Disusun Oleh:
Nama : Nimas Agustina P.
NIM : 011200316
Prodi : Teknokimia Nuklir
Rekan kerja : Riko Iman D.
Vemi Ridantami
Tanggal Praktikum : 13 Oktober 2014
Asisten Praktikum : Sujatno ST, M. Eng
I. TUJUAN
1. Menentukan energi yang dikonsumsi beban listrik terpasang.
2. Mengkalibrasi KWH meter dengan menggunakan Watt meter dengan
stopwatch.
Konstruksi Watt Jam (KWH) Meter Torsi yang dibangkitkan sebanding dengan
kuat medan kumparan tegangan dan arus pusar di dalam piringan yang berturut-
turut adalah fungsi kuat medan kumparan arus. Berarti jumlah putaran piringan
sebanding dengan energi yang telah dipakai oleh beban dalam selang waktu
tertentu, dan diukur dalam kilowatt-jam (kWh, kilowatt jam). Poros yang
menopang piringan aluminium dihubungkan melalui susunan roda gigi ke
mekanisme jam dipanel alat ukur, melengkapi suatu pembacaan kWh yang
terkalibrasi dalam desimal. Redaman piringan diberikan oleh dua maghnit
permanen kecil yang ditempatkan saling berhadapan pada sisi piringan. Bila
piringan berputar, maghnit-maghnit permanen mengindusir arus pusar di
dalamnya. Arus-arus pusar ini bereaksi dengan medan maghnit dari maghnit-
maghnit permanen kecil dan meredam gerakan piringan.
Kalibrasi alat ukur watt jam dilakukan pada kondisi beban penuh yang diijinkan
dan pada kondisi 10% dari beban yang diijinkan. Pada beban penuh, kalibrasi
terdiri dari pengaturan posisi maghnit-maghnit permanent kecil agar alat ukur
membaca dengan tepat. Pada beban-beban yang sangat ringan, komponen
tegangan dari medan menghasilkan suatu torsi yang tidak berbanding langsung
dengan beban. Kompensasi kesalahan diperoleh dengan menyisipkan sebuah
2
kumparan pelindung atau pelat diatas sebagian kumparan tegangan dengan
membuat alat ukur bekerja pada 10% beban yang diijinkan. Kalibrasi alat ukur
pada kedua posisi ini biasanya menghasilkan pembacaan yang memuaskan
untuk semua bebanbeban lainnya. Sebuah alat ukur watt jam satu fasa
ditunjukkan pada gambar berikut.
3
Bagian Luar KWH Meter
4
C. Watt meter
Wattmeter adalah instrumen pengukur daya listrik yang pembacaannya dalam
satuan watt di mana merupakan kombinasi voltmeter dan amperemeter. Dalam
pengoperasiannya harus memperhatikan petunjuk yang ada pada manual book
atau tabel yang tertera pada wattmeter. Demikian juga dalam hal pembacaannya
harus mengacu pada manual book yang ada.
Wattmeter Induksi
Prinsip kerja wattmeter induksi sama dengan prinsip kerja amperemeter dan
voltmeter induksi. Perbedaan dengan wattmeter jenis dinamometer adalah
5
wattmeter induksi hanya dapat dipakai dengan suplai listrik bolak balik
sedangkan wattmeter jenis dinamometer dapat dipakai baik dengan suplai
listrik bolak balik atau searah.
Kelebihan dan keterbatasan wattmeter induksi yaitu wattmeter induksi
mempunyai skala lebar, bebas pengaruh medan liar, serta mempunyai
peredaman bagus. Selain itu, alat ukur ini juga bebas dari error akibat frekuensi.
Kelemahannya adalah timbulnya error yang kadang-kadang serius yang
diakibatkan oleh pengaruh suhu sebab suhu ini berpengaruh pada tahanan
lintasan arus eddy.
Pengukuran daya arus searah dapat dilakukan dengan alat ukur wattmeter. Di
dalam instrumen ini terdapat dua macam kumparan yaitu kumparan arus dan
kumparan tegangan. Kopel yang dikalikan oleh kedua macam kumparan
tersebut berbanding lurus dari hasil perkalian arus dan tegangan.
Daya listrik dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok
sesuai dengan catu tenaga listriknya, yaitu daya listrik DC dan daya listrik AC.
