Anda di halaman 1dari 48

Asuhan Keperawatan pada An.

H dengan Prioritas
Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar : Nutrisi
Kurang dari Kebutuhan Tubuh
di RS. USU

Karya Tulis Ilmiah (KTI)


Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan

Oleh
ATIKAH SYAHLAH
142500011

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh.
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah (KTI) ini yang berjudul “ Asuhan Keperawatan pada An.H dengan
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Manusia Gangguan Nutrisi Kurang
dari Kebutuahan Tubuh pada Pasien Demam Typhoid di RS USU Medan ”. .
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara Medan.
Selama proses penulisan hingga penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini
tentunya tidak lepas dari segala macam kendala yang harus dihadapi. Namun
berkat rahmat, hidayah, dan pertolongan-Nya serta bantuan bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak, sehingga kendala-kendala tersebut dapat penulis
hadapi sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena
itu, dalam kesempatan berbahagia ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Setiawan, S.Kp., MNS., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Wakil Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Cholina Trisa Siregar, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. KMB. selaku Wakil Dekan II
Fakultas Keperawatan Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
4. Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp. Mat. selaku Wakil Dekan III
Fakultas Keperawatan Sumatera Utara.
5. Mahnum Lailan Nasution, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua Program Studi
DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
6. Rehk Sonya Erienh, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Dosen Pembimbing yang
memberikan bimbingan dan meluangkan waktunya serta pikiran dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
7. Ns. Asrizal, S.Kep., M.Kep. selaku Dosen Penguji yang telah bersedia
meluangkan waktunya dalam sidang Karya Tulis Ilmiah.
8. Pihak Rumah Sakit USU yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengambil sebuah kasus dan menerapkan Asuhan
Keperawatan sesuai dengan masalah yang ditemukan.
9. Orang tua saya (Yusman S.Ag dan Masnawati Darlah Hsb S.Ag) beserta adik
– adik (Fadlatun Toyyibah, Rifdah Nadia, Hisanul Rizki, dan Ghali Ariffikri)
saya yang saya sayangi, terimakasih telah mendampingi dan memberikan
semangat dengan penuh kesabaran serta kasih sayangnya dalam
menyelesaikan karya ilmiah ini. Dan sahabat kecil saya Ukhti Khairati yang
selalu mendukung dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini dengan baik.
10. Teman-teman tersayang saya yang selalu mendukung saya dan juga teman-
teman seperjuangan DIII Keperawatan 2014.
Semoga segala amal kebaikan mereka di ridhoi Allah SWT dan mendapat
balasan dari-Nya. Akhir kata penulis mengharapkan karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang memerlukan.

Medan, Agustus 2017

Atikah Syahlah
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iv

BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................2
C. Manfaat..........................................................................................................2
BAB II PengelolaanKasus
A. Konsep Dasar Ketidakseimbangan nutrisi Kurang dari Kebutuhan
1. Pengertian Nutrisi.......................................................................................3
2. Sistem Tubuh dalam Pemenuhan Nutrisi...................................................3
3. Elemen-elemen Nutrisi...............................................................................6
4. Status Nutrisi..............................................................................................8
5. Faktor yang mempengaruhi Nutrisi............................................................9
6. Pengkajian..................................................................................................11
B. Asuhan Keperawatan dengan Masalah Gangguan Nutrisi
1. Pengkajian..................................................................................................17
2. Analisa Data...............................................................................................27
3. Masalah Keperawatan................................................................................28
4. Diagnosa Keperawatan...............................................................................28
5. Perencanaan Keperawatan.........................................................................29
6. Pelaksanaan Keperawatan..........................................................................31
BAB III Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan....................................................................................................35
B. Saran...............................................................................................................36
Daftar Pustaka..........................................................................................................37
Lampiran1 : Catatan Perkembangan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan diubahkan dalam aktifitas tubuh
(Hidayat, 2006). Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat,
protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (Potter & Perry, 2005).
Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar untuk menghilangkan
rasa lapar, melainkan mempunyai banyak fungsi. Adapun fungsi umum dari
nutrisi diantaranya adalah sebagai sumber energi, memelihara jaringan tubuh,
mengganti sel tubuh yang rusak, mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain.
Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan zat gizinya
(nutrien) (Asmadi, 2008).
Nutrien merupakan zat kimia organik maupun non-organik yang
ditemukan dalam makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan
sebaik-baiknya. Nutrien tersebut diabsorbsi disaluran pencernaan kemudian
didistribusikan ke sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel tubuh, nutrien digunakan untuk
proses fungsional sel tersebut, sumber energi, dan sintesis protein (Asmadi, 2008).
Intake nutrisi ke dalam tubuh harus adekuat. Artinya nutrisi yang kita
makan harus mengandung nutrien esensial tertentu yang seimbang. Nutrien
esensial tersebut meliputi, karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air.
Makanan yang masuk kedalam tubuh sampai dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk
sampah metabolisme terjadi melalui proses pencernaan. Gangguan pada proses
pencernaan dapat menyebabkan individu mengalami gangguan nutrisi (Asmadi,
2008).
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada An.H diruangan
ICU Rumah Sakit USU di dapatkan masalah keperawatan yang menjadi prioritas,
yaitu kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang ditandai dengan BB
pasien 12,5 kg, TD: 90/70, HR : 88 kali/menit, RR : 22 kali/menit, dan T : 38◦C.
An.H terliah lemas dan lesu, mukosa bibir pasien kering, dan nafsu makan pasien
berkurang.
B. Tujuan
1. Tujuan umum:
Mengaplikasikan upaya asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah
pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi.
2. Tujuan khusus:
a. Mengetahui konsep dasar masalah kebutuhan dasar nutrisi.
b. Mengidentifikasi analisa data dengan pasien yang mengalami masalah
kebutuhan nutrisi.
c. Mengidentifikasi rumusan masalah dengan pasien yang mengalami
masalah kebutuhan dasar nutrisi.
d. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang timbul akibat masalah
kebutuhan dasar nutrisi.
e. Mengidenifikasi asuhan keperawatan yang diberikan dengan
mengimplementasikannya pada pasien yang mengalami masalah
pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi.

C. Manfaat
Hasil asuhan keperawatan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, praktek
keperawatan, pendidikan keperawatan.
1. Penulis
Menambah pengetahuan tentang konsep dan masalah demam thypoid serta
meningkatkan keterampilan dan wawasan.
2. Pendidikan Keperawatan
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam kegiatan
proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
masalah kebutuhan nutrisi yang dapat digunakan sebagai acuan praktek
mahasiswa keperawatan.
3. Praktek Keperawatan
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dan
strategi bagi keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan masalah kebutuhan nutrisi.
BAB II
PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan


Tubuh
1. Defenisi Nutrisi
Nutrisi adalah ilmu gizi dan bagaimana tubuh menggunakan zat gizi dalam
makanan. Nutrisi memiliki dampak besar dalam kesejahteraan, perilaku, dan
lingkungan manusia (Roshdahl & Caroline Bunker, 2015). Nutrisi adalah
komponen vital bagi keberadaaan manusia. Asupan nutrien yang adekuat penting
untuk kelangsungan hidup sistem tubuh (Muralitharan & Ian, 2015). Nutrisi
adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi
didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin,
dan mineral (Potter & Perry, 2005).
Nutrien merupakan zat kimia organik dan an-organik yang ditemukan
dalam makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan sebaik-
baiknya. Nutrien tersebut diabsorbsi disaluran pencernaan kemudian
didistribusikan ke sel - sel tubuh (Asmadi, 2008). Nutrisi merupakan proses
pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan
energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Hidayat & Uliyah 2015). Menurut
Tarwoto & Wartonah (2010), ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh adalah keadaan dimana intake nutrisi kurang dari kebutuhan metabolisme
tubuh.

2. Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem
pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ aksesori. Saluran
pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ
aksesori terdiri atas hati, kantung empedu, dan pankreas. Ketiga organ ini
membantu terlaksananya sistem pencernaan makan secara kimiawi.
(Hidayat & Uliyah 2015).
a. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua
bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, pipi, dan
bagian dalam, yaitu rongga mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami proses
mekanis melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat hancur sampai
merata, dibantu oleh enzim amilase yang akan memecah amilum yang terkandung
dalam makanan menjadi maltosa.
b. Faring dan esofagus
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak dibelakang
hidung, mulut, dan laring. Faring langsung berhubungan dengan esofagus.
Esofagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring
menuju lambung. Esofagus berbentuk silender yang berongga dengan panjang
kurang lebih dua sentimeter dengan kedua ujungnya dilindungi oleh sfingter.
Dalam keadaan normal, sfingter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada
makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini bertujuan untuk mencegah
gerakan balik sisi ke organ bagian atas, yaitu esofagus. Proses penghantaran
makanan dilakukan dengan cara peristaltik, yaitu lingkaran serabut otot di depan
makanan mengendor dan yang di belakang makanan berkontraksi.
c. Lambung
Lambung berhubungan langsung dengan esofagus melalui orifisium atau
kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Makanan berada pada
lambung selama 2-6 jam, kemudian bercampur dengan getah lambung (cairan
asam bening tak berwarna) yang mengandung 0,4% HCl untuk mengasamkan
semua makanan serta bekerja sebagai antiseptik dan disinfektan. Dalam getah
lambung terdapat beberapa enzim, diantaranya pepsin, dihasilkan oleh
pepsinogen, serta berfungsi mengubah makanan menjadi bahan yang lebih mudah
larut dan renin, berfungsi membekukan susu atau membentuk kasein dari
kaseinogen yang dapat larut.
d. Usus Halus
Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih
2,5 meter dalam keadaan hidup. Kemudian akan bertambah panjang menjadi
kurang lebih 6 meter pada orang yang telah meninggal, akibat adanya relaksasi
otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus halus berfungsi mencerna dan
mengabsorpsi chime dari lambung. Zat-zat makanan yang telah halus akan
diabsorpsi didalam usus halus, yaitu pada duodenum, dan disini terjadi absorpsi
besi, kalsium dengan bantuan vitamin D, vitamin A, D, E dan K dengan bantuan
empedu dan asam folat.
e. Usus Besar
Usus besar atau disebut juga sebagai kolon merupakan sambungan dari
usus halus yang memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter. Kolon terbagi atas
asenden, transversum, desenden, sigmoid, dan berakhir di rektum yang
panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan
berakhir pada saluran anal. Tempat kolon asenden membentuk belokan tajam di
abdomen atas bagian kanan disebut fleksura hepatis, sedang tempat kolon
transversum membentuk belokan tajam di abdomen atau bagian kiri disebut
fleksura lienalis. Fungsi utama usus besar adalah mengabsorbsi air (kurang lebih
90%), elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasitas absorbsi air kurang lebih
5.000 cc/hari. Flora yang terdapat dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis
vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan sisa – sisa makanan.
f. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh yang terletak di bagian
paling atas rongga abdomen, di sebelah kanan di bawah diafragma, dan memiliki
berat kurang lebih 1.500 gram (kira-kira 2,5% orang dewasa). Hati terdiri dari dua
lobus, yaitu lobus kanan dan kiri yang dipisahkan oleh ligamen falsiformis. Pada
lobus kanan bagian belakang kantong empedu terdapat sel yang bersifat
fagositosis terhadap bakteri dan benda asing lain dalam darah. Fungsi hati adalah
menghasilkan cairan empedu, fagositosis bakteri, dan benda asing lainnya,
memproduksi sel darah merah, dan menyimpan glikogen.
g. Kantong Empedu
Kantong empedu merupakan sebuah organ berbentuk seperti kantong yang
terletak di bawah kanan hati atau lekukan permukaan bawah hati sampai pinggiran
depan yang memiliki panjang 8-12 cm dan kapasitas 40-60 cm³. Fungsi kantong
empedu adalah tempat menyimpan cairan empedu, memekatkan cairan empedu
yang berfungsi memberi pH sesuai dengan pH optimim enzim-enzim pada usus
halus, mengemulsi garam-garam empedu, mengemulsi lemak, mengekskresi
beberapa zat yang tak digunakan oleh tubuh, dan memberi warna pada feses, yaitu
kuning kehijau-hijauan (dihasilkan oleg pigmen empedu). Cairan empedu
mengandung air, garam empedu, lemak, kolesterol, pigmen fosfolipid, dan sedikit
protein.
h. Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar yang strukturnya sama seperti kelenjar ludah
dan memiliki panjang kurang lebih 15 cm. Pankreas terdiri atas tiga bagian, yaitu
bagian kepala pankreas yang paling lebar, badan pankreas yang letaknya di
belakang lambung dan di depan vertebrata lumbalis pertama, serta bagian ekor
pankreas yang merupakan bagian runcing di sebelah kiri dan menyentuh limpa.
Pankreas memiliki dua fungsi, yaitu fungsi eksokrin yang dilaksanakan oleh sel
sekretori yang membentuk getah pankeras berisi enzim serta elektrolit dan fungsi
endokrin yang tersebar di antara alveoli pankreas.

