Anda di halaman 1dari 3

Semua senyawa organik merupakan turunan dari golongan senyawa yang dikenal sebagai

hidrokarbon (hydrocarbon) sebab senyawa tersebut terbuat hanya dari hidrogen dan karbon.
Berdasarkan strukturnya hidrokarbon dibagi menjadi dua golongan utama yaitu alifatik dan
aromatik. Hidrokarbon alifatik tidak mengandung benzena, cincin benzena sedangkan
hidrokarbon aromatik mengandung g satu atau lebih cincin benzena (Raymond Chang, 2005 :
332).
Beberapa gugus fungsional untuk senyawa organik seperti ditunjukkan dalam tabel dibawah ini
(Wardiyah, dkk,2016:24)
Senyawa organik bisa jadi tidak hanya memiliki rantai samping tunggal yang sederhana, kadang
senyawa organik bisa mempunyai rantai samping yang bercabang. Beberapa gugus untuk rantai
samping mempunyai nama khusus, misalnya untuk propil dan butil. Gugus propil yang tidak
bercabang diberi nama dengan awalan n (normal), sedangkan bila ada cabang metil pada ujung
rantai samping alkil diberi awalan isi yaitu isoprofil (Wardiyah,dkk, 2016:26)
Hidrokarbon alifatik dibagi menjadi alkana, alkena dan alkuna. Alkana mempunyai ciri terpenting
dari hidrokarbon alkana adalah hanya terdapat ikatan kovalen tunggal. Alkana dikenal sebagai
hidrokarbon jenuh karena mengandung jumlah maksimum atom hidrogen yang dapat berkaitan
dengan sejumlah atom karbon yang ada. Alkena mengandung sedikit satu ikatan rangkap dua
karbon. Alkena adalah suatu senyawa yang sangat penting sebab digunakan dengan jumlah
besar dalam pembuatan polimer organik dan dalam pembuatan banyak bahan kimia lainnya.
Alkena digolongkan dalam hidrokarbon tak jenuh, senyawa dengan ikatan rangkap dua atau
ikatan tiga karbon. Hidrokarbon tak jenuh umumnya mengalami reaksi adisi, dimana satu
molekul ditambahkan pada molekul lain untuk membentuk produksi tunggal. Salah satu reaksi
adisi yaitu hidrogenesis, ialah penambahan molekul hidrogen ke senyawa yang jenuh umumnya
mengalami reaksi adisi, dimana satu molekul ditambahkan pada molekul yang lain untuk
membentuk produksi tunggal. Salah satu reaksi adisi adalah hidrogenesis. Alkuna mengandung
sedikitnya satu ikatan rangkap tiga karbon-karbon. Alkuna yang paling sederhana adalah etuna
( Raymond Chang, 2005:332-345)
Semua alkohol mengandung gugus fungsi hidroksil -OH. Etil alkohol atau etanol, sejauh ini
adalah yang paling dikenal. Etanol dihasilkan secara biologis melalui fermentasi gula dan Pati.
Dengan tanpa oksigen, enzim yang ada dalam ragi atau kultur bakteri menghasilkan reaksi itu.
C6H12—2CH3CH2OH + 2CO2
Proses ini menghasilkan energi, yang dimana mikroorganisme, pada gilirannya menggunakan
untuk pertumbuhan dan manfaat-manfaat lainnya. Secara komersial, etanol dibuat melalui
reaksi adisi dimana air digabungkan dengan etilena pook sekitar 200°c dan 30 atm :
CH2=CH2 + H2O —CH3CH2OH
Etanol mempunyai penerapan tidak terbilang sebagai pelarut untuk bahan kimia organik dan
senyawa awal untuk pembuatan zat warna dari dan obat-obatan, sinbotis, kormetik dan bahan
peledak. Etanol adalah satu-satunya jenis alkohol rantai lurus yang tidak beracun ( lebih
tepatnya, paling sedikit beracun ) badan kita menghasilkan suatu enzim yang disebut alkohol
dchydrogenase, yang membantu metabolisme pada etanol dengan cara mengoksidasinya untuk
menjadi asetoldehida (Raymond Chang,2005:350).
Aldehid adalah senyawa organik dengan gugus fungsi karbonil ( C=O) pada ujung rantai.
Penamaan untuk aldehid disesuaikan dengan alkana dimana akhiran -a diganti dengan -alm.
Karena gugus fungsi aldehid terletak pada karbon ujung maka gugus fungsi aldehid dianggap
karbon 1. Keton adalah suatu senyawa organik dengan gugus fungsi keto, yaitu gugus fungsi
karbonil yang terletak bukan pada karbon ujung. Gugus ketobtidak terdapat pada awal sebuah
rantai karbon, sehingga pada senyawa keton diperlukan penomoran , kecuali untuk propanon
