mengering
dan dapat membatasi pergerakan sendi. Penyakit ginjal dapat terjadi akibat hiperurisemia kronik, tetapi
dapat dicegah apabila gout ditangani secara memadai
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg % normalnya pada pria 8 mg%
dan pada wanita 7 mg%
b. Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitu cairan berwarna putih seperti
susu dan sangat kental sekali.
c. Pemeriksaan darah lengkap
d. Pemeriksaan ureua dan kratinin  kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl  kadar kratinin darah
normal :0,5-1 mg/dl

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1) Deformitas
2) Eritema

3. Palpasi
a. Pembengkakan karena cairan / peradanagn 
b. Perubahan suhu kulit 
c. Perubahan anatomi tulang/ jaringan kulit 
d. Nyeri tekan  Krepitus
e. Perubahan range of motion

G. Diagnosis Asam Urat


Untuk mendiagnosis artritis gout digunakan kriteria American Rheumatism Association (ARA), yaitu:
1. terdapat kristal monosodium urat di dalam cairan sendi
2. terdapat kristal monosodium urat di dalam tofi
3. Atau didapatkan 6 dari 12 kriteria berikut ini :
a. Inflamasi maksimum pada hari pertama
b. Serangan artritis akut lebih dari 1 kali 
c. Artritis monoartikular 
d. Sendi yang terkena bewarna kemerahan 
e. Pembengkakan dan sakit pada sendi metatarsalfalangeal
f. Serangan pada sendi tarsal unilateral 
g. Adanya tofus 
h. Hiperurisemia 
i. Pada gambaran radiologik, tampak pembengkakan sendi asimetris 
j. Pada gambaran radiologik, tampak krista subkortikal tanpa erosi
k. Kultur bakteri pada cairan sendi negatif

H. Pengobatan
Penatalaksanaan ditujukan untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin, mencegah serangan berulang
dan pencegahan komplikasi.
1. Medikasi 
a. Pengobatan serangan akut dengan Colchine 0,6 mg PO, Colchine 1,0 – 3,0 mg ( dalam Nacl/IV),
phenilbutazon, Indomethacin.
b. Terapi farmakologi ( analgetik dan antipiretik )
c. Colchines ( oral/iv) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari Kristal asam urat oleh netrofil
sampai nyeri berkurang. 
d. Nostreoid, obat – obatan anti inflamasi ( NSAID ) untuk nyeri dan inflamasi.
e. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk mencegah serangan
f. Uricosuric untuk meningkatkan eksresi asam urat dan menghambat akumulasi asam urat.
g. Terapi pencegahan dengan meningkatkan eksresi asam urat menggunakan probenezid 0,5 g/hrai atau
sulfinpyrazone ( Anturane ) pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan
pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2x/hari.

2. Perawatan
a. Anjurkan pembatasan asupan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu jeroan ( jantung,
hati, lidah, ginjal, usus ), sarden, kerang, ikan herring, kacang – kacangan, bayam, udang, dan daun
melinjo. 20 
b. Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. 
c. Anjurkan asupa tinggi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik di
konsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui
urin. 
d. Anjurkan asupan rendah protein, rendah lemak. 
e. Anjurkan pasien untuk banyak minum. 
f. Hindari penggunaan alkohol.
I. Pencegahan
1. Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu :Jeroan (jantung, hati, lidah ginjal,
usus), Sarden, Kerang, Ikan herring,Kacangkacangan, Bayam, Udang, Daun melinjo.
2. Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh
berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat badan, berat
badannya harus diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang
terlalu sedikit juga bias meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yang akan mengurangi
pengeluaran asam urat melalui urine.
3. Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, rotidan ubi sangat baik dikonsumsi
oleh penderita gangguan asam uratkarena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.
4. Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam urat dalam
darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya
hati,ginjal, otak, paru dan limpa.
5. Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan yang digoreng,
bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15
persendari total kalori.
6. Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buahbuahan segar yang mengandung
banyak air. Buah-buahan yang disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis,dan
jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-
buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan
durian, karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
7. Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang mengonsumsi
alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alcohol
akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat pengeluaran asam urat dari
tubuh.