3. Elemen-elemen Nutrisi atau Zat Gizi


Zat gizi adalah zat yang diperlukan untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan
perbaikan tubuh. Enam kelompok zat gizi tersebut adalah karbohidrat, protein,
lemak, air, mineral, dan vitamin (Rosdahl & Mary, 2014).
a. Karbohidrat
Karbohidrat (CHO) tersusun atas karbon, hidrogen, dan oksigen,
karbohidrat diklasifikasikan sebagai sederhana atau kompleks, berdasarkan pada
jumlah molekul gula yang ada. Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan
energi. Karbohidrat sederhana glukosa adalah sumber energi utama tubuh. Fungsi
penting lain karbohidrat adalah kemampuan untuk menghemat protein.
1). Monosakarida, glukosa yang juga disebut gula darah atau dekstrosa, adalah
gula yang paling sering ada di dalam tubuh.
2). Disakarida, sukrosa umumnya dikenal sebagai gula meja, tersusun atas
fruktosa dan glukosa. Disakarida merupakan pemanis yang paling sering
digunakan untuk diet; digunakan di meja dan dalam masakan.
3). Karbohidrat kompleks atau polisakarida tersusun atas rantai panjang dari
banyak molekul gula yang disusun sedemikian rupa sehingga tidak terasa
manis. Karbohidrat kompleks biasanya tidak larut dalam air.
b. Protein
Protein adalah dasar semua sel dalam tubuh dan merupakan satu-satunya
zat gizi yang membentuk dan memperbaiki jaringan. Protein tersusun atas asam
amino, yang terdiri atas karbon, hirogen, oksigen, dan nitrogen. Protein
menghasilkan dan memperbaiki semua kandungan tubuh utama. Protein
diperlukan untuk pembentukan otot, jaringan ikat, kelenjar, organ, kulit, dan
faktor pembekuan darah. Protein juga membantu mempertahankan keseimbangan
cairan tubuh, protein darah yang disebut albumin dan globulin membantu
mempertahankan cairan intrasel dan ekstrasel di tempatnya. Fungsi penting lain
protein adalah kontribusinya terhadap keseimbangan asam basa tubuh.
c. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi terkonsentrasi yang mudah
disimpan oleh tubuh. Kebanyakan lemak dalam makanan ada dalam bentuk
trigliserida, yang tersusun atas tiga asam lemak (tri-) dan satu gliserol (-gliserida).
Fungsi lemak adalah menyediakan energi. Lemak menghasilkan 9 kkal per gram-
lebih dari dua kali lipat kalori karbohidrat atau protein. Lemak memberi bantalan
pada organ mayor untuk melindungi organ tersebut dari cedera dan menyekat
tubuh dari suhu yang ekstrem. Lemak berasal dari minyak hewani dan nabati.
Lemak yang mudah diidentifikasi dalam makana yang tampak berlemak, seperti
daging cincang dan mentega, dikenal sebagai lemak yang dapat terlihat. Lemak
yang tersembunyi dalam makanan dan tidak tampak berlemak, seperti keju,
kuning telur, kacang, pencuci mulut, dan daging yang dilapisi lemak, disebut
lemak yang tidak terlihat.
d. Air
Sekitar 60% berat badan dewasa dan hingga 80% berat badan bayi adalah
air. Air merupakan penyusun terbesar sel. Darah didistribusikan zat gizi ke sel, air
adalah salah satu komponen esensial dalam darah. Air adalah pelarut tempat
terjadinya perubahan kimiawi penting dalam tubuh dan juga diperlukan untuk
mengendalikan suhu tubuh. Tidak ada organ tubuh yang dapat berfungsi tanpa air.
Air sangat diperlukan untuk hidup sehingga akan memberikan alat pengingat
kepada manusia semenjak lahir yaitu rasa haus yang merupakan nafsu makan
terbesar kita.
e. Mineral
Mineral penting untuk pembentukan tulang dan gigi. Mineral membantu
mempertahankan tonus otot, mengatur proses tubuh, dan mempertahankan
keseimbangan asam basa. Tubuh lebih cepat mengabsorbsi beberapa mineral
dibandingkan mineral lain, dan makanan mengandung mineral dalam jumlah yang
sangat beragam. Beberapa mineral hilang ketika memasak dan beberapa mineral
lainnya hilang dari sampah tubuh.
f. Vitamin
“Vita” adalah kata lain untuk “kehidupan”. Kata “vitamin” menekankan
pentingnya vitamin bagi manusia. Viatmin terdiri atas karbon, oksigen, hidrogen,
dan terkadang nitrogen atau elemen lain. Sejumlah kecil vitamin diperlukan untuk
membantu mengatur proses tubuh, termasuk menyintesis komponen tubuh, seperti
tulang dan darah, serta mengekstraksi energi dari karbohidrat, lemak, dan protein.
Sebagian besar vitamin bekerja dalam bentuk koenzim yang meningkatkan kerja
enzim. Tanpa vitamin, ribuan reaksi kimia tidak dapat terjadi. Tubuh dengan
beberapa pengecualian, tidak dapat menghasilkan vitamin, dengan demikian,
vitamin merupakan komponen esensial dalam diet yang sehat.

4. Status Nutrisi
Karakteristik status nutrisi ditentukan melalui adanya indeks massa tubuh
(body mass index-BMI) dan berat badan tubuh ideal (ideal body weight—IBW)
(Tarwoto & Wartonah, 2010).
a. Body Massa Index (BMI)
Body Massa Index (BMI) merupakan ukuran dari gambaran berat badan
seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam
tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over
weight) dan obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan:
BB (kg)
TB (m)²

atau

BB (pon) x 704,5
TB (inchi)²

Interpretasi hasil penghitungan IMT menurut Depkes 2002 dalam Asmadi


(2008) :
 IMT < 17,0 : kurus (kekurangan berat badan tingkat berat).
 IMT 17,0 - 18,5 : kurus (kekurangan berat badan tingkat sedang).
 IMT 18,5 – 25,0 : normal.
 IMT 25,0 – 27,0 : gemuk (kelebihan berat badan tingkat ringan).
 IMT > 27,0 : gemuk (kelebihan berat badan tingkat berat).

b. Ideal Body Weight (IBW)


Ideal Body Weight (IBW) merupakan perhitungan berat badan optimal dalam
fungsi tubuh yang sehat.
Rumus IBW diperhitungkan:

(TB – 100) + 10%

5. Faktor Yang Memengaruhi Kebutuhan Nutrisi


a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang rentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami
kebutuhan gizi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi
dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah
tempeyang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak di jadikan bahan
makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa
mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
tertentu juga dapat mempengaruhi status nutrisi. Misalnya, dibeberapa daerah
terdapat larangan makana pisang dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal,
makanan tersebut sumber vitamin yang sangat baik. Adapula larangan makan ikan
bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan
merupakan sumber protein yang sangat baik untuk anak-anak.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan. Sehingga tubuh tidak memperoleh
zat - zat yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan
merosotnya gizi pada remaaja bila nilai gizi nya tdak sesuai dengan yang
diharapkan.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh
karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya
mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan
kondisi perekonomian.
Selain faktor-faktor yang terdapat di atas, menurut Asmadi (2008) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan seseorang terhadap nutrisi. Pada
bagian ini dikemukakan dua kategori faktor yaitu faktor yang meningkatkan
kebutuhan nutrisi dan faktor yang menurunkan kebutuhan nutrisi. Faktor yang
meningkatkan kebutuhan nutrisi antara lain sebagai berikut:
a. Pertunbuhan yang cepat, seperti bayi, anak-anak, remaja, dan ibu hamil.
b. Selama perbaikan jaringan/pemulihan kesehatan karena proses suatu
penyakit.
c. Peningkatan suhu tubuh. Setiap kenaikan suhu 1◦F, maka kebutuhan kalori
meningkat 7%.
d. Aktivitas yang meningkat.
e. Stres, sebagian orang akan makan sebagai kompensasi karena mengalami
stres.
f. Terjadi infeksi.
Faktor yang menurunkan kebutuhan nutrisi antara lain sebagai berikut:
a. Penurunan laju pertumbuhan, misalnya pada lansia.
b. Penurunan basal metabolisme rate (BMR).
c. Hipotermi.
d. Jenis kelamin. Umumnya kebutuhan nutrisi pada wanita lebih rendah
dibanding laki-laki. Hal ini karena pada wanita BMR-nya lebih rendah
dibanding BMR laki-laki.
e. Gaya hidup pasif.
f. Bedrest.

