Anda di halaman 1dari 8

ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Surya Darma, Yusmartato, Akhiruddin, Studi Sistem....

STUDI SISTEM PENERAAN KWH METER


Surya Darma1), Yusmartato2), Akhiruddin3)
1)
Alumni Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UISU
2, 3)
Dosen Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UISU
yusmartato@ft.uisu.ac.id; Akhiruddinudin40@yahoo.co.id

Abstrak
Di dalam sistem tenaga listrik, terutama di dalam pemakaian energi listrik pengukuran yang teliti dan akurat
terhadap besaran-besaran listrik merupakan suatu hal yang sangat penting dalam mendukung operasi-operasi
yang dilakukan oleh suatu sistem tenaga listrik tersebut. Diantara sekian banyak alat ukur listrik salah satunya
adalah KWH Meter yang merupakan salah satu alat ukur listrik yang terpenting pada suatu sistem tenaga listrik,
karena KWH Meter digunakan sebagai alat ukur dalam transaksi daya listrik. Supaya produsen maupun
konsumen tidak dirugikan dalam pemakaian KWH Meter pada masyarakat, maupun industri, maka dalam
pelaksanaan peneraan KWH Meter betul–betul dilaksanakan sesuai standart. KWH Meter merupakan suatu alat
ukur yang digunakan untuk menghitung banyaknya jumlah energi listrik yang terpakai pada penggunaan sistem
tenaga listrik. KWH Meter bekerja berdasarkan induksi yang ditimbulkan oleh suatu medan listrik. Suatu alat
KWH Meter sebelum digunakan secara komersil, maka haruslah dilakukan peneraan terhadap alat ukur KWH
Meter tersebut, hal ini dilakukan untuk mengetahui kebaikan kerja dari suatu alat KWH Meter tersebut ataupun
untuk menentukan tingkat ketelitian dari alat ukur KWH Meter tersebut.

Kata Kunci: KWH Meter, Alat Ukur Listrik, Tera, Energi Listrik

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

Energi listrik merupakan kebutuhan manusia 2.1 Pengertian KWH Meter


yang sangat penting untuk dimanfaatkan pada Pengukuran adalah suatu proses mengukur
keperluan rumah tangga, rumah sakit, pusat yang pada dasarnya adalah usaha untuk menyatakan
perbelanjaan, perkantoran dan kepentingan sifat suatu zat atau benda dalam bentuk angka atau
perindustrian. Dengan semakin berkembangnya harga. Dasar pemberian angka dalam mengukur
pemakaian energi listrik, maka diperlukan suatu dapat dilakukan dengan cara membandingkan alat
instrument yang dapat mengukur besarnya energi yang akan diukur dengan alat tertentu yang
listrik yang telah dipakai oleh pihak pelanggan dianggap sebagai standart atau membandingkan
pemakai listrik dengan seteliti mungkin sehingga besaran yang akan diukur dengan suatu skala yang
transaksi jual beli energi listrik dapat berjalan telah ditera.
dengan baik tanpa ada suatu pihak pun yang Kebenaran dari suatu hasil pengukuran
dirugikan. tergantung pada alat yang digunakan sebagai
Dengan adanya alat ukur tersebut, maka dapat perbandingan atau penunjuk dan orang yang
diketahui besarnya harga besaran listrik yang melaksanakan pengukuran yang didalamnya
diukur, sehingga seandainya terjadi hal-hal yang termasuk cara pemasangan dari alat ukur tersebut.
tidak sesuai dengan yang diharapkan maka dapat Alat yang digunakan dalam pengukuran ini disebut
diambil tindakan untuk mengatasi dan instrumen pengukur. Alat inilah yang menunjukkan
memperbaikinya. nilai besaran yang diukur. Hasil pengukuran
Pemakaian alat-alat ukur juga merupakan suatu merupakan penunjukan langsung yang dapat
kemajuan dan kesempurnaan dari suatu sistem kerja dibaca.
tenaga listrik. Diantara sekian banyak alat ukur Kilo Watt Hour (KWH) meter adalah alat untuk
listrik salah satunya adalah KWH meter. mengukur energi aktif yang menggunakan suatu
KWH meter merupakan salah satu alat ukur alat hitung serta memakai asas induksi. KWH meter
listrik yang terpenting dan mendapat pemakaian tersebut merupakan alat untuk menghitung jumlah
yang terluas pada suatu sistem kerja tenaga listrik, kerja listrik (Watt jam) dalam waktu tertentu. Jadi
karena KWH meter digunakan sebagai alat ukur KWH meter dilengkapi dengan satu buah piringan
dalam transaksi daya listrik. Sebelum dipakai KWH aluminium serta alat hitung yang dapat disebut
meter harus memenuhi persyaratan yang telah penghitung mekanis.
ditetapkan oleh pihak PT. PLN dalam hal ini Alat ukur ini terdiri dari kumparan arus yang
sebagai penjual energi listrik. Untuk menjamin dihubungkan seri dengan beban dan kumparan
bahwa KWH meter yang dipakai di konsumen telah tegangan dihubungkan secara paralel dengan beban.
betul–betul sesuai dengan standart yang ditetapkan, Besarnya jumlah kerja listrik pada suatu beban
maka terlebih dahulu dilakukan peneraan oleh pihak untuk waktu tertentu dapat ditentukan dengan
PT. PLN tersebut. menggunakan persamaan sebagai berikut:
Pada alat ukur KWH meter jumlah kerja listrik
diubah ke dalam bentuk energi mekanis, yakni
Journal of Electrical Technology, Vol. 4, No.3,Oktober 2019 158
Surya Darma, Yusmartato, Akhiruddin, Studi Sistem.... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

