PERSPEKTIF
PENGUKUR
AN ATAS
KEGUNAAN
KEPUTUSA
Teori Akuntansi
N
INESYA TESALONIKA
WULOLO
KELOMPOK 2
INTAN RAHMAFITA
B1C1 19 113
INDAR WISYA
B1C1 19 111 JAMIA NUGRAH
B1C1 19 115
1.Apakah pasar sekuritas benar efisien ?
2.Apa alasan yang mendukung perspektif pengukuran ?
3.Bagaimana relevansi nilai informasi laporan keuangan ?
4.Bagaimana teori surplus bersih ohlson ?
5.Bagaimana liabilitas hukum auditor ?
RUMUSAN
MASALAH
2.1 APAKAH
PASAR
SEKURITAS
BENAR
EFISIEN?
2.1.1 PENGANTAR
Bias atribut diri dan momentum tentu saja tidak sesuai dengan efisiensi
pasar sekuritas dan teori keputusan yang mendasarinya. Berdasarkan
CAPM, return sekuritas yang tinggi hanya dapat diperoleh jika nilai resiko
beta yang lebih tinggi ditanggung. Namun Daniel dan Titman melaporkan
bahwa nilai resiko beta rata-rata dari portofolio momentum mereka ternyata
lebih rendah dari nilai beta portofolio pasar. Selain itu, momentum harga
saham menyiratkan adanya korelasi rangkaian positif dengan return
sekuritas, bertentangan dengan perilaku acak return saham berdasarkan
efisiensi pasar.
2.1.2 TEORI PROSPEK
Namun demikian, hasil yang didapatkan oleh Fama dan French memang
mengancam CAPM, karena temuan tersebut menyiratkan bahwa nilai beta
bukanlah satu-satunya ukuran resiko yang relevan. Rendahnya kekuatan
menjelaskan nilai beta yang dikemukakan oleh Fama dan French, telah
mengakibatkan beberapa orang menyatakan bahwa nilai beta sudah "tamat/mati."
Meskipun demikian, ilmu perilaku keuangan memberi suatu perspektif yang
berbeda atas validitas CAPM dan beta. Yaitu, perilaku kembalian saham yang tidak
sesuai dengan CAPM dianggap sebagai bukti adanya inefisiensi pasar. Berkenaan
dengan hal ini, Daniel, Hirshleifer, dan Subrahmanyam (2001) menyajikan suatu
model yang mengasumsikan adanya dua jenis investor-yang rasional dan yang
terlalu percaya diri. Karena adanya investor yang rasional, nilai beta suatu saham
akan terkait secara positif dengan pengembaliannya, seperti dalam CAPM.
Namun demikian, para investor yang terlalu percaya diri akan bereaksi berlebihan
ketika mereka mengumpulkan informasi. Hal ini akan menyebabkan harga saham
suatu perusahaan terlalu tinggi atau terlalu rendah, dan menyebabkan rasio B/M
perusahaan tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah. Sepanjang waktu, harga saham
akan kembali kepada tingkat efisiennya seiring dengan terungkapnya kepercayaan
diri yang terlalu tinggi tadi
2.1.4 VOLATILITAS BURSA SAHAM YANG
BERLEBIHAN
Ingatlah kembali dari CAPM bahwa, jika nilai beta dan tingkat bunga
bebas resiko dianggap konstan, maka suatu perubahan dalam return
yang diharapkan dari portofolio pasar, E(RMt), adalah satu-satunya
alasan terjadinya perubahan dalam return yang diharapkan dari saham
perusahaan j. Nah, penentu utama dari nilai E(RMt) adalah agregat
deviden yang diharapkan dari seluruh perusahaan dalam pasar tersebut-
semakin tinggi agregat deviden yang diharapkan, semakin banyak yang
akan diinvestasikan oleh para investor ke pasar, yang meningkatkan
permintaan atas saham dan mendorong indeks bursa saham ke atas (dan
sebaliknya). Akibatnya, jika pasar tersebut efisien, perubahan dalam
E(RMt) seharusnya tidak melebihi perubahan-perubahan dalam agregat
deviden yang diharapkan.
Gelembung bursa saham,
di mana harga saham
meningkat jauh di atas
2.1.5 GELEMBUNG nilai rasionalnya,
merupakan suatu kasus
BURSA SAHAM
ekstrim dari volatilitas
pasar yang berlebihan.
2.1.6 ANOMALI PASAR
SEKURITAS YANG EFISIEN
harga saham kadangkala butuh waktu tuk memberi
reaksi sepenuhnya terhadap informasi laporan
keuangan, sehingga return sekuritas abnormal akan
terus ada selama beberapa waktu setelah dirilisnya
informasi tersebut. Demikian pula, tampaknya
pasar tidak selalu mendapatkan seluruh muatan
informasi dari laporan keuangan. Kasus seperti ini
yang tampaknya tidak sesuai dengan efisiensi
pasar sekuritas disebut anomali dalam pasar
sekuritas yang efisien.
2.1.7 IMPLIKASI
INEFISIENSI PASAR
SEKURITAS TERHADAP
PELAPORAN KEUANGAN
Penyiapan pelaporan keuangan yang lebih baik, dengan
memberi investor lebih banyak bantuan dalam
memprediksi nilai dasar dari perusahaan, akan
mempercepat proses arbitrase ini. Bahkan, dengan
memangkas biaya-biaya analisis rasional, penyiapan
pelaporan keuanganyang lebih baik pun akan mengurangi
tingkat bias perilaku investor. Dengan demikian,
inefisiensi pasar sekuritas mendukung suatu perspektif
pengukuran.
LANJUT
SURPLUS
(1995) teori ini
mengasumsikan adanya
kondisi ideal dalam
OHLSON
KEEP SMILE
2.4.1 Tiga Rumus untuk Nilai Perusahaan
Fehlman dan Ohlson menyebut rumus ini sebagai earnings dynamic (dinamika laba). Nilai έt adalah dampak dari terjadinya keadaan dalam periode t terhadap laba abnormal,
sementara tanda "~" di atas ɛt menunjukkan bahwa dampak ini terjadi secara acak, pada awal setiap periode. Seperti dalam Contoh 2.2, nilai yang diharapkan dari terjadinya
keadaan adalah nol dan terjadinya keadaan tersebut tidak saling berhubungan dari satu periode ke periode selanjutnya.
Nilai ɷ menunjukkan parameter persistensi, di mana 0 ≤ ɷ < 1. Untuk ɷ = 0 kita memiliki kasus seperti Contoh 2.2, artinya laba abnormal tidak terus ada. Meskipun
model surplus bersih memberi suatu alternatif bagi CAPM untuk estimasi biaya
modal.
2.5 Liabilitas Hukum Tampaknya diperlukan suatu bentuk
konservatisme yang lebih kuat, yang