Anda di halaman 1dari 15

TATA KELOLA LABORATORIUM

Di Susun Oleh: Kelompok 9

Wulan Puji Lestari ( 1920203019)

Leli Prasmawati ( 1930203163)

Dosen Pengampuh: Dr. Afriantoni, M.Pd.I

Mata Kuliah: Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH

PALEMBANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laboratorium sains (IPA) adalah suatu tempat di mana guru dan siswa melakukan
percobaan dan penelitian. Dengan mempelajari materi IPA secara langsung maka siswa
akan mudah untuk memahami materi tersebut. Untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium
IPA, kegiatan dalam kerja laboratorium IPA harus dituntun oleh langkah-langkah ilmiah
atau yang disebut metode ilmiah, selain itu laboratorium diharapkan dapat mengembangkan
kreatifitas subyek belajar. Laboratorium memiliki peran sebagai tempat dilakukannya
percobaan atau penelitian.

Di dalam pembelajaran sains, laboratorium berperan sebagai tempat kegiatan


penunjang dari kegiatan kelas. Bahkan mungkin sebaliknya bahwa yang berperan utama
dalam pembelajaran sain adalah laboratorium, sedangkan kelas sebagai tempat kegiatan
penunjang. Fungsi lain dari laboratorium adalah sebagai tempat display atau pameran.
Contohnya kita dapat menyaksikan adanya sejumlah spesimen hewan atau tumbuhan yang
sengaja dipampang untuk pembelajaran. Kadang-kadang di dalam laboratorium
juga dikoleksi sejumlah spesies langka atau bahkan yang sudah punah, baik yang
mikroskopis maupun yang makroskopis.

Dalam hal ini laboratorium ternyata juga dapat berperan sebagai musium
kecil. Selain itu masih banyak lagi peranan laboratorium, sebagai perpustakaan IPA,
sumber- sumber IPA. Pengelolaan laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan
sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan
secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Pengelolaan
hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi manajer, yakni
perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando, pengkoordinasian, dan
pengendalian. Demi kelancaran dan kenyamanan dalam penggunaan dan pemanfaatan
laboratorium, maka perlu adanya pengelolaan dan penataan yang baik secara berkala yang
dilakukan oleh penanggung jawab laboratorium.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengawasan terhadap pengelolaan laboratorium


2. Bagaimana pengelolaan alat dan bahan praktikum
3. Bagaimanakah strategi yang harus dilakukan dalam penyusunan bahan dan
alat praktikum dalam laboratorium

C. Tujuan

1. Mengetahui pengawasan terhadap pengelolaan laboratorium.


2. Mengetahui pengelolaan alat dan bahan praktikum.
3. Mengetahui Strategi yang harus dilakukan dalam penyusunan bahan dan
alat praktikum dalam laboratorium.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengawasan Terhadap Pengelolaan Laboratorium

Laboratorium merupakan sarana penting untuk pendidikan, penelitian, pelayanan, uji


mutu atau quality control serta untuk penunjang proses pembelajaran di sekolah.
Seperti dikemukakan pada PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
pasal 42 ayat 2 bahwa “ Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang memiiki
lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha,
ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain,
tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang pembeajaran
yang teratur

dan berkelanjutan”.

Dalam konteks pendidikan di sekolah laboratorium mempunyai fungsi sebagai


tempat proses pembelajaran dengan metode praktikum yang dapat memberikan pengalaman
belajar pada siswa untuk berinteraksi dengan alat dan bahan serta mengobservasi berbagai
gejala secara langsung. Kegiatan laboratorium/praktikum akan memberikan peran yang
sangat besar terutama dalam:

1. Membangun pemahaman konsep


2. Verifikasi (pembuktian) kebenaran konsep
3. Menumbuhkan keterampilan proses (keterampilan dasar bekerja ilmiah) serta
afektif siswa
4. Menumbuhkan rasa suka dan motivasi terhadap pelajaran yang dipelajari
5. Melatih kemampuan psikomotor.

