Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH


“AKUNTANSI DANA CADANGAN DAN ASSET LAINNYA”

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah


Akuntansi Keuangan Daerah
Disusun oleh :
Kelompok 4
HARRY INDRAWAN B1C1 19 106
ISHBIR MUHAMMAD ECHSAN EFFENDI B1C1 19 114
LM ABDILLAH B1C1 19 120
MOH. ASSEGAF ARIFIN PUTRA B1C1 19 127
MUHAMMAD BINTANG PASYA B1C1 19 136
NURUL KARTIKA WIJAYANTI B1C1 19 147

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “akuntansi
dana cadangan dan asset lainnya” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah akuntansi keuangan daerah. Selain itu, kami juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen. Semoga
tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
pembaca. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Kendari, Desemberr 2021

Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keterbatasan-keterbatasan dalam keuangan daerah pasca-
otonomi daerah membuka ruang bagi pembuatan diskresi oleh Pemda terkait
pembiayaan program yang membutuhkan dana relatif besar. Selain itu,
faktor periode anggaran yang “terlalu singkat”, yakni satu tahun fiskal (1
Januari – 31 Desember) menimbulkan persoalan atas kesinambungan fiskal
(fiscal sustainability) daerah.
Implikasi dari kondisi tersebut adalah diberikannya kewenangan kepada
Pemda untuk membentuk dana cadangan. Secara eksplisit, pasal 122 PP No.
58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pasal 63 Permendagri No.
13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan bahwa
Pemerintah Daerah dapat membentuk Dana Cadangan.
Beberapa daerah telah menyusun peraturan daerah (Perda) berkaitan
dengan pembentukan dana cadangan. Beberapa Perda tentang
Pembentukan Dana Cadangan yang dapat diakses secara online adalah:
1. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 12 Tahun
2006 Tentang Pembentukan Dana Cadangan Untuk
Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi
Selatan Tahun 2007.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 13 Tahun
2007 Tentang Pembentukan Dana Cadangan.
3. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2006 Tentang
Pembentukan Dana Cadangan.

1.2. Rumusan masalah


1. Pengertian dana cadangan
2. Klasifikasi dana cadangan
3. Pengakuan dana cadangan
4. Pengukuran dana cadangan
5. Penyajian dan cadangan
6. Pengungkapan dana cadangan
7. Pengertian asset lainnya
8. Klasifikasi asset lainnya
9. Pengakuan asset lainnya
10. Pengukuran asset lainnya
11. Pengungkapan asset lainnya

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dana cadangan
2. Untuk mengetahui Klasifikasi dana cadangan
3. Untuk mengetahui Pengakuan dana cadangan
4. Untuk mengetahui Pengukuran dana cadangan
5. Untuk mengetahui penyajian dana cadangan
6. Untuk mengetahui Pengungkapan dana cadangan
7. Untuk mengetahui Pengertian asset lainnya
8. Untuk mengetahui Klasifikasi asset lainnya
9. Untuk mengetahui Pengakuan asset lainnya
10. Untuk mengetahui Pengukuran asset lainnya
11.untuk mengetahui Pengungkapan asset lainnya
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. AKUNTANSI DANA CADANGAN


2.1.1. Pengertian Dana Cadangan
Dana cadangan merupakan dana yang disisihkan untuk menampung
kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi
dalam satu tahun anggaran.
Dana cadangan dirinci menurut tujuan pembentukannya. Pembentukan
dana cadangan ini harus didasarkan perencanaan yang matang, sehingga jelas
tujuan dan pengalokasiannya. Untuk pembentukan dana cadangan harus
ditetapkan dalam peraturan daerah yang didalamnya mencakup:
a. penetapan tujuan pembentukan dana cadangan;
b. program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan;
c. besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan dan
ditransfer kerekening dana cadangan dalam bentuk rekening tersendiri;
d. sumber dana cadangan; dan
e. tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan.
Pembentukan dana cadangan akan menjadi pengeluaran pembiayaan
APBD Kota dalam tahun anggaran yang bersangkutan. Dana cadangan
bersumber dari penyisihan atas penerimaan daerah Kota kecuali dari DAK,
pinjaman daerah, dan penerimaan lain-lain yang penggunaannya dibatasi
untuk pengeluaran tertentu. Dana cadangan ditempatkan dalam rekening
tersendiri dalam rekening kas umum Daerah.. Penggunaan dana cadangan
dalam satu tahun anggaran menjadi penerimaan pembiayaan APBD Kota
Probolinggo dalam tahun anggaran yang bersangkutan.