6. Pengkajian Keperawatan
a. Identifikasi Masalah
Data dasar pengkajian keperawatan klien mengenal status gizi klien saat
ini, efek penyakit, dan terapi, serta status gizi masa lalu. Task Force Nutrition in
AIDS (1989) dalam Astuti (2011), menyampaikan pengkajian gizi cermat
mencakup riwayat diet, perhitungan asupan nutrien, pengukuran antropometrik,
dan pemeriksaan laboratorium untuk anemia dan kekurangan kalori protein jangka
panjang, dan perlunya pengukuran fungsional kekuatan otot dan pemeriksaan
laboratorium serta prealbumin harus dilakukan untuk menilai deficit protein
visceral jangka pendek.
b. Faktor yang Mempengaruhi Pola Diit
1. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik merupakan kondisi sehat. Anoreksia atau tidak nafsu
makan biasanya gejala dari suatu penyakit atau efek samping dari obat.
2. Budaya dan agama.
3. Status sosioekonomi.
4. Umur.
5. Jenis kelamin.
c. Riwayat Gizi
Kaji tiga hal :
1). Faktor resiko malnutrisi.
Pengkajian resiko malnutrisi, antara lain:
a. Penurunan berat badan ≥ 5% dalam satu bulan, ≥ 10% dalam 6 bulan.
b. Asupan oral tidak optimal selama ≥ tujuh hari.
c. Albumin serum < 3,5 gram/dl.
d. Lingkaran otot lengan atas < 90% dari nilai standar.
e. Lipatan kulit trisep < 90% dari nilai standar.
f. Infeksi berat yang baru setelah pembedahan.
g. Radioterapi atau kemoterapi yang baru dijalani.
h. Adanya gejala yang berlangsung lebih dari 2 mingggu, seperti,
mual/muntah, diare, anoreksia.
i. Penurunan kemandirian.
j. Demensia.
k. Ekonomi rendah.
l. Adiksi terhadap alcohol dan atau obat.
2). Penyakit klien dan gejala yang ada.
3). Masalah psikososial yang mempengaruhi, termasuk pengetahuan gizi klien dan
keluarga.
d. Pemeriksaan Fisik
Perawat mengobservasi tanda klinis terhadap perubahan nutrisi. Tanda klinis yang
diidentifikasi perawat adalah:
1). Penampilan umum
Tanda penampilan umum yang menunjukan status nutrisi yang baik
yaitu sadar, dan responsif. Namun tanda klinis yang menunjukan nutrisi yang
buruk seperti lesu, apatis, kakeksia.
2). Berat badan
Berat badan yang normal proporsional dengan tinggi badan, sesuai
usia, dan bentuk tubuh. Pada kondisi berat badan yang tidak normal
menunjukan obesitas atau kurus.
3). Postur
Postur tubuh yang normal dengan kondisi tegak, dimana lengan dan
tungkai lurus. Pada kondisi yang tidak normal postur tubuh bahu kendur,
dada cekung, dan punggung membungkuk.
4). Otot
Kondisi otot yang normal otot berkembang dengan baik, kuat, tonus
baik, terdapat bebrapa lemak dibawah kulit. Kondisi otot yang buruk seperti
penampilan lemah, tonus otot buruk, tonus tidak berkembang, nyeri, edema,
tidak mampu berjalan dengan baik.
5). Kondisi system saraf
Kondisi normal rentan perhatian baik, kurang iritabilitas, atau
kelelahn, refleks normal, psikologis stabil. Kondisi kontrol saraf yang buruk
dengan tanda klinis kurang perhatian, iritabilitas, bingung, tangan dan kaki
terasa terbakar, dan parastesia, kehilangan posisi dan rasa vibratorik,
kelemahan dan nyeri otot yang dapat menyebabkan ketidakmampuan
berjalan, penurunan atau kehilangan refleks lutut dan tumit.
6). Fungsi gastrointestinal
Tanda klinis yang normal nafsu makan dan pencernaan baik, eliminasi
teratur normal, tidak ada organ atau masa ynag teraba. Penemuan tanda klinis
yang abnormal pada fungsi gastrointestinal yaitu anoreksia, tidak dapat
mencerna, konstipasi, atau diare, pembesaran hati atau limfa.
7). Fungsi kardiovaskuler
Tanda klinis yang menunjukan fungsi kardiovaskuler yang normal
yaitu laju denyut dan irama jantung normal, tidak ada bunyi murmur, tekanan
darah normal sesuai usia. Tanda klinis abnormal pada fungsi kardiovaskuler
yaitu laju denyut jantung cepat diatas 100 x / menit, terjadi pembesaran
jantung, irama jantung tidak normal, tekanan darah meningkat.
8). Vitalitas umum
Kondisi vitalitas umum yang normal memiliki ketahana tubuh cukup
bertenaga, kebiasaan tidur baik, dan penampilan cukup kuat. Vitalitas umum
yang abnormal bila klien mudah lelah, kurang energi, mudah tidur,
penampilan kelelahan, dan apatis.
9). Rambut
Kondisi rambut yang normal yaitu bersinar, penampilan rambut
berkilat, helai rambut tidak mudah dicabut, kulit kepala sehat. Kondisi rambut
yang tidak normal seperti rambut berserabut, kusam, kusut, kering, tipis, dan
kasar, penampilan depigmetasi, helai ramut mudah lepas.
10). Kulit umum
Kondisi normal pada kulit yaitu kondisi kulit halus, dan sedikit
lembab, warna baik. Kondisi kulit yang abnormal yaitu kasar, kering, pucat,
berpigmen, iritasi, lebam, petechiae, kehilangan lemak pada subkutan.
11). Wajah dan leher
Kondisi klinis wajah dan leher yang normal warna wajah dan leher
merata, halus, merah muda, tidak ada bengkak. Kondisi yang abnormal pada
wajah dan leher yaitu penampilan berminyak, bersisik, bengkak, kulit gelap
di pipi, dan dibawah mata, tidak halus, atau kasar pada kulit sekitar hidung
dan mulut.
12). Bibir
Kondisi bibir yang normal yang diidentifikasi perawat seperti halus,
warna baik, penampilan lembab, tidak pecah atau bengkak. Kondisi bibir
yang abnormal yaitu penampilan kering, bersisik, bengkak, kemerahan, atau
lesi angular pada sudut mulut, fisura atau skar.
13). Membran mukosa mulut
Kondisi membran mukosa mulut yang normal berwarana merah muda
sampai kemerahan. Kondisi membran mukosa mulut yang tidak normal yaitu
membran mukosa yang lembut dan bengkak.
14). Gusi
Kondisi gusi normal berwarna merah muda, tidak bengkak dan tidak
ada perdarahan gusi. Kondisi gusi yang tidak normal gusi bengkak, mudah
berdarah, kemerahan dan gusi tertarik ke arah belakang.
15). Lidah
Kondisi lidah normal yaitu berwarna merah muda, atau kemerahan
gelap, tidak bengkak, halus, terdapat papila dan tidak ada lesi.
16). Gigi
Gigi normal dengan kondisi tidak berlubang, nyeri, gigi lurus, bersih,
dan tidak ada diskolorasi. Kondisi gigi yang tidak normal yaitu terdapat
karies, gigi tidak ada, posisi gigi tidak lurus atau salah posisi.
17). Mata
Kondisi mata yang nomal yaitu mata terang, jernih, penampilan
bersinar, tidak ada luka disudut membrane, bulu mata lembab, pembuluh
darah terlihat, tidak ada benjolan pada jaringan atau scelera, tidak ada
lingkaran kelelahan dibawah atau disekitar mata. Kondisi mata yang tidak
normal yaitu conjuctiva pucat, membran kemerahan, kering, terdapat tanda-
tanda infeksi, kekeringan membran mata, penampilan buram dari kornea,
kornea lunak, atau keratomalasia.
18). Leher (kelenjar)
Kondisi nomal pada leher yaitu tidak terdapat pembesaran kelenjar.
Kondisi abnormal leher terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
19). Kuku
Kondisi kuku yang normal yaitu struktur kuku keras, dan berwarna
merah muda. Kondisi kuku yang tidak normal dengan bentuk kuku koilnishia,
dan mudah patah.
20). Kaki, tungkai
Kondisi tungkai dan kaki yang normal yaitu tidak nyeri, lemah, atau
bengkak. Kondisi tungkai dan kaki yang tidak normal yaitu edema, kelelahan.
21). Kerangka
Struktur kerangka normal yaitu tidak ada kelainan bentuk. Kondisi
kaki yang tidak normal, yaitu bentuk kaki bengkok, lutut menyatu, deformitas
dada pada diafragma, scapula dan costa yang menonjol.
e. Penilaian Antropometrik
Berat badan
Penimbangan berat badan dilakukan dengan alat dan pakaian klien yang
sama. Pengukuran berat badan ideal ditentukan berdasarkan tinggi badan.
Lingkar lengan atas (LLA)
Lingkar lengan atas adalah ukuran massa otot rangka terhadap simpanan
protein. Alat yang diperlukan untuk melakukan pengukuran ini yaitu pita
pengukur yang tidak elastis dan daftar nilai standar ukuran lingkar lengan atas.
Lipatan kulit trisep
Lipatan kulit trisep adalah ukuran simpanan lemak subkutan.Alat yang
dibutuhkan untuk mengukur yaitu pita pengukur yang tidak elastis, kaliper dan
daftar nilai standar ukuran lipatan kulit trisep.
f. Pengkajian Laboratorium
1. Albumin serum
Serum albumin berfungsi untuk mengikat berbagai substansi dan membantu
mengangkut asam lemakdan kalsium. Prealbumin memiliki waktu paruh 2 hari.
2. Transferin
Transferin merupakan protein viscelar dalam serum dengan paruh waktu lebih
pendek (8hari).
3. Fungsi kekebalan tubuh.
4. Jumlah limfosit total.
5. Tes antigen kulit.
B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. H
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 2,5 Tahun
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah
Pekerjaan :-
Alamat : Jl. Jati luhur Gg. Resmi
Tanggal Masuk RS : 15 April 2017
No. Register 014847
Ruangan/kamar : R.ICU
Golongan Darah :B
Tanggal Pengkajian : 9 Mei 2017
Tanggal Operasi :-
Diagnosa Medis : Demam Typhoid