untuk memutar roda-roda angka jumlah putaran, berputar sepersepuluhan putaran dan
dari roda-roda akan sama dengan jumlah kerja memperlihatkan angka 1. Sesudah roda angka
listrik yang digunakan beban. satuan dilepaskan dan roda sepersepuluh berputar
Selain alat ukur KWH meter yang terus sehingga berturu-turut akan dapat dilihat
menggunakan roda-roda angka yang berputar ada bilangan-bilangan 2,0 ; 3,0 ; 4,0 dan seterusnya
jenis lain alat ukur KWH meter, yaitu yang sampai dengan angka 9,0. Pada saat ini roda angka
penunjukan bilangannya yang menggunakan jarum. satuan diputar lagi sepersepuluhan putaran sehingga
Alat ukur tersebut berdasarkan asas induksi dan alat akan terlihat angka nolnya, dan roda angka satuan
hitung, dimana roda-roda yang berputar diganti akan memutar roda angka puluhan sepersepuluh
dengan jarum penunjuk. Alat ukur KWH meter putaran juga, dan bilangan-bilangan akan
dengan jarum penunjuk ini mempunyai plat jam menunjukkan 10,0. Setelah itu roda sepersepuluh
yang terdiri dari 10 angka, mulai dari angka 0 melepas roda angka puluhan dan satuan, dan
sampai dengan angka 9. berputar terus. Keadaan tersebut akan terulang lagi
Untuk dapat menunjukkan suatu bilangan juga berturu-turut terlihat bilangan-bilangan 11,0 ; 12,0 ;
diperlukan beberapa golongan angka, dengan 13,0 dan seterusnya dan bilangan-bilangan tersebut
demikian diperlukan juga beberapa plat jam dan akan bertambah besar.
beberapa roda putar yang menggerakkan jarum Hal-hal tersebut di atas terjadi karena gerakan-
penunjukannya. Golongan angka tersebut juga gerakan roda angka pada alat hitung telah diatur
terdiri dari golongan angka satuan, puluhan, dengan memakai gigi-gigi penggerak yang dibuat
ratusan, ribuan dan seterusnya. sedemikian rupa, sehingga satu putaran roda
sepersepuluhan menyebabkan sepersepuluhan
2.2 Alat Hitung putaran dari roda-roda satuan, satu putaran roda
Alat hitung bukan merupakan alat ukur dalam satuan akan menyebabkan sepersepuluh putaran
arti sebenarnya. Alat hitung digunakan untuk roda angka ratusan dan seterusnya sehingga terjadi
menghitung suatu jumlah. Oleh karena itu alat bilangan yang semakin lama semakin besar.
hitung ini akan menunjukkan suatu bilangan yang
makin lama makin besar.
Alat hitung tidak dilengkapi dengan jarum
penunjuk, akan tetapi dilengkapi dengan mekanik
penghitung yang menunjukkan 4 atau 5 angka yang
bersampingan dengan yang lainnya, sehingga
angka-angka tersebut merupakan suatu bilangan.
Angka-angka tertulis pada roda-roda angka tersebut
terbagi dalam beberapa golongan sebagai berikut,
dimana golongan tersebut dimulai dari yang paling
kanan.
- golongan angka-angka satuan
- golongan angka-angka puluhan
- golongan angka-angka ratusan
- golongan angka-angka ribuan, dan seterusnya

Pada umumnya di samping terdapat golongan


angka-angka seperti di atas, masih terdapat seper Gambar 1. Proses angka-angka yang muncul pada
sepuluhan yang terletak disebelah kanan golongan KWH meter
angka satuan dan biasanya menggunakan warna
lain. Tiap-tiap golongan terdiri dari sepuluh angka, Langkah–langkah proses pemunculan angka-
yaitu mulai dari angka 0 (nol) sampai dengan angka angka pada KWH meter :
9. Kesepuluh angka tersebut ditulis pada roda-roda a. Melakukan pemanasan pada alat ukur KWH.
angka. meter yang akan ditera selama ± 30 menit.
Roda angka yang paling kanan (golongan b. Roda angka diatur sehingga semua roda angka
angka sepersepuluh) dipasang pada poros yang menunjukan angka nol.
digerakkan oleh besara listrik alat hitung tersebut. c. Jumlah dari putaran piringan alumunium alat
Dimana dalam keadaan sebelum dipakai, semua ukur KWH meter dan konstruksi harus sesuai
roda diatur sedemikian rupa sehingga semua dengan konstanta perhitungan dengan
menunjukkan angka nol. Bila alat hitung mulai mengatur magnit M apabila ditambah putaran
bekerja, maka poros akan berputar dan karena roda akan semakin cepat dan apabila dikurang
paling kanan dipasang pada poros sehingga akan putaran akan melambat sehingga diatur
terlihat sepersepuluhan dari angka 1, 2, 3, sampai sedemikian rupa agar sesuai dengan konstanta
dengan angka 9. Kalau roda angka sepersepuluh perhitungan putaran piringan KWH meter.
memperlihatkan angka nolnya bagi (untuk kedua d. Saat KWH meter ditera diatur tegangan, arus,
kalinya), maka akan memutar roda angka satuan frekuensi dan Cos φ sehingga piringan KWH
disebelah kirinya, sehingga roda angka satuan akan meter berputar sampai 900 putaran sehingga