Dengan fungsi tersebut, perlu adanya pengelolaan agar fungsi-fungsi utama


laboratorium dapat dirasakan oleh siswa. Pengelolaan merupakan suatu proses
pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang
diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya.
Pengelolaan hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi manajer,
yakni perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando, pengkoordinasian, dan
pengendalian. Pada dasarnya pengelolaan
laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh
karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran untuk mengatur,
memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja.

Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap
berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup
usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di
laboratorium dan penanganannya bila terjadi kecelakaan. Para pengelola laboratorium
hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja
sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan. Pada umumnya pengelola
laboratorium di sekolah meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator
laboratorium, penanggung jawab laboratorium, dan laboran.

B. Pengelolaan Alat dan Bahan Praktikum

Dalam laboratorium bukan hanya pengelolaan yang penting untuk dilakukan,


tapi pada laboratorium juga banyak alat dan bahan yang perlu untuk di simpan dengan
benar. Alat-alat yang sering digunakan dalam laboratorium memiliki cara penyimpanan
yang berbeda dengan alat-alat yang jarang digunakan. Dimana alat-alat yang ada di
laboratorium memiliki bahan-bahan yang berbeda, dan cara penyimpanannnya pun juga agak
sedikit berbeda. Tidak hanya pada alat-alat yang harus disimpan dengan benar, tapi
bahan-bahan yang ada di laboratorium juga harus disimpann sesuai dengan spesifikasinya
dan sesuai dengan kegunaannya.

Keselamatan di laboratorium akan terjamin bila penanganan bahan kimia dilakukan


dengan berpedoman pada rambu-rambu yang biasanya terdapat di kemasan bahan kimia.
Aktivitas di laboratorium yang menggunakan bahan-bahan kimia tentu tidak lepas dari
peralatan yang digunakan sehingga bahaya tidak hanya disebabkan oleh penanganan bahan
yang salah, namun juga dapat terjadi bahaya fisik dari peralatan yang kita gunakan bila kita
tidak berpedoman pada aturan tentang penanganan alat. Adapun macam-macam alat yang
ada di laboratorium, meliputi : Alat ukur, seperti thermometer, barometer, respirometer,
gelas ukur, stopwatch, mikrometer sekrup, dsb.

Perlengkapan pendukung (perkakas) yang diperlukan selama bekerja di laboratorium


IPA, seperti :
1. Alat pemadam kebakaran, dapat diganti dengan pasir basah dan karung
goni basah.
2. Kotak Pertolongan Pertama lengkap dengan isinya (obat, kasa, plester, obat luka).
3. Alat kebersihan seperti sapu, pengki/serokan sampah, lap pel, sikat tabung reaksi.
4. Alat bantu lainnya seperti obeng, palu, tang, gergaji dsb.

Penataan (ordering) alat / bahan adalah proses pengaturan alat / bahan di


laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat / bahan tersebut berkaitan
erat dengan keteraturan dalam penyimpanan maupun kemudahan dalam pemeliharaan,
yang harus diketahui sebelum melakukan penataan yaitu:

1. Mengenali alat dan fungsinya


2. Mengenali sifat bahan
3. Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian
4. Keperangkatan
5. Nilai/harga alat
6. Kualitas alat tersebut dan kelangkaannya
7. Bahan dasar penyusun alat
8. Bentuk dan ukuran alat
9. Bobot/berat alat
Alat yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA memerlukan
perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang
salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat di laboratorium IPA
dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan. Cara memperlakukan alat
dan bahan di laboratorium IPA secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan
kelancaran kegiatan. Cara menyimpan alat laboratorium IPA dengan
memperhatikan bahan pembuat alat tersebut, bobot alat, keterpakaiannya, serta
sesuai pokok bahasannya.
Penyimpanan alat menurut aturan tertentu harus disepakati antara pengelola
laboratorium dan diketahui oleh pengguna/praktikan. Untuk memudahkan dalam
penyimpanan dan pengambilan kembali alat di laboratorium, maka sebaiknya
dibuatkan daftar inventaris alat yang lengkap dengan kode dan jumlah masing-
masing. Alat yang rusak atau pecah sebaiknya ditempatkan pada tempat
tersendiri, dan dituliskan dalam buku kasus dan buku inventaris laboratorium
IPA. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat yaitu :
1. Bahan dasar pembuatan alat
2. Bobot alat
3. Kepekaan alat terhadap lingkungan
4. Pengaruh alat yang lain
5. Kelengkapan perangkat alat dalam suatu set

Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu
sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil. Alat -alat
yang boleh diambil oleh siswa dengan sepengetahuan guru pembimbing, hendaknya
diletakkan pada meja demonstrasi atau di lemari di bawah meja keramik yang menempel di
dinding. Contoh alat yang dapat diletakkan di meja demonstrasi adalah : kaki tiga, asbes
dengan kasa dan tabung reaksi. Penyimpanan dan pemeliharaan alat / bahan harus
memperhitungkan sumber kerusakan alat dan bahan.

C. Bagaimana Strategi Pengelolaan Laboratorium

Kunci keberhasilan laboratorium ditentukan oleh strategi pengelolaan yang meliputi


beberapa aspek yaitu perencanaan, penataan, pengadministrasian atau inventarisasi, serta
pengamanan,perawatan dan pengawasan.

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan bukan sekedar mengatur kegiatan, melainkan juga menentukan


indikator keberhasilan dalam setiap tahapan dari kegiatan yang direncanakan. Dalam
pengelolaan laboratorium merencanakan kegiatan meliputi pelayanan praktikum,
penelitian, pengadaan peralatan dan kebutuhan bahan, optimalisasi sumber daya,
mencari sumber-sumber dana untuk kemandirian dan maintenance. Perencanaan pengadaan
peralatan merupakan hal yang sangat penting, terutama dalam spesifikasi alat dan
bahan. Ketika mengajukan alat, spesifikasi alat hendaknya jangan mengacu pada
katalog yang ada, melainkan pada spesifikasi apa yang dibutuhkan.

Kesalahan menentukan spesifikasi alat dan bahan mengakibatkan biaya investasi


menjadi tinggi. Jangan menentukan spesifikasi peralatan dengan akurasi tinggi bila dalam
pelaksanaannya nanti tidak diperlukan. Demikian juga dengan bahan-bahan kimia,
menggunakan bahan dengan tingkat kemurnian tinggi merupakan pemborosan bila dalam
prosesnya bukan merupakan suatu kegiatan analisis. Spesifikasi hendaknya disusun berdasar
pada karakteristik kebutuhan, sarana yang ada dan ruang untuk penyimpanan. Selain
itu
dalam pengadaan alat harus bisa dijamin adanya tenaga yang mampu mengoperasionalkan
alat. Jangan merencanakan pengadaan alat yang tidak ada tenaga yang akan
mengoperasikannya. Apabila memang dibutuhkan maka harus dilakukan training yang
relevan dengan penggunaan alat.

2. Pengaturan (Organizing)

Pengaturan merupakan upaya untuk menjalankan kegiatan laboratorium sebagaimana


fungsinya. Pengaturan mencakup setting secara fisik dan regulating.