atau karbon sederhana lainnya. Penomoran untuk gugus keto adalah serendah mungkin dengan
akhiran nama keton adalan -on ( Wardiyah, dkk, 2016 :28-29).
Asam karboksilat merupakan senyawa polar. Antar molekulnya dapat membentuk ikatan
hidrogen yang kuat dan juga dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Asam
karboksilat pada umunya memiliki titik didih yang tinggi dan asam karboksilat yang massa
molekulnya kecil mudah larut dalam air. Ester merupakan senyawa polar, tetapi
antarmolekulnya tidak membentuk ikatan hidrogen. Akibatnya titik didih Ester lebih rendah
daripada titik didih asam dan alkohol yang massa molekulnya hampir sama ( Budi Rahardjo,
2008 :254).
Asam karboksilat adalah senyawa organik dengan gugus karboksil. Gugus ini mengandung
gugus karbonil dan gugus hidroksil. Senyawa karboksilat cukup penting sebagai bahan dasar
sintesis golongan senyawa lain seperti Ester, klorida asam, amida, anhidrida asam dan nitril.
Senyawa-senyawa ini disebut sebagai derivat atau turunan asam karboksilat yaitu suatu
senyawa yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan asam karboksilat. Nama IUPAC dari suatu
asam karboksilat alifatik diawali dengan kata asam dan di akhiri -a dari alkana diganti -oat. Sperti
halnya aldehida, karbon pada gugus karboksilat selalu menempati posisi karbon nomor 1
( Wardiyah, dkk, 2016:124 dan 126).
Struktur kimia Ester alifatik jenuh dapat diturunkan dari struktur kimia asam
alkanoatndengancara mengganti satu atom hidrogen gugus karboksil ya dengan gugus alkil. Oleh
karena itu, Ester alifatik jenuh dikenal sebagai alkilkanoat. Nama rasional alkilkanoat disusun
dari nama rasional asam alkanoat dengan mengganti awalan asam dengan kata alkil ( Damin
Sumardjo, 2008:94).
Benzena merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai rumus molekul C5H6. Ke-enam
rantai karbon membentuk brantai tertutup dengan ikatan rangkap yang berselang-seling dan
masing-masing atom karbon mengikuti 1 atom H. Selang-seling rangkap tersebut dapat
berpindah-pindah. Hak tersebut mengakibatkan ikatan rangkap benzena lebih stabil dari pada
ikatan rangkap baik pada alkena maupun sikloalkana ( Budi Rahardjo, 2008:264).
Ligrosulfat adalah polimer anionik yang pada dasarnya memiliki sifat hidrofobik (Lignin)
kemudian diubah menjadi hidrofilik melalui persubtitusian gugus sulfonat. Senyawa ini
merupakan aufraktan anionik, memiliki aktivitas permukaan yang besar, meningkatkan aktivitas
permukaan bdan dispasi Lignosulforat merupakan sufraktan anionik dengan tingkat aktivitas
permukaan yang pasti dimana dapat meningkatkan serapan permukaan dan dispasi partikel-
Lignosulfat (Ls) adalah Lignin yang mengandung gugus sulfonat, aibingga larutan dalam air ( Sidik
Muharom, 2018:271)
Untuk menunjang lingkungan yang mendukung pembangunan berkelanjutan, dunia
membutuhkan pelumas biodsgradable atau biopelumas. Bahan dasar biopelumas pada saat ini
adalah minyak nabati melalui serangkaian modifikasi secara kimi dapat diubah menjadi senyawa
mono, di atau tri Ester. Ester dari minyak nabati menunjukkan bsifat fisika dan kimia lebih baik
dibandingkan dengan pelumas potroleum ( Mahreni,dkk,2016:14).
Asam monokarboksilat umumnya hadir sebagai dimernatau formulir yang sangat terkait.bjika
molekulnya kecil, itu dapat saling berhubungan dengan ikatan OH. O tunggal untuk membentuk
amotifnrantai dimana ikatan hidrogen hampir lancar dan donor Proton O=H terletak dibidang
sistem karboksilat. Spektrum inframerah terungkap bahwa asam format monomer gas ada
struktur synplaror, dan lebih stabil dengan 2,0 kecil mol - 1. Meskipun penelitian microwave
telah melaporkan hal itu perbedaannya setidaknya 4,0 kkal mol-1. Bentuk antiplarar muncul
ketika ikatan O-H berpartisipasi ndalam ikatan O-H. O intramolekul, khusunya dalam atom
dikarboksilat ( Shomar,2016 :57).

Anda mungkin juga menyukai