J. Komplikasi
Asam urat dapat menyebabkan hipertensi dan penyakit ginjal. Tiga komplikasi hiperurisemia pada
ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-
25% pasien dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada suasana pH urin yang basa.
Sebaliknya, pada suasana urin yang asam, kristal asam urat akan mengendap dan terbentuk batu.
Gout dapat merusak ginjal sehingga pembuangan asam urat akan bertambah buruk. Gangguan ginjal akut
gout biasanya sebagai hasil dari penghancuran yang berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi tumor.
Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat pengendapan asam urat pada duktus koledokus dan ureter
dapat menyebabkan gagal ginjal akut. Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat
menyebabkan gangguan ginjal kronik.

K. Askep Keluarga
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar diperoleh data pengkajian yang
akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Data yang diperoleh dari pengkajian :
Berkaitan dengan keluarga
a. Data demografi dan sosiokultural
b. Data lingkungan
c. Struktur dan fungsi keluarga
d. Stress dan koping keluarga yang digunakan keluarga
e. Perkembangan keluarga

Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga


a. Fisik
b. Mental
c. Emosi
d. sosio
e. Spiritual
Adapun tujuan pengkajian menurut Suprijno (2004) yang berkaitan dengan tugas keluarga dibidang
kesehatan, yaitu :
1. Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan. Hal ini perlu dikaji adalah sejauh
mana keluarga mengetahui fakta dari masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor
penyebab dan faktor yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan terutama
yang dialami anggota keluarga.
2. Mengetahui kemamupuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat,
perlu dikaji tentang :
a. Kemampuan keluarga memahami sifat dan luasnya masalah
b. Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga ?
c. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami ?
d. Apakah keluarga merasa takut terhadap akibat dari masalah kesehatan yang dialami anggota keluarga ?
e. Apakah keluarga mempunyai sikap yang tidak mendukung (negative) terhadap upaya kesehatan yang
dapat dilakukan pada anggota keluarga ?
f. Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan ?
g. apakah keluarga mempunyai kepercayaan terhadap tenaga kesehatan?
h. Apakah keluarga telah memperoleh informasi tentang kesehatan yang tepat untuk melakukan tindakan
dalam rangka mengatasi masalah kesehatan ?
3. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, perlu dikaji
tentang :
a. Pengetahuan keluarga tentang penyakit yang dialami anggota keluarga (sifat, penyebaran, komplikasi,
kemungkinan setelah tindakan dan cara perawatannya)
b. Pemahaman keluarga tentang perawatan yang perlu dilakukan anggota keluarga
c. Pengetahuan keluarga tentang peralatan, cara dan fasilitas untuk merawat anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan
d. Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki keluarga (anggota keluarga yang mampu dan dapat
bertanggung jawab, sumber keuangan/financial, fasilitas fisik, dukungan psikososial
e. Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit atau membutuhkan bantuan kesehatan
4. Untuk mengetahui kemampuan keluarga memelihara memodifikasi lingkungan rumah yang sehat, perlu
dikaji tentang :
a. Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki oleh keluarga disekitar lingkungan rumah
b. Kemampuan keluarga melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan
c. Pengetahuan keluarga dan sikap keluarga terhadap sanitasi lingkungan yang higenis sesuai syarat
kesehatan
d. Pengetahuan keluarga tetang upaya pencegahan penyakit yang dapat dilakukan oleh keluarga
e. Kebersamaan anggota keluaga untuk meningkatkan dan memelihara lingkungan rumah yang menunjang
kesehatan keluarga
5. Untuk mengetahui kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat, perlu
dikaji tentang :
a. Pengetahuan keluarga tentang keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau keluarga
b. Pemahaman keluarga tentang keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan
c. Tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas dan petugas kesehatan melayani
d. Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang menyenangkan tentang fasilitas dan petugas
kesehatan yang melayani?
e. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan dan bila tidak dapat apakah penyebabnya ?
2. Diagnosa Keperawatan
Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin
muncul pada kasus asam urat adalah:
a. Nyeri akut
Batasan karakteristik:
1) Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan aktivitas (mis.,anggota keluarga, pemberi asuhan)
2) Mengekspresikan perilaku nyeri (mis.,gelisah,merengek,menangis, waspada)
3) Perubahan pada parameter fisiologis( mis., tekanan darah, frekuensi jantung, frekuensi pernapasan)
4) Perilaku distraksi
b. Hambatan mobiitas fisik
Batasan karakteristik:
1) Gangguan sikap berjalan
2) Ketidaknyamanan
3) Keterbatasan rentang gerak
4) Gerakan lambat
c. Defisiensi pengetahuan
Batasan karakteristik;
1) Ketidakakuratan mengikuti perinntah
2) Kurang pengetahuan
3) Perilaku tidak tepat
3. Intervensi keperawatan
Intervensi yang dapat dilakukan pada keperawatan keluarga dengan penyakit asam urat yaitu:
a. Nyeri akut
1) Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai nyeri. 
2) Gali bersama pasien faktor yang dapat menurunkan atau mempererat nyeri 
3) Ajarkan metode nonfarmakologi untuk menurunkan nyeri 
4) Gunakan metode penilaian yang sesuai dengan tahapan perkembangan untuk memonitor perubahan
nyeri
b. Hambatan mobilitas Fisik
1) dorong aktifitas kreatif yang tepat 
2) bantu klien mengidentifikasi aktifitas yang diinginkan
3) bantu klien dan keluarga untuk mengidentifikasi kelemahan dalam aktifitas tertentu
c. Defisiensi pengetahuan
1) Kaji tingkat pengatahuan pasien terkait dengan proses penyakit 
2) Jelaskan patofisiologi penyakit 
3) Kenali pengetahuan pasien mengenai kondisinya
BAB III