a. Setting
Setting merupakan suatu kegiatan pengaturan tata letak dan penataan yang
mencakup penempatan mebeler, peralatan dan bahan kimia. Setting
laboratorium hendaknya dapat memberikan dukungan yang optimal terhadap
keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Setting ini perlu memperhatikan
prinsip-prinsip keselamatan, efektivitas dan efisiensi, serta kemudahan pengawasan.
Prinsip keselamatan dimaksudkan penempatan alat-alat dan bahan diusahakan
sekecil mungkin memberikan resiko terjadinya kecelakaan.
Petunjuk penggunaan alat harus tersedia dekat peralatan khusus disertai
dengan daftar isian penggunaan alat (kartu alat). Prinsip efisiensi dan
efektivitas penggunaan alat dimaksudkan bahwa penempatan alat memberikan
kesempatan yang tinggi kepada mahasiswa untuk menggunakan alat sesuai
peruntukkannya dalam mengembangkan ketrampilan dasar laboratorium dengan
hasil yang optimal. Selain itu juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk lebih familiar dengan alat-alat.
Setting juga diharapkan dapat memperkecil energi untuk melakukan
pengawasan, dengan cara memberikan pendelegasian pengawasan secara bertingkat.
Adanya format isian untuk peralatan khusus merupakan suatu proses pendelegasian,
sehingga mengurangi beban kerja dosen/laboran pengawasan. Setiap pengguna
melakukan pengecekan terhadap keutuhan, kebersihan dan fungsi alat sebelum dan
sesudah kegiatan. Tujuan Tata Letak laboratorium :
 Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya.
 memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/ pekerja/ operator.
 Memaksimalkan penggunaan peralatan.
 Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal
 Mempermudah pengawasan.

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan
perabotan laboratorium adalah:

 Mudah dilihat
 Mudah dijangkau
 Aman untuk alat
 Aman untuk pemakai

b. Regulating
Regulating merupakan suatu pengaturan jadwal kegiatan dan penyusunan
perangkat lunak untuk terlaksananya ketertiban dan keselamatan bekerja di
laboratorium. Semua orang diberi kebebasan untuk bekerja di laboratorium dengan
seperangkat aturan yang mengatur kegiatan di laboratorium. Aturan-aturan tersebut
merupakan guide line yang dapat berupa perangkat formal atau normat ive bekerja
di laboratorium. Diantaranya adalah struktur organisasi, job description, diagram
alur, penjadwalan, tata tertib, prosedur penggunaan alat, petunjuk praktikum dan
prosedur keselamatan kerja. Setiap personal yang bekerja di laboratorium harus
memahami aturan yang berlaku. Oleh karena itu tata tertib harus jelas terpasang di
ruangan dan perhatian mahasiswa seharusnya tertarik terhadapnya.
3. Pengadministrasian atau Inventarisasi

Pengadministrasian atau inventarisasi merupakan suatu proses pendokumentasian


seluruh sarana dan prasarana serta aktivitas laboratorium. Kegiatan administrasi
laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada di laboratorium, yaitu:

a. Inventarisasi peralatan laboratorium


b. Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat rusak, alat yang dipinjamkan;
 Keluar masuk surat-menyurat
 Daftar pemakaian laboratorium, jadwal kegiatan laboratorium
 Daftar inventarisasi alat-alat meubeair (kursi, bangku, lemari, dll)
 Sistem evaluasi dan pelaporan.
Inventarisasi peralatan laboratorium dan bahan kimia sangat penting dan merupakan asset
pendidikan yang sangat berharga sehingga harus dilakukan secara ketat, inventarisasi
laboratorium bertujuan untuk:

 Mencegah terjadinya kehilangan dan penyalahgunaan


 Mengurangi biaya operasional
 Meningkatkan proses pekerjaan dan hasil
 Meningkatkan kualitas kerja
 Mengurangi resiko kehilangan, rusak dan pecah
 Mencegah pemakaian yang berlebihan
 Meningkatkan kerjasama dengan laboratorium lain
 Mendukung terciptanya kondisi yang aman.

Daftar alat sebagai bukti inventaris laboratorium merupakan suatu keharusan,


dibuat dalam bentuk keseluruhan atau perlaboratorium. Dapat dikategorisasi berdasarkan
jenis alat, bahan alat, kerja alat dsb. Dalam daftar hendaknya sekurang-kurangnya tercantum
kode alat (berdasarkan ketentuan yang berlaku), jumlah, spesifikasi dan nomor seri, tahun
kedatangan dan asal. Pencatatan mengenai pemakai dan riwayat alat untuk alat -alat
tertentu biasanya dibuat dalam bentuk kartu alat. Kartu alat merupakan data spesifikasi alat,
prosedur penggunaan, catatan pemakaian, dan riwayat service atau perbaikan kerusakan
serta keberadaan suku cadang atau consumable part. Kartu alat biasanya diletakkan atau
digantungkan pada alat.