II. KELUHAN UTAMA

Ibu An.H mengatakan An.H mengalami mual, muntah, tubuh lemah,


mukosa bibir kering, bibir pucat, An.H telihat lemas dan lesu, dan An.H
tidak nafsu makan. An.H juga mengalami demam tinggi, demam naik-
turun, suhu An.H meningkat ketika sore hari menjelang malam.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative / palliative
1. Apa penyebabnya
Makan tidak teratur, jarang mencuci tangan.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Tidur berbaring dan digendong oleh ibu pasien.
B. Quantity / quality
1. Bagaimana dirasakan
Pasien merasa sangat terganggu dengan sakit yang dialaminya.
Pasien tampak lemas dan pucat.
2. Bagaimana dilihat
Pasien tampak lemas, dan wajahnya terlihat pucat seperti
menahan rasa sakit.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami


Pasien pernah mengalami diare.
B. Pengobatan / tindakan yang dilakukan
Pasien dibawa oleh ibunya berobat ke bidan terdekat.
C. Pernah di rawat / dioperasi
Pasien sebelumnya tidak pernah dirawat dirumah sakit.
D. Alergi
Pasien tidak memiliki alergi.
E. Imunisasi
Ibu An.H mengatakan bahwa An.H mempunyai imunisasi yang
lengkap.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang Tua
Orang tua pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
B. Saudara Kandung
Saudara kandung pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
C. Penyakit keturunan yang ada
Ibu pasien mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan.
D. Anggota keluarga yang meninggal
Belum ada anggota keluarga pasien yang meninggal.
E. Penyebab meninggal
Belum ada anggota keluarga pasien yang meninggal.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL


A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Ibu pasien mengatakan berusaha untuk sembuh dan menerima
keadaan serta berserah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
B. Konsep Diri
- Gambaran diri
Pasien merasa tiap hari selalu diperhatikan dan sangat disayang
oleh kedua orang tuanya .
- Ideal diri
Ibu pasien berharap selalu agar Tuhan selalu memberikan
kesembuhan kepada An.H.
- Harga diri
Pasien merasa lebih diperhatikan oleh anggota keluarganya.
- Peran diri
Pasien berperan sebagai anak bungsu dari empat bersaudara.
C. Keadaan emosi
Keadaan emosi pasien saat dilakukan pengkajian dilihat tidak stabil,
karena pasien sedang menangis.
D. Hubungan sosial
- Orang yang berarti
Orang yang berarti bagi pasien adalah ayah dan ibunya, dan juga
ke tiga saudaranya.
- Hubungan dengan keluarga
Hubungan pasien dengan keluarga baik.
- Hubungan dengan orang lain
Hungan pasien dengan orang lain atau dilingkungan baik.
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
E. Spritual
- Nilai dan keyakinan
Pasien menganut agama islam.
- Kegiatan ibadah
Ibu pasien hanya bisa berdo’a untuk kesembuhan anaknya.

VII. STATUS MENTAL


- Tingkat kesadaran
Composmentis.
- Penampilan
Rapi.
- Pembicaraan
Baik.
- Alam perasaan
Sedih.
- Afek
Datar.
- Interaksi selama wawancara
Kontak mata baik.
- Memori
Ingatan pasien sedikit terganggu karena proses sakit yang dialaminya.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan Umum
An.H terlihat lemas, dan lesu, mukosa bibir terlihat kering dan pecah-
pecah, lidah terlihat putih, konjungtiva pasien pucat. An.H juga tidak
selera makan dan mengalami mual dan muntah dengan konsistensi
cair.
B. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh
38◦C.
- Tekanan darah
90/70 mmHg.
- Nadi
88 kali / menit.
- Pernafasan
22 kali / menit.
- TB
88 cm.
- BB (sebelum masuk Rumah Sakit)
14 Kg.
- BB (sesudah masuk Rumah Sakit)
12,5 Kg.
C. Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut
- Bentuk
Bulat dan simetris.
- Ubun–ubun
Tidak ada benjolan.
- Kulit kepala
Kurang Bersih.
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut
Rambut tumbuh merata dan keadaan rambut bersih. Warna rambut
hitam.
- Bau
Rambut tidak berbau.
- Warna kulit
Putih.
Wajah
- Warna kulit
Cokelat sawo.
- Struktur wajah
Bulat, simetris.
Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan
Mata lengkap dan simetris.
- Palpebra
Tidak ada kelainan.
- Konjungtiva dan sklera
Konjungtiva tampak pucat dan sklera putih.
- Pupil
Isokor.
- Cornea dan iris
Tidak ada kelainan.
- Visus
Ketajaman penglihatan kurang baik.
- Tekanan bola mata
Baik.
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi
Tulang hidung simetris dan posisi septum nasi di tengah.
- Lubang hidung
Lubang hidung normal.
- Cuping hidung
Pernapasan tidak menggunakan cuping hidung.
Telinga
- Bentuk Telinga
Daun telinga norman dan simetris.
- Ukuran telinga
Simetris kiri dan kanan.
- Lubang Telinga
Lubang telinga normal dan kurang bersih.
- Ketajaman pendengaran
Ketajaman pendengaran baik.
Mulut dan faring
- Keadaan bibir
Kering, simetris.
- Keadaan gusi dan gigi
Gigi pasien ada dan belum lengkap semua.
- Keadaan lidah
Lidah kurang bersih dan berwarna putih.
- Orofaring
Pita suara baik.
Leher
- Terdapat pembengkakan pada leher pasien.
Pemeriksaan integumen
- Kebersihan
Kulit tampak bersih.
- Kehangatan
Hangat.
- Warna
Warna kulit cokelat sawo.
- Turgor
Turgor kurang baik, CRT > 2detik.
- Kelembaban
Kelembaban kulit kurang baik, kulit terlihat kering.
- Kelainan pada kulit
Terdapat kelainan pada kulit yaitu kulit terlihat kering.
Pemeriksaan payudara dan ketiak
- Tidak dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan toraks / dada
- Bentuk normal, simetris, pernafasan terlihat teratur.
Pemeriksaan paru
- Tidak dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan jantung
- Tidak dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan abdomen
- Tidak dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan muskulokeletal/ekstremitas (kesimetrisaan, kekuatan,
otot, edema.
- Otot tampak simetris, tidak ada edema, kekuatan otot lemah.
Fungsi motorik
- Pasien tidak dapat berjalan dengan baik.
Fungsi sensorik
- Pasien dapat merasakan sentuhan, getaran, panas, dingin, dan tajam,
tumpul.

