PALEMBANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laboratorium sains (IPA) adalah suatu tempat di mana guru dan siswa melakukan
percobaan dan penelitian. Dengan mempelajari materi IPA secara langsung maka siswa
akan mudah untuk memahami materi tersebut. Untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium
IPA, kegiatan dalam kerja laboratorium IPA harus dituntun oleh langkah-langkah ilmiah
atau yang disebut metode ilmiah, selain itu laboratorium diharapkan dapat mengembangkan
kreatifitas subyek belajar. Laboratorium memiliki peran sebagai tempat dilakukannya
percobaan atau penelitian.
Dalam hal ini laboratorium ternyata juga dapat berperan sebagai musium
kecil. Selain itu masih banyak lagi peranan laboratorium, sebagai perpustakaan IPA,
sumber- sumber IPA. Pengelolaan laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan
sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan
secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Pengelolaan
hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi manajer, yakni
perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando, pengkoordinasian, dan
pengendalian. Demi kelancaran dan kenyamanan dalam penggunaan dan pemanfaatan
laboratorium, maka perlu adanya pengelolaan dan penataan yang baik secara berkala yang
dilakukan oleh penanggung jawab laboratorium.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
dan berkelanjutan”.
Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap
berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup
usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di
laboratorium dan penanganannya bila terjadi kecelakaan. Para pengelola laboratorium
hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja
sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan. Pada umumnya pengelola
laboratorium di sekolah meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator
laboratorium, penanggung jawab laboratorium, dan laboran.
Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu
sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil. Alat -alat
yang boleh diambil oleh siswa dengan sepengetahuan guru pembimbing, hendaknya
diletakkan pada meja demonstrasi atau di lemari di bawah meja keramik yang menempel di
dinding. Contoh alat yang dapat diletakkan di meja demonstrasi adalah : kaki tiga, asbes
dengan kasa dan tabung reaksi. Penyimpanan dan pemeliharaan alat / bahan harus
memperhitungkan sumber kerusakan alat dan bahan.
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengaturan (Organizing)
a. Setting
Setting merupakan suatu kegiatan pengaturan tata letak dan penataan yang
mencakup penempatan mebeler, peralatan dan bahan kimia. Setting
laboratorium hendaknya dapat memberikan dukungan yang optimal terhadap
keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Setting ini perlu memperhatikan
prinsip-prinsip keselamatan, efektivitas dan efisiensi, serta kemudahan pengawasan.
Prinsip keselamatan dimaksudkan penempatan alat-alat dan bahan diusahakan
sekecil mungkin memberikan resiko terjadinya kecelakaan.
Petunjuk penggunaan alat harus tersedia dekat peralatan khusus disertai
dengan daftar isian penggunaan alat (kartu alat). Prinsip efisiensi dan
efektivitas penggunaan alat dimaksudkan bahwa penempatan alat memberikan
kesempatan yang tinggi kepada mahasiswa untuk menggunakan alat sesuai
peruntukkannya dalam mengembangkan ketrampilan dasar laboratorium dengan
hasil yang optimal. Selain itu juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk lebih familiar dengan alat-alat.
Setting juga diharapkan dapat memperkecil energi untuk melakukan
pengawasan, dengan cara memberikan pendelegasian pengawasan secara bertingkat.
Adanya format isian untuk peralatan khusus merupakan suatu proses pendelegasian,
sehingga mengurangi beban kerja dosen/laboran pengawasan. Setiap pengguna
melakukan pengecekan terhadap keutuhan, kebersihan dan fungsi alat sebelum dan
sesudah kegiatan. Tujuan Tata Letak laboratorium :
Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya.
memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/ pekerja/ operator.
Memaksimalkan penggunaan peralatan.
Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal
Mempermudah pengawasan.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan
perabotan laboratorium adalah:
Mudah dilihat
Mudah dijangkau
Aman untuk alat
Aman untuk pemakai
b. Regulating
Regulating merupakan suatu pengaturan jadwal kegiatan dan penyusunan
perangkat lunak untuk terlaksananya ketertiban dan keselamatan bekerja di
laboratorium. Semua orang diberi kebebasan untuk bekerja di laboratorium dengan
seperangkat aturan yang mengatur kegiatan di laboratorium. Aturan-aturan tersebut
merupakan guide line yang dapat berupa perangkat formal atau normat ive bekerja
di laboratorium. Diantaranya adalah struktur organisasi, job description, diagram
alur, penjadwalan, tata tertib, prosedur penggunaan alat, petunjuk praktikum dan
prosedur keselamatan kerja. Setiap personal yang bekerja di laboratorium harus
memahami aturan yang berlaku. Oleh karena itu tata tertib harus jelas terpasang di
ruangan dan perhatian mahasiswa seharusnya tertarik terhadapnya.
3. Pengadministrasian atau Inventarisasi
Dengan adanya kartu alat ini lebih memudahkan proses pengawasan, karena
setiap pemakai akan memeriksa kondisi alat berdasarkan spesifikasi dan kelengkapan
yang tercantum dalam kartu alat tersebut. Pencatatan mengenai bahan penting untuk
mengetahui jenis dan jumlah bahan serta masa kadaluarsa. Dengan mengetahui jenis dan
jumlah bahan dapat diperkirakan dan diprioritaskan bahan yang akan dibeli. Bahan-bahan
dengan jumlah yang sedikit dan kadaluarsa menjadi prioritas kebutuhan. Administrasi bahan
yang baik dapat menghindarkan pembelian ulang bahan yang sama.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Laboratorium IPA harus merupakan tempat yang aman bagi para penggunanya.
Kunci keberhasilan laboratorium ditentukan oleh strategi pengelolaan
laboratorium yaitu perencanaan, penataan, pengadministrasian atau inventarisasi,
serta pengamanan, perawatan dan pengawasan. Dalam hal ini seorang laboran
memegang peranan penting dalam menciptakan suatu laboratorium yang aman.
Dengan pengetahuan yang cukup tentang sifat-sifat bahan kimia yang ada di
laboratorium, seorang laboran dapat mengetahui bagaimana cara menangani bahan
kimia tersebut, termasuk bagaimana cara menyimpan dengan baik dan aman.
2. Pengetahuan tentang kegunaan alat, perawatan dan pemeliharaan alat juga
penting untuk menjaga keawetan alat. Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak,
baik dari para siswa, guru dan dosen sebagai pengawas. Dalam melakukan
praktikum siswa dituntut untuk berhati-hati, tidak menganggap remeh setiap
kemungkinan bahaya yang ditimbulkan. Dengan kerjasama yang sinergis dari
berbagai pihak maka akan tercipta laboratorium kimia yang aman dan nyaman bagi
semua orang yang menggunakannya.
DAFTAR PUSTAKA