TINJAUAN

KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. A DENGAN

GOUT ARTRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS X

1. PENGKAJIAN

IDENTITAS UMUM KELUARGA

Nama Kepala Keluarga : Ny.A

Umur : 39 Tahun

Alamat : Polinggona

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : SMA Komposisi

Keluarga : Ibu dan 2 Anak

Status Imunisasi
J Pendidi Penyakit/
Nama Um
K kan Keluhan
ur

BCG DPT Poli Hepatiti Campak


o s
An. J P 13 SMP √ √ √ √ √

An. M L 12 SD √ √ √ √ √
2. Genogram

3
.

Keterangan :

: Laki – laki meninggal


4.

: Laki – laki
5.

: Perempuan
6.

: Pasien

: Tinggal Serumah
Latar Belakang Ny.A berasal dari budaya jawa ( yogyakarta ) tetapi dalam

Budaya keseharianya keluarga ini menggunakan bahasa indonesia.


Identitas Kedua belah pihak keluarga ini mempunyai keyakinan

Religius agama islam

Status Ekonomi Menengah kebawah karena Ny.A. mendapatkan

penghasilan sebulan RP.750.000,- sedangkan An.J

penghasilan dari buruh pabrik Rp1.500.000,-

Aktifitas rekreasi Keluarga Ny.A jarang mempunyai waktu luang

waktu luang untuk rekreasi keluarga, karena sibuk bekerja untuk

mencukupi kebutuhan sandang dan pangan.

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

Riwayat Pada keluarga Ny.A (usia 39 th) terdapat masalah


Keluarga Inti
kesehatan yang di alami, Gangguan Mobilitas Fisik pada

Ny.A dan mengatakan sering mengalami nyeri di lutut

sebelah kanan, ia juga belum memeriksakan asam

uratnya dan belum pernah mendapatkan informasi

mengenai penyakit asam urat. Akibatnya Ny. A juga

sulit untuk berdiri apabila dari posisi duduk.

