DISUSUN OLEH :
AGUS MULYADI
NURVITA DEWI
DEWI NANING
WINA OCTAVIANA
RUTH MELIANA
RISKA SEPTIANA
Kelas : JKT 14
Asam urat merupakan suatu penyakit yang diakibatkan tingginya kadar purin didalam darah, kondisi
beberapa tahun terakhir ini semakin banyak orang yang dinyatakan menderita penyakit tersebut. Penyakit
asam urat cenderung diderita pada usia yang semakin muda. Penderita paling banyak pada golongan usia 30-
50 tahun yang tergolong usia produktif (Krisnatuti & Rina, 2006).
Berdasarkan survey World Health Organization (WHO) tahun 2013 Indonesia merupakan Negara
terbesar ke 4 didunia yang penduduknya menderita asam urat, prevalensi penyakit asam urat di Indonesia
sebesar 81% . adapun berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) ada 3 provinsi dengan prevalensi
penyakit asam urat tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 33,1%, Jawa Barat sebesar 32,1%,
Bali sebesar 30,0% Adapun Sulawesi Tenggara berada pada urutan ke-14 sebesar 20,8%. Berdasarkan data di
Puskesmas Polinggona pada Tahun 2017 didapat 55 pasien menderita asam urat dari 199 orang atau 27,6 %
Penyakit asam urat ditandai oleh gangguan linu-linu, terutama di daerah persendian tulang. Tidak
jarang timbul rasa amat nyeri bagi penderitanya. Rasa sakit tersebut diakibatkan adanya radang pada
persendian. Radang sendi tersebut ternyata disebabkan oleh penumpukan kristal di daerah persendian.
Tingginya kadar asam urat dalam darah juga dapat menyebabkan Gout artritis yang 2 merupakan salah satu
jenis rematik. Di Indonesia, gout artritis menduduki urutan kedua terbanyak dari penyakit Osteoartritis. Hasil
penelitian sebagian besar penderita gout arthritis mengalami hiperurisemia, yaitu sebesar 65% (Alifiasari,
2011).
Dampak selanjutnya jika penyakit ini tidak diatasi secara tepat dikhawatirkan dapat menurunkan
produktifitas kerja. Salah satu cara mengatasinya, yaitu dengan pengaturan diet. Menu diet diatur agar lebih
banyak mengonsumsi makanan dengan kandungan nukleotida purin rendah. Dengan melakukan program diet
yang baik, dapat membantu meringankan gangguan penyakit gout (Krisnatuti & Rina, 2006).
Hasil penelitian dalam studi yang berkembang di Asia menyimpulkan bahwa kejadian peningkatan
kadar asam urat dipengaruhi akibat gaya hidup dan diet yang dibawa oleh kemakmuran yang meningkat
(Alexander, 2010). Asupan diet vegetarian seimbang dengan protein hewani dan konten purin disertai asupan
cairan yang cukup dengan buah-buahan dan sayuran setelah diteliti dapat mengurangi risiko terserang asam
urat dibandingkan dengan orang yang memakan segala jenis makanan (Roswitha, 2003).
Pada prinsipnya, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Untuk menjaga agar kadar asam urat
darah tetap dalam batas normal, disarankan konsumsi makanan dan minuman yang tidak banyak mengandung
purin. langkah terpenting adalah semaksimal mungkin mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang
kaya akan zat purin. Karena minum obat saja tanpa disertai kepatuhan diet tidak akan membuahkan hasil
pengobatan yang baik karena produksi asam urat tetap tinggi.
Banyak hal yang dapat mempengaruhi kepatuhan seseorang terhadap diet, diantaranya umur seseorang,
jenis kelamin, kepribadian, kondisi kesehatan, pengalaman terhadap kesehatan, lingkungan dan pelayanan
yang diterima dari fasilitas kesehatan. Lingkungan sangat berperan dalam kepatuhan klien menjalankan diet,
jika lingkungan mendukung penderita asam urat akan patuh terhadap diet nya. Seseorang yang menginginkan
dirinya dalam kondisi sehat mempunyai keinginan selalu patuh terhadap anjuran petugas pelayanan kesehatan
(Suharto, 2000).
Pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember pada Tahun 2019 didapat 55 dari 199 pasien yang
dicurigai menderita asam urat atau 27,6 % di puskesmas x. Ketika dilakukan wawancara kepada 10 orang
yang menderita asam urat, 6 orang diantaranya tidak tahu tentang asam urat dan menganggap penyakit asam
urat adalah penyakit biasa dan tidak berbahaya. Salah satunya Keluarga Ny. A. Sehingga penulis tertarik
untuk menjadikan keluarga Ny. A dengan masalah Asam Urat menjadi keluarga binaan.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Asam Urat Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang nyeri
pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan kaki bagian tengah.
(Merkie, Carrie. 2005). Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam urat yang
menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407). Jadi, Gout atau sering disebut asam urat adalah
suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam
urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.
C. Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal asam urat dalam
sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan
Kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.
Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :
1. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkanasam urat berlebihan
(hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
2. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,gangguan ginjal yang akan
menyebabkan :
3. Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
4. Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asam urat
seperti:aspirin,diuretic,levodopa,diazoksid,asam nikotinat,aseta zolamid dan etambutol
5. Pembentukan asam urat yang berlebih
6. Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
7. Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana penyakit lain, seperti
leukimia
8. Kurang asam urat melalui ginjal
9. Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distalginjal yang sehat. Penyabab tidak
diketahui.Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal,misalnya glumeronefritis kronik
atau gagal ginjal kronik.
D. Patofisiologi
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan berlebihan atau penurunan
eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah produk akhir metabolisme purin. Secara normal,
metabolisme purin menjadi asam urat dapat diterangkan sebagai berikut:
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage pathway).
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui prekursor nonpurin. Substrat
awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam
inosinat, asam guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme yang kompleks,
dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan
amidofosforibosiltransferase (amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida
purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang berlebihan
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin bebasnya, pemecahan
asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo.
Basa purin bebas (adenin, guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor
nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim: hipoxantin guanin
fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase (APRT).
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas oleh glomerulus
dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi kemudian
diekskresikan di nefron distal dan dikeluarkan melalui urin.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1) Deformitas
2) Eritema
3. Palpasi
a. Pembengkakan karena cairan / peradanagn
b. Perubahan suhu kulit
c. Perubahan anatomi tulang/ jaringan kulit
d. Nyeri tekan Krepitus
e. Perubahan range of motion
H. Pengobatan
Penatalaksanaan ditujukan untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin, mencegah serangan berulang
dan pencegahan komplikasi.
1. Medikasi
a. Pengobatan serangan akut dengan Colchine 0,6 mg PO, Colchine 1,0 – 3,0 mg ( dalam Nacl/IV),
phenilbutazon, Indomethacin.
b. Terapi farmakologi ( analgetik dan antipiretik )
c. Colchines ( oral/iv) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari Kristal asam urat oleh netrofil
sampai nyeri berkurang.
d. Nostreoid, obat – obatan anti inflamasi ( NSAID ) untuk nyeri dan inflamasi.
e. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk mencegah serangan
f. Uricosuric untuk meningkatkan eksresi asam urat dan menghambat akumulasi asam urat.
g. Terapi pencegahan dengan meningkatkan eksresi asam urat menggunakan probenezid 0,5 g/hrai atau
sulfinpyrazone ( Anturane ) pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan
pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2x/hari.
2. Perawatan
a. Anjurkan pembatasan asupan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu jeroan ( jantung,
hati, lidah, ginjal, usus ), sarden, kerang, ikan herring, kacang – kacangan, bayam, udang, dan daun
melinjo. 20
b. Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan.
c. Anjurkan asupa tinggi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik di
konsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui
urin.
d. Anjurkan asupan rendah protein, rendah lemak.
e. Anjurkan pasien untuk banyak minum.
f. Hindari penggunaan alkohol.
I. Pencegahan
1. Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu :Jeroan (jantung, hati, lidah ginjal,
usus), Sarden, Kerang, Ikan herring,Kacangkacangan, Bayam, Udang, Daun melinjo.
2. Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh
berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat badan, berat
badannya harus diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang
terlalu sedikit juga bias meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yang akan mengurangi
pengeluaran asam urat melalui urine.
3. Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, rotidan ubi sangat baik dikonsumsi
oleh penderita gangguan asam uratkarena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.
4. Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam urat dalam
darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya
hati,ginjal, otak, paru dan limpa.
5. Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan yang digoreng,
bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15
persendari total kalori.
6. Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buahbuahan segar yang mengandung
banyak air. Buah-buahan yang disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis,dan
jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-
buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan
durian, karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
7. Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang mengonsumsi
alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alcohol
akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat pengeluaran asam urat dari
tubuh.
J. Komplikasi
Asam urat dapat menyebabkan hipertensi dan penyakit ginjal. Tiga komplikasi hiperurisemia pada
ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-
25% pasien dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada suasana pH urin yang basa.
Sebaliknya, pada suasana urin yang asam, kristal asam urat akan mengendap dan terbentuk batu.
Gout dapat merusak ginjal sehingga pembuangan asam urat akan bertambah buruk. Gangguan ginjal akut
gout biasanya sebagai hasil dari penghancuran yang berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi tumor.
Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat pengendapan asam urat pada duktus koledokus dan ureter
dapat menyebabkan gagal ginjal akut. Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat
menyebabkan gangguan ginjal kronik.
K. Askep Keluarga
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar diperoleh data pengkajian yang
akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Data yang diperoleh dari pengkajian :
Berkaitan dengan keluarga
a. Data demografi dan sosiokultural
b. Data lingkungan
c. Struktur dan fungsi keluarga
d. Stress dan koping keluarga yang digunakan keluarga
e. Perkembangan keluarga
TINJAUAN
KASUS
1. PENGKAJIAN
Umur : 39 Tahun
Alamat : Polinggona
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Imunisasi
J Pendidi Penyakit/
Nama Um
K kan Keluhan
ur
An. M L 12 SD √ √ √ √ √
2. Genogram
3
.
Keterangan :
: Laki – laki
5.
: Perempuan
6.
: Pasien
: Tinggal Serumah
Latar Belakang Ny.A berasal dari budaya jawa ( yogyakarta ) tetapi dalam
Sebelumnya
Karakteristik Keluarga Ny.A tinggal dirumah kontrakan , berukuran
rumah bersih
Lingkungan
STRUKTUR KELUARGA
Kekuatan keputusan
Keluarga
pencari nafkah.
guna-guna.
FUNGSI KELUARGA
Fungsi Suami dari Ny.A sudah meninggal dunia, dan Ny.A tidak
sakit :
lingkungan sehat
pengetahuan
Kopping tepat dan cara menyiasati gejala asam urat nya yang sering
Keluarga kambuh
makanan ringan
1. Kepala
Rambut lurus, agak jarang, warna putih, kulit kepala bersih Mata simetris,
konjungtiva agak pucat, sklera tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan, tekanan
bola mata tidak tinggi. Hidung simetris, tidak ada sekret, tidak ada
pembesaran polip, tidak ada nyeri tekan Gigi berlubang, terlihat ada gigi yang
2. Leher
Tidak ada nodul, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
3. Dada
Bentuk, simetris, tidak ada nodul, tidak ada nyeri tekan, perkusi terdengar resonan pada paru,
4. Abdomen
Tidak ada ascites, peristaltik terdengar 10 x/mnt, perkusi terdengar redup, tidak kembung,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limpa
5. Ekstremitas
Ny. A terasa agak susah berdiri jika sudah terlalu lama duduk,berjalan agak pincang akibat
7. ANALISA DATA
posisi duduk
Do:
gout arthritis.
aktivitas.
Q : seperti ditusuk tusuk jarum
nyeri.
S : 2 (nyeri sedang)
T : selama 5 – 8 menit.
dan bengkak
melarang Ny.A
mengkonsumsi makanan
seperti jeroan.
DO:
agak lemah
6 bulan.
3. DS: Defisiensi
dalam darahnya
DO:
Ny.A
8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
lain .