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


I. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan / hari
Pasien makan 3 kali sehari.
- Nafsu / selera makan
Pasien tidak selera makan, terlihat ketika ibu pasien memberikan
makan pada pasien, pasien tidak menghabiskan makanan yang
diberikan ibunya. Pasien hanya makan 3-5 sendok dari satu porsi
piring makanan yang telah disediakan.
- Nyeri ulu hati
Tidak ada nyeri ulu hati yang dirasakan pasien.
- Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi.
- Mual dan muntah
Pasien mengalami mual dan muntah.
- Waktu pemberiaan makan
Pagi pada jam 07.00 wib, siang pada jam 12.00 wib, dan malam pada
jam 18.00 wib.
- Jumlah dan jenis makanan
Pasien makan dengan satu piring nasi berbentuk bubur dan juga
sayur-mayur serta lauk-pauk yang disiapkan ibu pasien.
- Waktu pemberian cairan/minuman
Pemberian cairan pada pasien sering dilakukan karena mulut pasien
yang terlihat kering.
- Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah)
Pasien makan dan minum di sulangi oleh ibunya . Pasien kesulitan
menelan karena pembengkakan yang ada dibagian leher pasien.

II. Perawatan diri / personal hygine


- Kebersihan tubuh
Tubuh pasien bersih.
- Kebersihan gigi dan mulut
Mulut dan gigi pasien kurang bersih.
- Kebersihan kuku kaki dan tangan
Kuku kaki dan tangan tampak kurang bersih.
III. Pola kegiatan / aktivitas
- Uraian aktivitas pasien untuk mandi makan, eliminasi, ganti
pakaian dilakukan secara mandiri, sebagian atau total
Secara umum aktivitas pasien sebagian besar dibantu oleh ibu dan
ayahnya.
- Uraian aktivitas pasien selama dirawat / sakit
Selama pasien sakit, ibu dan keluarga pasien tetap melakukan
ibadah sesuai dengan keyakinannya, seperti berdo’a.

IV. Pola eliminasi


1. BAB
- Pola BAB
1 kali / hari.
- Karakter feses
Ibu pasien mengatakan karakter fases yang dikeluarkan agak keras
seperti taik kambing dan berwarna cokelat.
- Riwayat pendarahan
Ibu pasien mengatakan tidak ada perdarahan saat pasien BAB.
- Diare
Tidak ada diare.
- Penggunan laksatif
Ibu pasien mengatakan tidak pernah menggunakan obat pencahar
dalam proses buang air besar (BAB).
2. BAK
- Pola BAK
Tidak menentu, pola BAK pasien bisa saja 4-5 kali dalam sehari.
- Karakter urin
Ibu mengatakan urine yang dikeluarkan sedikit kuning dan berbau
urine yang khas.
- Nyeri / rasa terbakar / kesulitan BAK
Tidak ada kesulitan BAK.
- Riwayat penyakit ginjal / kandung kemih
Ibu pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit ginjal atau
kandung kemih yang pernag diderita oleh pasien.
- Penggunan diuretik
Ibu pasien mengatakan tidak pernah menggunakan obat diuretik.
ANALISA DATA
No Data Etiologi (penyebab) Masalah
Keperawatan
1. Ds : Kurang asupan Ketidakseimbangan
- Ibu pasien mengatakan makanan nutrisi kurang dari
An.H mengalami mual kebutuhan tubuh.
dan muntah.
- Ibu An.H juga mengalami Mual dan muntah
demam ketika sore hari pada pasien.
menjelang malam hari.
- An.H juga mengalami
tidak nafsu makan karena Tidak nafsu makan
terdapat pembengkakan
pada bagian leher An.H.
Do : Nutrisi kurang dari
- An.H terlihat lemas, dan kebutuhan.
pucat.
- Mukosa bibir An.H
kering.
- Konjungtiva An.H pucat.
- Porsi makan An.H hanya
3-5 sendok makan.
- T : 38◦C.
Peningkatan suhu
2. Ds : tubuh Gangguan istirahat
- Ibu An.H mengatakan tidur.
An.H sering terbangun Merangsang SSO
tengah malam.
- Ibu An.H mengatakan Mengaktivas
An.H kurang tidur. Nonepinephrin
Do :
- An.H tampak lemas. Saraf simpatis
- An.H terlihat lesu. terangsang untuk
memacu RAS
- Konjungtiva terlihat pucat.
mengaktifkan kerja
organ tubuh. REM
menurun

Klien terjaga
MASALAH KEPERAWATAN
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
2. Gangguan pola tidur.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan
makanan ke dalam tubuh, hilangnya nafsu makan dan mual muntah ditandai
dengan pasien tampak lemah terlihat lemas, dan pucat, mukosa bibir kering,
konjungtiva pucat.

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh ditandai


dengan An.H sering terbangun di tengah malam, dan An.H terlihat lemas dan
lesu.
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

No Diagnosa NIC NOC

1. Nutrisi, - Bina hubungan Status nutrisi:


Ketidakseimbangan: terapeutik berdasarkan Asupan nutrisi.
Kurang dari kebutuhan Nafsu makan.
rasa percaya dan saling
tubuh. Status menelan.
Defenisi:Asupan nutrisi menghormati.
tidak mencukupi untuk - Identifikasi adanya Kriteria Hasil :
memenuhi kebutuhan - Asupan gizi
alergi atau intoleransi
metabolik. terpenuhi.
makanan yang dimiliki - Adanya
Batasan Karakteristik: pasien. keinginan untuk
- Nyeri abdomen. makan.
- Monitor kecenderungan
- Membran mukosa pucat. - Kemampuan
terjadinya penurunan mengunyah
- Penurunan berat badan
dan kenaikan berat baik.
dengan asupan makanan
badan.
adekuat.
- Monitor adanya mual
- Kelemahan otot untuk
muntah.
menelan.
- Tentukan pola makan
(makanan yang disukai
dan tidak disukai).
- Pastikan bahwa dalam
diit mengandung
makanan dan minuman
yang tinggi serat untuk
mencegah konstipasi.
- Sediakan (bagi) pasien
makanan dan minuman
yang tinggi protein,
tinggi kalori dan mudah
dikonsumsi sesuai
kebutuhan.
No. Diagnosa NOC NIC