159 Journal of Electrical Technology,Vol. 4, No.3, Oktober 2019


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Surya Darma, Yusmartato, Akhiruddin, Studi Sistem....

gigi-gigi roda penggerak akan menggerakan menunjukkan .energi yanp diukur dalam KWH,
roda angka yang dipasang pada poros yang setelah melalui kaliterasi tertentu.
paling kanan yaitu golongan angka
sepersepuluh sehingga akan terlihat angka nol
berubah menjadi angka 1, tiap 900 putaran
piringan roda angka akan bertambah 1 sampai
menuju keangka 9, kemudian roda angka akan
kembali lagi menjadi nol maka roda angka
disebelah kirinya akan memutar sehingga roda
angka satuan akan berputar dengan
menunjukan angka 1 sampai 9. Sehingga satu
putaran roda sepersepuluhan menyebabkan
sepersepuluhan putaran dari roda-roda satuan,
satu putaran roda satuan akan menyebabkan
sepersepuluh putaran roda angka puluhan dan
seterusnya sehingga terjadi bilangan yang
semakin lama semakin besar.

2.3 Prinsip Kerja KWH Meter Gambar 2. Prinsip kerja dari KWH meter
Gambar 2 memperlihatkan bagan dasar dari
KWH meter 1 phasa Cp adalah inti dari kumparan
tegangan, Wp adalah kumparan tegangan, Cc III. PEMBAHASAN
adalah inti kumparan arus dan We adalah
kumparan. Arus beban 1 mengalir melalui We dan 3. 1 Menera KWH Meter
menyebabkan terjadinya fluksi magnetik : Wp Pada dasarnya menera KWH meter ialah
mempunyai sejumlah lilitan yang besar dan cukup membandingkan pembacaan energi listrik oleh
besar untuk dianggap sebagai reaktansi murni, KWH meter yang ditera dengan energi listrik yang
sehingga arus Ip yang mengalir melalui Wp akan sebenarnya.
tertinggal dalam fasanya terhadap tegangan beban Alat ukur standard ialah alat ukur listrik dengan
dengan sudut sebesar 90°. Hal itu menyebabkan ketelitian yang tinggi. Untuk keperluan
terjadinya fluksi magnetis sebesar Ø1. laboratorium minimal kelas 0,2 kesalahan maksimal
Dengan demikian maka terhadap kepingan dari alat ukur ini adalah 0,5 %.
aluminium D, akan dikenakan momen gerak TD Persamaan umum mencari kesalahan alat ukur
yang berbanding lurus terhadap daya beban. KWH meter ialah :
Misalnya bahwa oleh pengaruh momen gerak ini, Energi yang dicatat oleh KWH meter dapat
kepingan aluminium akan berputar dengan diketahui dengan membaca alat hitungnya atau
kecepatan putaran n sambil berputar ini D akan dengan menghitung putaran piringannya,
mendorong garis-garis flukis magnet permanen dan sedangkan KWH sesungguhnya dapat diketahui
akan menyebabkan terjadinya arus-arus putar yang dengan tiga cara, yaitu :
berbanding lurus terhadap nØm, di dalam a. Diperoleh dari hasil kali tegangan, arus, faktor
aluminium tersebut. Arus-arus putar ini akan pula daya dan waktu yang ditunjukan. oleh Ampere-
memotong garis-garis Øm sehingga kepingan D meter standard, Volt-meter standard, Cos φ
akan mengalami suatu. momen redaman Td yang standard dari stopwatch.
berbanding lurus terhadap nØm2. Bila momen- b. Dari hasil daya listrik (Watt) dan waktu yang
momen tersebut yaitu TD dan Td ada dalam keadaan ditunjuk oleh Watt-meter standard dari
seimbang, maka hubungan ini berlaku : stopwatch.
c. Didapat dari penunjukan alat ukur KWH-meter
n = k. V.I Cos φ standard yang dinyatakan dalam putaran
dengan ketelitian yang tinggi.
Dengan k adalah konstanta.. Dari persamaan
tersebut terlihat bahwa kecepatan putar n dari 3.2 Pedoman Peneraan KWH meter
kepingan D berbanding lurus terhadap V I cos φ Untuk melakukan peneraan terhadap KWH
sehingga dengan demikian maka jumlah perputaran meter yang menggunakan alat hitung perlu
dari keping tersebut untuk jangka tertentu diperhatikan hal-hal berikut ini :
berbanding dengan energi yang akan di ukur dalam 1. Jumlah dari putaran piringan aluminium
jangka waktu tertentu. KWH meter dan konstruksi harus sesuai
Untuk memungkinkan pengukuran.maka dengan konstanta perhitungan.
jumlah putaran dari kepingan D ditransformasikan 2. Apabila KWH tidak bekerja atau tidak ada
melalui sistem mekanis tertentu, ke alat penunjuk beban, maka piringan harus berhenti
atau roda-roda angka tersebut berputar lebih lambat berputar.
dibandingkan dengan kepingan C. Dengan
demikian maka alat penunjuk atau roda-roda angka