Dengan adanya kartu alat ini lebih memudahkan proses pengawasan, karena
setiap pemakai akan memeriksa kondisi alat berdasarkan spesifikasi dan kelengkapan
yang tercantum dalam kartu alat tersebut. Pencatatan mengenai bahan penting untuk
mengetahui jenis dan jumlah bahan serta masa kadaluarsa. Dengan mengetahui jenis dan
jumlah bahan dapat diperkirakan dan diprioritaskan bahan yang akan dibeli. Bahan-bahan
dengan jumlah yang sedikit dan kadaluarsa menjadi prioritas kebutuhan. Administrasi bahan
yang baik dapat menghindarkan pembelian ulang bahan yang sama.

Menurut Instruksi Mendikbud No. 4/M/1980 tentang tata pelaksanaan dan


pelaporan hasil inventarisasi barang milik/kekayaan negara di lingkungan Depdikbud,
maka ada beberapa daftar alat inventarisasi yang harus digunakan atau diisi, diantaranya:

 Buku Induk Barang Inventaris


 Buku Catatan Barang Inventaris
 Buku Golongan Barang Inventaris
 Laporan Triwulan Mutasi barang
 Daftar Isian Barang
 Daftar Rekapitulasi barang Inventaris
4. Pengamanan, perawatan dan pengawasan
a. Pengamanan
Ada beberapa prinsip umum pengamanan laboratorium meliputi:
 Tanggung jawab
Kepala Laboratorium, laboran, asisten dan pemakai
laboratorium bertanggung jawab penuh terhadap segala
kecelakaan yang mungkin timbul. Karenanya Kepala Laboratorium
seharusnya dijabat oleh orang yang kompeten dibidangnya, termasuk
juga teknisi dan laborannya.
 Penempatan alat dan bahan
Penempatan peralatan laboratorium harus disimpan di tempat
yang aman dan disusun secara teratur pada tempat tertentu, berupa rak
atau meja yang disediakan. Penempatan bahan-bahan kimia juga harus
di tempatkan pada tempat yang aman dan disimpan terpisah
berdasarkan sifat dan golongannya masing-masing.
 Kerapian
Semua koridor, jalan keluar dan alat pemadam api harus bebas
dari hambatan seperti botol- botol, dan kotak-kotak. Lantai harus
bersih dan bebas minyak, air dan material lain yang mungkin
menyebabkan lantai licin. Semua alat-alat dan reagensia bahan kimia
yang telah digunakan harus dikembalikan ketempat semula seperti
sebelum digunakan.
 Kebersihan laboratorium
Kebersihan dalam laboratorium menjadi tanggung jawab
bersama pengguna laboratorium.
 Pertolongan pertama (First - Aid)
Setiap kecelakaan harus ditangani di tempat dengan
memberikan pertolongan pertama. Misalnya, bila mata
terpercik dengan bahan kimia segera aliri air dalam jumlah yang
banyak, jika
tidak bisa segera panggil dokter. Jadi setiap laboratorium
harus memiliki kotak P3K, dan harus selalu dikontrol isinya.
 Pakaian
Saat bekerja di laboratorium harus memakai jas laboratorium
dan dilarang memakai pakaian longgar, kancing terbuka,
berlengan panjang, kalung teruntai, dan lain-lain yang mungkin
dapat terkena bahan kimia dan tersangkut oleh mesin, ketika bekerja
dengan mesin- mesin yang bergerak. Selain pakaian, rambut harus
diikat dengan rapi.
 Dilarang berlari di laboratorium
Tidak dibenarkan berlari di laboratorium atau di koridor,
berjalanlah di tengah koridor untuk menghindari tabrakan dengan
orang lain.
 Pintu-pintu
Pintu-pintu harus dilengkapi dengan jendela pengintip untuk
mencegah terjadinya kecelakaan (misalnya: kebakaran).
b. Perawatan
Perawatan atau pemeliharaan bukan berarti alat harus disimpan dengan baik
sehingga alatnya selalu utuh, akan tetapi alat harus tetap dipergunakan agar tahan
lama, dan harus dilakukan perawatan dengan cara menyimpan alat pada tempat