2 Kemungkinan ½ x 2 =1 Keluarga Ny.A , ingin mengetahui
uratnya .
di alaminya .
menjadi terganggu .
Jumlah : 3 2/3
yang dialami
Ny.A , asam
urat
menyebabkan
Ny.A sulit
berdiri apabila
dari posisi
duduk, dan
menghambat
akivitas Ny.A ,
sulit melakukan
pekerjaan rumah
segera di tangani
akan
menimbulkan
resiko cedera
pada keduanya.
berdiri
menyebabkan
sulit untuk
bergerak dan
beraktivitas .
meskipun
keluarga Ny.A
masih telihat
ragu , namun
keingin tahuan
keluarga untuk
mencegah
masalah dapat
segera diatasi.
pengobatan
dapat di
terapkan , untuk
mengatasi
keterbatasan
gerak Ny.A
namun perlu
waktu yang
cukup lama
untuk
memulihkan
keadaan Ny.A
keluhan tersebut
sangat
mengganggu
akitivitas dan
pekerjaan rumah
menjadi
terbengkalai ,
sehingga bagi
mereka , sangat
di perlukan
tindakan serius
untuk mengatasi
masalah
mobilitas fisik
Ny.A.
Jumlah : 2 4/3
3) Defisiensi pengetahuan keluarga Ny.A
Aktual kurangnya
pengetahuan
pada keluarga Ny
A , tentang
beberapa
penyakit yang di
derita anggota
keluarga , sudah
di sadari Ny A
dan anggota
keluarga lainya.
Namun mereka
tantang penyakit
yang dialami
anggota keluarga
mereka .
cegah Ny A , dan
cegah , dengan
memberikan
pengetahuan dan
pendidikan
kesehatan
melalui
penyuluhan yang
dilakukan oleh
tim kesehatan
cukup mengatakan
belum pernah
memeriksakan
keadaan asam
uratnya , dan
belum pernah
mendapatkan
informasi tentang
asam urat,
sehingga di
perlukan
penyuluhan
yentang penyakit
yang di derita Ny
A dan anggota
keluarga lain.
keluarga ,
tentang ketidak
tahuan mereka
dengan penyakit
Ny A dan
anggota keluarga
segera diatasi .
Jumlah : 2 7/6
pengetahuan g. Kenali
2 : pengetahuan terbatas
pengetahuan
3 : pengetahuan sedang
4 : pengetahuan banyak pasien mengenai
perubahan nyeri
2 hambatan mobilitas fisik dorong aktifitas kreatif
pada keluarga Ny.A
yang tepat
bantu klien
mengidentifikasi aktifitas S:
keluarga
yang diinginkan
mengatakan
bantu klien dan keluarga
mampu mengatasi
untuk mengidentifikasi hambatan
mobilitas fisik
kelemahan dalam aktifitas
Ny.A
tertentu
O:
kelurga terlihat
3 defisiensi pengetahuan antusias
Kaji tingkat pengatahuan
pada keluarga Ny.A A:
pasien terkait dengan
tindakan
proses penyakit keperawatan
keluarga tercapai
Jelaskan
P:
patofisiologi
lanjutkan
penyakit intervensi
Kenali pengetahuan
S:
pasien mengenai
keluarga
kondisinya mengatakan
mengerti dengan
apa yang
diajarkan
O:
kelurga terlihat
mampu
mengaplikasikan
yang telah
diajarkan
A:
tindakan
keperawatan
keluarga tercapai
P:
lanjutkan
intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, Boedhi dan Martono, H.Hadi. (1999). Olah Raga dan Kebugaran
Pada Lanjut Usia. Buku Ajar Geriatri. Jakarta: Balai Penerbit
Universitas Indonesia.
LeMone, P, & Burke. (2001). Medical Surgical Nursing : Critical Thinking In Client Care. (4thed).
Pearson Prentice Hall: New Jersey
Mansjoer Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI. Moeleak, A. Faried
(1990) Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Depkes RI
Tucker, Susan Martin. (1998) Standart Perawatan Pasien. Proses Keperawatan Diagnosa dan
Evaluasi. Volume 3. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.