Riwayat Kedua belah pihak keluarga tidak mempunyai penyakit

Keluarga keturunan, riwayat pecandu narkoba, riwayat pemabuk

Sebelumnya
Karakteristik Keluarga Ny.A tinggal dirumah kontrakan , berukuran

Rumah 3x6 m2 , ventilasi dan pencahayaan rumah cukup , lantai

rumah plester ,tangga rumah tidak ada, kebersihan

rumah bersih

Karakteristik Lingkungan disekitar rumah keluarga Ny.A bersih.

Lingkungan

STRUKTUR KELUARGA

Pola Ny.A sifat nya ramah dan pola komunikasi dengan

Komunikasi keluarga cukup baik

Struktur Kepala Keluarga berperan dalam pengambilan

Kekuatan keputusan

Keluarga

Struktur Peran Ny.A Menjadi kepala keluarga,sebagai ibu, anak dan

pencari nafkah.

An. J Sebagai anak pertama yang ikut serta mencari

nafkah untuk keluarga An.M Sebagai anak kedua

Struktur Nilai / Menyesuaikan dengan nilai agama yg dianut dan norma

Norma Ny. percaya penyakitnya tidak ada hubungannya dengan

guna-guna.

FUNGSI KELUARGA

Fungsi Afektif Ny.A saling menghormati antar anggota keluarga


Fungsi Dalam keluarga terjalin hubungan yang harmonis dan

Sosialisasi hubungan dengan masyarakat sekitarnya cukup harmonis

Fungsi Suami dari Ny.A sudah meninggal dunia, dan Ny.A tidak

Reproduksi mempunyai keinginan untuk menikah lagi. Sehingga

Ny.A merasa 2 anak sudah cukup

Fungsi Keluarga kadang-kadang dapat memenuhi kebutuhan

Ekonomi sehari-hari tetapi terkadang juga tidak bisa

Fungsi Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah

Perawatan kesehatan : Ny.A tidak mengetahui tentang makanan

Keluarga yang sehat untuk dirinya sendiri

Kemampuan mengambil keputusan mengenai

tindakan kesehatan yang tepat: Ny.A tidak mampu

mengambil keputusan yang tepat untuk anggota

keluarga karena keterbatasan pengetahuan.

Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit :

Bila ada anggota keluarga yang sakit biasa dibelikan obat

di warung saja dan hanya disuruh istirahat

Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah

yang sehat: Keluarga tinggal di rumah berukuran 3x6 m2

dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup sehingga

lingkungan sehat

Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas


kesehatan belum baik dikarenakan kurangnya

pengetahuan

STRESS DAN KOPPING KELUARGA

Kondisi Stresor jangka pendek dan panjang

Stress dan Ny.A mengatakan tidak mengetahui komposisi makanan yang

Kopping tepat dan cara menyiasati gejala asam urat nya yang sering

Keluarga kambuh

An. J terlihat sehat

An.M terlihat ceria dalam kesehariannya

Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

Keluarga hanya mengatasi dengan memenuhi kebutuhan gizi

semampunya dengan kondisi ekonomi yang cukup.

Strategi koping yang digunakan Ny.A membantu mengatasi

keuangan keluarga dengan ikut bekerja sebagai penjual

makanan ringan

1. Kepala

Rambut lurus, agak jarang, warna putih, kulit kepala bersih Mata simetris,

konjungtiva agak pucat, sklera tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan, tekanan

bola mata tidak tinggi. Hidung simetris, tidak ada sekret, tidak ada

pembesaran polip, tidak ada nyeri tekan Gigi berlubang, terlihat ada gigi yang

hitam-hitam, terkadang merasakan sakit gigi Telinga simetris, bersih, tidak


ada nyeri tekan

2. Leher

Tidak ada nodul, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

3. Dada

Bentuk, simetris, tidak ada nodul, tidak ada nyeri tekan, perkusi terdengar resonan pada paru,