2. Gangguan pola tidur. Tidur - Pilih seting


Definisi :Gangguan lingkungan
kualitas dan kuantitas Kriteria Hasil : yang tenang
- Pola tidur terpenuhi. dan nyaman.
waktu tidur akibat faktor
- Jam tidur dalam batas - Instruksikan
eksternal. normal. klien untuk
- Perasaan segar terpenuhi. menggunakan
Batasan Karakteristik : metode
mengurangi
- Ketidakpuasan tidur. kecemasan
- Menyatakan sering (teknik
bernafas dalam,
terjaga. distraksi,
visualisasi,
meditasi,
relaksasi otot,
mendengar
musik-musik
lembut jika
diperlukan).
- Berikan obat
anti kecemasan
jika diperluakn.
- Jelaskan
pentingnya
tidur adekuat.
PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari/ No.Dx Implementasi Evaluasi (SOAP)


Tanggal Keperawatan
Selasa 1 1. Mengajak pasien serta S:
09/05/17 keluarga - Ibu pasien mengatakan
berkomunikasi. An.H masih mengalami
2. Mengidentifikasi mual dan muntah.
adanya alergi atau O:
intoleransi makanan - K/u : Lemah
yang dimiliki pasien. - BB : 15 kg (sebelum sakit)
3. Memonitor - BB : 12,5 kg (setelah sakit)
kecenderungan - TB : 88 cm
terjadinya penurunan - Porsi makanan yang habis
dan kenaikan berat hanya ¼ porsi
badan. - TD : 90/70 mmHg
4. Memonitor adanya - T : 37,2 ◦C
mual muntah. - HR : 80 kali/menit.
5. Menentukan pola - RR : 22 kali/menit.
makan (makanan yang A: Masalah belum teratasi
disukai dan tidak - Pasien masih mengalami
disukai). mual dan muntah,
6. Memastikan bahwa mukosa bibir masih
dalam diit mengandung terlihat kering, dan
makanan dan minuman pasien masih terlihat
yang tinggi serat untuk pucat.
mencegah konstipasi. P: Intervensi dilanjutkan
7. Menyediakan (bagi) -Mengidentifikasi adanya
pasien makanan dan alergi.
minuman yang tinggi -Menentukan pola makan
protein, tinggi kalori, pasien.
dan mudah dikonsumsi -Memantau TTV pasien.
sesuai kebutuhan. -Mengkaji mual dan muntah
yang terjadi pada pasien.
Hari/ No.Dx Implementasi Evaluasi (SOAP)
Tanggal Keperawatan
Selasa 2 1. Memilih seting S:
09/05/17 lingkunagn yang tenang - Ibu pasien mengatakan
dan nyaman. An.H masih sering
terbangun pada malam hari.
2. Menginstruksikan klien
untuk menggunakan O:
metode mengurangi -Pasien masih terlihat lesu
kecemasan (teknik dan lemas.
bernafas dalam, -Konjungtiva masih pucat.
distraksi, visualisasi,
meditasi, relaksasi otot, A: Masalah belum teratasi
mendengar musik-
musik lembut jika P : Lanjutkan intervensi
diperlukan). - Memilih seting lingkungan
yang tenang dan nyaman.
3. Memberikan obat - Anjurkan tekhnik distraksi.
kecemasan jika - Menjelaskan pentingnya
diperlukan. tidur yang adekuat.

4. Menjelaskan pentingnya
tidur yang adekuat.
Hari/ No.Dx Implementasi Evaluasi (SOAP)
Tanggal Keperawatan
Rabu 1 1. Mengajak pasien serta S:
10/05/17 keluarga - Ibu pasien mengatakan
berkomunikasi. mual dan muntah An.H
2. Mengidentifikasi berkurang.
adanya alergi atau O:
intoleransi makanan - K/u : Lemah
yang dimiliki pasien. - BB : 15 kg (sebelum sakit)
3. Memonitor - BB : 12,5 kg (setelah sakit)
kecenderungan - TB : 88 cm
terjadinya penurunan - Porsi makanan yang habis
dan kenaikan berat hanya ¼ porsi
badan. - TD : 90/80 mmHg
4. Memonitor adanya - T : 36,6 ◦C
mual muntah. - HR : 80 kali/menit.
5. Menentukan pola - RR : 22 kali/menit.
makan (makanan yang A: Masalah belum teratasi
disukai dan tidak - Bibir pasien masih
disukai). terlihat kering, dan
6. Memastikan bahwa pasien masih terlihat
dalam diit mengandung pucat.
makanan dan minuman P: Intervensi dilanjutkan
yang tinggi serat untuk -Menentukan pola makan
mencegah konstipasi. pasien.
7. Menyediakan (bagi) -Mengkaji mual dan muntah
pasien makanan dan yang terjadi pada pasien.
minuman yang tinggi -Memantau TTV pasien.
protein, tinggi kalori,
dan mudah dikonsumsi
sesuai kebutuhan.
Hari/ No.Dx Implementasi Evaluasi (SOAP)
Tanggal Keperawatan
Rabu 2 1. Memilih seting S:
10/05/17 lingkunagn yang tenang - Ibu pasien mengatakan
dan nyaman. An.H sudah mulai tertidur
pulas.
2. Menginstruksikan klien
untuk menggunakan O:
metode mengurangi -Pasien sudah terlihat lebih
kecemasan (teknik segar.
bernafas dalam, -Konjungtiva mulai
distraksi, visualisasi, berwarna merah.
meditasi, relaksasi otot, -Pasien tidur ≤ 8 jam.
mendengar musik-
musik lembut jika A: Masalah teratasi
diperlukan).
P :Intervensi dihentikan.
3. Memberikan obat
kecemasan jika
diperlukan.

4. Menjelaskan pentingnya
tidur yang adekuat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nutrisi merupakan kebutuhan dasar bagi manusia dan nutrisi adalah

elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam kategori zat makanan

adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral oleh sebab itu

sangat penting dalam pemenuhan nutrisi yang seimbang untuk

mempertahankan homeostasis tubuh. Kekurangan nutrisi merupakan salah

satu masalah kesehatan yang disebabkan karena asupan nutrisi yang kurang

dari kebutuhan metabolik.

Pengkajian yang dilakukan terhadap An.H pada tanggal 09 Mei 2017

dengan diagnosa Demam Thypoid dan ditemukan prioritas masalah dengan

kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kurang asupan makanan ke dalam tubuh, hilangnya nafsu makan dan mual

muntah ditandai dengan pasien tampak lemah terlihat lemas, dan pucat,

mukosa bibir kering, konjungtiva pucat, BB: 12,5 kg, TB: 88 cm, TD: 90/70

nnHg, T: 37◦C, HR: 88 kali/menit, dan RR: 22 kali/menit.

B. Saran

1. Bagi Intansi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan agar lebih banyak menyediakan referensi yang

berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi sebagai bahan

bacaan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa DIII Keperawatan.


2. Bagi klien dan keluarga

Agar memperoleh pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi serta

meningkatkan kemandirian bagi keluarga dalam merawat anggota keluarga

yang mengalami masalah kebutuhan nutrisi.

3. Bagi profesi keperawatan

Bagi profesi keperawatan agar dapat meningkatkan pelayanan asuhan

keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah kebutuhan dasar nutrisi.

4. Bagi mahasiswa

Agar menggali lebih dalam lagi ilmu pengetahuan yang berhubungan

dengan nutrisi.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep & Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Astuti, H.W. (2011). Ilmu Gizi Dalam Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.