yang aman, menjaga kebersihan alat, dan penyusunan penyimpanan alat-alat
yang berbentuk set. Dalam perawatan atau pemeliharaan alat perlu diketahui
sifat-sifat dasar alat, antara lain:
 Zat atau bahan dasar pembuatan
 Berat alat
 Kepekaan alat terhadap pengaruh lingkungan
 Pengaruh bahan kimia
 Pengaruh alat yang satu dengan yang lain
 Nilai/harga dari alat
 Bentuk dalam set.
c. Pengawasan
Pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan- pekerjaan
terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki.
Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip pokok,
yaitu
adanya rencana, dan adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang
kepada bawahan. Pengawasan laboratorium bertujuan untuk :
 Memantau dan mengarahkan secara berkala praktek-praktek
laboratorium yang baik, benar dan aman
 Memastikan semua petugas laboratorium memahami cara-
cara menghindari risiko bahaya dalam laboratorium
 Melakukan penyelidikan/pengusutan segala peristiwa berbahaya
atau kecelakaan
 Mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan tentang
keamanan kerja laboratorium
 Melakukan tindakan darurat untuk mengatasi peristiwa berbahaya
dan mencegah meluasnya bahaya tersebut.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Laboratorium IPA harus merupakan tempat yang aman bagi para penggunanya.
Kunci keberhasilan laboratorium ditentukan oleh strategi pengelolaan
laboratorium yaitu perencanaan, penataan, pengadministrasian atau inventarisasi,
serta pengamanan, perawatan dan pengawasan. Dalam hal ini seorang laboran
memegang peranan penting dalam menciptakan suatu laboratorium yang aman.
Dengan pengetahuan yang cukup tentang sifat-sifat bahan kimia yang ada di
laboratorium, seorang laboran dapat mengetahui bagaimana cara menangani bahan
kimia tersebut, termasuk bagaimana cara menyimpan dengan baik dan aman.
2. Pengetahuan tentang kegunaan alat, perawatan dan pemeliharaan alat juga
penting untuk menjaga keawetan alat. Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak,
baik dari para siswa, guru dan dosen sebagai pengawas. Dalam melakukan
praktikum siswa dituntut untuk berhati-hati, tidak menganggap remeh setiap
kemungkinan bahaya yang ditimbulkan. Dengan kerjasama yang sinergis dari
berbagai pihak maka akan tercipta laboratorium kimia yang aman dan nyaman bagi
semua orang yang menggunakannya.
DAFTAR PUSTAKA

Amien, Moh. 1988. Buku Pedoman Laboratorium dan Petunjuk Praktikum


Pendidikan IPA Umum Untuk Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta:
P2LPTK Depdikbud.

Arikunto, Suharsimi. (1993). Organisasidan Administrasi Pendidikan Teknologi dan


Kejuruan.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jevuska.(2009). Pengelolaan Laboratorium


Sekolah, (http://www.jevuska.com/topic/pengelolaan+laboratorium+sekolah.html), diakses
tanggal 31
Januari 2015.

Mardhiah, Aiunun. 2012. (online), (http://ainundhiah.blogspot.com/), diakses tanggal


31 Januari 2015.

Soemarsono, J., (1997), Pengamanan Kerja dalam Laboratorium Klinik, Musyawarah


Nasional I, Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia, Jakarta.

Sugiarto, Bowo. (2008). Optimalisasi Pengelolaan Laboratorium IPA


SMP, (http://bowobiologi.blogspot.com/2008/10/optimalisasi-pengelolaan-
laboratorium.html), diakses tanggal 31 Januari 2015.

Anda mungkin juga menyukai