dan redup pada jantung. Auskultasi terdengar vesikuler

4. Abdomen

Tidak ada ascites, peristaltik terdengar 10 x/mnt, perkusi terdengar redup, tidak kembung,

tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limpa

5. Ekstremitas

Simetris, lengkap, terkadang ada nyeri , terkadang ada edema

Kebutuhan Biologis Ny.A ( Gangguan Mobilisasi Fisik)

Ny. A terasa agak susah berdiri jika sudah terlalu lama duduk,berjalan agak pincang akibat
7. ANALISA DATA

Data Subjektif Data Objektif


 Ny.A mengatakan bahwa dirinya  Lutut Ny.A tampak

sering mengalami nyeri di lutut kemerahan maupun bengkak

sebelah kanan  Data Tambahan:

 Ny.A mengatakan selama ini 1. TTV:

belum pernah memeriksakan  TD: 120/80 mmHg

asam uratnya dan belum pernah  RR: 22 x/menit

mendapat informasi mengenai  S

penyakit asam urat  N: 100 x/menit

 Ny.A mengatakan nyeri lutut

yang dialaminya adalah hal biasa

karena pengaruh usia

 Ny.A mengatakan tidak

mengetahui kadar asam urat

dalam darahnya tinggi

 Ny.A mengatakan akibat dari

nyeri lutut yang dialaminya

menjadi sulit untuk berdiri

apabila dari posisi duduk


NO Data Problem

1. Ds:  Nyeri akut pada

 Ny.A mengatakan bahwa keluarga Ny.A

dirinya sering mengalami

nyeri di lutut sebelah kanan

 Ny.A mengatakan selama ini

belum pernah memeriksakan

asam uratnya dan belum pernah

mendapat informasi mengenai

penyakit asam urat

 Ny.A mengatakan tidak

mengetahui kadar asam

urat dalam darahnya tinggi

 Ny.A mengatakan akibat

dari nyeri lutut yang

dialaminya menjadi sulit

untuk berdiri apabila dari

posisi duduk

Do:

 Nampak adanya tonjolan

pada bagian yang terkena

gout arthritis.

P : ketika banyak melakukan

aktivitas.
Q : seperti ditusuk tusuk jarum

R : disekitar lutut kanan terasa

nyeri.

S : 2 (nyeri sedang)

T : selama 5 – 8 menit.

 Lutut Ny.A tampak kemerahan

dan bengkak

2. DS:  Hambatan mobilitas

 Ny.A dan keluarga tidak tahu fisik pada Ny. A

bagaimana cara merawat pasien

yang menderita asam urat.

 Keluarga hanya mengatakan

melarang Ny.A

mengkonsumsi makanan

seperti jeroan.

 Ny.A sering mengkonsumsi

makanan yang mengandung

zat purin seperti daun ubi

DO:

 Lutut kanan Ny.A terlihat

bengkak, dapat berjalan tetapi

agak lemah

 Ny.A mengeluh kalau sendi

sendinya terasa nyeri, kebas dan


sering kesemutan sudah hampir

6 bulan.

3. DS:  Defisiensi

 Ny.A mengatakan tidak pengetahuan pada

mengetahui kadar asam urat keluarga Ny.A

dalam darahnya

 Keluarga tidak tahu kalau

dengan minum air putih dapat

menurunkan kadar asam urat.

DO:

 Klien dan keluarga tampak

banyak bertanya tentang

penyakit yang diderita oleh

Ny.A
8. DIAGNOSA KEPERAWATAN

A. Nyeri akut pada Ny A berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga Ny.

A dalam merawat anggota keluarga yang sakit (Asam Urat).

B. Hambatan mobilitas fisik Ny. A berhubungan dengan Ketidakmampuan

keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarga.

