Sistem Transportasi – Prodi Teknik Sipil – Fakultas Teknik – Universitas Sebelas Maret
14.1 Pendahuluan
Manajemen Lalu-lintas (MLL) mempunyai nama yang berbeda-beda, y.i:
- Manajemen Lalu-lintas secara menyeluruh (UK)
- Manajemen Sistem Transportasi (USA)
- Manajemen Lalu-lintas Perkotaan yang terintegrasi (Eropa/OECD)
- Pendekatan Total Transportasi (Chartered Institute of Transport, UK)
Substansi dari masing-masing nama pada dasarnya adalah sama, dengan tujuan dasar untuk
mendapatkan efisiensi perjalanan, keselamatan, kualitas lingkungan, dan efisiensi energi.
Empat poin dasar yang diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dari sistem adalah:
◘ tindakan untuk memastikan penggunaan ruang jalan eksisting secara efisien
◘ tindakan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pada area macet
◘ tindakan untuk meningkatkan pelayanan angkutan umum, dan
◘ tindakan untuk meningkatkan efisiensi internal dari manajemen angkutan
umum (transit)
Ad. a & b) Efisiensi pergerakan berhubungan dengan kecepatan. Pada dasarnya orang ingin
melakukan perjalanannya secara cepat/tanpa keterlambatan. Kecepatan
biasanya selalu dihubungkan dengan keselamatan atau bahaya kecelakaan.
Makin cepat laju kendaraan, makin sulit kendaraan tersebut dikontrol ataupun
berhenti jika diperlukan. Jadi keseimbangan harus diusahakan antara
keperluan efisiensi pergerakan dengan keselamatan, melalui desain lalu lintas
berdasarkan pada pemilihan kecepatan operasi pada suatu ruas jalan.
Ad. c) Faktor lingkungan berhubungan dengan setiap hal yang mengubah kondisi alamiah
suatu lingkungan ke kondisi yang lebih rendah kwalitasnya, y.i:
− polusi udara : problem debu & bau; perpindahan oksigen; keracunan
kimiawi – CO, CO2 dan timah
− polusi air & tanah : peracunan sumber air dan tumbuhan
− polusi suara : perusakan pendengaran secara temporer maupun
permanen
− vibrasi/getaran : perusakan struktur fisik manusia
− gangguan pandangan : penurunan kwalitas visual/estetika kota
− separasi/pemisahan :menimbulkan kesulitan pengaksesan suatu tempat/titik
Ad.4) Efisiensi penggunaan energi merupakan salah satu faktor yang ada dalam efisiensi
arus lalu lintas. Bahan bakar kendaraan adalah merupakan komoditi yang mahal,
serta merupakan faktor ekonomi penting yang dipertimbangkan dalam menentukan
bentuk transportasi perkotaan yang paling efisien. Kecepatan kendaraan yang
terlalu tinggi/rendah adalah tidak efisien dalam kaitannya dengan pemakaian bahan
bakar.
► Pembatasan jalur truk, agar terjadi penurunan konflik antara truk dan mobil serta
meningkatkan kecepatan arus lalu lintas secara umum.
► Pengaturan jam kerja kantor/jam masuk sekolah secara bergiliran (staggered
work/school hours), untuk memindahkan perjalanan kendaraan ke dalam waktu dimana
tidak ada kemacetan.
Jenis tindakan yang akan mengurangi demand dan secara simultan menurunkan supply,
misal:
► Pemberian perlakuan khusus kepada HOV, contohnya: busway/buslane, bus street,
preferensi bus di simpang bersinyal, dsb.
► Zona terbatas kendaraan bermotor seperti pedestrian-malls, area khusus untuk akses
bus saja, dll.
► Pengurangan supply pada area parkir off-street.
Semua tindakan tersebut akan meniadakan beberapa (tingkat) fasilitas LOV, yang
mengakibatkan menurunnya kecepatan perjalanan lintasan, lebih lamanya waktu sirkulasi,
ataupun lebih besarnya waktu berjalan sesudah parkir, dan bersamaan dengan penurunan
demand secara keseluruhan dalam kaitannya dengan km-kendaraan-perjalanan, dengan
cara menghalau orang untuk beralih ke HOV. Dampak perubahannya pada equilibrium
diperlihatkan pada Gambar 2.4.