LAPORAN PRAKTIKUM
I. Identitas
Mata Kuliah : Teknologi Budidaya Pertanian Perkotaan Berkelanjutan
Acara Praktikum : Pembuatan Media Tanam
Tujuan : Mampu melakukan pembuatan media tanam sesuai prosedur yang tepat
Tempat : Jalan KH Dewantara 3 Kec. Magetan, Kab. Magetan, Jawa Timur
Hari, Tanggal : Senin, 15 Nopember 2021
Nama Mahasiswa : Boby Nugraha Saputra
Semester :V
Dosen Pengampu : Agus Wartapa, S.P., M.P.
Asisten Dosen : Annisa Khoiriyah, S.P., M.Sc.
PLP : Sumanto, S.ST.
Penggunaan media tanam yang baik juga akan mempengaruhi perkecambahan dari suatu
biji yang digunakan sebagai bahan tanam. Dengan penggunaan media tanam yang baik,
suplai air yang diperlukan biji untuk melakukan fase perkecambahan setelah masa dormansi
dari biji tersebut. Dikarenakan untuk memulai proses perkecambahan setelah masa
dormansi, biji memerlukan air yang cukup agar kecambah dapat tumbuh dengan baik.
Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan hasil bahwa nilai rendemen yang diperoleh dari
pembuatan media tanam yaitu arang sekam secara sangrai dan anaerob didapatkan nilai rata-
rata rendemen sekam bakar (metode sangrai) adalah sebesar 52,3%, dan secara anaerob
didapatkan hasil sebesar 53,7%. Dari kedua hasil tersebut dapat dikatakan bahwa dengan
metode anaerob maka jumlah kehilangan akan lebih sedikit. Tapi, hal ini tidak dapat
dijadikan acuan sebab dengan metode anaerob proses pembakaran yang dilakukan
membutuhkan waktu yang lebih lama dan secara anaerob pula sekam dapat tercampur
dengan tanah maupun kayu kayu pembakaran. Berbeda halnya dengan sangrai, dimana hasil
sangrai tidak akan bercampur dengan benda-benda lain dan proses pembuatan sekam secara
sangrai lebih efisien dan dapat mendapatkan hasil yang lebih baik dari pada anaerob.
Pada media pupuk kandang didapatkan hasil rendemen sebanyak 38,45% dimana dari
jumlah awal sebesar 5,2 kg hanya mendapatkan pupuk kandang sebesar 2,0. Rendahnya
rendemen pupuk kandang disebabkan oleh proses pengerjaanya. Karena pada proses tersebut
pupuk kandang yang didapatkan banyak terbuang, hal ini terjadi karena dalam proses
penyisiran sabut kelapa, pupuk kandang yang seharusnya jatuh kebawah alas penyisiran,
banyak yang terbang akibat dari gangguan angin dan proses penyisiran maka hal inilah yang
menyebabkan hasil pupuk kandang yang disisir mendapatkan hasil yang sedikit. Namun
untuk pupuk kandang sendiri, banyak tidaknya jumlah pupuk kandang yang didapatkan
tergantung dengan cara pemisahan pupuk kandang tersebut dengan sabut kelapa.
4. Pasir
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternative untuk menggantiakn fungsi
tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk
penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman.
Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang
dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir
yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan
media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan system
aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan jenis
pasir yang sering digunakan sebagai media tanam.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan pembuatan media tanam dengan yaitu
sekam padi dengan pupuk kandang, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain sebagai
berikut :
Cresswell G. 2009. Coir Dust A Proven Alternative To Peat. Cresswell Horticultural Services.
Grose vale.
Hasriani1, Kalsim DK dan Sukendro A, 2013. Kajian serbuk sabut kelapa (cocopeat) sebagai
media tanam. http://dedikalsim.wordpress.com.
Soepardi G.1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor
Disahkan di Yogyakarta tanggal 17 November 2021