C. Defisiensi pengetahuan pada keluarga Ny. A berhubungan

Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarga.

9. SKORSING PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

1) Nyeri akut pada keluarga Ny.A

No Bobot Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah 3/3 x 1 =1 Ny.A mengeluh nyeri pada lulut

-aktual sebelah kanan , sedangkan nyeri

pada bagian lutut, tanda dan gejala

tersebut seperti asam urat , namun

Ny.A belum pernah memeriksakan

Asam uratnya, bila tidak segera di

tangani akan menjadi komplikasi

lain .
2 Kemungkinan ½ x 2 =1 Keluarga Ny.A , ingin mengetahui

masalah untuk di tentang penyakitnya Ny.A, tapi

cegah masih terlihat ragu dengan ,

-Mudah fasilitas yang ada , sehingga belum


pernah mengecek kadar asam

uratnya .

3 Potensial masalah 2/3x1 =2/3 Masalah masih dapat di cegah agar

untuk di cegah tidak berlanjut , ke komplikasi lain ,

-cukup tapi Ny.A dan keluarga masih ragu

bagaimana merawat Ny.A

Sedangkan Ny.A belum pernah

memeriksakan asam uratnya , dan

belum pernah mendapat informasi

mengenai penyakit asam urat yang

di alaminya .

4 Menonjol masalah 2/2 x 1 =1 Menurut keluarga , penyakit asam

-harus segera urat yang di alami Ny.A harus

diatasi segera di atasi , karena rasa nyeri

yang luar biasa , dan aktivitas juga

menjadi terganggu .

Jumlah : 3 2/3

2) Gangguan mobilitas fisik pada keluarga Ny.A

No Bobot Nilai Pembenaran


Sifat masalah 2/3 x 1 = 2/3 Masalah

- Ancaman mobilitas fisik

yang dialami

Ny.A , asam

urat

menyebabkan

Ny.A sulit

berdiri apabila

dari posisi

duduk, dan

menghambat

akivitas Ny.A ,

sulit melakukan

pekerjaan rumah

, dan bila tidak

segera di tangani

akan

menimbulkan

resiko cedera

pada keduanya.

Kemungkinan masalah untuk di atasi ½ x 2 =1 Keluhan Ny.A

-Mudah yang sulit

berdiri
menyebabkan

sulit untuk

bergerak dan

beraktivitas .

meskipun

keluarga Ny.A

masih telihat

ragu , namun

keingin tahuan

keluarga untuk

mencegah

masalah dapat

segera diatasi.

Potensial masalah untuk di cegah 2/3x1 =2/3 Beberapa

-cukup metode dan

pengobatan

dapat di

terapkan , untuk

mengatasi

keterbatasan

gerak Ny.A

namun perlu

waktu yang
cukup lama

untuk

memulihkan

keadaan Ny.A

Menonjol masalah 2 /2 x1 =1 Keluarga

-harus segera diatasi merasakan

keluhan tersebut

sangat

mengganggu

akitivitas dan

pekerjaan rumah

menjadi

terbengkalai ,

sehingga bagi

mereka , sangat

di perlukan

tindakan serius

untuk mengatasi

masalah

mobilitas fisik

Ny.A.

Jumlah : 2 4/3
3) Defisiensi pengetahuan keluarga Ny.A

No Bobot Nilai Pembenaran

Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Masalah

Aktual kurangnya

pengetahuan

pada keluarga Ny

A , tentang

beberapa

penyakit yang di

derita anggota

keluarga , sudah

di sadari Ny A

dan anggota

keluarga lainya.

Namun mereka

sangat ingin tau

tantang penyakit

yang dialami

anggota keluarga

mereka .