2.1.2. Klasifikasi dana cadangan


Dana cadangan masuk kedalam bagian dari asset dan dapat
diklasifikasikan atau dirinci lagi menurut tujuan pembentukannya
sebagaimana contoh dibawah ini:
Dana Cadangan Pembangunan Jembatan, Dana Cadangan Pembangunan
Gedung, Dana Cadangan Pembangunan Waduk, Dana Cadangan
Penyelenggaraan Pilkada Dana Cadangan Penyelenggaraan Pekan Olahraga
Nasional (PON), dst..

2.1.3. Pengakuan dalam dana cadangan


Dana cadangan diakui saat terjadi pemindahan dana dari rekening kas
daerah ke rekening dana cadangan. Proses pemindahan ini harus melalui
proses penatausahaan yang menggunakan mekanisme LS.
Hasil-hasil yang diperoleh dari pengelolaan Dana Cadangan di pemerintah
daerah merupakan penambah dana cadangan. Hasil tersebut diakui sebagai
pendapatan dalam pos pendapatan asli daerah lainnya dan pengeluaran
pembiayaan pembentukan dana cadangan
Pembentukan dana cadangan ini akan dianggarkan dalam pengeluaran
pembiayaan, sedangkan pencairannya akan dianggarkan pada penerimaan
pembiayaan. Untuk penggunaannya dianggarkan dalam program kegiatan
yang sudah tercantum di dalam peraturan daerah.

2.1.4. Pengukuran Dana Cadangan


Pembentukan dana cadangan diukur sesuai dengan nilai nominal dari kas
yang diklasifikasikan ke dana cadangan berdasarkan nilai yang ditetapan
dalam perda pembentukan dana cadangan Kota. Pembentukan Dana
Cadangan Pembentukan dana cadangan diakui ketika PPKD telah menyetujui
SP2D-LS terkait pembentukan dana cadangan diukur sebesar nilai nominal.
Hasil pengelolaan dana cadangan diukur sebesar nilai nominal dari
penerimaan hasil pengelolaan dana cadangan misalnya berupa jasa giro/bunga
diperlakukan sebagai penambah dana cadangan atau dikapitalisasi ke dana
cadangan. Hasil pengelolaan tersebut dicatat sebagai Pendapatan-LRA dalam
pos Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah-Jasa Giro/Bunga dana
cadangan. Hasil pengelolaan hasil dana cadangan diukur sebesar nilai
nominal.
Pencairan Dana Cadangan Apabila dana cadangan telah memenuhi pagu
anggaran maka BUD akan membuat surat perintah pemindahan buku dari
Rekening dana cadangan ke Rekening Kas Umum Daerah untuk pencairan
dana cadangan. Pencairan dana cadangan diukur sebesar nilai nominal.

2.1.5. Penyajian Dana Cadangan


Penyajian dana cadangan paling tidak di sajikan dalam 3 laporan
keungan antara lain neraca, laporan realisasi anggaran dan laporan arus kas.
Penyajian Dana Cadangan dalam Neraca pada kelompok Aset Non
Lancar sebagai contoh dalam laporan neraca adalah sebagai berikut:

Pembentukan dana cadangan disajikan dalam LRA sebagai Pengeluaran


pembiayaan.Pencairan dana cadangan disajikan dalam LRA sebagai
penerimaan pembiayaan. Penyajian dana cadangan dalam Laporan Realisasi
Anggaran adalah sebagai berikut:

Pembentukan dana cadangan disajikan di Laporan Arus Kas dalam


kelompok arus kas keluar dari aktivitas investasi. Pencairan dana cadangan
disajikan di Laporan Arus Kas dalam kelompok arus masuk kas dari aktivitas
investasi. Penyajian dana cadangan dalam Laporan Arus Kas adalah sebagai
berikut:
2.1.6. Pengungkapan Dana Cadangan

Pengungkapan dana cadangan dalam Catatan atas Laporan Keuangan


(CaLK), sekurang-kurangnya harus diungkapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Dasar hukum (peraturan daerah) pembentukaan dana cadangan;
2. Tujuan pembentukan dana cadangan;
3. Program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan;
4. Besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan
dan ditransfer ke rekening dana cadangan;
5. Sumber dana cadangan; dan
6. Tahun anggaran pelaksanaan dan pencairan dana cadangan.