Journal of Electrical Technology, Vol. 4, No.3,Oktober 2019 160


Surya Darma, Yusmartato, Akhiruddin, Studi Sistem.... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

3. Jika beban induktif mencapai 0,3 % dari 2. Pemanasan dilaksanakan untuk memanaskan
beban nominal, maka piringan pada KWH KWH meter yang akan ditera dan diharapkan
meter tersebut sudah mulai berputar. setelah pemanasan awal, suhu tidak berubah
4. Kesalahan-kesalahan pada peneraan antara lagi sesuai dengan suhu kerja (23° C), sehingga
0 sampai 2,5 % tergantung kelas setiap kesalahan akibat perbedaan suhu menjadi
kelas setiap alat ukur, kelas 1,0% ± 1,5%, minimum. Lamanya pemanasan awal
kelas 2,0% ± 2,5% kelas 3,0% ± dilakukan selama ± 30 menit dengan
3,5%. memberikan arus pada kumparan arus sebesar
100 % tegangan nominalnya (perbedaan sudut
3.3 Persiapan Awal Peneraan antara arus dan tegangan sama dengan nol).
Sebelum peneraan dilaksanakan terlebih 3. KWH meter 1 phasa maupun 3 phasa
dahulu dilakukan persiapan-persiapan, antara lain : mempunyai tiga kalibrasi atau titik tera, yaitu :
1. KWH meter yang akan ditera terlebih dahulu a. Pada beban 100 % In, Cos φ = 1, kita
diperiksa keadaan mekanisnya, seperti : gigi sebut titik kalibrasi/titik tera 1. Titik
roda, alat hitung, piringan dan kebersihannya. kalibrasi/titik tera 1 biasanya diatur
2. Memeriksa keadaan alat-alat pendukungnya, dengan mengatur rem magnet pada alat
seperti : batas ukur serta pengawatannya. ukur KWH meter 1 phasa, sedangkan
3. Memeriksa suhu ruangan, karena pada saat kita untuk alat ukur KWH meter 3 phasa ada
setting KWH meter suhu harus tetap terjaga tersedia pada masing-masing sistem.
230C apabila suhu ruangan tidak terjaga akan Dengan mengatur rem magnet
mempengaruhi hasil settingan sehingga sebenarnya pengaturan kesalahan pada
keakuratan KWH meter tidak mencapai hasil semua titik dipengaruhi yaitu dari beban
yang maksimum,karena itu perlu menjaga suhu yang paling besar sampai dengan beban
ruangan agar tetap 230C. yang paling kecil tanpa membedakan
4. Mencatat data-data KWH meter yang akan faktor daya
ditera, seperti : b. Pada beban 100 % In, Cos φ = 0,5, kita
a. Nama alat. sebut titik kalibrasi /titik tera 2. Titik
b. Merk atau buatan. kalibrasi/titik tera 2 diatur dengan
c. Type. mengatur kawat tahanan atau dengan
d. Tegangan nominal (ratio FF jika mengatur pengaturan faktor daya, pada
ada). pengaturan ini hanya mempengaruhi
e. Arus nominal dan maksimum (ratio kesalahan pada beban penuh sampai
CT jika ada). dengan beban rendah faktor daya < 0,7,
f. Sistem pengawatan. untuk alat ukur KWH meter 3 phasa
g. Konstanta meter. fasilitas ini discdiakan untuk masing-
h. Kelas dan ketelitiannya. masing dari sistem/setiap phasa.
i. Stand register sebelum dan sesudah c. Pada beban 5 % In, Cos φ = 1, kita sebut
peneraan. titik kalibrasi/titik tera 3. Titik
j. Nomor seri pabrik, nomor register kalibrasi/titik tera 3 diatur dengan
dan tahun produksi. mengatur lempeng kuningan yang
5. Merangkai alat. ukur KWH meter yang akan terpasang antara celah kumparan
ditera dengan alat pendukungnya dengan baik tegangan dengan kumparan arus piringan
dan benar. KWH meter tersebut.
6. Melakukan pemanasan pada alat ukur KWH.
meter yang akan ditera selama ± 30 menit. Pemberian beban untuk masing-masing titik
kalibrasi/titik tera pada KWH meter adalah :
3.4 Pelaksanaan Peneraan 1. Titik kalibrasi/titik tera 1 :
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Dengan memberikan tegangan 100 % tegangan
pelaksanaan peneraan adalah sebagai berikut: nominalnya dan memberikan juga 100 % arus
1. Tempat untuk rangkaian alat ukur KWH meter nominalnya serta dengan mengatur faktor daya
tersebut biasanya ada pada tutup terminal (Cos φ) = 1,
sambungan, meter energi terdiri dari rangkaian maka kesalahan KWH meter tersebut akan
arus (kumparan arus) dan rangkaian tegangan dapat dilihat pada saat proses peneraan.
(kumparan tegangan). Kumparan arus 2. Titik kalibrasi/titik tera 2 :
disambung seri dengan kumparan arus alat Cara yang dilakukan adalah sarna dengan cara
pendukungnya, sehingga diharapkan untuk alat yang dilakukan pada titik kalibrasi/titik tera 1,
yang memerlukan arus yang besarnya sama. hanya saja pengaturan faktor daya (Cos φ)
Demikian juga untuk kumparan tegangan adalah sebesar 0,5.
disambung paralel dengan kumparan tegangan 3. Titik kalibrasi/titik tera 3 :
alat pendukungnya, sehingga besar tegangan Pada titik kalibrasi/titik tera ini tegangan yang
sama pada semua kumparan tegangan dan alat diberikan adalah 100 % tegangan nominalnya
yang terpasang. dan arus yang diberikan adalah 5 % dari arus