Bulechek, M.G, et all. (2013). Nursing Intervision Classification (NIC). Indonesia


Edition, Indonesia: Mocomedia.

Carpenito, L.J. (2009). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 13. Jakarta:
EGC.

Gleadle, Jonathan. (2005). At a Glance Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik.


Jakarta: Erlangga.

Hidayat, A.A & Musrifatul U. (2015). Pengantar Kebutuhan dasar Manusia .


Jakarta: SalembaMedika.

Lewis, et all. (2011) .Medical - Surgical Nursing Assessment and Management of


Clinical Problems Volume 2. English: Elsevier.

Moorhead, Sue, et all. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC). Indonesia


Edition. Indonesia: Mocomedia.

Nair, Muralitharan, et all. (2015). Dasar-dasar Patofisiologi Terapan Panduan


Penting untuk Mahasiswa Keperawatan & Kesehatan. Jakarta: BumiMedika.

Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan Edisi 3. Jakarta: ECG.

Sudarta, I.W. (2016). Pengkajian Fisik Keperawatan. Yogyakarta: Gosyen


Publishing.

Rosdahl, C.B, et all. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar Edisi 10. Jakarta:
EGC.

Tarwoto & Wartonah. (2015). Kebutuhan DasarManusia Dan Proses


Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika.

Wilkinson, J.M dan Ahern, N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi
9. Jakarta: EGC.
CATATAN PERKEMBANGAN
No. Hari/ Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi
Dx Tanggal
1. Selasa, 11.00 8. Mengajak pasien serta S:
09 Mei keluarga - Ibu pasien
berkomunikasi. mengatakan An.H
2017
9. Mengidentifikasi masih mengalami
adanya alergi atau mual dan muntah.
11.30 intoleransi makanan O:
yang dimiliki pasien. - K/u : Lemah
10.Memonitor - BB : 15 kg (sebelum
kecenderungan sakit)
terjadinya penurunan - BB : 12,5 kg (setelah
dan kenaikan berat sakit)
badan. - TB : 88 cm
12.00 11.Memonitor adanya - Porsi makanan yang
mual muntah. habis hanya ¼ porsi
12. Menentukan pola - TD : 90/70 mmHg
makan (makanan - T : 37,2 ◦C
yang disukai dan tidak - HR : 80 kali/menit.
disukai). - RR : 22 kali/menit.
12.30 13. Memastikan A: Masalah belum
bahwa dalam diit teratasi
mengandung makanan - Pasien masih
dan minuman yang mengalami mual dan
12.40 tinggi serat untuk muntah, mukosa bibir
mencegah konstipasi. masih terlihat kering,
14. Menyediakan dan pasien masih
(bagi) pasien terlihat pucat.
makanan dan P: Intervensi dilanjutkan
minuman yang tinggi -Mengidentifikasi adanya
13.00
protein, tinggi kalori, alergi.
dan mudah -Menentukan pola makan
dikonsumsi sesuai pasien.
kebutuhan. - Memantau TTV pasien.
- Mengkaji mual dan
muntah yang terjadi
pada pasien.
13.15
No. Hari/ Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi
Dx Tanggal
2. Selasa, 10.00 1. Memilih seting S:
09 Mei lingkunagn yang -Ibu pasien mengatakan
2017 tenang dan nyaman. An.H masih sering
terbangun pada malam
10.30 2. Menginstruksikan hari.
klien untuk
menggunakan metode O:
mengurangi -Pasien masih terlihat
kecemasan (teknik lesu dan lemas.
bernafas dalam, -Konjungtiva masih
distraksi, visualisasi, pucat.
meditasi, relaksasi
otot, mendengar A: Masalah belum
musik-musik lembut teratasi
jika diperlukan).
P : Lanjutkan intervensi
10.45 3. Memberikan obat - Memilih seting
kecemasan jika lingkungan yang
diperlukan. tenang dan nyaman.
- Anjurkan tekhnik
10.55 4. Menjelaskan distraksi.
pentingnya tidur yang - Menjelaskan pentingnya
adekuat. tidur yang adekuat.
No. Hari/ Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi
Dx Tanggal
1. Rabu, 11.00 8. Mengajak pasien S:
10 Mei serta keluarga - Ibu pasien
berkomunikasi. mengatakan mual
2017
9. Mengidentifikasi dan muntah An.H
adanya alergi atau berkurang.
11.30 intoleransi makanan O:
yang dimiliki pasien. - K/u : Lemah
10.Memonitor - BB : 15 kg (sebelum
kecenderungan sakit)
terjadinya penurunan - BB : 12,5 kg (setelah
dan kenaikan berat sakit)
badan. - TB : 88 cm
12.00 11.Memonitor adanya - Porsi makanan yang
mual muntah. habis hanya ¼ porsi
12. Menentukan pola - TD : 90/80 mmHg
makan (makanan - T : 36,6 ◦C
yang disukai dan tidak - HR : 80 kali/menit.
disukai). - RR : 22 kali/menit.
12.30 13. Memastikan A: Masalah belum
bahwa dalam diit teratasi
mengandung makanan -Bibir pasien masih
dan minuman yang terlihat kering, dan
12.40 tinggi serat untuk pasien masih
mencegah konstipasi. terlihat pucat.
14. Menyediakan P: Intervensi
(bagi) pasien dilanjutkan
makanan dan -Menentukan pola
minuman yang tinggi makan pasien.
13.00
protein, tinggi kalori, -Mengkaji mual dan
dan mudah muntah yang terjadi
dikonsumsi sesuai pada pasien.
kebutuhan. -Memantau TTV
pasien.

13.15
No. Hari/ Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi
Dx Tanggal
2. Rabu, 10.00 1. Memilih seting S:
10 Mei lingkunagn yang -Ibu pasien mengatakan
2017 tenang dan nyaman. An.H sudah mulai
tertidur pulas.
10.30 2. Menginstruksikan
klien untuk O:
menggunakan metode -Pasien sudah terlihat
mengurangi lebih segar.
kecemasan (teknik -Konjungtiva mulai
bernafas dalam, berwarna merah.
distraksi, visualisasi, -Pasien tidur ≤ 8 jam.
meditasi, relaksasi
otot, mendengar A: Masalah teratasi
musik-musik lembut
jika diperlukan). P : Intervensi
dihentikan.
10.45 3. Memberikan obat
kecemasan jika
diperlukan.

10.55 4. Menjelaskan
pentingnya tidur yang
adekuat.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Atikah Syahlah


2. NIM 142500011
3. Tempat/Tgl.Lahir : Janji Manahan Kawat/ 21 September 1996
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Kebangsaan/Suku : Indonesia/Jawa
7. Status : Belum Menikah
8. Alamat : Jl. Jati Luhur Gg. Resmi No. 128
9. Pekerjaan : Mahasiswa
10. Nama Orang Tua/Wali
a. Ayah : Yusman, S.Ag., M.A
Pekerjaan : Dosen di UIN Sumatera Utara
Alamat : Jl. Jati Luhur Gg. Resmi No. 128
b. Ibu : Masnawati Darlah Hsb, S.Ag.
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Jati Luhur Gg. Resmi No. 128
11. Pendidikan

No. Jenjang Nama Institusi Tahun Lulus


Pendidikan
1. SD SDN 105292 Deli Serdang 2002 – 2008
2. SMP/MTs MTs Cerdas Murni Deli Serdang 2008 – 2011
3. SMA/MAN MAN 1 Medan 2011 – 2014

Medan, Agustus 2017


Penulis

Atikah Syahlah

Anda mungkin juga menyukai