6
V. DATA PENGAMATAN
Dengan cara yang sama untuk data yang berbeda, didapatkan hasil sebagai berikut :
No Beban Perhitungan
I (Ampere) V(Volt)
1. Kompor listrik 2.72 220
2. Motor listrik 2.54 220
7
Dengan cara yang sama untuk data yang berbeda, diperoleh hasil sebagai berikut :
Dengan cara yang sama untuk data yang berbeda diperoleh hasil sebagai berikut :
VII. PEMBAHASAN
Praktikum ini dilakukan untuk menghitung energi listrik yang terpakai pada
alat elektronik. Umumnya, perhitungan energi listrik ini dilakukan dengan alat
KWH meter yang biasanya terpasang di setiap rumah. Pada praktikum ini
dilakukan pengukuran dengan KWH meter dan wattmeter. Perbedaan dari
kedua alat ini adalah pada jangka waktu pengukuran dayanya. KWH meter
menghitung daya yang digunakan selama pemakaian suatu alat sedangkan
wattmeter mengukur daya sesaat yang dimiliki oleh suatu alat dan tidak
dipengaruhi waktu.
Pada praktikum ini, hal pertama yang dilakukan adalah menghitung energi
beban yang dihasilkan oleh kompor listrik dengan daya 600 watt, dengan
menggunakan KWH meter. Metode yang digunakan adalah menghitung
banyaknya putaran pada piringan logam KWH meter dengan batas waktu
tertentu (10 menit).
8
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh hasil sebaga
berikut:
Berdasarkan hasil diatas terjadi perbedaan hasil yang cukup signifikan antara
pengukuran dengan KWH meter dan Wattmeter. Hal ini dapat terjadi karena KWH
meter yang digunakan dalam praktikum rusak sehingga tidak menunjukkan
pengukuran yang tepat. Pada pengukuran daya motor listrik piringan pada KWH
meter relatif diam dalam waktu 10 menit, kemungkinan gerak piringan sangat lambat
sehingga butuh waktu lama untuk dapat diamati.
Saat menggunakan Watt meter, kompor listrik mengeluarkan energi beban yang
lebih besar daripada motor listrik. Hal ini dikarenakan dengan nilai cos Φ nya adalah
1. Sedangkan untuk motor listrik nilai cos Φ nya adalah 0.3.
Beberapa metode perbaikan yang dapat dilakukan pada KWH meter antara lain:
a. Perbaikan Faktor Daya
Merupakan suatu usaha atau langkah langkah untuk dapat mencapai sistem
kelistrikan yang optimal. Faktor daya yang buruk dapat merugikan suatu sistem
kelistrikan.
Kapasitas daya reaktif yang diperlukan untuk memperbaiki system instalasi agar
dicapai power factor yang diinginkan .Ada beberapa metode yang bisa digunakan
yaitu :
1. Metode tabel Cos θ
Metode ini menggunakan table cos θ. Data yang diperlukan adalah daya aktif
beban puncak dan nilai faktor daya lama. Nilai daya kapasitor yang diperlukan
didapatkan dengan mengalikan angka dari tabel dengan daya aktifnya.
2. Pembacaan kVARh meter
Dengan uji petik pembacaan Kvarh meter analog pada beban puncak. Data yang
diperlukan adalah Ratio CT, Ratio PT dan Putaran/kVARh
3. Pembacaan ampere meter dan cos θ
Dengan pembacaan ampere meter pada beban puncak dan pembacaan faktor
daya pada beban puncak.
9
4. Pembacaan kW dan cos θ
Metode ini bersifat global yang diperkirakan faktor daya target adalah 1.
5. Pembacaan rekening/tagihan listrik
Metode ini memerlukan data dari kwitansi selama satu periode (misalnya 1
tahun ). Kemudian data diambil dari pembayaran denda kVAR tertinggi. Data lain
yang diperlukan adalah jumlah waktu pemakaian.
VIII. KESIMPULAN
1. KWH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya energi beban
yang dihasilkan oleh suatu peralatan listrik dengan satuan kilowatt hours.
2. Berdasarkan percobaan, didapatkan hasil sebagai berikut :
10
3. Nilai cos Φ dan waktu sangat menentukan dalam besarnya konsumsi energi listrik.
4. Semakin lama waktu pemakaian, energi beban listrik semakin besar.
5. Nilai cos Φ yang baik yang dikeluarkan oleh suatu peralatan listrik adalah 1, jika
<<1, maka konsumsi energi beban tidak sesuai dengan daya yang dikeluarkan alat
tersebut.
6. KWH meter yang digunakan dalam praktikum sudah tidak akurat dan perlu
dilakukan perbaikan
11