161 Journal of Electrical Technology,Vol. 4, No.3, Oktober 2019


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Surya Darma, Yusmartato, Akhiruddin, Studi Sistem....

nominalnya serta faktor daya (Cos φ) = 1, maka W = P . td


kesalahan pada KWH meter yang ditera akan Maka
dapat terlihat pada proses peneraannya. n
td x P = x 3.600.000
k
Untuk KWH meter 3 phasa ketiga titik n . 3.600.000
kalibrasi/titik tera di atas dilaksanakan untuk td = (det)
masing-mastng phasa dan di dalam pengambilan P. k
kesalahan untuk masing-masing phasa, ketiga Di mana :
kumparan tegangan harus mendapat tegangan 100 W= Energi yang diukur oleh KWH meter (Joule).
% tegangan nominal. P = Daya aktif selama waktu pengukuran (watt)
Td= Waktu dasar atau waktu yang diperlukan
3.5. Metoda Peneraan selama "n" putaran pada KWH meter yang
3.5. 1. Metoda Pengukuran Daya dan Waktu ditera (detik)
Prinsip dari metoda ini adalah mengukur K = Konstanta putaran alat ukur KWH meter
besarnya energi yang diintegrasikan terhadap (Put/KWH).
waktu. Dimana pada pelaksanaan peneraan dengan
menggunakan metoda ini adalah dengan Akan tetapi pada kenyataannya KWH meter
menggunakan alat pengukur daya (Watt meter) dan yang ditera selama "n" putaran juga memerlukan
alat pengukur waktu (stop wacth) untuk mengetahui waktu "t" detik, maka besarnya kesalahan dari alat
lamanya waktu t yang diperlukan untuk ukur yang dapat ditera dapat ditentukan dengan
melaksanakan sejumlah perputaran n dalam persamaan :
konstanta KWH meter tertentu.
Energi listrik yang diukur oleh KWH meter td − t
yang ditera dengan mengabaikan gesekan-gesekan Persentase Kesalahan = x 100%
t
poros untuk selang waktu (t2 – t1) adalah Di mana:
Persentase kesalahan = kesalahan alat ukur
t1
W =  P . dt yang ditera (%)
t2 td = waktu dasar atau waktu yang diperlukan
selama "n" putaran piringan pada
Bila daya yang mengalir adalah tetap selama KWH meter yang ditera (detik)
interval t2 – t1, maka besarnya : t = Waktu perhitungan yang diperlukan
W = P . (t2 – t1 ). untuk melakukan "n" putaran piringan
Di mana : t2 – t1 = td pada KWH meter yang ditera (detik)

Dalam melaksanakan peneraan dengan metoda Pada Gambar 3 dapat dilihat rangkaian
ini jumlah perputaran piringan tidak boleh terlalu peneraan dengan menggunakan metoda pengukuran
sedikit, hal ini didasarkan pertimbangan sebagai daya dan waktu dimana pada rangkaian peneraan
berikut : mempunyai Ampere-meter dan Volt-meter, hal ini
1. Terbatasnya ketelitian dari alat pengukur dimaksudkan sebagai indikator untuk menunjukan
waktu (stop wacth), karena semakin besarnya arus dan tegangan pada alat ukur KWH
sedikit jumlah perputaran yang dilakukan, meter yang ditera.
maka waktu pengamatan yang dihasilkan
akan semakin sedikit pula, khususnya pada
perputaran pirigan yang agak cepat.
2. Kemungkinan terjadinya kelambatan
reaksi pengamat dalam pengoperasian start
dan stop pada alat ukur waktu. Untuk
perputaran yang sedikit, kesalahan yang
berasal dari kelambatan reaksi pengamat
semakin berarti dan hal ini tidak dapat N
diabaikan.

Energi nyata yang diukur oleh alat ukur KWH


Gambar 3. Rangkaian peneraan alat ukur KWH
meter selama "n" putaran adalah : meter 1 phasa - 2 kawat dengan
n menggunakan Watt-meter dan stop
KWH = x 3.600.000 (watt detik) wacth
k
Di mana :
Bila alat ukur KWH meter yang ditera tidak
Ph = Kawat phasa
mempunyai kesalahan maka energi yang diukur
V = Volt meter
dapat ditentukan dengan persamaan :
I = arus utama

Journal of Electrical Technology, Vol. 4, No.3,Oktober 2019 162


Surya Darma, Yusmartato, Akhiruddin, Studi Sistem.... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

N = Kawat netral dengan alat ukur KWH standard (KWH meter


A = Amper meter induk), maka sebagai tanda untuk mencocokkan
W = Watt meter putaran piringan maka dibuat suatu tanda "hitam"
pada kedua alat ukur KWH meter tersebut.
Untuk rangkaian peneraan alat ukur KWH Apabila dalam pencatatan dari kedua
meter 3 phasa - 4 kawat dapat dilihat pada Gambar alat ukur KWH meter tersebut mempunyai
4. 2. berikut ini. perbedaan, maka dengan demikian bahwa alat ukur
KWH meter yang ditera mempunyai kesalahan
terhadap alat ukur KWH meter standard (KWH
meter induk). Besarnya energi yang dicatat oleh alat
ukur KWH meter yang ditera dan alat ukur KWH
standard dapat ditentukan dari jumlah perputaran
piringan dari kedua alat ukur KWH meter tersebut,
yaitu :

jumlah putaran piringan


W=
Gambar 4. Rangkaian peneraan alat ukur KWH kons tan ta (k )
meter 3 phasa - 4 kawat dengan (4.8)
menggunakan Watt-meter dan stop Keuntungan dari metoda ini adalah pelaksanaannya
wacth yang cepat dan mudah.
Di mana : Bila mengetahui kesalahan antara alat ukur KWH
R = Kawat phasa R meter yang ditera terhadap KWH meter standard
S = Kawat phasa S (KWH meter induk) dapat diketahui dengan melihat
T = Kawat phasa T penyimpangan yang terjadi pada piringan tersebut
N = Kawat netral terhadap posisi tengah alat ukur KWH meter
V = Volt meter tersebut. Kesalahan dari alat ukur KWH meter yang
I = arus ditera dapat ditentukan dengan persamaan:
A = Amper meter
W = Watt meter n1 − n 2
Persentase Kesalahan = x 100% .9)
Pada gambar rangkaian peneraan alat ukur n2
KWH meter untuk KWH meter 3 phasa – 4 kawat Di mana :
tersebut berlaku persamaan : Persentse kesalahan = kesalahan alat ukur
n . 3600.000 yang ditera (%)
td = n1 = jumlah putaran alat ukur KWH meter
3. k . P
yang ditera
n2 = jumlah putaran alat ukur KWH meter
3.5.2. Metoda Perbandingan Putaran standard
Pada prinsipnya metoda perbandingan putaran
ini menggunakan sebuah alat ukur KWH standard Apabila KWH meter tidak standard, karena
(KWH meter induk). Dalam hal pelaksanaannya, metode perbandingan putaran ini membandingkan
alat ukur KWH meter induk yang dipergunakan perputaran KWH yang ditera dengan KWH
merupakan suatu alat ukur KWH meter yang induknya maka diatur dari damping magnetnya
dianggap mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi agar stabil yaitu dengan cara:
dimana jumlah perputaran piringan alat ukur KWH 1. Posisi letak damping magnet ke luar atau ke
meter bisa diketahui sampai dengan 1/100 bahkan dalam
ada yang dapat dibaca sampai dengan 1/1000 • Damping magnet seluruhnya telah di
putaran piringannya. dalam piringan.
Dengan pembebanan yang sama besarnya pada
• Putaran piringan terlalu cepat (kesalahan
alat ukur KWH meter yang akan ditera dengan alat
+) : damping magnetnya digerakkan
ukur KWH meter standard (KWH meter induk),
kedalam gaya tetap tetapi semakin dekat
maka kedua alat ukur KWH meter tersebut akan
dengan sumbu sehingga torsi redaman
menunjukan pencatatan listrik yang sama, yaitu :
berkurang.
W1 = W2
• Putaran piringan terlalu lambat (kesalahan
Di mana :
-) : damping magnetnya digerakkan keluar
W1 = Energi yang dicatat oleh alat ukur
gaya tetap tetapi semakin jauh dengan
KWH meter standard (joule)
sumbu sehingga torsi redaman bertambah.
W2 = Energi yang dicatat oleh alat ukur
KWH meter yang ditera (joule) • Damping magnet belum keseluruhan
Pada pelaksanaan peneraan, alat ukur berada didalam piringan.
KWH meter yang ditera dicocokkan putarannya
163 Journal of Electrical Technology,Vol. 4, No.3, Oktober 2019
ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Surya Darma, Yusmartato, Akhiruddin, Studi Sistem....