2.2. AKUNTANSI ASSET LAINNYA

PENGERTIAN ASET LAINNYA

Aset Lainnya merupakan aset pemerintah daerah yang tidak dapat diklasifikasikan
sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan (Buletin Teknis
SAP 02 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah).
KLASIFIKASI ASET LAINNYA
Dalam Bagan Akun Standar, aset lainnya diklasifikasikan sebagai berikut: Tagihan
Jangka Panjang Tagihan Penjualan Angsuran Tuntutan Ganti Kerugian Daerah Kemitraan
dengan Pihak Ketiga Sewa Kerjasama Pemanfaatan Bangun Guna Serah Bangun Serah Guna
Aset Tidak Berwujud Goodwill Lisensi dan Frenchise Hak Cipta Paten Aset Tidak Berwujud
Lainnya Aset Lain-lain Aset Lain-Lain (misalnya barang rusak yg belum dihapus)

Pengakuan Aset Lainnya


Tagihan Jangka Panjang Tagihan penjualan Saat dijual kepada pegawai
angsuran secara angsuran :
1. Penjualan
kendaraan
perorangan dinas
kepada kepala
daerah
2. Penjualan rumah
golongan III
Kemitraan dengan pihak Tuntutan ganti kerugian Kontrak perjanjian sewa
ketiga daerah
Kerja sama pemanfaatan Kontrak perjanjian
pemanfaatan
Bangun Guna Serah Kontrak perjanjian kerja
sama
Bangun serah guna Kontrak perjanjian kerja
sama
Sesuatu diakui sebagai Aset Tidak Berwujud jika dan hanya jika: 1. Kemungkinan besar
diperkirakan manfaat ekonomi di masa datang yang diharapkan atau jasa potensial yang
diakibatkan dari ATB tersebut akan mengalir kepada entitas atau dinikmati oleh entitas; dan
2. Biaya perolehan atau nilai wajarnya dapat diukur dengan andal.

Pengungkapan Aset Lainnya


Pengungkapan aset lainnya dalam catatan atas laporan keuangan, sekurang-kurangnya harus
diungkapkan hal-hal sbb:
1. Besaran dan rincian aset lainnya
2. Kebijakan amortisasi atas Aset Tidak Berwujud
3. Kebijakan pelaksanaan kemitraan dengan pihak ketiga(sewa, KSP, BOT dan BTO)
4. Informasi lainnya yang penting.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dana cadangan merupakan dana yang disisihkan untuk menampung


kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi
dalam satu tahun anggaran.

Dana Cadangan Pembangunan Jembatan, Dana Cadangan Pembangunan


Gedung, Dana Cadangan Pembangunan Waduk, Dana Cadangan
Penyelenggaraan Pilkada Dana Cadangan Penyelenggaraan Pekan Olahraga
Nasional (PON), dst..

Penyajian dana cadangan paling tidak di sajikan dalam 3 laporan


keungan antara lain neraca, laporan realisasi anggaran dan laporan arus kas.

Aset Lainnya merupakan aset pemerintah daerah yang tidak dapat


diklasifikasikan sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan
dana cadangan (Buletin Teknis SAP 02 tentang Penyusunan Neraca Awal
Pemerintah Daerah).
Dalam Bagan Akun Standar, aset lainnya diklasifikasikan sebagai berikut:
Tagihan Jangka Panjang Tagihan Penjualan Angsuran Tuntutan Ganti Kerugian
Daerah Kemitraan dengan Pihak Ketiga Sewa Kerjasama Pemanfaatan Bangun Guna
Serah Bangun Serah Guna Aset Tidak Berwujud Goodwill Lisensi dan Frenchise
Hak Cipta Paten Aset Tidak Berwujud Lainnya Aset Lain-lain Aset Lain-Lain
(misalnya barang rusak yg belum dihapus)
DAFTAR PUSTAKA

https://keuda.kemendagri.go.id//asset/dataupload/paparan/modul-penerapan-
akuntansi-berbasis-akrual/modul2/11.Kebijakan-Akuntansi-Dana-Cadangan.pdf

http://keuda.kemendagri.go.id/asset/dataupload/paparan/modul-penerapan-akuntansi-
berbasis-akrual/modul3/11.SAPD-Dana-Cadangan.pdf.

 http://keuda.kemendagri.go.id/asset/dataupload/paparan/paparan-modul-sap-
akrual/DANA-CADANGAN.pdf.

 http://keuda.kemendagri.go.id/asset/dataupload/paparan/modul-penerapan-akuntansi-
berbasis-akrual/modul3/11.SAPD-Dana-Cadangan.pdf.

Anda mungkin juga menyukai