JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “akuntansi
dana cadangan dan asset lainnya” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah akuntansi keuangan daerah. Selain itu, kami juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen. Semoga
tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
pembaca. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keterbatasan-keterbatasan dalam keuangan daerah pasca-
otonomi daerah membuka ruang bagi pembuatan diskresi oleh Pemda terkait
pembiayaan program yang membutuhkan dana relatif besar. Selain itu,
faktor periode anggaran yang “terlalu singkat”, yakni satu tahun fiskal (1
Januari – 31 Desember) menimbulkan persoalan atas kesinambungan fiskal
(fiscal sustainability) daerah.
Implikasi dari kondisi tersebut adalah diberikannya kewenangan kepada
Pemda untuk membentuk dana cadangan. Secara eksplisit, pasal 122 PP No.
58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pasal 63 Permendagri No.
13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan bahwa
Pemerintah Daerah dapat membentuk Dana Cadangan.
Beberapa daerah telah menyusun peraturan daerah (Perda) berkaitan
dengan pembentukan dana cadangan. Beberapa Perda tentang
Pembentukan Dana Cadangan yang dapat diakses secara online adalah:
1. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 12 Tahun
2006 Tentang Pembentukan Dana Cadangan Untuk
Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi
Selatan Tahun 2007.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 13 Tahun
2007 Tentang Pembentukan Dana Cadangan.
3. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2006 Tentang
Pembentukan Dana Cadangan.
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dana cadangan
2. Untuk mengetahui Klasifikasi dana cadangan
3. Untuk mengetahui Pengakuan dana cadangan
4. Untuk mengetahui Pengukuran dana cadangan
5. Untuk mengetahui penyajian dana cadangan
6. Untuk mengetahui Pengungkapan dana cadangan
7. Untuk mengetahui Pengertian asset lainnya
8. Untuk mengetahui Klasifikasi asset lainnya
9. Untuk mengetahui Pengakuan asset lainnya
10. Untuk mengetahui Pengukuran asset lainnya
11.untuk mengetahui Pengungkapan asset lainnya
BAB II
PEMBAHASAN
Aset Lainnya merupakan aset pemerintah daerah yang tidak dapat diklasifikasikan
sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan (Buletin Teknis
SAP 02 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah).
KLASIFIKASI ASET LAINNYA
Dalam Bagan Akun Standar, aset lainnya diklasifikasikan sebagai berikut: Tagihan
Jangka Panjang Tagihan Penjualan Angsuran Tuntutan Ganti Kerugian Daerah Kemitraan
dengan Pihak Ketiga Sewa Kerjasama Pemanfaatan Bangun Guna Serah Bangun Serah Guna
Aset Tidak Berwujud Goodwill Lisensi dan Frenchise Hak Cipta Paten Aset Tidak Berwujud
Lainnya Aset Lain-lain Aset Lain-Lain (misalnya barang rusak yg belum dihapus)
https://keuda.kemendagri.go.id//asset/dataupload/paparan/modul-penerapan-
akuntansi-berbasis-akrual/modul2/11.Kebijakan-Akuntansi-Dana-Cadangan.pdf
http://keuda.kemendagri.go.id/asset/dataupload/paparan/modul-penerapan-akuntansi-
berbasis-akrual/modul3/11.SAPD-Dana-Cadangan.pdf.
http://keuda.kemendagri.go.id/asset/dataupload/paparan/paparan-modul-sap-
akrual/DANA-CADANGAN.pdf.
http://keuda.kemendagri.go.id/asset/dataupload/paparan/modul-penerapan-akuntansi-
berbasis-akrual/modul3/11.SAPD-Dana-Cadangan.pdf.