WAKAF
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5 (Kelas C)
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya lah sehingga penulisan makalah akuntansi syariah ini dapat
terselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang kurang tepat.
Dengan ini, kami memohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini banyak
kekurangan. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
Latar Belakang...................................................................................................................................4
Rumusan Masalah.............................................................................................................................5
Tujuan...............................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................6
A. KARAKTERISTIK WAKAF......................................................................................................6
B. PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENYAJIAN, DAN PENGUNGKAPAN
WAKAF............................................................................................................................................9
PENGAKUAN..............................................................................................................................9
PENGUKURAN.........................................................................................................................13
PENYAJIAN..............................................................................................................................13
PENGUNGKAPAN....................................................................................................................14
C. PELAPORAN KEUANGAN ENTITAS WAKAF.....................................................................15
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................20
KESIMPULAN...............................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ditengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan akan
kesejahteraan ekonomi, akhir-akhir ini keberadaan lembaga wakaf menjadi
sangat strategis. Disamping sebagai salah satu aspek ajaran Islam yang
berdimensi spiritual, wakaf juga merupakan ajaran yang menekankan
pentingnya kesejahteraan ekonomi (dimensi sosial) Dan wakaf merupakan
salah satu diantara hukum Islam yang bertitik temu secara konkrit dengan
peraturan yang berlaku di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa yang di maksud dengan wakaf ?
2. Apa saja unsur unsur wakaf ?
3. Apa saja informasi yang perlu di laporkan pada wakaf?
4. Bagaimana laporan entitas wakaf ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masala di atas maka yang menjadi tujuan
penyusunan makalah ini yaitu utuk mengetahui :
1. Pengertian wakaf
2. Unsur unsur wakaf
3. Inforasi yang diperlukan pada akad wakaf
4. Laporan entitas wakaf
BAB II
PEMBAHASAN
A. KARAKTERISTIK WAKAF
1. DEFINISI WAKAF
Menurut Undang-udang No 41 tahun 2004 tentang wakaf, definisi
wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau
menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya
atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna
keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.
2. UNSUR WAKAF
Unsur wakaf meliputi wakif, nazhir, aset wakaf, ikrar wakaf,
peruntukan aset wakaf dan jangka waktu wakaf
1. PENGAKUAN
PSAK 112: Akuntansi Wakaf mengatur bahwa entitas wakaf
mengakui penerimaan aset wakaf dari wakif (aset wakaf awal) pada saat
entitas wakaf memiliki kendali secara hukum dan fisik atas aset tersebut.
Adapun syarat pengakuan aset wakaf awal dalam laporan keuangan
adalah, terjadinya pengalihan kendali atas aset dari wakif kepada entitas
wakaf dengan terpenuhinya kedua kondisi berikut:
a. Telah terjadi pengalihan kendali atas aset wakaf secara hukum
b. Telah terjadi pengalihan kendali atas manfaat ekonomi dari aset
wakaf.
Kondisi di atas pada umumnya akan dapat terpenuhi pada saat terjadi
akta
Ikrar wakaf – yaitu terjadi pengalihan kendali aset wakaf secara hukum –
yang terjadi pengalihan kendali aset wakaf secara hukum – yang disertai
dengan pengalihan kendali fisik atas aset, dari wakif kepada entitas
wakaf. Kendali atas aset wakaf secara hukum juga dapat terpenuhi,
misalnya, ketika wakif mentransfer dana langsung ke rekening entitas
wakaf melalui lembaga keuangan. Dalam kondisi tertentu, bisa saja
terjadi kemungkinan entitas wakaf telah menerima aset dan memperoleh
manfaat ekonominya, tetapi aset tersebut belum dialihkan secara hukum
sebagai aset wakaf awal. Misalnya, wakif telah mewakafkan tanah dan
telah menyerahkan tanah tersebut untuk digunakan sesuai
peruntukannya, tetapi belum dibuat akta ikrar wakaf. Dalam kasus
seperti ini, tanah tersebut belum dapat diakui sebagai aset dalam laporan
keuangan entitas wakaf. Sebagai alternatif, tanah tersebut diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas wakaf baru akan mengakui
tanah sebagai aset wakaf dalam laporan keuangan pada saat dilakukan
akta ikrar wakaf.
Di samping ketentuan tentang syarat pengakutan aset wakaf,
pada PSAK 112: Akuntansi Wakaf juga dinyatakan bahwa entitas wakaf
perlu mengidentifikasikan jenis aset wakaf awal yang akan diakui dalam
laporan keuangan berdasarkan manfaatnya. Secara umum, beberapa
manfaat aset melekat pada aset tersebut, seperti tanah dan bangunan,
sehingga tidak memerlukan identifikasi yang mendalam. Akan tetapi
beberapa aset lain memerlukan identifikasi yang mendalam untuk
menentukan jenis aset wakaf awal. Misalnya, wakaf atas hasil panen dari
kebun kelapa sawit yang dikelola oleh wakif untuk periode waktu
tertentu. Dalam kasus ini, jenis aset wakaf awal yang diakui adalah hasil
panen dari kebun sawit selama periode waktu tertentu, bukan kebun
sawitnya.
Dalam beberapa kasus juga terjadi wasiat wakaf, di mana si
wakif berjanji akan menyerahkan hartanya sebagai wakaf begitu dia
sudah meninggal dunia. Jika entitas wakaf menerima wasiat wakaf
seperti ini, maka entitas wakaf tidak mengakui aset yang akan
diwakafkan di masa mendatang dalam laporan keuangan periode
berjalan. Wasiat wakaf tidak memenuhi kriteria pengakuan aset wakaf,
meskipun pihak yang memberi wasiat telah memiliki aset yang akan
diwakafkan. Dalam kasus seseorang berwasiat akan mewakafkan
hartanya saat meninggal, entitas wakaf tidak mengakui aset wakaf pada
saat menerima wasiat wakaf. Entitas wakaf baru akan mengakui aset
wakaf pada saat pihak yang berwasiat meninggal dunia dan menerima
aset yang diwakafkan.