• Putaran piringan terlalu cepat (kesalahan


+) : damping magnetnya diputar sehingga
permukaan magnet semakin luas
melingkupi piringan sehingga gaya
bertambah torsi redaman bertambah.
• Putaran piringan terlalu lambat (kesalahan
-) : damping magnetnya diputar sehingga
Ph
permukaan magnet semakin kecil
melingkupi piringan sehingga gaya N
bertambah torsi redaman berkurang. Ph
2. Pengaturan fluksi dengan mengurangi atau N
menambah fluksi yang memotong piringan
• Sekrup shunt masuk fluksi melalui Gambar 6. Rangkaian peneraan alat ukur KWH
piringan berkurang meter 1 phasa - 2 kawat dengan
• Sekrup shunt keluar fluksi melalui menggunakan KWH meter standard
piringan bertambah (KWH meter induk)

Prinsip kerja Metoda Perbandingan Putaran


1. Melakukan pemanasan pada alat ukur KWH. Di mana :
meter yang akan ditera selama ± 30 menit. R = Kawat phasa R S = Kawat phasa S
2. Pada tombol saklar tegangan pada KWH T = Kawat phasa T N = Kawat netral
induk/standard di tutup, diatur kalibrasinya I = arus utama s = Saklar
yaitu perkalian antara arus, tegangan dan Ph = Kawat phasa
frekuensi sehingga KWH induk/standard
benar-benar stabil kemudian samakan putaran 4.5.3 Metoda Perbandingan Energi
KWH induk/standard dengan KWH yang ditera Metoda perbandingan energi merupakan
kemudian saklarnya dibuka. pengembangan metoda perbandingan putaran. Pada
Saklarnya kemudian ditutupkembali dan prinsipnya metoda perbandingan energi termasuk
disetting terus menerus tegangan dan arusnya gabungan dari metoda perbandingan daya dan
sehingga putaran KWH yang ditera sama waktu dengan perbandingan putaran. Akibat
dengan KWH induknya. kemajuan teknologi sekarang ini, .banyaknyan
3. Peneraan tidak berdasarkan putaran tetapi energi yang dihasilkan oleh suatu daya dalam waktu
berdasarkan tegangan dan arus. tertentu dapat ditunjukan secara langsung pada
4. Maka pada saat putaran telah sama maka hasil monitor. Dalam pelaksanaannya, banyaknya energi
teraan akan terlihat pada alat tera yaitu portabel yang dihasilkan suatu daya selama "n" putaran
tera yang berupa digital. piringan alat ukur KWH meter yang ditera dengan
5. Jika putaran piringan tidak sampai 900 putaran alat ukur KWH meter standar adalah sama, maka
atau lebih dari 900 putaran maka KWH yang dalam keadaan ideal energi yang terbaca adalah
ditera diatur rem magnetnya dan pengaturan sama.
Cos φ nya diatur ulang sehingga KWH tersebut Kita mengetahui bahwa dalam suatu alat
ditera sendiri dengan KWH standard yang sama ukur KWH meter, apabila diketahui banyaknya
putarannya dengan KWH yang ditera. putaran piringan dan besar konstanta maka
banyaknya energi yang melalui alat ukur KWH
Pada Gambar 5 dapat dilihat rangkaian meter tersebut dapat diketahui dan suatu daya yang
peneraan pada metoda perbandingan putaran mungkin dalam waktu tertentu juga dapat kita
dengan menggunakan alat ukur KWH meter tentukan energi yang ditimbulkannya. Maka,
standard (KWH meter induk). apabila alat ukur KWH meter yang ditera tidak
mempunyai kesalahan terhadap alat ukur KWH
meter standard, maka energi yang dicatat kedua alat
ukur KWH meter tersebut adalah sama, yaitu :

n
W = P. t = ( Put / KWH )
k
Dimana P . t dicatat oleh alat ukur KWH meter
standard (KWH meter induk}, serta lamanya "t"
ditentukan oleh lamanya putaran piringan dari alat
Gambar 5. Rangkaian peneraan alat ukur KWH n
meter 3 phasa - 4 kawat dengan ukur KWH meter yang ditera dan dicatat oleh
menggunakan KWH meter standard
k
(KWH meter induk) KWH meter yang ditera tanpa suatu kesalahan.

Journal of Electrical Technology, Vol. 4, No.3,Oktober 2019 164


Surya Darma, Yusmartato, Akhiruddin, Studi Sistem.... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

Kesalahan dari alat ukur KWH meter yang DAFTAR PUSTAKA


ditera dapat dihitung dengan persamaan :
[1.] Cooper, William D. 1994, Electronics
W −W Instrumentation and Measurement
Persentase Kesalahan = 0 x100% Technique, 2nd Edition”, England Chif NJ,
W USA : Privinitive-Hall Inc.
Di mana :
[2.] Dr. Sapii, Soedjana. 1982, Pengukuran dan
Wo = Energi yang dihitung berdasarkan
Alat Ukur Listrik”. PT Paradnya Paramita,
konstanta dan jumlah putaran alat ukur
Jakarta.
KWH meter yang ditera (joule).
[3.] Ir. Soekarto,J. “Dasar-Dasar Teknk Tenaga
W = Energi yang dicatat oleh alat ukur KWH
Listrik”. PT. PLN (Persero) Wilayah III
meter standard (joule)
Cabang Pekanbaru Bagian Teknik Distribusi
[4.] Neidle,Micheal. 1991, Teknologi Instalasi
Apabila keadaan KWH meter tidak standard
Listrik”. Erlangga . Jakarta.
maka menyebabkan energi yang terbaca tidak sama
[5.] PT. PLN (Persero) Bagian Teknik Distribusi.
dengan yang ditera, meskipun arus dan tegangan
“Standarisasi Tentang Peneraan”.
yang diukur adalah tetap maka pengukuran yang
[6.] Suryatmo, F. 2003, Teknik Pengukuran
berlaku secara berulang kali akan menyebabkan
Listik dan Elektronika”. Bumi Aksara,
harga yang berbeda. Pengaturan dilakukan pada
Jakarta.
beban In dan Cos φ = 1,0 dengan kesalahan dibawah
[7.] Suryatmo,F. 1990, Teknik Listik Instalasi
kelasnya (minimum).
Gaya “. Tarsito, Bandung.
[8.] Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia
(PUIL) 2000.
V. KESIMPULAN
[9.] PT.PLN (Persero), Buku Petunjuk Batasan
Operasi Dan Pemeliharaan Peralatan
Berdasarkan uraian–uraian yang telah dibahas, Penyaluran Tenaga Listrik
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: [10.] Sebayang, J.S. & Masykur, S., 2014,
1. Pengukuran di dalam ilmu kelistrikan adalah Perbandingan kilowatthour meter analog
merupakan suatu proses mengukur yang dengan kilowatthour meter digital (aplikasi
dilakukan terhadap besaran – besaran listrik pada PT. PLN (persero) cabang Medan).
seperti tegangan, arus, daya, faktor kerja serta Singuda Ensikom, 6(1) , 7-12.
frekuensi, di mana pengukuran ini dilakukan [11.] Reza, F., Hartono, H. & Nurhadiyono, S.
dengan tujuan untuk menyatakan sifat suatu 2015, Analisa deviasi kWh meter
zat atau benda ke dalam suatu bentuk dan memanfaatkan aplikasi android “App Tole”.
harga. Jurnal ITEKS Intuisi Teknologi Dan Seni.
2. KWH Meter merupakan suatu alat ukur yang 7(3), 8-15.
digunakan untuk menghitung banyaknya [12.] Hanafi, S. & Sjani, M., 2013, Analisis
jumlah energi listrik yang terpakai pada pengaruh beban nonlinier terhadap kinerja
penggunaan sistem tenaga listrik. KWH Meter Kwh meter induksi satu fasa, Singuda
bekerja berdasarkan induksi yang ditimbulkan Ensikom, 2(2), 50-51.
oleh suatu medan listrik. [13.] Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam6
3. Suatu alat KWH Meter sebelum digunakan Negeri, 2010, Keputusan direktur jenderal
secara komersil, maka haruslah dilakukan perdagangan dalam negeri no.
peneraan terhadap alat ukur KWH Meter 24/PDN/KEP/3/2010 tentang syarat teknis
tersebut, hal ini dilakukan untuk mengetahui meter kWh. Jakarta: Departemen
kebaikan kerja dari suatu alat KWH Meter Perdagangan Dalam Negeri
tersebut ataupun untuk menentukan tingkat [14.] Enokela, J.A., 2007, A comparison of
ketelitian dari alat ukur KWH Meter tersebut. performances of electronic and
4. Dalam melaksanakan peneraan pada alat ukur electromechanical energy meters. Nigerian
KWH Meter, terdapat beberapa metoda yang Journal of Technology, 26(2), 56-62.
digunakan, yaitu metoda pengukuran daya [15.] Sukumar, P., Sawale, B.A. & Suresh, V.
dan waktu. Pada metoda ini digunakan untuk 2014, Trends in evaluation of energy meters
mengetahui besarnya waktu yang dibutuhkan at 21 JURNAL MATRIX, VOL. 8, NO. 1,
dan daya yang dihasilkan KWH Meter yang MARET 2018 consumer premises - a case
ditera pada saat melakukan sejumlah putaran study. International Journal of Electrical,
piringan pada KWH Meter tersebut. Apabila Electronics and Computer Systems, 2(2), 23-
KWH meter yang digunakan tidak standard 27.
dapat diatur dengan menambah torsi gerak
yang digunakan untuk menggeser fluksi
dengan cincin pada meter induksi sehingga
akan memperlambat gesekan karena gesekan
poros

165 Journal of Electrical Technology,Vol. 4, No.3, Oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai