Anda di halaman 1dari 2

A.

JContocPERCOBAAN
Identifikasi Gugus Fungsi.
B. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat senyawa organik melalui identifikasi gugus
fungsinya.
C. LANDASAN TEORI
Karbon dapat membentuk lebih banyak senyawa dibandingkan unsur lain sebab atom karbon
tidak hanya dapat membentuk ikatan karbon tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga, tetapi juga
bisa terkait satu sama lain membentuk struktur rantai dan cincin. Cabang ilmu kimia yang
mempelajari senyawa karbon adalah Kimia Organik (Organic Chemistry). Pengelompokan
senyawa organik dapat dibedakan menurut gugus fungsi yang dikandungnya. Gugus fungsi
(function group) adalah sekelompok atom yang menyebabkan perilaku kimia molekul induk.
Molekul berbeda yang mengandung gugus fungsi yang sama mengalami reaksi kimia yang
serupa (Raymond Chang, 2005 : 332 ).
Rantai karbon membuat kerangka senyawa organik ; atom atau gugus atom lain menggantikan
satu atau lebih atom hidrogen untuk membuat senyawa yang berbeda. Kita dapat
mengilustrasikannya dengan molekul alkohol yang ada dalam bir, anggur, dan minuman
beralkohol. Molekulnya adalah etanol, CH3CH2OH, dengan salah satu atom H dari etana
digantikan oleh sebuah gugus -OH. Nama sistematik etanol diturunkan dari nama alkana, yaitu
etana, dengan akhiran -a digantikan dengan akhiran -ol menunjukkan, keberadaan gugus -OH
dalam kelas molekul organik yang disebut alkohol. Gugus -OH (gugus hidroksil) dalam alkohol
adalah salah satu dari banyak gugus fungsi yang ditemui dalam senyawa organik. Gugus fungsi
(function group) merupakan atom individual atau kelompok atom yang melekat pada rantai
karbon atau cincin molekul organik dan memberikan sifat yang mencirikan molekul itu. Senyawa
dengan gugus fungsi yang sama banyak memiliki sifat yang sama (Petrucci, dkk, 2011 : 92-99).
Gugus fungsi merupakan bagian molekul yang mempunyai kereaktifan kimia. Senyawa yang
mempunyai gugus fungsi sama akan mengalami reaksi kimia yang sama. Untuk senyawa dengan
gugus fungsi sama maka akan lebih mudah menggunakan rumus umum untuk senyawa-senyawa
tersebut. Sebagai contoh etana merupakan senyawa alkana yang mempunyai rumus molekul
CH3 - CH3 pada senyawa ini hanya mempunyai ikatan C-H. Rumus umum untuk alkana dituliskan
sebagai R - H, dimana R menyatakan gugus alkil. Gugus alkil pada CH3 - CH3 adalah CH3 - CH2.
CH3OH dan CH3CH2OH merupakan contoh senyawa alkohol yang mempunyai gugus fungsi OH,
sehingga rumus umum untuk alkohol dituliskan dengan R - OH dimana pada CH3CH2OH gugus R
atau gugus alkilnya adalah CH3CH2- (Wardiyah, dkk, 2015 : 23).
Kimia organik mempelajari tentang sifat, struktur, mekanisme dan reaksi senyawa organik. Salah
satu bagian dari kimia organik yang paling penting yaitu bahasan mengenai gugus fungsi
senyawa karbon. Gugus fungsi adalah atom atau gugus atom yang merupakan ciri khas penentu
sifat dari suatu golongan. Contoh sediaan farmasi dari senyawa organik yang memiliki gugus
fungsi antara lain asam karboksilat (asam gugus fungsi merupakan bagian molekul yang
mempunyai kereaktifan kimia, asetil salisilat, asam salisilat), gugus fenol (paracetamol), alkaloid
(coffein, aminophyllin) (Ariyani Harfani, 2016 : 3-4).
Setelah mempelajari tentang penggolongan senyawa organik berdasarkan gugus fungsinya maka
akan lebih mudah mempelajari senyawa kimia berdasarkan golongan dan cara penamaannya.
Pada akhir abad 19 nama kimia organik disistematikkan dengan menghubungkan nama senyawa
dan strukturnya. Sistem ini disebut dengan nama Jenewa atau sistem IUPAC (International
Union of Pure and Applied Chemistry). IUPAC adalah organisasi yang bertanggung jawab
meneruskan perkembangan tata nama kimia (Wardiyah, dkk, 2016 : 24).
Semua senyawa organik merupakan turunan dari golongan senyawa yang dikenal sebagai
hidrokarbon (hydrocarbon) sebab senyawa tersebut terbuat hanya dari hidrogen dan karbon.
Berdasarkan strukturnya hidrokarbon dibagi menjadi dua golongan utama yaitu alifatik dan
aromatik. Hidrokarbon alifatik tidak mengandung benzena, cincin benzena sedangkan
hidrokarbon aromatik mengandung satu atau lebih cincin benzena (Raymond Chang, 2005 :
332).

Anda mungkin juga menyukai