Perlakuan yang sama juga dilakukan jika entitas wakaf
menerima janji (wa’d) berwakaf, di mana entitas wakaf tidak mengakui
aset yang akan diwakafkan di masa mendatang dalam laporan keuangan
periode berjalan. Janji untuk berwakaf tidak memenuhi kriteria
pengakuan aset wakaf, walaupun dalam bentuk janji tertulis. Misalnya,
seseorang berjanji akan mewakafkan sebagian manfaat polis asuransi di
masa mendatang. Entitas wakaf tidak mengakui aset wakaf awal pada
saat menerima janji tersebut, karena aset yang akan diwakafkan belum
menjadi milik dari pihak yang berjanji. Entitas wakaf baru akan
mengakui aset wakaf awal pada saat terjadi klaim asuransi dan menerima
kas dan setara kas dari perusahaan asuransi atas pembayaran sebagian
manfaat polis asuransi.
2. PENGUKURAN
Pada saat pengakuan awal aset wakaf awal dari wakif diukur
sebagai berikut:
1. Aset wakaf awal berupa uang diukur pada nilai nominal.
2. Aset wakaf awal selain uang diukur pada nilai wajar.
Aset wakaf awal selain uang diukur pada nilai wajar saat
pengakuan awal. Namun, pada beberapa kondisi ketika nilai wajarnya
tidak dapat diukur secara andal, maka
aset wakaf awal tersebut tidak diakui dalam laporan keuangan. Aset wakaf
tersebut harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Jika kemudian
nilai wajar aset wakaf awal dapat ditentukan secara andal, maka aset wakaf
tersebut diakui dalam laporan keuangan. Laporan keuangan periode sebelumnya
tidak disesuaikan dengan pengakuan aset wakaf tersebut. Aset logam mulia diukur
pada nilai wajar dan perubahannya diakui sebagai dampak pengukuran ulang aset
wakaf. Aset logam mulia ini diukur nilai wajar tanggal pengukuran. Apabila
terjadi kenaikan atau penurunan nilai wajar, maka diakui sebagai dampak
pengukuran ulang aset wakaf.
3. PENYAJIAN
4. PENGUNGKAPAN
PSAK 112: Akuntansi Wakaf paragraf 46 mengatur tentang beberap
hal yang memerlukan pengungkapan oleh nazhir, yaitu: Kebijakan akuntansi
yang diterapkan pada penerimaan, pengelolaan, dan penyaluran wakaf.
1. Penjelasan mengenai nazhir
2. Penjelasan mengenai wakif yang signifikan secara individual
3. Penjelasan sebagai strategi pengelolaan dan pengembangan aset wakaf.
4. Penjelasan mengenai peruntukan aset wakaf
5. Jumlah imbalan nazhir dan persentasenya dari hasil neto pengelolaan dan
pengembangan aset wakaf, dan jika terjadi perubahan diperiode berjalan,
dijelaskan alasan perubahannya.
6. Rekonsiliasi untuk menentukan dasar perhitungan imbalan nazhir
meliputi:
a. Hasil neto pengelolaan dan pengembangan wakaf periode berjalan
b. Hasil neto pengelolaan dan pengembangan wakaf periode berjalan
yang belum terealisasi dalam kas dan setara kas pada periode berjalan
c. Hasil neto pengelolaan dan pengembangan wakaf periode lalu yang
terealisasi dalam kas dan setara kas pada pada periode berjalan
7. Jika ada wakaf temporer, penjelasan tentang fakta tersebut, jumlah, wakif
8. Rincian aset yang diterima dari wakif yang belum ada akta ikrar
wakafnya.
9. Jika ada wakaf melalui uang, penjelasan mengenai wakaf mengenai uang
yang belum direalisasi menjadi aset wakaf yang dimaksud
10. Jika ada aset wakaf yang tertukar dengan aset wakaf lain, penjelas
tentang hal tersebut termasuk jenis aset yang ditukar dan aset pengganti,
alasan, dan dasar hukum.
11. Jika ada hubungan pihak berelasi antara wakif, nazhir, dan/atau mauquf
‘alaih, maka diungkapkan:
a. Sifat hubungan
b. Jumlah dan jenis aset wakaf permanen atau temporer
c. Persentase penyaluran manfaat dari total penyaluran maanfaat wakaf
selama periode berjalan.
D. AKUNTANSI WAKIF
PSAK 112 hanya mengatur tentang wakif organisasi dan badan hukum
karena jenis nazhir ini dianggap memenuhi criteria sebagai entitas pelaporan.
Wakif mengakui asset wakaf yang diserahkan secara permanen kepada entitas
wakaf sebagai beban sebesar jumlah tercatat dari asset wakaf. Sedangkan
terkait dengan asset yang diserahkan secara temporer, wakif mengakuinya
sebagai asset yang dibatasi penggunaannnya. Wakif tidak menghentikan
pengakuan atas penyerahan asset wakaf temporer berupa kas karena entitas
wakf berkewajiban untuk mengembalikan asset tersebut kepada wakif setelah
jangka waktu wakaf berakhir.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau
menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan
selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya
guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.
Unsur wakaf meliputi wakif, nazhir, aset wakaf, ikrar wakaf, peruntukan
aset wakaf dan jangka waktu wakaf.
DAFTAR PUSTAKA