Kemungkinan masalah untuk di ½ x 2=1 Ketidak tahuan

cegah Ny A , dan

Sebagian anggota kelurga


lainya dapat di

cegah , dengan

memberikan

pengetahuan dan

pendidikan

kesehatan

melalui

penyuluhan yang

dilakukan oleh

tim kesehatan

Potensial masalah untuk di cegah 2/3 x1 =2/3 Ny A

cukup mengatakan

bahwa selama ini

belum pernah

memeriksakan

keadaan asam

uratnya , dan

belum pernah

mendapatkan

informasi tentang

asam urat,

sehingga di

perlukan
penyuluhan

yentang penyakit

yang di derita Ny

A dan anggota

keluarga lain.

Menonjol masalah ½ x1=1/2 Menurut Ny A

tidak segera diatasi dan anggota

keluarga ,

tentang ketidak

tahuan mereka

dengan penyakit

Ny A dan

anggota keluarga

lain , tidak harus

segera diatasi .

Jumlah : 2 7/6

10. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa NOC NIC

4. Nyeri  kontrol nyeri  manajemen nyeri


akut e. mengurangi kapan nyeri e. Gali pengetahuan
terjadi(1-5) dan kepercayaan
pada
pasien mengenai
keluarga 1 : tidak pernah
nyeri.
Ny.A menunjukkan f. Gali bersama
pasien faktor yang
2 : jarang menunjukkan dapat menurunkan
3 : kadang kadang atau mempererat
nyeri
menunjukkan
g. Ajarkan metode
4 : sering menunjukkan nonfarmakologi
5 : secara konsisten untuk
menurunkan nyeri
menunjukkan
h. Gunakan metode
f. menggambarkan faktor penilaian yang
peyebabnya(1-5) sesuai dengan
tahapan
1 : tidak pernah
perkembangan
menunjukkan untuk memonitor
2 : jarang perubahan nyeri
menunjukkan 3 :
kadang kadang
menunjukkan
4 : sering menunjukkan
5 : secara konsisten
menunjukkan
g. mengguakan tindakan
pengurangan nyeri tanpa
analgesic(1-5)
1 : tidak pernah
menunjukkan
2 : jarang
menunjukkan 3 :
kadang kadang
menunjukkan
4 : sering menunjukkan
5 : secara konsisten
menunjukkan

h. melaporkan nyeri yang


terkontrol(1-5)
1 : tidak pernah
menunjukkan
2 : jarang menunjukkan
3 : kadang kadang
menunjukkan
4 : sering menunjukkan
5 : secara konsisten
menunjukkan

5. hambatan  pergerakan  terapi aktivitas


mobilitas fisik e. gerakan otot(1-5)
d.dorong aktifitas
pada keluarga 1 : sangat terganggu
kreatif yang tepat
Ny.A 2 : banyak terganggu
3 : cukup terganggu e.bantu klien
4 : sedikit terganggu
mengidentifikasi
5 :tidak terganggu
aktifitas yang

f. gerakan sendi(1-5) diinginkan


1 : sangat terganggu
f. bantu klien dan
2 : banyak terganggu
keluarga untuk
3 : cukup terganggu
4 : sedikit terganggu mengidentifikasi
5 :tidak terganggu
kelemahan dalam
g. berjalan(1-5)
aktifitas tertentu
1 : sangat terganggu
2 : banyak terganggu
3 : cukup terganggu
4 : sedikit terganggu
5 :tidak terganggu
h. bergerak dengan mudah
(1-5)
1 : sangat terganggu
2 : banyak terganggu
3 : cukup terganggu
4 : sedikit terganggu
5 :tidak terganggu
 manajemen arthritis  Pengajaran proses
6. defisiensi
d.tanda dan gejala awal(1-5) penyakit
pengetahuan
1 : tidak ada e. Kaji tingkat
pada keluarga
pengetahuan
pengatahuan
Ny.A 2 : pengetahuan terbatas
pasien terkait
3 : pengetahuan sedang
4 : pengetahuan banyak dengan proses
5 : pengetahuan sangat
penyakit
banyak
f. Jelaskan

e.faktor penyebab(1-5) patofisiologi

1 : tidak ada penyakit

pengetahuan g. Kenali
2 : pengetahuan terbatas
pengetahuan
3 : pengetahuan sedang
4 : pengetahuan banyak pasien mengenai

5 : pengetahuan sangat kondisinya


banyak
h. Jelaskan tanda

dan gejala yang


f. strategi mengelola nyeri(1-
umum dari
5)
penyakit
1 : tidak ada
pengetahuan
2 : pengetahuan terbatas
3 : pengetahuan sedang
4 : pengetahuan banyak
5 : pengetahuan sangat
banyak

11. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi

1 Nyeri akut pada keluarga  Gali pengetahuan dan S:


Ny.A keluarga
kepercayaan pasien
mengatakan
mengenai nyeri.
mengerti tentang
 Gali bersama pasien metode mengatasi
nyeri
faktor yang dapat
O:
menurunkan atau
kelurga terlihat
mempererat nyeri kooperatif dalam
pemberian materi
 Ajarkan metode non
A:
farmakologi untuk
tindakan
menurunkan nyeri keperawatan
keluarga tercapai
 Gunakan metode penilaian
sebagian
yang sesuai dengan
P:
tahapan perkembangan lanjutkan
intervensi
untuk memonitor

perubahan nyeri
2 hambatan mobilitas fisik  dorong aktifitas kreatif
pada keluarga Ny.A
yang tepat

 bantu klien

mengidentifikasi aktifitas S:
keluarga
yang diinginkan
mengatakan
 bantu klien dan keluarga
mampu mengatasi
untuk mengidentifikasi hambatan
mobilitas fisik
kelemahan dalam aktifitas
Ny.A
tertentu
O:
kelurga terlihat
3 defisiensi pengetahuan antusias
 Kaji tingkat pengatahuan
pada keluarga Ny.A A:
pasien terkait dengan
tindakan
proses penyakit keperawatan
keluarga tercapai
 Jelaskan
P:
patofisiologi
lanjutkan
penyakit intervensi

 Kenali pengetahuan
S:
pasien mengenai
keluarga
kondisinya mengatakan
mengerti dengan
apa yang
diajarkan
O:
kelurga terlihat
mampu
mengaplikasikan
yang telah
diajarkan
A:
tindakan
keperawatan
keluarga tercapai
P:
lanjutkan
intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Krisnatuti dan Rina. (2006). Perencanaan Menu Untuk Penderita Gangguan


Asam Urat,edisi 12 Jakarta: Penebar swadaya.
Alexander,2010 Developments in The Scientific and Clinical Understanding of
Gout Artritis.
Bruuey & Suddarjh, 2001. Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta.

Darmojo, Boedhi dan Martono, H.Hadi. (1999). Olah Raga dan Kebugaran
Pada Lanjut Usia. Buku Ajar Geriatri. Jakarta: Balai Penerbit
Universitas Indonesia.
LeMone, P, & Burke. (2001). Medical Surgical Nursing : Critical Thinking In Client Care. (4thed).
Pearson Prentice Hall: New Jersey
Mansjoer Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI. Moeleak, A. Faried
(1990) Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Depkes RI

Mubaraq, Chayatin, Santoso. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep Dan


Aplikasi. Jakarta: sAlemba Medika
Nugroho Taufan.(2012). Luka Bakar dan Artritis Rhemathoid. Yogyakarta: Numed
Setiawati, Santun dan Agus Citra Dermawan.2008. Penuntun Praktik Asuhan Keluarga.
Edisi 2. Jakarta: Trans Info Medika
Suprajitno.(2004). Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam praktik.
Jakarta: EGC

Tucker, Susan Martin. (1998) Standart Perawatan Pasien. Proses Keperawatan Diagnosa dan
Evaluasi. Volume 3. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Compient, Tim, 2002. Kumpulan makalah keperawatan medical bedah. UGM


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai